CHAPTER 21
I FINALLY FOUND YOU, THE MIRACLE OF CHRISTMAS
Author : bellecious0193
Poster : LilyAndromeda
Genre : romance, sad, action
Length : chaptered
Rating : PG 15
Main Casts :
Kris Wu aka Wu Yi Fan/Li Jia Heng
Kim Jongin aka Kai
Lee Na Ra aka Lily Evans (OC)
Shin Sung Young (OC)
Lu Han
Oh Sehun
Etc
‘’It’s because I have everything so I don’t need anything else but you to complete me’’
‘’It’s not a miracle that happened by itself, I should cross that roads to get you back, even tears, bruises, pain and sorrow overflowing my body, I won’t give up on you’’ Kris Wu
“Ini..ini…” Kris tidak mampu lagi melanjutkan kata-katanya, ia justru mencari-cari benda lain yang mungkin akan menjelaskan kebingungan dan spekulasinya. Ada sebuah book note disana dan Kris langsung membuka pada halaman terakhir book note itu, ada tulisan tangan Na Ra disana, dengan tinta ungu berkilau favoritnya.
‘’Aku menemukannya kembali, Li Jia Heng kecilku yang selalu aku cari selama hampir separuh hidupku. Tapi aku begitu sedih karena bahkan dia tidak mengenaliku. Ah.. mungkin dia sudah melupakanku, melupakan Champs-Elysées kami dulu.
Aku menemukannya kembali, Li Jia Heng kecilku kini sudah tumbuh dewasa menjadi pria yang sangat tampan. Dia begitu dingin dan sangat sedikit berbicara, tapi aku menyukainya, selalu menyukainya. Iya menyukainya selama hampir separuh hidupku.. dan akan terus begitu sampai kapanpun.
Aku menemukannya kembali, Li Jia Heng kecilku, aku rasa dia sudah benar-benar melupakanku, ia bahkan hampir membuang gelang yang pernah kami beli bersama dulu.
Aku menemukannya kembali, Li Jia Heng tersayangku, sayangnya aku harus segera meninggalkannya begitu menemukannya kembali. Aku sering merasa hidup tidak adil karena aku harus terus menerus berpisah dari nya. Tapi satu yang tidak akan berubah bahwa aku akan selalu meyayanginya sampai kapanpun’’
Hati Kris kembali mencelos membaca tulisan tangan Na Ra, jadi itu alasan Na Ra melarangnya membuang gelang dewa amour itu, Na Ra adalah sabahat masa kecilnya, Lily. Gadis manis yang sudah mengisi hidupnya dengan banyak kenangan yang bahkan ia tidak sempat mengucapkan perpisahan yang layak untuknya.
Kris menenggelamkan wajahnya di kedua tangannya dan menarik keras rambut pirangnya, berusaha mengurangi rasa sakit yang kian menyelimutinya. Ia bahkan sudah tidak punya tenaga untuk menangis lagi, hatinya sudah sangat sakit bahkan rasanya ia sudah mati rasa. Ia sudah tidak tahan berada lama disana, perasaan itu kembali mencambuknya beribu kali lebih sakit dan menyakitkan. Ia begitu merindukan sosok Na Ra tapi ia bahkan tidak tahu harus dari mana mencari gadis itu. Gadis itu benar-benar meninggalkannya.
Ia membawa kotak berwarna coklat tua itu kerumahnya, ia tahu kenangan-kenangan di dalamnya akan semakin menyakitinya. Tapi kali ini ia akan mengabaikannya, karena hanya melalui benda-benda itu ia bisa mengenang Na Ra dengan lebih baik.
***
Sudah setengah jam Kai berdiri di depan pagar rumah Kris, ia sama sekali tidak ada niat untuk memasuki rumah kakak tirinya itu. Jari-jarinya sudah kian memutih menahan hawa dingin bulan Desember di kota Seoul. Ia hampir saja kembali menaiki black ducatinya dan meninggalkan rumah Kris saat Black Rolls Royce Kris berhenti tak jauh dari tempatnya berdiri. Kris segera turun dari mobilnya dan memandang Kai dengan tatapan “ada apa kau kemari”
‘’Kau jangan terlalu percaya diri, aku tidak bermaksud mengunjungimu’’ Kai berkata ketus yang hanya di sambut seringaian khas Kris.
‘’Aku tahu Kai, melihat betapa selama bertahun-tahun kau begitu membenciku aku rasa kau tidak punya alasan apapun untuk datang berkunjung ke rumahku. Tapi, tentu ada hal yang begitu penting hingga membuatmu mau menunggu di depan gerbang rumahku dan mengabaikan hawa dingin ini ?’’
Kai terdiam menanggapi perkataan Kris, entah kenapa ia merasakan ‘sedikit’ perasaan sakit saat Kris berpendapat bahwa ia selalu membenci Kris selama ini.
‘’Aku benar kan ?’’ Kris menambahkan kalimatnya, menginterupsi lamunan Kai.
‘’Arrondissement numero 16, Paris. Dia ada disana .’’
‘’Mwo ?’’
“Noona ada disana apa kau tuli?’’
‘’Dari mana kau tahu?’’
‘’Aku bukan pria bodoh yang mudah putus asa hanya karena gadis yang aku cintai meninggalkanku begitu saja’’
Kris belum sempat mengatakan sepatah katapun saat Kai dengan cepat menaiki black ducatinya dan memacunya dengan kencang, meninggalkan Kris yang masih tercengang. Tapi tak berapa lama Kris menarik segaris senyum di wajahnya.
‘’Gomapta Jongin, neomu gomapta’’
**
Keesokan harinya Kris menyiapkan segala keperluannya untuk pergi ke Paris, ya.. Kris tidak butuh waktu lama untuk berfikir tentang menyusul Lee Na Ra. Ia sudah hampir gila karena kehilangan gadis itu, maka tidak peduli sekecil apapun kesempatan itu, ia akan mencarinya, sekalipun harus ke ujung dunia. Kris bahkan membeli sendiri tiket pesawatnya, tidak seperti biasanya dimana orang suruhannya lah yang akan mengurus semua keperluan Kris ketika akan pergi keluar negeri.
Sehari sebelum keberangkatannya, Kris menyempatkan diri untuk pergi ke café milik Baekhyun, ia ingin sekali menikmati gateu nantais favorit Na Ra disana.
Baekhyun menyambut Kris dengan senyuman hangat, café pada saat itu sedang tidak terlalu ramai.
“Annyeonghaseyo Kris-ssi, selamat datang”
‘’Ne, Annyeong Baekhyun-ssi’’
‘’Sudah lama kau tidak kemari, kau mau pesan apa ?’’ Baekhyun menyodorkan buku menu sesaat setelah Kris memilih tempat duduknya.
‘’Aku ingin gateu nantais terbaikmu dengan 3 buah cherry diatasnya , juga capuccino terenak buatan cafe ini plus gula rendah kalori dan jangan terlalu manis’’
‘’OMO ! Pesananmu sama persis dengan Na…R-a’’ Baekhyun merasa sudah salah bicara, Kris hanya menyunggingkan senyuman miring khasnya.
‘’Ara. Aku tahu, dia selalu memesannya, maka dari itu aku ingin memesan hal yang sama dengannya’’ Kris berkata santai.
‘’Mianhamnida Kris-ssi aku tidak bermaksud untuk-‘’
‘’Ara, gwenchana, kau tidak perlu merasa tidak enak seperti itu padaku’’
‘’Baiklah, tunggu sebentar aku akan membuatkan pesananmu’’ Baekhyun segera berlalu untuk membuatkann pesanan Kris.
Saat sedang menunggu pesanan, Kris memainkan handphonenya, ia kembali melihat-lihat koleksi foto-foto Na Ra, yang tanpa ia sadari membuatnya tersenyum sepanjang waktu.
‘’Jadi kau melakukannya ? Maksudku kau mengancam gadis itu Soo ?’’ sebuah suara menginterupsi apa yang sedang Kris lakukan.
‘’Tentu saja, dan kau tahu perempuan itu begitu bodoh, dia tidak seperti dugaanku sebelumnya’’
Deg ! suara yang sangat familiar di telinga Kris, pemuda itu menajamkan pendengarannya, bukan karena ia orang yang hobi mendengarkan percakapan orang lain, tapi karena Kris tahu akan kemana arah pembicaraan wanita yang pernah sangat dicintainya itu.
‘’Bodoh ? Dia tidak tampak seperti gadis yang bodoh Soo !’’
‘’Tentu saja untuk hal lain dia begitu cerdas, aku mengakuinya, tapi untuk urusan cinta dia bahkan begitu polos, dia bahkan menuruti setiap perkataanku ha-ha’’
‘’Eyh…apa yang kau katakan padanya?’’
‘’Aku mengatakan padanya bahwa Kris hanya bisa bahagia jika bersamaku, aku tahu semua tentang Kris, hal-hal kecil yang sama sekali tidak ia ketahui soal Kris, dan satu lagi yang paling penting aku menyuruhnya menjauh dari Kris, menghilang dari kehidupannya dannnn… kau bisa melihatnya sekarang dia benar-benar pergi, dia bahkan menghilang haha..lihat kan betapa bodohnya dia?’’ Sooyoung masih terus terbahak, di sisi lain Kris mengepalkan tangannya terus menahan emosi.
‘’Kau hebat sekali Soo, aku tidak menyangka kau akan menyingkirkan gadis itu dengan begitu mudah. Tapi, apa kau tidak kasihan melihat Kris? aku mendengar berita bahwa dia tampak begitu kacau, dia terus menerus menghabiskan waktunya di club, dia bahkan sudah tidak bekerja selama berminggu-minggu’’
‘’Ah…biarkan saja, itu tidak akan berlangsung lama, sebentar lagi dia akan segera menghubungiku dan memintaku kembali padanya, aku jamin itu’’ Sooyoung berkata dengan begitu yakin.
Kris sudah tidak tahan lagi, emosinya sudah memuncak, ia dengan cepat berdiri dan menghampiri meja Sooyoung. Sooyoung yang tidak tahu menahu soal keberadaan Kris masih terus terkekeh, puas dengan hasil perbuatannya. Ia bahkan tidak menyadari bahwa sedari tadi temannya memberikan kode padanya bahwa ada Kris dibelakangnya.
‘’Mwo? Ada apa? Kenapa kau seperti itu?’’
‘’Stt, dibelakangmu..aigoo Sooyoung-ah’’ temannya tampak setengah berbisik, ia begitu takut dengan tatapan Kris yang seolah bisa membunuhnya kapan saja.
‘’Dibelakangku, ada ap---“ ucapan Sooyoung langsung terhenti begitu ia berbalik dan mendapati siapa yang ada di belakangnya, ia bahkan hampir tersedak espresso yang baru saja diminumnya.
‘’K-kris-ah ss-sejak kkappan kau ada disana?’’ Sooyoung berbicara dengan nada terbata.
‘’Sejak kau mengatakan bahwa kau lah yang membuat Na Ra-ku pergi dariku’’
‘’Ja-jadi kau mendengar semuanya?’’
‘’Majayo nona Choi’’
Diluar dugaan Sooyoung menyeringai, menampilkan senyum yang biasanya membuatnya tampak begitu cantik, tapi kali ini senyuman itu benar-benar membuat Kris muak.
‘’Baguslah, setidaknya sekarang kau tahu bahwa aku akan melakukan apapun untuk mendapatkanmu, aku tidak main-main dengan perkataanku Kris’’
Jika saja Sooyoung bukanlah perempuan, Kris sudah melayangkan puluhan pukulan padanya, tapi baginya adalah hal yang memalukan jika harus memukul seorang perempuan.
‘’Aku bersyukur karena kau meninggalkanku dulu, aku juga bersyukur karena bahkan Tuhan telah mempertemukanku dengan orang yang jauh lebih baik dari gadis di depanku ini. Aku selalu kagum pada sosok Choi Sooyoung bertahun-tahun yang lalu, gadis yang selalu ceria dan begitu baik hati. Gadis yang membuatku jatuh cinta begitu dalam. Tapi, sayang sekali semuanya seperti hanya sebuah angin lalu, sekarang tidak ada lagi sosok Choi Sooyoung yang ku kenal, gadis yang baik hati dan ceria itu kini sudah mati. Well, setidaknya gadis itu sudah MATI dari hidupku. Dan kau tahu kan ? Sesuatu yang telah mati tidak mungkin hidup lagi, apa lagi mencoba merajut sesuatu yang sudah benar-benar tercerai berai, itu namanya bodoh. Bahkan lebih bodoh dari gadis yang dengan kasar kau usir dari hidupku ‘’
‘’Kris-ah’’ setetes kristal bening meluncur begitu saja dari mata Sooyoung, perkataan Kris begitu menusuk hatinya.
‘’Mulai hari ini kau tidak perlu menemuiku lagi, kau juga tidak perlu bersusah payah menjalin pertemanan denganku. Mulai sekarang Choi Sooyoung sudah mati dihidupku’’ Kris menambahkan kalimatnya dan menekankan setiap perkataanya, siapapun akan begidik ngeri melihat ekspresi Kris yang sedemikian dinginnya. Kris kembali ke mejanya dan meletakkan uang untuk membayar pesanan yang bahkan belum jadi. Ia segera berlalu dari hadapan gadis itu tanpa menoleh sedikitpun. Tentang menganggap Sooyoung sudah mati, Kris benar-benar serius akan hal itu. Ia adalah pria yang akan selalu konsisten memegang kata-katanya.
**
Kris memilih penerbangan pertama di hari itu menuju Prancis. Saat itu ia baru saja akan check in ketika sebuah pesan masuk ke handphonenya.
From : Kim Jong-in
Akun LINE nya sudah aktif kembali, kau bisa mencarinya dengan itu. Ingat bawa dia pulang dengan cepat, aku tidak mau kau terus merepotkanku dengan pekerjaan-pekerjaan menyebalkan di perusahaan. Aku memaksa!!!’’
Kris tersenyum setelah membaca pesan singkat Kai, walaupun tampak mengancam tapi ia tahu bahwa Kai begitu peduli padanya. Ia bahkan dengan sukarela menggantikannya di perusahaan, padahal ia tahu betul pria berkulit gelap itu sangat membenci duduk berlama-lama dikantor dan menghadiri serentetan jadwal meeting yang membosankan.
‘’Aku pasti akan membawanya pulang Kai’’ Kris menggumam lebih kepada dirinya sendiri. Pada saat yang bersamaan pengumuman tentang keberangkatan pesawat menuju Paris terdengar, menandakan semua penumpang harus bergegas untuk memasuki pesawat.
**
Butuh sekitar 12 jam perjalanan yang panjang dari Incheon menuju Paris, tapi hal itu sama sekali tidak menghalangi niatan Kris untuk langsung mencari Na Ra. Ia sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Suhu bulan desember di Paris begitu beku, jauh lebih dingin daripada Seoul. Kris mengeratkan syal tebal yang membalut lehernya, ia berusaha menahan dingin yang terus menyerangnya. Malam itu adalah malam Natal, jalanan di Paris begitu ramai dengan orang-orang yang akan merayakan Natal. Ribuan lampu di sepanjang jalanan Les Champs-Elyées menambah keindahan malam itu, belum lagi ada puluhan pohon Natal raksasa yang berjejer di sepanjang jalan. Pemerintah Prancis nampaknya sangat menyiapkan hari Natal sebagai hari yang paling istimewa sepanjang tahun.
Kris melihat sekilas menara Eiffel yang tampak gemerlap dari balik kaca mobilnya, ia bahkan hampir lupa saat terakhir kali ia berkunjung ke menara itu. Kidung-kidung Natal menggema, memenuhi setiap sudut kota. Kris memejamkan matanya sejenak, menikmati suasana yang begitu langka seperti ini. Ia kembali mengeluarkan iphone 5 nya, memandang beberapa saat kedalam kayar handphonenya dimana ada foto Na Ra yang ia gunakan sebagai wallpaper. Ia mengetik sebuah keyword singkat pada layar sentuh iphonenya, dan foto sebuah restoran kenamaan di Paris langsung muncul disana, Jules Verne. Ia tahu Lee Na Ra ada disana. Kris begitu yakin akan perasaannya tentang keberadaan gadis yang membuatnya hampir gila itu.
‘’I’d like to go to Jules Verne right now’’ Kris memberikan instruksi pada sopirnya menggunakan bahasa Inggris, ia tidak begitu lancar berbahasa Prancis.
‘’Yes Sir’’ si sopir menjawab mantap. Tidak butuh waktu lama untuk mereka bisa sampai di Jules Verne karena memang lokasi Jules Verne yang sangat strategis dan mudah dijangkau.
‘’Sir we are arrived’’
‘’Ah oke, thanks’’
Kris segera turun dari mobilnya begitu ia sampai, ia memasukkan kedua tanganya kedalam mantel tebal yang di kenakannya. Pria pirang itu kini berdiri dibawah menara Eiffel, ia mendongak sesaat untuk melihat keujung menara yang pernah menjadi menara tertinggi di dunia (*lokasi Jules Verne itu ada di dalam menara Eiffel, dari sana kita bisa melihat pemandangan kota Paris pada malam hari, sangat indah ^^ Jules Verne juga merupakan salah satu restoran paling terkenal tidak hanya di Prancis tapi juga di seluruh dunia)
Ia memejamkan matanya sebentar, menikmati kidung Natal yang samar-samar masih terdengar dan detik berikutnya dengan mantap dia melangkahkan kakinya menuju lift yang akan membawanya ke Jules Verne.
Begitu memasuki ruangan restoran berarsitektur Eropa itu, Kris seperti mengalami déjà vu. Semuanya masih sama seperti ketika ia berusia 10 tahun, hanya saja kali ini Jules Verne lebih ramai dari sebelumnya.
‘’Monsieur, est-ce que je peux vous aider ?’’ (ada yang bisa saya bantu ?) seorang pelayan menghampirinya.
‘’Um..oui, j’ai besoin d’un table pour moi’’(ya, saya butuh sebuah meja untuk saya) Kris berbicara dengan bahasa Prancisnya yang begitu kental dengan logat inggris.
‘’Seulement vous, monsieur ? (hanya Anda tuan ?)
‘’Oui’’ (ya)
‘’Suivrez moi, s’il vous plaît’’ (silahkan ikuti saya)
Kris mengikuti petunjuk pelayan itu. Pelayan itu nampaknya mengerti bahwa Kris adalah orang asing, sehingga ia memilihkan Kris tempat terbaik dimana Kris bisa melihat pemandangan Prancis dimalam hari.
‘’Asseyez-vous monsieur (silahkan duduk)’’
‘’Merci (terima kasih)’’
‘’C’est votre livre de menu, rappelez-moi si vous avez decidé quelquechose pour votre dîner’’ (ini buku menu Anda,panggil saya jika Anda sudah menentukan pesanan Anda)
‘’Ok’’ Kris menjawab singkat, ia tidak suka berlama-lama berbicara dengan bahasa Prancis yang menurutnya begitu merepotkan. Ia kini membolak balik buku menu. Mencari apa yang akan dipesannya. Ia menutup kembali buku menunya, ia sama sekali tidak lapar, ekor matanya menangkap sesosok gadis yang begitu ia kenal. Walaupun gadis itu berdiri membelakanginya dan pandangannya terhalang oleh beberapa orang yang berlalu lalang, Kris bisa memastikan bahwa gadis itu adalah gadis yang dicarinya. Kris sudah tidak bisa berfikir lagi. Ia segera menghampiri meja dimana gadis yang diyakininya dalah Na Ra itu berada.
Kris memandangi punggung gadis itu selama bermenit-menit, ia ingin sekali berlari dan memeluknya selama yang ia bisa. Tapi Kris membuang jauh-jauh pikiran bodohnya. Ia memutuskan untuk duduk di kursi kosong di depan gadis itu.
‘’Good evening Miss Evans’’ Na Ra mendongakkan kepalanya begitu mendengar suara bass yang sangat dirindukannya. Jantungnya hampir saja melompat keluar melihat kini sosok Kris sudah ada di depannya, tapi dengan cepat gadis itu menguasai dirinya dan dengan tenang kembali mengiris sebuah daging yang sedang dinikmatinya.
‘’Good evening Mr. Wu’’ Na Ra menjawab seadanya, walaupun batinnya begitu berkecamuk, terutama mengenai pertanyaan-pertanyaan kenapa Kris bisa ada disini atau bahkan kenapa pria ini bisa tahu nama Eropanya.
‘’How are you?’’ Kris jengah dengan sikap cuek Na Ra, yang membuatnya akhirnya kembali melontarkan pertanyaan.
‘’Fine, and you?’’ Na Ra kembali menjawab dengan nada datar membuat Kris kesal setengah mati. Sesekali Na Ra mengintip melalui ujung matanya sosok Kris yang kini begitu jelas dihadapannya, ia bisa melihat bekas-bekas beberapa luka lebam di wajah Kris. Na Ra ingin sekali bertanya, tapi sekali lagi ia mengurungkan niatnya. Ia merasa begitu asing dan canggung dengan Kris.
‘’Kau bisa lihat kan aku tidak baik-baik saja, itu karena ada seorang gadis yang aku cintai tapi dia malah pergi dariku setelah dia mengungkapkan perasaannya. Aku juga menghabiskan banyak waktu untuk mencarinya tapi dia benar-benar ingin menghilang dari hidupku. Nona Evans, jika kau bertemu dengannya bisakah kau sampaikan padanya bahwa aku amat sangat merindukannya? Aku bahkan hampir gila dibuatnya, kumohon tolong sampaikan padanya’’ Kris berbicara dengan nada dingin dan menusuk, seolah-olah ia sedang berbicara pada orang lain dan bukan Lee Na Ra yang kini ada di depannya. Na Ra tidak tahan lagi, ia bangkit dari kursinya dan segera menarik Kris keluar dari restoran itu.
‘’Ttarawa (ikut aku)’’
Na Ra menarik tangan Kris menuju lift yang mengantar mereka ke lantai teratas di Eiffel, tempatdimana semua orang bisa melihat keindahan kota Paris dimalam hari.
Gadis itu melepaskan genggaman tangannya pada Kris saat mereka sudah mencapai puncak Eiffel. Puncak Eiffel tidak terlalu ramai dikarenakan orang-orang lebih memilih mengunjungi toko-toko sepanjang Champs-Elysées untuk merayakan Natal.
Na Ra berdiri membelakangi Kris, ia hampir kehilangan kekuatan untuk sekedar menatap ke dalam mata pemuda yang sebenanya sangat ia rindukan itu.
“Mianhae’’ Na Ra akhirnya membuka suara, ia meminta maaf pada Kris dengan suaranya yang begitu lirih. Posisi Na Ra masih tetap membelakangi Kris.
‘’Miss Evans, aku tidak menyalahkanmu, kau tahu aku-‘’
“Jangan memanggilku dengan nama itu Kris, aku merasa begitu asing denganmu, atau memang kau berharap kita menjadi orang asing hmm?’’
Kris mendekati Na Ra, ia membalikkan tubuh gadis itu agar menghadapnya, tapi gadis itu tetap menundukkan kepalanya. Menghindari kontak mata dengan Kris.
‘’Kenapa kau mengatakan hal itu? Bukankah kau yang pergi dariku, kau yang meninggalkan ku Na Ra! Ku satu-satunya orang yang menginginkan kita menjadi orang asing, bukankah begitu?’’ kris mencecar Na Ra dengan ungkapan perasaan yang telah dipendamnya sekian lama. Gadis itu hanya menunduk, ia tahu ia salah, sepenuhnya ia salah.
‘’Kau bahkan menghapus semua akun jejaring sosialmu, mengganti nomer handphonemu, dan kau pergi ke tempat sejauh ini tanpa mengucapkan perpisahan yang layak bagiku? Kau sudah keterlaluan Na Ra’’ nafas Kris terengah-engah, ia benar-benar dikuasai emosi.
“Apa kau tidak tahu jika aku sangat mencintaimu? Kau bahkan tidak memberiku kesempatan untuk sekedar membuktikannya, apa aku begitu buruk dimatamu ?’’
Na Ra memberanikan diri menatap mata Kris, air mata jelas terpupuk di kedua mata lelaki tampan itu, juga pada matanya.
‘’Beri alasan kenapa kau mencintaiku ?’’
‘’Mwo ? ‘’ Kris dibuat heran dengan pertanyaan Na Ra.
‘’Iya alasan kenapa kau mencintaiku, aku bukan gadis peyayang, bagaimana aku bisa menjadi seorang peyayang jika aku bahkan tidak tahu seperti apa kasih sayang itu, aku juga bukan gadis yang baik hati, kau tahu aku bahkan bisa begitu tega meninggalkanmu, aku bukan gadis yang baik, aku gadis yang buruk. Dan aku juga tidak pandai memasak, aku bahkan hampir sama sekali tidak bisa memasak. Kau harus mempertimbangkan baik-baik tentang kepada siapa cintamu itu ditujukan Kris, aku tidak mau kau kembali kecewa. Gadis yang baik hati, peyayang dan pandai memasak. Itu semua gadis impianmu kan ? aku sama sekali tidak masuk dalam semua kriteria itu. Apa kau masih berfikiran untuk mencintaiku ? kau pria yang cerdas Kris aku tahu itu’’ Na Ra menyebutkan semua tipe ideal Kris, gadis itu masih ingat betul seperti apa perempuan impian Kris karena Li Jia Heng aka Kris sendirilah yang memberitahunya ketika mereka berumur 10 tahun dulu.
Kris masih terdiam pada posisinya, udara dingin kota Paris seolah menambah kebekuan hubungan mereka.
‘’Kris-ah, kau baik, tampan, dan peyayang, aku tahu kau bisa mendapatkan gadis yang jauh lebih baik dariku. Perasaanmu hanya sementara, percayalah perasaan itu akan hilang seiring berjalannya waktu. Keurom.. na kha (baiklah aku pergi)” Na Ra mengusap sekilas bahu Kris dan melangkah pergi, air mata itu kini membasahi pipinya. Hatinya begitu sakit, ia bahkan tidak menyangka jika mengatakan hal itu akan amat sangat menyakitkan.
‘’Yak! Lee Na Ra! Aku tidak perlu mempunyai alasan untuk sekedar mencintaimu, obseo, jinjja eobseo kau sendiri yang bilang aku tampan, peyayang dan aku lelaki yang cerdas. Aku sudah punya semuanya, maka jadilah dirimu yang seperti biasa, yang apa adanya dan yang bisa aku cintai selamanya, karena aku hanya membutuhkan itu. Aku sudah mempunyai semuanya dan aku hanya butuh seorang Lee Na Ra untuk melengkapi hidupku’’ Kris berjalan mendekati Na Ra dan memeluknya dari belakang. Tangan kekarnya mengunci Na Ra sehingga gadis itu tidak bisa pergi lagi.
‘’Kajima (jangan pergi) Jebal kajima, jika perasaan ini hanyalah perasaan sesaat maka aku tidak akan mati-matian mencarimu. Jika ini hanya perasaan sesaatku maka aku tidak akan disini bersamamu dan jika ini adalah cinta sesaat maka aku tidak perlu terus memikirkanmu selama bertahun-tahun Lily’’Kris memanggil Na Ra dengan nama masa kecilnya.
‘’Kris-ah’’ Na Ra begitu terharu mengetahui bahwa Kris masih mengingat masa kecil mereka dulu. Ia mengusap pelan lengan Kris yang melingkar di perutnya. Kris meletakkan dagunya pada bahu kanan Na Ra.
‘’Jawab aku Na Ra, jika yang semacam itu kau bilang hanya perasaan sesaat lalu apa artinya penantianku selama ini? Kau sudah terlalu banyak mengalami hal yang tidak menyenangkan Na Ra-yya, kumohon beri aku kesempatan untuk membahagiakanmu’’
‘’Li-‘’ Na Ra membalikkan badannya dan hendak mengatakan sesuatu pada Kris, tapi Kris menahannya.
‘’Sstt..chankamman’’ Kris meletakkan jari telunjuknya pada bibir Na Ra, dan ia segera melepaskan satu gelang dari tangannya. Ia memakaikan gelang itu pada Na Ra.
‘’Dewa amour bukan pembohong Na Ra, ia menepati janjinya untuk mempertemukan kita. Mulai sekarang kau harus selalu memakainya, dan berjanjilah untuk selalu ada disisiku tidak peduli apapun yang terjadi’’
‘’Keundae..Kris-ah’’
‘’Bisakah kau tidak membantahku sekali saja?’’
Na Ra tersenyum melihat nada bicara Kris yang sudah kembali seperti biasanya. Kris menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
‘’Tetaplah seperti ini untuk selamanya’’ Na Ra pun membalas pelukan Kris. mereka mengabaikan bulir-bulir salju yang semakin deras turun di malam Natal itu. Mereka membiarkan bulir-bulir salju itu menerpa mereka, meleleh dan meninggalkan bekas basah pada baju mereka. Mereka mengabaikan udara dingin yang kian menusuk. Yang jelas hati mereka kini begitu hangat, dipenuhi oleh cinta yang kembali bersemi ditengah musim dingin. Keajaiban bulan desember, keajaiban Natal, dan keajaiban dewa amour, semua itu hanyalah akan menjadi sebuah wacana jika keduanya tidak punya kegigihan untuk memperjuangkan apa yang mereka impikan.
‘’Kajja’’ Na Ra menarik tangan Kris setelah melepaskan pelukannya.
‘’Eum.. eodiga?’’ (kemana?)
‘’Les Champs Elyseés, aku ingin menepati janjiku’’
‘’Janji ? Janji apa ?’’
‘’Yak ! Lihat kau bahkan sudah melupakannya kau menyebalkan sekali’’ Na Ra melepaskan genggaman tangannya dan berjalan menjauhi Kris. Tapi pria itu mengejar Na Ra dan merangkulnya erat.
‘’Boo.. nona Lee lihat cantik sekali jika sedang marah, aku hanya bercanda ck ! aku masih ingat janji Lily pada Li Jia Heng kecil ‘aku akan membawamu ke Champs Elysées saat Natal dan kau akan tahu keindahan Paris yang sebenarnya, bukankah begitu ?’’
‘’Ah molla’’ Na Ra kini berpura-pura marah dan melepaskan tangan Kris dari tubuhnya.
‘’Omo.. Na Ra-yya aku hanya bercanda kenapa marah sungguhan’’ Kris berubah panik.
‘’Molla, molla.. kau menyebalkan !’’ Na Ra masih berpura-pura marah. Diluar dugaan Kris malah menarik Na Ra dan memegang kedua bahu Na Ra.
‘’Yak..ap-apa yang kau lakukan ?’’ Na Ra begitu gugup menyadari jarak mereka yang kini begitu dekat.
Dan chu~ Kris mencium singkat bibir Na Ra.
‘’Itu karena kau sudah berpura-pura marah’’
‘’Yak Kr-‘’ Chu~ satu kecupan lagi di bibir Na Ra sebelum Na Ra menyelesaikan kalimatnya.
‘’Yang itu karena kau sudah mengira aku melupakan janji masa kecil kita’’
‘’Kris-ah..’’
Chu~ satu lagi ciuman di bibir Na Ra, kali ini Kris tidak langsung melepasnya melainkan tetap membiarkan bibirnya bersentuhan dengan bibir Na Ra. Ia lalu melumat pelan bibir Na Ra, membuat gadis itu menutup matanya dan mengeratkan pegangan tangannya di pinggang Kris, Kris sendiri menahan tengkuk Na Ra agar mereka bisa berciuman lebih dalam.
Dari kejauhan tampak seorang pemuda tampan dengan mantel bulu tebal membalut tubuhnya tersenyum melihat kedua pasangan itu. Ia seperti ikut merasakan kebahagiaan yang Na Ra dan Kris rasakan.
‘’Noona, berbahagialah’’ Kim Jongin berbisik.
‘’Go now’’
Dan silver BMW itu melaju kembali meninggalkan Champs-Elysées diiringi kidung-kidung natal yang memenuhi setiap sudut The City of Love itu.
FIN
The other stories already posted in my personal site www.bellecious.wordpress.com
happy reading ^^