Kyuhyun’s car
08.01 am
“Kyu? Kyu? Cho Kyuhyun!!!!”
“Astaga! Demi Tuhan Lee Hea Ae! Bisakah kau tidak berteriak di telingaku? Aku tidak tuli!”
Hea Ae terdiam seketika. Gadis itu menatap Kyuhyun datar dan kembali menolehkan wajahnya ke jalanan Seoul melalui kaca jendela mobil. “Lee Hea Ae?” ujar gadis itu kemudian tertawa.
Kyuhyun menolehkan wajahnya, tersadar akan apa yang baru saja terjadi. “Hea Ae-ya maaf, aku tidak bermaksud-”
“Tidak apa-apa. Lagipula itu memang namaku, kan?” Hea Ae tersenyum. “Sudah sampai, aku turun dulu. Kalau kau sibuk, kau tidak perlu menjemputku, Kyu. Aku akan pulang dengan taksi.”
Hea Ae mengecup pipi Kyuhyun singkat dan segera membuka pintu mobil, berjalan memasuki kantornya. Kyuhyun menyandarkan kepalanya pada kemudi mobil.
“Ck! Apa yang kau lakukan, Cho Kyuhyun?” ujar pria itu pada dirinya sendiri. Kyuhyun menghela nafas panjang dan segera melajukan mobilnya menuju Cho Corp.
***
Cho Corp
11.32 am
“Sepertinya kau sangat menikmati posisimu sebagai direktur utama, Cho Kyuhyun?”
Kyuhyun mengangkat wajahnya dari setumpuk kertas yang sedang menjadi pusat perhatiannya.
“Tidak bisakah kau mengetuk pintu, Lee Hyukjae?”
“Haruskah?” Hyukjae tertawa dan berjalan mendekat ke meja kerja Kyuhyun. “Aku ingin mengajakmu makan siang.” Ujar pria itu lagi.
“Kau?” tanya Kyuhyun sembari mengangkat sebelah alisnya.
“Hanya sebagai ucapan penyambutan selamat datang untuk teman lama kita.” Hyukjae menyentuhkan telunjuknya ke pigura yang ada di atas meja kerja Kyuhyun sembari mengendikkan bahu.
Wajah Kyuhyun menegang. Pena yang sedari tadi digenggamnya kini dibiarkannya tergeletak di atas meja. “Maksudmu?”
“Rye Mi. Kau tahu dia kembali dari Jerman, kan? Dia menghubungiku semalam, penerbangannya dipercepat, siang ini dia sampai. Dan dia bilang dia sudah mengirim pesan padamu kemarin, tapi kau tak membalasnya.”
“Lee Hyukjae, kau-”
“Cho Kyuhyun, biar kuperjelas. Kau hanya tinggal menunjukkan cincin pernikahanmu dan semuanya selesai. Kau yang memperumit masalah ini. Kenapa kau tidak memberitahukan pernikahanmu padanya waktu itu? Kau sudah tidak lagi mencintai Rye Mi, kan?”
***
A Restaurant
12.52 pm
Kyuhyun memainkan cincin yang melingkar di jari manis tangan kirinya. Sesekali menyesap coffee latte dihadapannya. Entah apa yang dirasakan pria itu saat ini.
“Oppa!” seorang gadis cantik, bertubuh tinggi semampai tersenyum lebar padanya dan Hyukjae. Gadis itu berjalan cepat menuju kearah mereka, secepat Kyuhyun melepas dan menyimpan cincin yang sedari tadi ia mainkan.
“Oh Tuhan! Aku sangat merindukan kalian!” seru gadis itu bersemangat. “Kau tahu, aku melupakan jet lag ku dan langsung bergegas kemari untuk bertemu kalian.”
Hyukjae tersenyum lebar. “Kau berubah, Rye Mi-ah. Semakin cantik.”
Kyuhyun terdiam. Menatap wajah itu lagi membuat jantungnya seolah bersemangat untuk segera lepas dari dalam rongga dadanya. Perasaan itu, perasaan yang bertahun-tahun lalu dia rasakan seakan merambat kembali memenuhi seluruh syaraf tubuhnya. Ini salah. Batinnya. Kyuhyun meraba saku celananya hendak mengambil benda bulat yang tadi sempat dia lepaskan dari jarinya ketika gadis itu menghambur kepelukannya.
“Aku merindukanmu, Oppa. Sangat merindukanmu.”
Kyuhyun menghentikan gerakan tangannya. Mencoba mengatur detak jantungnya yang entah kenapa menjadi tidak terkontrol sejak tadi saat gadis dihadapannya ini muncul.
Tangannya bergerak menyentuh punggung gadis itu. Sedikit lebih mengeratkan pelukannya. “Aku juga merindukanmu, Rye Mi-ah.”
“Otakmu benar-benar bermasalah, Kyu!” cibir Hyukjae yang langsung melangkah pergi meninggalkan mereka menuju ke rest room.
Kyuhyun menatap punggung Hyukjae hingga menghilang dibalik tembok lalu memejamkan matanya sesaat. Dan sekelebat bayangan sosok gadis tersenyum padanya tiba-tiba muncul.
***
Kyuhyun’s home
10.33 pm
Kyuhyun membuka pintu kamarnya. Mendapati Hea Ae sudah berbaring di atas ranjang dengan buku-buku tebal di samping bantalnya, sepertinya terlalu lelah membaca dan akhirnya tertidur. Kyuhyun mendekati Hea Ae dan mengecup dahi gadis itu singkat. Teringat akan sesuatu, pria itu merogoh saku celana bagian kanannya dan kembali memasang benda bulat kecil itu di jari manis tangan kirinya. Kyuhyun memandang wajah istrinya lagi dan menghela nafas lelah. Entah lelah karena pekerjaan yang menyita waktunya atau lelah karena perasaannya yang tidak menentu satu minggu terakhir ini.
Ya, satu minggu sudah gadis yang dulu sangat dicintainya kembali ke kehidupannya. Dan satu minggu sudah dia banyak menghabiskan waktunya bersama gadis itu dan sedikit melupakan waktunya untuk gadis di hadapannya ini. Satu minggu sudah dia selalu berangkat lebih pagi dan pulang lebih larut, seperti menghindari gadis ini. Menghindari tatapan dan pertanyaan yang akan terlontar dari gadis ini lebih tepatnya.
Kyuhyun melangkah masuk ke dalam kamar mandi dan membiarkan tubuhnya tersiram air bersuhu dingin. Mencoba berdamai dengan dinginnya air seolah air tersebut dapat mengembalikkan syaraf otaknya yang bergeser semenjak kembalinya gadis itu-Shin Rye Mi ke kehidupannya.
Kyuhyun berjalan gontai menuju dapur, mengambil segelas air putih untuk sekedar membasahi kerongkongannya yang selalu terasa kering belakangan ini.
“Kau pulang larut lagi?”
“Hyung.” sahut pria itu sembari menoleh cepat pada sumber suara.
“Apa pekerjaanmu belakangan ini begitu menyita waktu?”
“Banyak yang harus kutangani langsung, Hyung. Semua proyek-proyek dan perusahaan yang akan di akuisisi memang menyita waktu. Dan Appa memintaku agar semua segera diselesaikan secepatnya.”
“Hyukjae bilang Rye Mi sudah kembali sejak seminggu yang lalu. Kau tahu itu?”
“Ne, Hyung.” Ujar Kyuhyun sembari mengangguk perlahan.
“Aku masih berharap itu semua tidak ada hubungannya dengan ini.” Ujar Siwon dingin dan langsung melangkah kembali ke dalam kamarnya.
Kyuhyun terdiam, mengusap wajahnya dan menyandarkan tubuhnya pada meja dapur. Seorang gadis yang wajahnya terlihat pucat di balik tembok ruangan itu pun hanya terdiam, entah dia mendengar percakapan itu sejak kapan. Seolah membeku, tubuhnya tak dapat digerakkan sedikitpun. Hanya menatap Kyuhyun dengan tangan yang bergetar untuk menutup mulutnya. Gadis itu tetap pada posisinya hingga kemudian genangan air di pelupuk matanya mulai terlihat dan jatuh bersamaan dengan kakinya yang sudah tidak bisa merasakan beban tubuhnya lagi. Tubuhnya merosot kebawah seiring dengan tangannya yang sengaja digigit kuat hingga berbekas untuk menahan suara isakan yang hendak keluar dari bibirnya.
***
06.02 am
Hea Ae duduk di tepi ranjang, membelakangi Kyuhyun yang masih tertidur dengan nyenyak. Entah sudah berapa jam yang gadis itu habiskan dalam posisi seperti ini. Sejak Kyuhyun kembali ke kamar dan mulai terlelap, gadis itu kembali bangun dari tidur pura-puranya.
Hea Ae berbalik menatap Kyuhyun. Tangannya terulur menyentuh wajah pria itu. “Kau tidak akan melakukan hal yang bodoh, kan? Aku mempercayaimu, Kyu.”
***
“Sudah bangun?” tanya Hea Ae yang baru saja keluar dari kamar mandi.
“Hmm...” Kyuhyun beranjak dari ranjang dan berjalan mendekati gadis itu. “Kau pucat.” ujar Kyuhyun yang sudah berdiri di hadapan Hea Ae. Jemarinya menyentuh pipi gadis itu.
“Aku tidak apa-apa, Kyu. Hanya sedikit lelah.”
Kyuhyun tersenyum dan menundukkan wajahnya, mencium bibir Hea Ae dan melumatnya pelan. “Kau tidak boleh terlalu lelah, nyonya Cho. Aku tidak mau kau jatuh sakit, ok? Aku mandi dulu.”
Hea Ae menganggukkan kepalanya dan terkekeh pelan sembari mendorong Kyuhyun masuk ke dalam kamar mandi.
***
Kyuhyun’s car
07.35 am
“Kyu, aku ingin bertanya satu hal.”
“Apa?” tanya pria itu sembari tetap berkonsentrasi pada jalanan di hadapannya.
“Kalau suatu saat nanti aku pergi meninggalkanmu, apa yang akan kau lakukan?”
“Hea Ae-ya, kau tidak sedang merencanakan kabur dariku atau semacamnya, kan?”
Hea Ae terkekeh pelan. “Tidak. Aku hanya, terlalu takut. Aku takut kalau suatu saat nanti kau akan pergi meninggalkanku, aku tidak bisa hidup tanpamu. Kau tahu itu, Kyu. Dan aku harap kau juga merasakan hal yang sama denganku.”
Tanpa sadar Kyuhyun mencengkeram erat kemudi mobilnya. Rahangnya mengeras. Pikirannya melayang entah kemana. Perasaannya tertohok. Perutnya terasa mual dan tenggorokannya tercekat bahkan untuk sekedar membalas perkataan istrinya.
Tangan kanannya beralih menggenggam tangan kiri Hea Ae, mengecupnya sekilas dan menenangkannya. “Kau tau itu tidak akan terjadi.”
***
Rye Mi’s apartment
12.09 pm
“Kau datang?”
“Tentu saja, aku kan sudah berjanji akan menjemputmu makan siang hari ini.” Kyuhyun mengecup bibir gadis itu kilat dan berjalan memasuki apartement Rye Mi yang sudah seminggu ini menjadi tempat baru favoritnya untuk menghabiskan waktu.
“Kukira kau melupakannya, Oppa.”
Pria itu tersenyum dan berjalan mengikuti Rye Mi ke ruang santai dan merebahkan tubuhnya disana.
“Kau ingin minum?” tawar Rye Mi.
“Tidak, terima kasih. Bisa kita pergi sekarang? Aku sudah lapar.”
“Baiklah. Kau tunggu disini, aku ganti baju dulu. Ohya, setelah makan siang, bisakah kau mengantarku ke butik, Oppa? Aku harus membeli gaun untuk acara nanti malam.”
“Ok.”
***
A Boutique
01.57 pm
“Oppa, bagaimana menurutmu? Yang ini, atau yang ini?” Rye Mi menunjukkan dua gaun mahal berbeda motif pada Kyuhyun. Kyuhyun tampak menimang-nimang sesaat.
“Kurasa yang biru lebih cocok.” Kyuhyun tersenyum.
“Arraseo.” Gadis itu tersenyum dan berbalik ke arah meja kasir.
Kyuhyun meraba saku celananya dan mengeluarkan ponselnya yang bergetar sedari tadi. Pria itu memperhatikan layarnya lama dan menekan tombol reject pada layar ponselnya.
“Sudah?”
“Sudah. Ayo pulang, Oppa.”
***
Shim Enterprise
01.05 pm
“Bagaimana?”
“Tidak diangkat,” jawab seorang gadis. “Kau yakin itu dia?” tanyanya kemudian dengan suara parau.
“Hea Ae-ya, aku tidak mungkin salah lihat. Kau tahu itu, kan?”
Hea Ae duduk di hadapan Changmin dengan ponsel dalam genggamannya. Changmin menghampiri ruang kerja Hea Ae beberapa menit yang lalu dan mengatakan bahwa dia melihat Kyuhyun di restaurant dengan seorang gadis.
Gadis itu terdiam, merasa ketakutan akan pikiran-pikiran buruk yang membayanginya setelah malam itu dia tidak sengaja mendengar percakapan antara Kyuhyun dan Siwon. Sakit. Entah apa yang Kyuhyun lakukan di belakangnya tapi gadis itu mulai merasakan sakit. Air matanya perlahan turun. Gadis itu menangis dalam diam.
Hea Ae menengadahkan kepalanya saat merasa dua buah lengan membelenggu pundaknya. Lengan Changmin. Changmin memeluk Hea Ae lembut, mengelus pundak gadis itu, mencoba menenagkannya.
“Kau tenang saja, ada aku disini. Menangislah sepuasmu.”
Dan tepat saat Changmin menyelesaikan kalimatnya, gadis itu menumpahkan semua air mata yang sejak tadi ditahannya.
Seorang gadis? Shin Rye Mi? Atau rekan bisnisnya? Cho Kyuhyun, permainan apa yang sedang kau lakukan?
***
Kyuhyun’s home
09.04 pm
“Kau tidak menjawab panggilanku siang tadi.”
Kyuhyun yang baru saja menutup pintu utama rumahnya sedikit terkejut melihat Hea Ae duduk menunggunya di anak tangga.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Kyuhyun lembut, menghampiri Hea Ae.
“Kenapa tidak menjawab?”
“Aku sedang rapat dengan rekan bisnis siang tadi.” Ujar Kyuhyun santai sembari duduk disamping Hea Ae.
Hea Ae tersenyum miris. “Kau tidak pernah menjemputku lagi, Kyu. Dan kau selalu pulang larut belakangan ini.”
“Aku sibuk. Maaf mengabaikanmu, Ae-ya.”
“Sibuk? Kau yakin?” tanya gadis itu sembari tersenyum sinis.
“Kau kenapa, hmm?” Kyuhyun merapikan anak rambut Hea Ae yang menutupi setengah wajahnya, mengecup dahi gadis itu sedikit lama.
“Aku merasa sepertinya kau berubah. Kau mulai menjauh.”
Kyuhyun merengkuh pinggang Hea Ae dan mendekatkan tubuhnya pada tubuh gadis itu, memeluknya erat.
“Sssttt! Kau tahu, aku akan selalu ada disini. Jadi singkirkan semua pikiran burukmu itu, ok? Aku mencintaimu.” Kyuhyun mengecup puncak kepala Hea Ae.
“Jangan pernah mencoba untuk bermain api kalau kau merasa tidak akan mampu untuk memadamkannya, Kyu.”
Gadis itu berdiri dan berjalan menuju kamar mereka. Meninggalkan Kyuhyun yang terduduk sendirian di anak tangga.
‘Jangan pernah melemparkan bensin ke dalam kobaran api. Kuharap kau mengerti apa yang ku maksud, Kyu’
Kyuhyun mengacak rambutnya gusar. Kata-kata Siwon beberapa hari yang lalu kembali terngiang-ngiang di pikirannya.
Mianhe, Hea Ae-ya. Jeongmal mianhe.
***
07.23 am
“Pagi, Noona.”
“Pagi, Kyu. Duduklah, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu.”
Kyuhyun mengerutkan dahinya. “Kemana Hea Ae?”
“Hea Ae? Dia sudah berangkat pagi-pagi sekali. Kukira kau tahu Hea Ae berangkat lebih pagi hari ini.”
“Dia sudah tidur saat aku datang tadi malam. Mungkin dia terlalu lelah dan lupa memberitahuku,” ujar Kyuhyun berbohong. “Apa dia membawa mobilnya, Noona?”
“Tidak. Siwon Oppa yang memakai mobil Hea Ae. Pagi ini ada hal penting yang harus dia urus. Hea Ae berangkat dengan temannya, Changmin. Pria itu menjemputnya kesini, Siwon Oppa juga sempat bertemu dengannya tadi.”
“Changmin?” Kyuhyun mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi seseorang.
“Kyu?” seseorang di seberang menjawab panggilan Kyuhyun.
“Kau sudah berangkat?”
“Ahh ya.. Maaf, aku harus berangkat lebih pagi hari ini, Kyu. Aku ada rapat di Jeju dan mungkin pulang larut, Siwon oppa membawa mobilku hari ini, jadi Changmin menjemputku tadi pagi, dan nanti dia yang akan mengantarku pulang. Kau tidak perlu menjemputku.”
“Hea Ae-ya, kau-”
“Kututup dulu, ok? Pesawatnya akan segera take off,” gadis itu terdiam sesaat dan terdengar menghela nafas. “Aku mencintaimu, Kyu.”
***
Cho Corp
04.25 pm
‘Kyu, kurasa aku akan bermalam disini. Cuaca Jeju sore ini buruk sekali. Semua pesawat membatakan penerbangannya. Aku akan kembali besok pagi. Jaga dirimu baik-baik. Aku mempercayaimu, Kyu.’
Kyuhyun berdecak dan menggenggam ponselnya erat. Pesan yang baru saja diterimanya dari Hea Ae membuatnya merasa kesal. Pria itu segera merapikan meja kerjanya dan bergegas pergi keluar kantornya.
***
Rye Mi’s apartment
06.12 pm
“Oppa?”
Kyuhyun segera melangkah masuk ke dalam apartment dan merebahkan tubuhnya di sofa. “Rye Mi-ah, bisakah aku menginap disini malam ini?” tanya Kyuhyun sembari memejamkan matanya.
Rye Mi melangkah mendekati Kyuhyun. Tangannya bergerak menyingkirkan tas kerja dan sepatu Kyuhyun, melepaskan ikatan dasi pria itu dan dua kancing teratas kemeja Kyuhyun. Gadis itu berjalan mengitari sofa dan berdiri di belakang Kyuhyun, memijat kepala pria itu lembut.
“Kau lelah? Atau ada masalah?” tanya gadis itu.
“Hmm? Tidak ada, aku hanya lelah.”
Rye Mi menundukkan kepalanya dan mencium dahi Kyuhyun. Ciumannya menurun ke hidung mancung pria itu dan berhenti di bibirnya, mengecupnya berkali-kali. Kyuhyun membuka matanya dan tersenyum. Tangannya meraih tangan gadis itu dan menariknya menuju ke pangkuannya. Kyuhyun menatap Rye Mi dalam dan memajukan bibirnya. Melumat bibir gadis itu dengan perasaan entah cinta, depresi, penyesalan atau apapun itu.
Tangan Rye Mi bergerak menuju tengkuk Kyuhyun, meremas rambut pria itu pelan dan turun mengelus dada Kyuhyun. Kyuhyun melepaskan ciumannya dan gadis itu dengan sigap mengecup leher Kyuhyun. Pria itu memejamkan matanya, mulai merasakan sesuatu di dalam dirinya hingga sekelebat bayangan seorang gadis yang sedang tersenyum manis kembali membayanginya. Kyuhyun membuka matanya dan segera mendorong tubuh Rye Mi.
“Hanya ciuman, ok? Tidak lebih.”
“Oppa!” gadis itu mengerang kecewa dan segera turun dari pangkuan Kyuhyun.
***
Kyuhyun’s home
05.13 am
Kyuhyun menutup pintu kamarnya dan berjalan gontai menuju kasurnya. Pria itu baru saja pulang dari apartemen Rye Mi. Tanpa melihat sekeliling, pria itu melempar tas kerja dan sepatunya.
“Kau tidak pulang semalaman, Kyu.”
Kyuhyun menegang. Matanya terbuka sempurna. Suara ini.
“Hea Aa-ya, kau bilang kau-” Kyuhyun menolehkan wajahnya ke samping kiri dan mendapati Hea Ae berdiri di depan pintu kamar mandi.
“Aku menghubungimu berkali-kali. Mencoba memberitahumu bahwa aku akan tetap pulang, dan tidak mendengarkan perkataan Changmin tentang cuaca buruk karena aku mengkhawatirkanmu. Tapi saat aku sampai di rumah, kau tidak ada. Ponselmu tidak aktif. Siwon Oppa dan Hyun Kyung Eonni tidak tahu kemana kau pergi, bahkan keamanan Cho Corp bilang kau sudah keluar kantor sebelum jam lima sore. Kau benar-benar tidak tahu seberapa khawatirnya aku, Kyu?” ujar gadis itu panjang lebar dengan suara parau. Matanya memerah menahan air mata yang sebentar lagi akan tumpah.
“Hea Ae-ya, aku-”
“Kumohon.. Hentikan semua. Apapun permainan konyolmu itu, Kyu.”
Kyuhyun mendekati Hea Ae dan meraih tangannya, menggenggamnya dengan lembut sampai pertanyaan yang terlontar dari bibir gadis itu membekukan seluruh syaraf otak dan tubuhnya.
“Kemana cincin pernikahanmu, Kyu?”
Gagal, kali ini gadis itu gagal menahan air matanya. Gadis itu menutup mulut dengan punggung tangannya dan terisak merasakan hatinya yang berkedut sakit.
***
TBC