home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Cross Roads

Cross Roads

Share:
Published : 07 Oct 2014, Updated : 14 Dec 2014
Cast : Kris, Kai, Lee Na Ra, Shin Sung Young, EXO-K, EXO-M
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |24821 Views |7 Loves
Cross Roads
CHAPTER 4 : I THINK I LIKE YOU

CHAPTER 4

I THINK I LIKE YOU

 

Author            : bellecious0193

Poster             : LilyAndromeda

Genre             : romance, sad, action

Length            : chaptered

Rating             : PG 15

Main Casts     :

Kris Wu aka Wu Yi Fan/Li Jia Heng

Kim Jongin aka Kai

Lee Na Ra aka Lily Evans (OC)

Shin Sung Young (OC)

Oh Sehun

Lu han

etc

 

 

Kris-ssi, dangsineun gwenchana-ssimika?(apa kau baik-baik saja)” Na Ra bertanya pada Kris yang masih diam mengepalkan tangannya menahan amarah yang masih tersisa.

 

Na Ra memutuskan untuk diam, ia tahu Kris masih dikuasai amarah. Setelah beberapa waktu akhirnya Kris berbicara.

 

Neo... B-bisakah kau bawa aku ke suatu tempat? Kemanapun, jebal.” suara Kris tercekat masih menahan amarah. Na Ra mengangguk lalu menarik Kris memasuki mobilnya.

 

Kita mau kemana?” Kris bertanya.

 

Do you trust me?” Na Ra menatap Kris sambil menjalankan mobilnya, tanpa menunggu jawaban Kris.

 

Na Ra melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Mereka terdiam sepanjang perjalanan, bergelut dengan pikiran masing-masing. Dua puluh menit perjalanan akhirnya mereka tiba di sebuah danau yang asri, pemandangan yang disajikan begitu menyejukkan dengan banyak tanaman hijau disekililingnya. Na Ra keluar dari mobilnya diikuti Kris. Hanya ada beberapa orang di sana, sepi. Mungkin karena ini masih jam kerja.

 

Kris terus mengikuti Na Ra di belakangnya. Dan Na Ra akhirnya duduk di sebuah batu besar di tepi danau itu. Memandang lurus ke arah hamparan air.

 

Dari mana kau tahu tempat ini?” Kris akhirnya membuka suara.

 

Kau suka?” Na Ra balik bertanya.

 

Eoh.” Kris membulatkan bibirnya menyatakan persetujuannya.

 

Jika aku sedang suntuk aku suka kemari, udara disini sejuk sekali seperti di desa. Kau pasti tak tahu tempat ini kan?

 

Eum.” Lagi-lagi Kris menjawab dengan singkat, dan mereka kembali terdiam.

 

Kau sudah merasa lebih baik?” Na Ra bertanya dan dilihatnya Kris mengangguk.

 

Dari mana kau tahu tempat ini?”Kris mengulangi pertanyaanya yang belum terjawab.

 

Seseorang yang kukenal menunjukkannya padaku, dia bilang ‘kapanpun kau merasa sedih datanglah ke danau Namgu, di sana kau akan menemukan semua obat ke kalutanmu’.” Kris menyimak setiap perkataan Na Ra seperti biasanya. Kris merasa dunia selalu berhenti berputar setiap kali ia melihat gadis itu tersenyum.

 

Apakah kau sudah merasa lebih baik Kris-ssi?

 

Ne. Gamsahamnida. Dan jeongmal mianhae untuk apa yang telah Jong In lakukan padamu dan adikmu, dia memang suka keterlaluan.

 

Ah ani. Gwenchana.

 

Tentu saja itu tidak baik-baik saja Na Ra-ssi, dia sudah keterlaluan !” Kris menaikkan volume suaranya.

 

Eum.. Menurutku itu bukan hal yang keterlaluan Kris-ssi. Dia sudah mengantarkan adikku ke rumah sakit, menjenguknya, dan bahkan dia meminta maaf secara langsung, itu butuh keberanian yang sangat besar Kris-ssi.” Kris terdiam mendengar penuturan Na Ra yang seolah tidak terjadi apa-apa.

 

Kau terlalu tinggi menilai seseorang.” Kris berkata dingin.

 

Aniyo.. Eum Kris-ssi boleh aku bertanya sesuatu?”  Na Ra menoleh pada Kris dan dilihatnya pria itu mengangguk.

 

Apa kau kenal dengan Jong In-ssi? Kau sepertinya eum...

 

Dia adikku.” Kris memotong kalimat Na Ra, membuat gadis itu membulatkan kedua matanya.

 

Mwo?

 

Dia adik tiriku, ayahku menikahi ibunya tujuh tahun yang lalu lalu. Dan seperti yang kau lihat, hubungan kami tidak begitu baik.

 

Eum… Aku iri padamu.

 

Iri padaku? Apa kau bercanda?” Kris tersenyum singkat, terkesan melecehkan.

 

Anyi… Aku sungguh iri padamu, kau tidak salah dengar. Aku iri karena setidaknya kau punya saudara, yah walaupun kau tidak berhubungan baik dengannya. Tapi kau masih punya saudara kan? Sedangkan aku? Aku bahkan tidak punya siapa-siapa. Aku selalu sendirian. Orang tuaku selalu sibuk sampai tak punya waktu untukku.” Na Ra memandang nanar ke depan, menahan gejolak yang membuatnya ingin menangis. “Aku selalu ingin punya saudara, setidaknya aku tidak selalu kesepian, well aku bisa mengajaknya bertengkar kan?” Na Ra tersenyum dan hal itu membuat Kris mau tak mau juga tersenyum mendengar penuturan jujur gadis di depannya.

 

Apa kau menyayanginya? Kim Jongin-ssi?

 

Lebih dari diriku sendiri.” Kris menjawab yakin.

 

 

…………………………………………………………………………

 

 

Jong In memarkirkan motornya asal-asalan. Ia berjalan masuk dan langsung menuju lift. Lalu ditekannya tombol 5. Ia mnuju lantai di mana tempat favoritnya berada.

 

Ia berjalan cepat memasuki tempat itu. Sangat bising. Suara musik yang memekakkan telinga, serta lampu berwarna yang memancar ke segala arah. Ramai sekali di sana.

 

Jong In berjalan melewati beberapa wanita dengan penampilan sexy yang memandangnya penuh nafsu. Ia terduduk di kursi di depan meja bar. Seorang bartender yang berdiri di balik meja bar itu memandangnya heran.

 

Jongin-ah, kau kenapa lagi?” Tanya bartender itu. Ia memiliki tinggi diatas rata-rata dan wajah yang tampan. Celemek putih melingkar di pinggangnya.

 

"Diamlah Park Chanyeol, dan beri aku segelas vodka."

 

"Baiklah, terserah." Pria yang dipanggil Chanyeol itu mengambil botol dari bawah meja bar, lalu menuangkan isinya dalam sebuah gelas.

 

Jong In menghabiskan vodkanya dalam sekali tenggak. Ia sodorkan gelas yang sudah kosong pada Chanyeol, pertanda ia meminta satu gelas vodka lagi. Dan begitulah sampai ia menghabiskan sepuluh gelas vodka.

 

"Berhentilah, kau sudah mabuk." Chanyeol menatap Jong In prihatin.

 

"Diam kau, brengsek." Jong In yang sedari tadi sudah tersungkur di meja masih bisa menanggapi kata-kata pria di depannya itu. Chanyeol mendengus kesal menanggapi tingkah pelanggannya.

"Pulanglah, Jong In-ah." Chanyeol menatap pria yang tersungkur di depannya itu dengan pandangan khawatir. Ia sudah lama mengenal Jong In, karena Jong In memang sangat sering datang ke tempat itu.

 

"Kau mau uang? Ini uang, dan diamlah!" Jong In meraba sakunya dan mengeluarkan dompetnya. Ia meraup asal semua uang tunai yang ada di sana dan menaruhnya di depan Chanyeol. Matanya terpejam seperti orang tidur, namun bibirnya tak berhenti mengucapkan berbagai kata-kata.

 

"Pulanglah." Chanyeol menghembuskan nafasnya perlahan.

 

Jong In mencoba untuk bangkit, ia berjalan tak tentu arah. Tiba-tiba ia menabrak seorang wanita dengan keras sehingga wanita itu terjatuh.

 

"Hey! Kau apakan pacarku, BOCAH??!!" Seorang lelaki bertubuh tegap dan besar menghampirinya dengan wajah penuh amarah.

 

"Salah dia, hik, sendiri." Jong In yang dalam kondisi mabuk menyeringai dan menempelkan jari telunjuknya di dahi lelaki itu. Tentulah lelaki itu semakin marah dengan kelakuan Jong In. Dan sedetik kemudian tinjunya sudah melayang dan mendarat di perut Jong In. Beberapa kali sampai Jong In membalasnya. Ia pukul pipi kiri lelaki itu beberapa kali.

 

Namun malang nasib Jong In, lima orang pria yang sepertinya kawan dari lelaki itu datang dan mulai mengeroyoknya. Tentu saja ia tidak bisa apa-apa selain diam menerima pukulan-pukulan di perut dan pipinya. Sampai akhirnya dia tersungkur dan diberi beberapa bonus tendangan oleh mereka.

 

Chanyeol yang sedari tadi berteriak untuk menghentikan mereka tak kunjung berhasil. Sampai akhirnya ia mengancam akan menelepon polisi jika mereka tidak berhenti mengeroyok Jong In.

 

"Jongin-ah! Gwenchana?" Chanyeol berlutut dan membantu Jong In untuk duduk. Pria berkulit gelap itu tidak menjawab. Ia terbatuk beberapa kali dan darah segar keluar dari mulutnya.

 

"Ayo kuantar kau pulang." Chanyeol melingkarkan tangan kiri jongin di bahunya lalu ia berdiri. Ia berjalan perlahan dengan Jong In di sisi kanannya. Chanyeol berteriak pada orang yang sepertinya adalah rekannya untuk menggantikannya sebentar lalu keluar bersama Jong In yang babak belur.

 

 

…………………………………………………………………………

 

 

Na Ra memandang lurus ke jalanan yang cukup sepi di depannya. Ia membiarkan Kris yang menyetir mobilnya. Setelah berbincang cukup banyak mereka memutuskan untuk menikmati malam hari di Seoul untuk sesaat. Kris menjalankan mobil Na Ra dengan kecepatan rendah.

 

Na Ra tengah asik melihat keluar jendela saat tiba-tiba matanya menangkap seorang lelaki tinggi yang brjalan kesusahan karena ada seorang yang lain menggantungkan tangannya di pundaknya. Si jangkung itu berusaha menarik temannya untuk brjalan menuju sebuah mobil. Mata Na Ra membulat ketika ia menyadari siapa lelaki yang ditarik oleh si jangkung itu.

 

"Kris-ssi! Bukankah itu Jong In?! Menepi! Ppalli!" Na Ra berteriak tiba-tiba, membuat Kris terkejut dan menepikan mobilnya di depan kedua pria yang ditunjuk oleh gadis itu.

 

Betapa terkejutnya Kris saat ia mendapati bahwa orang itu benar-benar adiknya, Jong In. Matanya membulat mendapati Jong In berlumuran darah. Wajahnya lebam di segala sisi. Dengan cepat pria berambut pirang itu keluar dari mobil, diikuti oleh Na Ra.

 

"Chanyeol-ah! Apa yang terjadi? Kenapa Jong In bisa begini?" Kris bertanya pada Chanyeol, tampaknya ia juga mengenal pria itu.

 

"Dia mabuk dan membuat onar di dalam. Lalu dikeroyok." Jawab Chanyeol.

 

"Mwo? Aisshh. Yasudah aku yang akan membawanya." Ekspresi Kris mengerikan, antara panik, sedih, dan khawatir.

 

Dengan cekatan dua pria jangkung itu mendudukkan Jong In di jok belakang. Kris menarik lengan Na Ra yang sedari tadi diam karena terkejut dengan keadaan Jong In, dan dituntunnya gadis itu untuk masuk ke mobil.

 

Bagaimana dengan mobil Jong In?” Chanyeol bertanya pada Kris yang sedang memasang sabuk pengamannya dengan cepat.

 

Nanti kuambil. Ah ya, gomawo Chanyeol-ah. Aku pergi dulu.” Kris berucap sembari menginjak pedal gas. Ia mendengar samar suara Chanyeol yang berkata, “Ne, hati-hati.”. Lalu dilajukan mobil Na Ra dengan kecepatan super tinggi. Membuat Na Ra berjengit ngeri takut seolah mobil itu bisa menabrak apapun kapan saja. Tapi gadis itu memilih diam memendam ketakutannya karena pria ia tahu pria disampingnya sedang begitu kalut memikirkan adik tirinya yang terbujur lunglai karena luka disekujur tubuhnya.

**

I hope that everyone enjoying my story. saya sudah posting sampai chapter 16 di belleciousm.wordpress.com

your comments are precious ^^

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK