home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > You Don't Know Play Ur Love

You Don't Know Play Ur Love

Share:
Author : LatifahNL999
Published : 23 Sep 2014, Updated : 26 Aug 2016
Cast : Nana || Chanyeol || Lizzy || Baekhyun || Eyoung || Luhan || Others
Tags :
Status : Complete
32 Subscribes |1125496 Views |73 Loves
You Don't Know Play Ur Love
CHAPTER 4 : Chapter 4

Di sekolah, Nana bertekad menemui Lizzy dan memintanya untuk menghentikan tingkah laku anak-anaknya itu. Ia baru bisa menemui Lizzy ketika kelasnya sedang pergantian pelajaran olahraga. Kebetulan, kelas Nana juga sedang kosong. Saat itu, Nana mencegat Lizzy di depan toilet dan tanpa basa-basi lagi ia langsung memulai pembicaraannya.

“Kau marah padaku?”

 

Dengan malas Lizzy menjawab. “Naega wae?” ia berjalan kea rah westafel dan bercermin.

 

“Apa yang membuatmu marah? Apa karena Chanyeol?”

 

Lizzy memicingkan matanya ke arah Nana lewat cermin “Hhe.. Kau tahu diri juga,” jawabnya ketus.

 

Ya!” Nana mendekati Lizzy dan berdiri di sampingnya. “Berhentilah bersikap seperti ini. Kau hanya salah paham. Kemarin aku hanya mengambil tas dari mobil temannya. Memangnya apa yang akan kulakukan dengan pemuda pembual seperti itu?!”

 

Geuraeyo?” sahut Lizzy dengan merapikan baju dan rambutnya di depan cermin.

 

“Aku hanya mengambil tasku, itupun hanya sebentar, dan itu bukan keinginanku untuk dia ikut denganku. Kau sendiri melihatnya, dia sendiri yang ingin ikut.”

 

Lizzy membalikkan badannya menatap Nana dengan melipat kedua tangannya di dada

“Kau berbohong pun aku tidak akan tahu apa yang kalian bicarakan kemarin.”

”Kami tidak berbicara apa-apa. Percayalah?”

Gojitmal! Bilang saja kau memang tidak suka aku dengan Chanyeol!”

 

Nana menarik napas panjang dan mengmbuskannya dengan keras. “Tanpa ku beritahu pun kau sudah tahu itu. Demi Tuhan, jangan buat cerita klasik lagi, Lizzy. Kau sendiri yang bilang kalau kau tidak akan menyukai Chanyeol, tapi nyatanya kau menunjukkan bahwa kau sangat tertarik dengannya.”

 

Lizzy sedikit terkejut dengan pernyataan Nana. Namun, ia bisa mengendalikan ekspresinya. “Memangnya kenapa? Apanya yang salah? Selagi Baekhyun tidak tahu, apa aku tidak boleh bersenang-senang dengan pemuda lain? Ah, aku tahu sekarang,” Lzzy mengangguk-angguk kecil. “Apa kau juga menyukai Chanyeol? Kau bertingkah seperti ini supaya aku tetap dengan Baekhyun, dan kau bisa leluasa mendekatinya. Hhe” Lizzy tersenyum dengan menatapnya sinis.

“Kau munafik sekali.” Lizzy pun meninggalkan Nana dengan menyenggol bahu Nana

Mworago?! Neon michyeosseo?”

Lizzy pun berhenti dan melihat Nana dari ujung kepala hingga ujung kaki “Apa kelebihanmu? menarik saja tidak,” ia pun berlalu meninggalkan Nana begitu saja.

 

“Haha, Neon jjinjaaish,” Nana benar-benar kesal  dan tak habis pikir dengan pikiran Lizzy. Tapi tiba-tiba–– “Uhm. Yah, astaga Nana apa kau sepintar ini? Hhe. baik lah jika itu yang kau inginkan, Lizzy. Geurae, nado joha Wae? Wae? Wae? Aish” ––semua pikiran itu di luar dugaan Nana.

“Siapa yang kau sukai?”

Kkamjjakkiya.” Nana menempelkan tangan kanannya ke atas dada sebelah kiri sembari melototi Gaeun. “Ah, kau ini mengagetkanku saja,” Nana mencuci tangannya.

“Siapa yang kau sukai?” ulang Gaeun dan ikut mencuci tangannya. Ia pun menggoda Nana dan memicingkan matanya.

“Apa yang kau bicarakan?” Ia pun menjadi tergagap.

Uhm. Siapa yang kau sukai? Katakan padaku. Tadi aku bertemu Lizzy wajahnya terlihat kesal sekali. Apa kalian bertengkar?”

Aniya, aniya, aniya, kajja, kita kembali ke kelas.” Nana mengaitkan tangannya ke lengan Gaeun dan menyeretnya keluar.

Gaeun tetap berceloteh dan menggoda Nana. “Ya! Kau belum mengatakan siapa yang kau sukai.” Nana tak menggubris pertanyaan Gaeun.

 

Nana mengerenyitkan kening. “Jika aku berhasil menarik perhatian Chanyeol, Lizzy tidak akan bertemu lagi dengan Chanyeol, dan dia tidak akan putus dengan Beakhyun.” gumam Nana dalam hati dan sedikit tersenyum dengan idenya.

 

“Kau tersenyum? Ya! kau sedang menyukai siapa?” tanya Gaeun lagi, dan ia benar-benar sudah berada di puncak rasa penasaran.

Nana berhenti dan melepas kaitannya dari lengan Gaeun. “Aku… menyukaimu Lee Gaeun, sangat menyukaimu.” Nana pun meninggalkan Gaeun setelah mencubit pipi tembam gadis itu.

YA!” Gaeun mengejar Nana.

 

** You Don’t Know Play Ur Love **

 

Ketik sepulang sekolah, hujan turun sangat deras. Nana merutuki hujan yang menurutnya turun dengan sangat tidak tepat.

Ah, jika saja tidak ada acara kelas tambahan, mungkin sekarang aku sudah tidur di rumah, aish.” gerutu Nana.

Kala itu, dari kejauhan, seorang laki-laki berjalan mendekat kea rah tempat Nana.

“Apa tadi ada kelas tambahan?” Seseorang itu mengagetkan Nana.

Nana kaget sekaligus gugup. “Ne?” Nana mendongak, dan saat itu ia sudah mendapati Baekhyun berdiri di dekatnya. “Ah, Baekhyun. Iya, tadi aku ada kelas tambahan piano. kelas untuk anak alim yang tidak tahu cara menikmati masa muda, itu lah yang ku tahu dari kekasihmu. Hhe,” Nana pun tersenyum, ia menunduk dan mengayun-ayunkan kakinya.

 

Aniya, aku juga suka bermain piano, bahkan cita-citaku menjadi pianis.” Baekhyun pun tersenyum.

“Lalu, kenapa kau tidak memilih kelas piano juga? Bukankah kita boleh memilih lebih dari satu?”

Baekhyun tertunduk dan juga mengayunkan kakinya, kemudian ia mulai bercerita.

“Pemain bola adalah cita-cita kakakku dan pianis adalah cita-citaku. Ketika ia mengalami kecelakaan motor di waktu muda, kakinya menjadi lumpuh dan itu membuatnya sangat terpuruk, Sehingga aku berjanji dengan diriku sendiri, aku yang akan mengabulkan cita-citanya itu. Aku juga bermain piano di rumah. Mengajaknya untuk menghiburnya dari keterpurukkan. Aku merasa sekarang kami seperti bertukar cita-cita.” Bekhyun tersenyum manis melihat Nana.

Nana mendengarnya pun terharu. “Aku kagum padamu.” Tapi tiba-tiba ia tercenung, dan teringat dengan pertengkarannya dengan Lizzy.

Jangan bersedih, aku tidak ingin melihatmu bersedih, percaya saja padaku.

 

“Kau tidak bawa payung?”

Oh? Aku membawanya,” Nana menunjukkan payung warna biru langitnya yang sudah bulukan sana-sini. Baekhyun yang melihat pun tertawa ringan.

Nana malu, dengan cepat disimpannya payung itu ke dalam tasnya kembali.

“Kau masih menyimpan payung itu, ya? Itu sudah jelek, dibuang saja.”

Nana tersenyum malu.

Payung ini bersejerah untuk ku. Bagaimana mungkin aku bisa membuangnya.

 

~Flashback~ 2 bulan yg lalu

Nana berdiri seorang diri di depan gerbang sekolah, sembari menanti hujan reda. Nana tidak membawa paying. Ya, siapa yang bisa menyangka, jika sore ini akan turun hujan? Ia pun hanya menutupi kepalanya dengan file kecil miliknya. Namun hujan semakin lama semakin deras. Ia pun sudah mulai merasa putus asa.

Tapi, saat itulah Baekhyun tiba-tiba datang dari belakang dan menaunginya dengan sebuah payung.

Nana menengadah kepalanya. Yang pertama kali ia lihat adalah warna biru langit yang cerah menutupinya dan melindunginya dari hujan. Lalu, ia menoleh untuk melihat siapa orang yang baik hati itu.

 

“Jangan sampai kehujanan, nanti kau sakit.” seru Baekhyun.

Nana terpaku menerima senyuman tulus dari Baekhyun. “Ya?”

“Baekhyun imnida,"

Ne?” Nana menilik kea rah tangan Baekhyun yang terulur sesaat. “Ah, Nana imnida.”  Ia menggapai tangan Baekhyun dengan hati yang berdegup kencang.

“Kau kelas berapa? Aku murid pindahan, hhe. Aku berada di kelas tiga.”

“A..aku juga kelas tiga, hhe.” balas nana dengan gugup.

Geuraeyo? Wah, semoga saja kita satu kelas.” Baekhyun tersenyum lagi, tiba-tiba ia menyodorkan payungnya pada Nana. “Pegang ini.”

Ye?” Nana heran tapi ia menurutinya.

Tanpa aba-aba, Baekhyun berlari meninggalkannya sambil tertawa kecil.

Nana kaget, nyaris tersedak memanggil-manggilnya.

“Baekhyun-ssi….”

Baekhyun berhenti sebentar, ia menoleh sambil menutupi kepalanya dengan telapak tangan lalu berseru kencang. "Payungnya untukmu saja! Pulanglah, hati-hati di jalan! Sampai ketemu lagi besok.”

“Ta…tapi….” Nana bergerak maju hendak mengejarnya, namun Baekhyun berlari semakin cepat dan perlahan-lahan menghilang dari pandangannya.

Nana menghela nafas panjang dan hatinya berdegup semakin kencang. Tanpa ia sadari, perlahan-lahan bibirnya membentuk sebuah kurva yang indah untuk suatu las an yang ia sendiri tidak mengerti.

~

"Ya! kau melamun apa?"

 

*TBC*

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK