home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > You Don't Know Play Ur Love

You Don't Know Play Ur Love

Share:
Author : LatifahNL999
Published : 23 Sep 2014, Updated : 26 Aug 2016
Cast : Nana || Chanyeol || Lizzy || Baekhyun || Eyoung || Luhan || Others
Tags :
Status : Complete
32 Subscribes |1125491 Views |73 Loves
You Don't Know Play Ur Love
CHAPTER 3 : Chapter 3

 

Lizzy menggenggam tangan Nana sembari memelas. “Nana-yajebal? Baekhyun hari ini pergi tanding, jadi dia tidak akan tahu jika kita pergi bersama Chanyeol dan Sehun”

“Sehun? Siapa lagi dia?”

“Teman Chanyeol, katanya dia mau membawa temannya. Jadi kita sekalian saja double date.”

Shireo! Kenapa harus kencan dengan pemuda itu?! Kau ini jika bukan namanya kecentilan lalu apa? Kau memang dari dulu tak pernah berubah.”

“Kalau kau tidak suka dengan istilah kencan, kita ganti saja namanya, pergi bersama teman.  Kemarin dia mengajakku menonton sehabis pulang sekolah. Dia akan menjemputku di sini. Tapi karena ada temannya, jadi kupikir lebih baik aku mengajakmu juga. Akan terasa aneh jika hanya pergi bertiga.”

“Lebih aneh lagi jika aku ikut. Lizzy, harus berapa kali kukatakan, kau jangan mengulang sifat jelekmu itu. Jika kekasihmu yang sekarang ini bukan Baekhyun, mungkin aku tidak akan peduli. Tapi ini Baekhyun? Apa kurangnya dia? Kau masih saja centil dengan laki-laki lain.”

Lizzy mulai kelihatan kesal. “Susah punya kekasih yang terlalu dekat dengan sahabat sendiri, menjengkelkan.”

“Aku tidak akan setuju kau pergi dengan Chanyeol, meskipun kau bilang itu bukan kencan. Hanya teman. Kau harus pikirkan perasaan Baekhyun. Di mana sifat dewasamu yang kau katakan sudah dewasa?!”

Aish, pikiranmu payah sekali. Tak bisakah kau bersenang-senang sedikit?! Apa aku tidak bisa punya banyak teman hanya karena aku bersamanya? Yang benar saja.”

Nana membisu, ia hanya bisa menggeleng-geleng kepala.

“Aku dan Chanyeol benar-benar hanya teman. Dia hanya mengajak kumenonton saja! Kau mau menemaniku? Nana-ya, jebal,

Nana menggeleng kepalanya dengan mantap.

“Kau keterlaluan.”

“Ya, karena aku temanmu, maka dari itu aku tidak mau!”

“Aku janji ini yang terakhir, aku tidak akan menyusahkanmu lagi.”

Halah. Janji lagi? Janji yg kemarin saja belum kau tepati, hutang janjimu padaku sudah banyak.”

“Lee Jin Ah, jebal~. Chanyeol orang yang asyik, kau akan rugi jika tidak berteman dengannya.”

Ah, jinjja!” Nana memasang wajah sok kagumnya. Lalu seperkian detik berubah dingin lagi.

“Ini yang pertama dan yang terakhir aku pergi dengannya.” Lizzy mengulurkan jari kelingkingnya.

Nana meenghela napas dengan keras. “Apa untungnya jika aku ikut? Buang-buang waktuku saja.”

“Ya, setidaknya nanti kau bisa lihat sendiri jika aku dan Chanyeol memang benar-benar hanya berteman. Setelah itu kau bisa bernapas lega. Bukankah itu menguntungkan?”

Lizzy tersenyum penuh kemenangan. Lizzy selalu menyusahkan Nana sejak pertama kali mereka berteman, biasanya Nana tidak pernah mengeluh karena Lizzy selalu bisa mencari akal untuk membuatnya mengalah.

Tapi kali ini situasinya lain, ini ada sangkut pautnya dengan Baekhyun. Nana memang menyukai Baekhyun, tapi justru karena perasaannya itulah, Nana tidak mau melihat Baekhyun disakiti Lizzy seperti yang sudah dilakukan Lizzy pada laki-laki sebelumnya.

“Baiklah.” Jawab Nana terpaksa. “Nanti setelah pulang sekolah, ‘kan?”

JinjjaGomawo, kau memang temanku yang paling baik di dunia!” Lizzy memeluk Nana.

 

** You Don’t Know Play Ur Love **

 

Begitu bel tanda pulang berdering, Nana langsung beranjak keluar dari kelas. Ia harus rela membatalkan janjinya menemani Eyoung mencari kado sore ini.

Lizzy sudah menunggunya di depan pintu kelas. “Kau lama sekali? Ppalliwa, Dia sudah menunggu dari tadi”

Cih,

Nana benar-benar Tidak mengerti mengapa Lizzy bisa memilih tempat yang banyak klub bola yang nongkrong di situ.

“Kenapa bertemu di sana? Memang iya Baekhyun pergi tanding, tapi di sana ada Luhan, jika dia mengadu pada baekhyun, bagaimana?”

Luhan–teman Baekhyun dalam tim sepak bola yang tidak ikut tanding hari ini–melambai-lambai ringan pada Nana dan Lizzy dari sudut lapangan.

“Yang seharusnya takut adalah aku, kenapa kau yang gusar.” Lizzy membalas lambaian Luhan dengan senyuman manis. Kemudian pandangannya menyapu ke seluruh pelosok tempat itu, mencari-cari sosok Chanyeol.

“Itu dia.” Seru Lizzy. Wajahnya terlihat senang.

Nana segera menoleh ke tempat yang ditunjukkan Lizzy. Ada dua pemuda di sana. Kehadiran mereka tampak sangat mencolok di tengah-tengah keramaian anak sekolah, karena mereka satu-satunya yang tidak pakai seragam sekolah.

Nana memicingkan matanya.

Kedua pemuda itu sama-sama tinggi. Yang satu penampilannya, ya, lumayan keren. Yang satunya lagi penampilannya, lebih rapi. Ah, aku benci pria yang suka menebarkan senyuman. Lalu, yang mana Chanyeol?

Lizzy melambai pada Chanyeol dan Sehun Mereka langsung datang menghampiri.

Annyeong,” sapa si pemuda yang–menurut Nana–lumayan keren.

Annyeong, Oppa” Lizzy tersenyum sangat manis.

Glek.. Nana menelan salivanya dengan susah payah.

Apa ini yang namanya Chanyeol?

Nana mencuri pandang pada Lizzy.

Demi Tuhan.  Jika dibandingkan dengan Baekhyun jauh sekali.

Nana pun meniup poninya.

Chanyeol menatap Nana dengan tatapan ingin tahu. “Apa ini yang namanya Nana? Yang waktu itu di telepon?”

Ne. Kenalkan dia Nana, Lee Jin Ah. Nana, Ini Chanyeol, dan ini–“ Lizzy melirik sosok pemuda di sebelah chanyeol

“Sehun, adik angkat Park Chanyeol.” Ia tersenyum lebar sambil memamerkan gigi putihnya. Kemudian menjabat tangan Nana dan Lizzy bergantian.

Ah, apa dia hanya bisa tersenyum?!

“Bagaimana selesai menonton kita mampir ke kafe dulu?”

“Nana,  kau mau, ‘kan?” bujuk Lizzy.

“Tenanglah, aku pastikan kalian tidak akan sampai malam, kami akan mengantar kalian.” Chanyeol tersenyum penuh arti, kemudian mengedip sebelah mata pada Nana.

Menjijikan! Itulah yang Nana rasakan. Ia merinding. Entah kenapa, ia merasa ada yang tidak beres dengan pemuda yang satu ini. Mereka akhirnya berangkat juga naik mobil Sehun.

** You Don't Know Play Ur Love **

Mereka mengantar Lizzy dan Nana pulang ke rumah masing-masing dulu, ganti seragam mereka dengan baju biasa. Lalu rencana tiba-tiba berubah, mereka tidak jadi ke bioskop. Langsung ke kafe yang biasa disambangi oleh Chanyeol dan Sehun.

Sepanjang perjalanan, Lizzy terus berceloteh dengan semua omong kosong yang membuat Nana muak. Chanyeol benar-benar bukan tipe laki-laki yang akan disukai Nana. Ia tipe laki-laki yang gencar menebar pesonanya. Sedari tadi terus membual tentang pekerjaan ayahnya, urusan-urusan ibunya di luar negri, tentang koleksi mobilnya, bahkan tidak segan-segan menunjukkan ponsel canggih keluaran terbaru miliknya. Lizzy terpesona dengan semua cerita pemuda itu, ia tidak malu-malu meminta Chanyeol memotret wajahnya dengan kamera ponselnya.

Rasa mual Nana hampir mencapai puncaknya, jika saja mereka tidak cepat-cepat sampai ke kafe. Sehun memarkir mobilnya di tempat parkir reserved.

Nana mengibas-ngibas kerah bajunya ketika mereka sudah keluar dari mobil. “Panas sekali. Harus berapa lama lagi kita berdiri di sini”

“Bagaimana bisa kau kepanasan, sedangkan cuaca mendung begini,” sahut Chanyeol

Nana hanya berdengus kesal. “Mungkin karena berdiri di dekatmu.” Cetusnya.

Lizzy menyikut lengan Nana. Nana tidak peduli, ia hanya memutar kedua bola matanya dengan kesal.

Ketika mereka masuk ke dalam kafe, alunan musik R&B yang berdentum kencang mengisi seisi ruangan. Saat itu kafe masih lumayan sepi. Sofa-sofa empuk yang tersusun di sepanjang dinding, masih terlihat kosong dan hanya ada beberapa meja yang di tempati sepasang anak remaja seumuran mereka.

Mereka mengambil tempat duduk di salah satu meja bulat yang paling dekat dengan stage. Lizzy kembali sibuk mengoceh dengan Chanyeol dan Sehun tentang apa saja yang menurutnya bisa menarik perhatian kedua pemuda itu. Sementara menunggu pelayan mengantar pesanan mereka, Nana membaca menu pesanan yang berisi makanan dan minuman yang diberi nama-nama aneh.

Hei,” Chanyeol tiba-tiba menendang kaki Nana. ”Kenapa kau diam saja?”

Nana mendengus kesal, “Sudah menjadi salah satu hobiku.” Sahutnya malas tanpa memandang Chanyeol.

“Kita di sini untuk bersenang-senang, bersikap santai lah. Seperti Lizzy.”

Nana menutup buku menu dan menghentakkannya ke atas meja, sedikit mengagetkan Chanyeol. Sesaat ia menoleh ke arah Lizzy yang sedang asyik bicara dengan sehun. Ia sekarang merasa kehadirannya sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Ia merasa seperti orang tolol.

Chanyeol menempel kedua tangannya ke atas meja, dan agak mencondongkan tubuhnya ke depan. “Kenapa waktu itu kau tidak  ikut Lizzy ke kampus?”

Nana menilik ke arahnya. “Naega wae? Lebih baik aku tidur di rumah.” Nana menatap Chanyeol dengan malas. Ia berusaha bersikap sewajar mungkin di hadapan Chanyeol, tapi entah kenapa ia merasa tidak nyaman berada dekat-dekat dengan pemuda itu.

Saat itu, pelayan membawa semua pesanan mereka. dan sang pelayan pun mengucapkan terimakasih sebelum pergi meninggalkan meja mereka.

“Nana memang kerjaannya tidur di rumah,” timpal Lizzy tiba-tiba, ”Kesehariannya tidak tidur, ya belajar. Aku bosan melihatnya sendiri terus-menerus”

“Kami juga sedang single.” Chanyeol tersenyum dengan sedikit cool, “Kau pilih siapa? Aku atau sehun?”

“Tidak ada.” Sahut Nana datar dan dingin.

Lizzy terlihat lega. Sehun tertawa geli. Chanyeol dengan wajah kusut.

Setelah mereka menghabiskan makanannya, Nana baru sadar, kalau tasnya ketinggalan di mobil Sehun. Padahal tadi ia bermaksud ingin cepat-cepat minta bil, langsung bayar masing-masing dan memaksa mereka segera mengantarnya dan Lizzy pulang. Ia benar-benar tidak tahan berlama-lama di tempat itu dengan dua pemuda asing yang baru dikenalnya beberapa jam yang lalu.

Chanyeol dengan gayanya yang sok keren terus membanjiri Lizzy dengan kata-kata manis, yang penuh pujian. Lizzy terlihat senang. Pemandangan itu membuat Nana merasa seolah-olah ada deja-vu. Kisah lama akan terulang kembali. Kisah klasik di mana Lizzy tergila-gila dengan pemuda yang hanya modal tampang, lalu membuang kekasih lamanya tanpa perasaan bersalah sedikit pun. Perut Nana melilit sewaktu membayangkan Lizzy memutuskan hubungannya dengan Baekhyun. Ia membayangkan perasaan Baekhyun, bagaimana sakit hatinya laki-laki itu nanti.

“Tasku tertinggal di mobil.” Nana mencoba mengalihkan pembicaraan mereka berdua. Ia menatap Sehun. “Kunci mobilmu? Aku ingin mengambilnya, nanti aku akan kembali.”

“Kenapa kau buru-buru sekali.” Lizzy cemberut.

“Aku hanya mengambil tasku.”

“Ini kuncinya.”

Oh?

Di luar dugaan, Chanyeol tiba-tiba menyambar kunci mobil itu dari tangan Sehun. Ia beranjak dari kursinya. “Biar kuantar ke mobil.”

Lizzy tercengang. “Uhm, kurasa dia bisa sendiri.”

“Tenanglah.” Lagi-lagi ia  mengedipkan matanya.”

 

** You Don’t Know Play Ur Love **

 

Nana berlari kecil ke mobil Sehun, sebisa mungkin menghindari rintik-rintik gerimis yang menghujaninya. Nana tidak terlalu memperdulikan eksistensi Chanyeol yang mengikutinya dengan santai dari belakang.

Chanyeol membukakan pintu mobil untuk Nana. “Kebetulan hanya ada kita berdua, kuharap kau mau ramah sedikit padaku.”

Nana mengambil tasnya dari dalam mobil Sehun, kemudian beralih menatapnya heran. “Aku tidak mengerti maksudmu?”

“Kelihatannya kau tidak terlalu senang melihatku akrab dengan Lizzy?” kata-kata itu meluncur dengan ringan, disertai senyum genit, ” Kau cemburu?”

“Aku? Cemburu? Ckck aish jinjja? Aku memang tidak suka melihatmu dekat-dekat dengan Lizzy, bukan berarti aku cemburu. Oh, demi Tuhan.  Kuberitahu saja, ya, Lizzy itu–”

“Sudah punya kekasih?” potong Chanyeol dengan cepat. Nana terdiam. “Aku sudah tahu. Aku sudah bisa menebak sendiri.”

”Lalu, kenapa kau masih berusaha mendekatinya?!”

“Apa aku tidak boleh mendekatinya? Aku ini senang bergaul, apalagi dengan wanita cantik. Dia sudah punya kekasih atau belum, itu bukan urusanku. Jika kau tidak suka aku dengan Lizzy, aku denganmu saja.”

Seumur hidup Nana, dia belum pernah bertemu dengan pemuda segombal dan menyebalkan seperti Chanyeol. Ia merasa mual dan jijik dengan pemuda di hadapannya kini.

“Apa kau pikir dengan modal tampangmu saja, kau bisa dengan mudah memikat semua wanita yang kau mau? Cih, maaf, aku bukan wanita yang seperti itu.”

Chanyeol tertawa mendengar pernyataan Nana. Wajah gadis itu pucat pasi menahan muntahan.

“Aku bercanda. Jangan marah. Aku baru sadar, sejak tadi siang sampai sekarang aku belum pernah melihatmu tersenyum.”

“Hhe. Senyumku terlalu mahal untuk pemuda sepertimu.” Nana melangkah pergi meninggalkan Chanyeol.

Tapi pemuda itu mencegatnya. “Tunggu, aku ini pemuda baik-baik. Aku bisa membuktikannya.”

Nana menepis tangan Chanyeol dengan kasar, namun pegangan Chanyeol terlalu kuat. “Buktikan sekarang juga. Jauhi Lizzy. Jangan dekati dia lagi.”

Chanyeol malah tersenyum misterius. Matanya menatap Nana tajam seperti sedang menilai seperti apa Nana di matanya. Setelah diam beberapa saat akhirnya ia mau melepaskan Nana, membiarkan gadis itu pergi meninggalkannya.

Nana berjalan masuk ke kafe sambil mengoceh tidak jelasEntah kata-kata apalagi yang harus dipakainya untuk menggambarkan betapa kesalnya ia pada Chanyeol.

Begitu ia kembali ke mejanya, tak lama kemudian Chanyeol menyusul dengan cepat. Pemuda itu tersenyum-senyum puas. Nana bisa menangkap dengan jelas raut wajah Lizzy yang menatapnya dengan tidak senang. Seolah-olah Nana baru saja melakukan sesuatu yang asyik dengan Chanyeol di luar sana. Tapi Lizzy tidak menanyakannya, ia hanya diam.

Nana bisa mencium gelagat aneh Lizzy sejak mereka pulang dari kafe. Lizzy terus-menerus memasang wajah cemberut untuk Nana, bahkan ia tidak mau bicara dengannya.

Nana tahu betul apa sebabnya, Lizzy salah paham saat Chanyeol mengantarnya ke mobil, sementara dia malah ditinggal berdua dengan Sehun.

~

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK