home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > MY FAN FICTION

MY FAN FICTION

Share:
Author : astituidt
Published : 10 Oct 2014, Updated : 02 May 2015
Cast : My Favorite K-Pop Idol, Actor or Actrees
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |149903 Views |8 Loves
MY FAN FICTION
CHAPTER 3 : WITCH (Jo Twin From Boyfriend)

 

 

"~~Oeekkkkkk~~~Oeekkkk~~"

 

Seorang perempuan berjubah hitam menggendong tubuh bayi mungil yang baru saja keluar dari rahim ibundanya. Dia langsung menggeletakkan tubuh bayi itu ke sebuah tempat kecil dan menyuruh seseorang untuk membersihkan tubuhnya.

 

"Ahhhh! kenapa tidak sesuai dengan rencana? Dia pasti akan mengalami kesusahan lagi"

Perempuan dengan jubah hitam itu memandang tubuh bayi dengan wajah sinis dan kemudian membalikkan tubuhnya berjalan menuju tubuh seorang perempuan yang masih berada di atas tempat tidur dan terlihat lemah.

 

 

***

 

"Tuanku, istri anda melahirkan seorang bayi perempuan kali ini. Mohon ampuni hamba tuanku.."

Perempuan berjubah hitam lagi. Kali ini dia tampak sedang berbicara dengan seseorang di dalam sebuah ruangan gelap yang di dominasi dengan warna hitam pekat dan merah darah.

 

"SUDAH KEDUA KALINYA KAU SALAH MEMPREDIKSI KEHAMILAN ISTRIKU!! APA KAU YAKIN BAHWA DIRIMU BENAR-BENAR SEORANG CENAYANG?? HAH?!!"

Kali ini terdengar suara seorang lelaki. Suaranya terdengar berat meskipun dia sedang berteriak seperti itu.

 

"Ampuni hamba tuanku.."

Suara perempuan itu terdengar bergetar

 

"Kau tau yang harus kau lakukan cenayang.."

Ujar lelaki itu dengan nada yang tenang.

 

"Tuanku.. hamba mohon pada tuan. jangan hilangkan kekuatan hamba.."

Perempuan itu menghempaskan tubuhnya ke bawah, dia berlutut pada lelaki itu.

 

***

 

 

21 Tahun kemudian

 

 

"eommaa...aku berangkaaaatt..."

 

Kuangkat sepedaku dari dalam rumah mungilku dengan cepat. Jam masih menunjukkan pukul 5 pagi, tetapi jarak kampus yang cukup jauh dari rumahku membuatku harus berangkat lebih awal.

 

"Hati-hati Bora-ah.. jangan berbuat macam-macam lagi hari ini"

Teriak eommaku dari dalam rumah. Setelah dia menyiapkan bekal makan siang untukku, dia kembali meletakkan tubuhnya di tempat tidur untuk kembali melanjutkan tidurnya. Beberapa pekerjaan part time yang dikerjakannya membuat eommaku baru bisa tidur ketika jam 2 pagi tadi.

 

"nee eomma.. beristirahatlah..aku akan pulang lebih cepat hari ini.."

 

Kukayuh sepedaku dengan pelan. Hari masih sangat pagi, jadi aku tidak perlu terburu-buru untuk sampai di kampus.

 

Oh ya! perkenalkan, namaku Yoon Bo ra. Aku adalah soerang mahasiswi di Universitas Myongji. Aku hidup bersama ibuku di sebuah rumah mungil di pinggir perkotaan. Aku adalah anak perempuan yang paling beruntung sedunia karena aku adalah seorang penyihir. Hihihi, keren kaan?? memang, karena kata eommaku, akulah satu-satunya penyihir yang hidup di dunia manusia.

 

Jangan macam-macam padaku karena aku akan mengubahmu jadi kodok!. Hahaha aniaaaa, aku hanya bercanda. Walaupun aku seorang penyihir, aku tidak bisa merubah orang menjadi kodok. Kekuatanku adalah membaca fikiran orang dan memindahkan suatu benda tanpa menyentuhnya.

 

Tapi, tidak semua orang bisa aku baca fikirannya. Contohnya eommaku. Ya pastinya! karena dia juga seorang penyihir, jadi dia bisa mengendalikan fikirannya sendiri agar tidak bisa ku baca. Kelebihanku ini sangat menguntungkan bagiku, karena aku bisa dengan mudah menerobos fikiran dosenku dan membuatku menjadi mahasiswi berprestasi di kampus.

 

 

"Anyyeong Youngmin-ah.."

Kulihat Youngmin yang sudah menungguku di depan pagar rumahnya. Dia bersandar di tembok dengan tangan kiri yang memegang buku dan tangan kanan yang memegang sandwich. Dia sepertinya tidak sadar dengan kedatanganku karena dia masih terus membaca buku yang di pegangnya dari balik kacamata yang dikenakannya.

 

"Ya! Jo Young Min!!"

Aku berteiak sambil membunyikan bel sepedaku.

 

"Oh, wasseo (kau sudah datang)?"

"Hmm, kenapa kau memintaku menjemputmu?"

"Hari ini aku ada quiz, jadi aku harus belajar. Aku tidak bisa membaca bukuku kalau aku harus menyetir mobil sendiri ke kampus" ujar Youngmin dengan mata yang tidak beralih dari bukunya.

"Mana Kwangmin? kau kan bisa minta dia mengantarmu?"

"Dia kan pacarmu! bagaimana bisa kau tidak tau kalau dia belum pulang ke rumah sejak kemarin?"

"Ahh.. jinjjaa? dia belum pulang?? moella, aku sedang bertengkar dengannya.."

"Hmm.. dasar anak kecil"

"Ya! kau dan aku hanya selisih 1 tahun! 1 tahun! bagaimana bisa kau menyebutku masih kecil? apa kau fikir kau sudah dewasa?? aisshh jinjja!"

aku mengarahkan kepalan tanganku ke arah Youngmin dengan sebal, tapi dia tidak menggubris ocehanku dan masih saja membaca bukunya.

"Ya! Youngmin! sampai kapan kau akan terus membaca bukumu begitu? ayo kita berangkat"

"Jankaman,biar kuhabiskan dulu sandwichku"

 

Ah iya, aku lupa memberitahu kalian. Dia adalah sahabatku, Jo Youngmin. Kita berdua sudah bersahabat sejak kecil karena memang rumah kita yang berdekatan. Sebenarnya dia lebih tua 1 tahun dariku. Sekolahnya pun 1 tingkat lebih awal, tetapi aku tidak memanggilnya oppa atau sunbae karena aku tidak nyaman memanggilnya seperti itu.

 

Youngmin mempunyai seorang saudara kembar bernama Kwangmin. Ya, benar. Kwangmin pacarku. Saudara kembar Kwangmin adalah kekasihku. Hehe, lucu bukan. bagaimana bisa aku ketus pada orang yang jelas-jelas kembaran pacarku.

 

Yah, walaupun mereka berdua kembar, tapi gaya dan sifat mereka sangatlah berbeda. Youngmin dengan otak jeniusnya selalu mendapat peringkat pertama di segala mata kuliah di kampusnya. Wajah tirus yang dihiasi kacamata bundar memang sangat menampakkan keahliannya dalam berfikir. Kemeja yang selalu di kancingkan sampai bagian atas juga membuatnya terlihat sangat cupu tapi berilmu.

Sedangkan Kwangmin tergolong lelaki modern. Model rambutnya dan cara berpakaiannya yang tidak pernah ketinggalan jaman, serta keahliannya dalam bidang entertainment tidak heran membuat dia bisa langsung lolos audisi di sebuah label musik yang telah mengorbitkan banyak artis terkenal.

 

"Ayo kita berangkat.."

Youngmin yang sudah melahap potongan sandwich terakhir ke dalam mulutnya, langsung menaiki belakang sepedaku dan menepuk-nepuk pundakku mengisyaratkanku untuk sadar dari lamunanku.

 

 

***

 

"Eommamu membawakan apa hari ini?"

Youngmin menghampiriku dan ikut duduk di kursi taman yang aku duduki. Mulutku yang masih sibuk mengunyah makanan membuatku tidak menjawab pertanyaannya dan hanya menyodorkan kotak makanku membiarkan dia melihat isinya.

"Kenapa tidak makan di kantin saja? bukannya sudah kalau harus makan sambil mengerjakan tugas kalau tidak ada mejanya begini? makananmu bisa tumpah"

Dia sepertinnyamperhatikan buku-buku dan alat tulis yang berserakah di sampingku. Aku hanya menggelengkan kepalaku lalu kembali menuapkan makanan dengan sumpit ke dalam mulutku. Kemudian aku mengambil buku tulis di sebelahku dan melanjutkan tugas yang harus kuselesaikan siang ini.

 

Ahhh tugas ini sulit sekali, kenapa di buku tidak ada? aku mmang sangat lemah pada tugas karena saat itu tidak ada dosen yang bisa ku baca pikirannya.

"iegoo (ini).."

Suara Youngmin membuatku menoleh ke arahnya. Dia menyumpitkan makanan ke arahku. Sepertinya dia melihat mulutku sudah kosong dari makanan.

"gomawoo.."

aku tersenyum melihat perlakuannya, kemudian kembali melanjutkan mengerjakan tugas sialan di pangkuanku ini.

"ah Youngmin-ah..apa Kwangmin belum pulang ke rumah?" tiba-tiba aku terfikirkan kekasihku yang sudah 3 hari tidak memberiku kabar

"ajik (belum)"

Hmm, jawabannya santai sekali. apa dia tidak khawatir ditinggal oleh kembarannya?

"ah.. andai saja aku bisa membaca fikirannya, pasti aku bisa tau kemana dia akan pergi ketika terakhir kita bertemu kemarin.."

"berhentilah menggunakan kekuatanmu untuk hal seperti itu"

"wae? lagipula aku tidak bisa membaca fikiran kalian berdua. apa kau tidak akan lapor polisi?"

"untuk apa? dia kan anak lelaki, sudah besar pula"

"ya! dia itu saudara kembarmu? kenapa kau sama sekali tidak khawatir? aishhh, aku tidak percaya ada orang se-cuek dirimu"

"dia bilang dia akan pulang 2 hari lagi"

"jinjja? apa nomernya sudah aktif? kenapa aku tidak bisa menghubunginya kemarin? apa dia menelfonmu?"

"ani, kita bertelepati"

"telepati?"

"ah.. aniaa.. maksudku emm maksudku temannya yang menghubungiku"

Mwoyaa.. ada apa dengan bocah ini. Apa dia ingin sok-sok-an menunjukkan padaku kalau dia juga punya kekuatan penyihir? Kutatap Youngmin dengan heran. Wajahnya masih terlihat gugup. Wae? apa dia benar-benar bisa bertelepati dengan Kwangmin? Ahh.. andai saja aku bisa membaca fikirannya..

"Bora-ya.."

Youngmin memanggilku pelan. Aishh, anak ini membuatku tidak bisa berkonsentrasi pada tugasku

"Wae??"

"Bisakah nanti malam kau kerumahku?"

"Hmm? mwoesun iriya? (ada apa)"

"Ani, aku mau menunjukkan sesuatu padamu"

"Mwo? kucing baru lagi?"

"Ani.. lihat saja nanti"

Hmm pasti dia mau menunjukkan kucing barunya lagi. Aku hanya menganggukkan kepalaku pelan agar dia bisa diam dan tidak menggangguku berkonsentrasi dengan tugasku yang masih belum terselesaikan ini.

 

***

 

Ahh matilah aku! aku lupa harus kerumah Youngmin tadi malam. ahhh bagaimana aku bisa ketiduran sampai jam segini? 25 missed call??? bagaimana bisa aku tidak terbangun sama sekali dengan suara telefon?? aisssshh dia pasti mengomel sepanjang hari.

 

"eommaaaa...eommaaaaa.."

aku berteriak memanggil eommaku yang tidak berada di kamarnya

"waee waee waeee?" aku mendengar derap langkah eommaku yang berjalan mendekatiku

"kenapa eomma tidak membangunkanku semalam? bukankah aku sudah berpesan padamu??"

"wajahmu tampak lelah sekali. eomma tidak mau membangunkanmu. lagipula kau baru tidur beberapa jam kenapa sudah heboh sekali??"

"aaaa eomma!! Youngmin bisa membunuhku karena tidak datang kerumahnya semalam.."

"wae?? kenapa dia harus membunuhmu? nanti eomma akan membunuhnya setelah dia membunuhmu. okay?? sekarang makanlah sarapanmu"

"aishhhhh eommaaaa..."

aku melangkahkan kakiku dengan keras menuju dapur.

 

 

--1 New Message--

*Baby.. kau merindukanku*

 

 

Whoa, Kwangmin mengirimiku pesan? apa dia sudah pulang? aku harus cepat-cepat menelfonnya sebelum dia hilang lagi.

 

"Yobuseyo.. Kwangmin-ah"

"Hello baby. neon Bogosipphoso?"

"Ya! neon oediya? bagaimana bisa kau tidak mengaktifkan ponselmu selama 4 hari?"

"Ania baby.. 5 hari.."

"Sama saja! neon oediya? kenapa kau tidak pulang kerumah?"

"Baby, apa kau masih marah padaku karena waktu itu aku mengupil dengan tangan kiri?"

"Oh, aku masih marah karena itu! bagaimana bisa kau malah melarikan diri?"

"Ania baby, aku tidak melarikan diri. aku hanya pergi untuk suatu urusan"

"Urusan apa? kenapa kau tidak memberi tahuku?"

"Apa kemarin Youngmin tidak memberitahumu sesuatu? kemarin aku sudah menyuruh anak itu mengatakan padamu.."

"Hmm, ah benar. Dia bilang mau mengatakan sesuatu tapi aku lupa untuk datang menemuinya. Apa itu sesuatu yang penting?"

"AISHH JINNJA! DIMANA OTAKMU BABY?? BAGAIMANA KAU BISA LUPA??"

"YA! KAU MARAH PADAKU???"

"Ahhh.. ania baby mianhae mianhae. arasseo aku akan menelfonmu lagi nanti. Kenno (aku tutup)"

 

Aisssshh berani sekali dia menutup telephon seperti ini. Tapi, apa yang sebenarnya ingin dikatakan Youngmin? Sepertinya benar-benar penting. Ah sebaiknya aku menelfonnya..

 

"Nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif, silahkan hubungi beberapa saat lagi.."

 

Aisshhhh. Kwangmin pasti sedang menelfonnya. aku harus kesana!

Kuangkat sepedaku keluar dengan kekuatan superku dan kukayuh dengan cepat menuju arah rumah Youngmin.

 

***

 

 

"Ya! bagaimana ini?"

Kudengar suara Kwangmin dari balik telephone. Sepertinya Youngmin sedang membaca buku sehingga dia me-loudspeaker telephonenya dengan Kwangmin.

 

"Mau bagaimana lagi? sepertinya Bora ketiduran semalam jadi dia tidak bisa kesini"

Suara Youngmin terdengar santai. Sepertinya mereka berdua sedang membicarakanku. Sebaiknya aku dengarkan saja obrolan mereka dari sini. Aku emnjatuhkan badanku ke bawah dan berjongkok di depan pintu kamar Youngmin

 

"Ya! Youngmin-ah! bagaimana kau bisa se-santai itu? apa kau tau kalau kau tidak cepat-cepat memberitau Bora maka aku tidak bisa kembali lagi ke dunia manusia??"

Mwo? Mwoya? apa yang sedang mereka bicarakan? dunia manusia? apa berarti emreka juga bukan dari dunia manusia?

 

"Apa kau fikir aku tidak memikirkannya? aku akan menyuruhnya kesini nanti malam. arasseo?? kenno"

"Ya ya ya!! Youngmin-ah! jangkamman!"

"Wae??"

"Kau tau kan kalau aku tidak mau hidup di dunia penyihir? apalagi menggantikan ayah menjadi raja disini. Jadi pastikan kau memberitahu Bora untuk datang dan menceritakan semuanya. arasseo?"

"Aishhh, harusnya kau yang mengatakan padanya. Kau kan pacarnya!"

"Ya michoseo?!! kita berdua ini kakak kandungnya! apa kau fikir aku tidak kesusahan karena selama ini berpura-pura menjadi pacarnya?"

"Arasseo, aku pastikan akan mengatakan padanya nanti"

 

Mwo?? apa yang mereka bicarakan? aku adalah adik kandung mereka?? Wae?? Kenapa aku harus jadi adik kandung mereka? Mereka sama-sama penyihir sepertiku?? Ada apa ini? kenapa mereka tega sekali berpura-pura seperti ini??

 

Aku berjalan dengan pelan keluar dari rumah Youngmin. Tubuhku sangat lemas. Sepertinya aku tidak kuat lagi mengayuh sepedaku. Akhirnya kuputuskan untuk berjalan menuntun sepedaku sampai rumah. Kenapa hidupku sangat aneh?

 

 

***

 

 

"Cenayang Yoon, sepertinya saya benar-benar harus mengatakannya sekarang pada Bora"

"Apa Kwangmin benar-benar akan dijadikan raja?"

"Nee.. Ayahku menghubungiku beberapa bulan yang lalu. Dia menyuruh salah satu dari kami untuk memutuskan siapa yang akan meneruskan kedudukan ayah menjadi raja di dunia penyihir"

"Lalu kenapa Kwangmin yang menemui ayahmu? kenapa bukan kau?"

"Karena aku bilang aku tidak mau jadi raja. Jadi Kwangmin langsung pergi dan berkata dia akan mengurusnya"

"Lalu?"

"Kwangmin bercerita kalau ayah memberi sebuah syarat jika kita berdua tidak mau meneruskan kedudukannya sebagai raja, kita harus meminta darah Bora dan menggabungkan dangan darah saya dan Kwangmin karena kita bertiga bersaudara kandung. Tapi, kekuatan sihir kita akan hilang setelah kita melakukan itu"

"Andhwae!!!! apa kau tau, jika seorang perempuan dari dunia penyihir hilang kekuatannya, maka tubuhnya akan jadi melemah. Bora bisa saja mati jika dia kehilangan kekuatan sihirnya!! andhwae! aku tidak akan membiarkan itu terjadi!!"

"Cenayang Yoon..."

"Ania.. pasti ada jalan lain.."

"Cenayang Yoon..Kwangmin bisa langsung di titah menjadi raja jika esok kita bertiga tidak menyatukan darah kita"

"Youngmin-ah.. apa kau tidak khawatir dengan Bora? Dia adikmu.. Saudara kandungmu.."

"Saya tau cenayang Yoon.. saya dan Kwangmin juga sudah bersumpah untuk menjaga Bora sejak kami tau jika Bora adalah adik kandung kami. Percayakan semua pada kamu cenayang Yoon"

"Ania, aku tidak bisa memberi keputusan, kita harus meminta pendapat dari Bora"

 

Hatiku kalut. Aku mendengar percakapan mereka dari balik kamarku. Aku dengar semuanya!! Eommaku, orang yang selama ini selalu berada di sampingku ternyata adalah seorang cenayang, dia bukan benar-benar ibu kandungku. Kwangmin, Youngmin, saudara kembar yang selama ini kuanggap seorang kakak, ternyata benar-benar seoarang akak kandungku. Kenapa hidupku dipenuhi orang-orang yang palsu?

 

"Aku akan melakukannya"

Kubuka pintu kamarku dan kubuat mereka berdua tercengang dengan kata-kataku. Aku tidak bisa membuat Kwangmin menjadi raja di dunia penyihir. Aku tidak bisa membuat orang yang aku sayangi terpisah dariku. Aku juga tidak bisa membuat saudara kembar yang selama ini selalu bersama, menjadi terpisah kerenaku.

 

***

 

 

"Oppaa!! ayo bangunn!! nanti kita terlambat!!"

Kwangmin oppa, selalu saja susah dibangunkan. Hari ini adalah hari pertama dia harus mengikuti training di Starship entertainment. Dia memintanya mengantarkannya ke gedung Starship tapi dia sendiri malah belum bangun sampai sekarang.

 

"Oppa irona palli! aku bisa terlambat kuliah nanti!"

"Arasseo baby.. 10 menit lagi okay. biarkan oppa tidur 10 menit lagi.."

"Andhwae!! Youngmin oppa sudah menunggu kita di mobil. Dia bisa membunuh kita berdua dengan tatapannya yang menegrikan itu jika kau tidak segera bangun"

"Hah jinnja???? aishhh kenapa dia sudah siap sepagi ini? arasseo, tolong siapkan pakaianku baby"

 

Kwangmin oppa berlari setelah aku menjadikan Youngmin sebagai kambing hitam. Dia lngsung berlari menuju kamar mandi dan bisa kudengar suaranya mandi dengan terburu-buru. Aku terkikik puas melihatnya seperti itu. Kemudian aku beralih menuju lemarinya untuk menyiapkan pakaiannya.

 

"Mwo? tatapan yang mengerikan? apa kau bisa melihat tatapan mengerikan dari balik kacamataku ini sekarang?"

 

Aisshh matilah aku. Youngmin oppa! ternyata dia mendengar pembicaraanku dnegan Kwangmin oppa dari depan pintu kamar. Aku berhenti cekikikan dan menatap was-was kearahnya.

 

"Ya! oppa! berhenti menatapku seperti itu. kau bisa membunuhkuuu.. aaahhhh cenayang Yoooooonnn!! Youngmin oppa mau membunuhku.."

"Aisshhhh!! dasar anak nakal"

Youngmin oppa berusaha menangkapku dan mengejarku di dalam kamar Kwangmin oppa.

 

Sungguh aneh memang tinggal serumah dengan 2 orang lelaki yang tiba-tiba menjadi kakakku. Tapi mau bagaimana lagi, aku harus terbiasa dengan ini. Aku mulai membiasakan diri, walaupun terkadang masih merinding ketika Kwangmin oppa masih memanggilku "baby". Kekuatanku sebagai penyihir juga sudah menghilang. Sepertinya lebih baik begini.

 

 

The End

***

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK