home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > You Don't Know Play Ur Love

You Don't Know Play Ur Love

Share:
Author : LatifahNL999
Published : 23 Sep 2014, Updated : 26 Aug 2016
Cast : Nana || Chanyeol || Lizzy || Baekhyun || Eyoung || Luhan || Others
Tags :
Status : Complete
32 Subscribes |1125504 Views |73 Loves
You Don't Know Play Ur Love
CHAPTER 30 : Chapter 29


“Ternyata teman sekolah kalian menyenangkan. Aku suka Lizzy, cerewetnya seperti ku. Eyoung, wanita yang manis. Sayang dia sudah dimiliki Luhan. Dan kulihat-lihat pemilik restoran yang bernyanyi tadi selalu memandangimu, Nana. Dan––” Kibum terus bercerita, tapi Nana nyaris tidak mendengarkan apa yang dikatakan Kibum karena tiba-tiba ia merasa Chanyeol memenuhi otaknya.

“Nana?”

Nana menoleh ke arah Kibum. Pemuda itu sedang mengamatinya dengan tatapan heran.

Wae geurae?”

Oh? Hoam.” Nana berpura-pura menguap. “Aku mengantuk. Apa yang kau katakan tadi? Mian.”

“Tidak ada. Kalau begitu kau tidurlah. Aku akan membangunkanmu jika sudah sampai.”

Ne.” Nana kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

.

** You Don’t Know Play Ur Love **

.

Nana berjalan di luar area rumah sakit yang luas itu, untuk menikmati udara sore yang sejuk. Ia melihat beberapa dokter beristirahat sedang bermain basket. Nana merasa mengenali salah satu dari dokter tersebut, lalu ia tergerak untuk mendekat ke arah lapangan basket tersebut. Ketika Nana sudah berdiri di luar area lapangan, bola melambung ke arahnya dan ia menangkapnya dengan tidak teratur.

Oh? Nana?”

Annyeonghaseyo,” kata Nana ramah dan mengembalikan basket ke arah para dokter-dokter tersebut.

Wah, siapa lagi itu, Kim Ki Bum? Apa dia kekasihmu? Tsk,” goda salah satu teman seangkatan Kibum.

Aei,” Kibum menunjukkan gepalan tangannya ke udara, lalu mengabaikannya dan mendekati Nana. “Aku tinggal dulu.”

“Kenapa kau bisa di sini?” Kibum Nampak terkejut dengan kehadiran Nana. “Apa kau sudah selesai bekerja? Kupikir anak magang memiliki waktu istirahat yang singkat. Omo,”

Kibum lebih terkejut lagi ketika melihat tanda pengenal Nana, lalu ia pun memeriksa tanda pengenal miliknya. “Neon–”

Majjayo, rumah sakit inilah yang sering kusambangi.” Nana tertawa ringan. “Apa waktu kalian sedang kosong?”

Oh.” Kibum memakai jas putihnya dan mengajak Nana menjauh dari lapangan basket. “Kenapa kau tidak mengatakannya padaku? Jadi kita bisa pergi dan pulang bersama, kau tidak perlu menyetir sendiri.” kata Kibum, namun hanya senyuman yang diberikan Nana.

“Oh, iya, kau di tempatkan di bagian apa?”

“Unit gawat darurat,” jawab Nana.

.

Mereka duduk santai di taman rumah sakit. Angin sepoi-sepoi dan kesejukan udara sore seakan meringankan lelah mereka.

“Apa aku boleh bertanya sesuatu?” tanya Kibum.

“Apa?”

“Bagaimana perasaanmu?”

“Apa?” tanya Nana kembali.

Terdengar dengusan dari lubang hidung Kibum. “Perasaanmu setelah bertemu dengannya kembali?”

“Apa maksudmu?” Nana melipat kedua tangan di depan dada dan menatap lurus ke depan.

“Aku sudah tahu semuanya.”

“Apa yang sudah kau ketahui?” Nana menoleh ke arah Kibum. Lalu kembali menatap lurus ke depan.

“Apa kau benar-benar sudah melupakannya?”

“Sebenarnya ada apa dengan pertanyaanmu itu?” setiap pertanyan dari Kibum selalu dijawab dengan pertanyaan oleh Nana.

“Ayolah, sudah enam tahun aku mengenalmu. Jadi aku sangat tahu sekali itu.”

“Kau memang cerewet, dan sok tahu.”

“Ayolah, katakan saja, siapa tahu aku bisa membantu. Sewaktu di bangku sekolah menengah atas, aku ini Mr. Cupid. Percayalah.”

Aigoo, kau pikir aku ini anak sekolahan?!” celetuk Nana.

Kibum tersenyum lalu menumpuh kedua siku di pahanya. Lalu, ia menoleh ke arah Nana. “Aku sudah tahu tentang Chanyeol, pemilik restoran yang bernyanyi semalam. Apa kau benar-benar sudah melupakan laki-laki itu?” kata Kibum sekali lagi dan tetap memandang sahabatnya itu dengan hangat.

Manik Nana melirik ke arah Kibum lalu mencibir.

“Aku sudah tahu semuanya. Luhan mengatakannya kepadaku sebelum aku menjemputmu tadi malam.” Lanjut Key.

Kali ini Nana benar-benar menatap Kibum yang saat itu tubuhnya agak dicondongkan ke depan. "Ternyata lelaki suka bergosip juga.” Cibirnya.

Kibum tertawa ringan. “Aku sudah penasaran sejak tadi malam. Saat kau tertidur dalam perjalanan pulang, kau mengigau namanya.” Kata Kibum.

Nana terkesiap. “Mengigau? Tadi malam? Mungkin kau salah dengar.” Elaknya, namun ada sedikit kegugupan dari wajahnya yang harus ia sembunyikan.

“Ay...”

Ucapan Kibum terpotong, karena tiba-tiba ponsel Nana berdering. Nana merabah saku jas putihnya dan mengeluarkan benda tersebut dan langsung menempelnya ke telinga.

Yeoboseyo–– Oh Lizzy, Wae? ––– makan malam? –– Uhm, sepertinya aku tidak bisa –– Aku mendapat giliran jaga pertama, jadi malam ini aku menginap di rumah sakit –– Restoran di dekat rumah sakit?” Nana melirik ke arah Kibum dan pemuda itu mengangguk.

“Sepertinya ada –– Ne –– Sampai jumpa nanti malam.” Nana menutup flip-phonenya dan memasukkannya kembali ke dalam saku jas.

“Kau akan makan malam bersama Lizzy?” tanya Kibum.

Oh.” Nana melirik jam di tangannya lalu mendesah. “Aku harus kembali, sampai jumpa nanti.”

.

** You don’t Know Play Ur Love **

.

Hari bahagia Baekhyun dan Lizzy tinggal tiga minggu lagi. Dan mereka sedang melakukan fitting baju dan sesi pemotretan ditemani oleh Eyoung juga.

“Baekhyun-ssi. Apa anda siap melihat wanita anda? Anda pasti akan terkejut!”

Baekhyun melongo dari balik tirai tempat berganti pakaian.

Ttaaadddaaa.. Tirai dibuka.

Lizzy tersenyum dalam gaun pengantinnya. Benar yang dikatakan designer itu, Baekhyun akan terkejut, tanpa disadari, Baekhyun membulatkan mulutnya. Begitupun dengan Eyoung. Eyoung menutup mulutnya yang sempat mengangah karena kagum melihat kecantikan temannya yang tak pernah pudar.

Gwiyeopdaa” ucap Eyoung kagum.

.

Baekhyun dan Lizzy menjalani sesi pemotretan. Selama pemotretan mereka sangat terlihat bahagia. Namun ketika harus disuruh menggendong Lizzy, Baekhyun sempat menolak, dan mereka bertengkar kecil. Namun pada akhirnya Baekhyun harus menggendong Lizzy.

Setelah selesai melakukan sesi pemotretan. Mereka langsung menuju restoran yang dibilang Nana.

.

~

.

Nana melirik jam tangannya, lalu memandang ke luar jendela, memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang. Ia menempati meja di samping jendela sehingga bisa melihat jalanan di luar sana dengan jelas. Ia menyesap coklat panasnya dan kembali membaca buku kedokteran yang baru dibelinya. Sesekali ia memandang ke luar jendela sambil melamun.

“Maaf, kami terlambat.”

Nana mengangkat wajah dan melihat teman-temannya sudah datang. Ia menutup bukunya dan memasukkannya ke dalam tas.

“Sudah lama?” tanya Baekhyun sambil tersenyum lebar dan menjatuhkan diri di kursi di depan Nana.

“Lima belas menit.” sahut Nana

“Kau sudah memesan makan?” tanya Luhan.

“Belum, aku hanya memesan coklat panas.” Sahutnya kembali.

Baekhyun membaca menu di atas meja. Pelayan datang menanyakan pesanan. Setelah masing-masing menyebutkan apa yang mereka inginkan, si pelayan mengangguk dan meninggalkan meja mereka.

“Eyoung, bisa temani aku ke toilet sebentar?” ajak Lizzy dan Eyoung pun beranjak.

Tiba-tiba ponsel Luhan berdering. “Oh, aku permisi dulu. Ada panggilan penting.”

Ne.

Tinggal Nana dan Baekhyun. Baekhyun menutup flip-phonenya dan memandang Nana. Nana menoleh ketika ia merasakan baekhyun memandanginya.

Wae?” tanya Nana

Baekhyun menempel kedua lengannya ke atas meja dan mencodongkan tubuhnya ke depan. Ia memandang Nana yang balas menatapnya dengan heran.

“Bagaimana perasaanmu setelah bertemu dengannya?” tanya Baekhyun dengan pertanyaan yang sama dengan Kibum.

“Maksudmu?”

Baekhyun tersenyum. Nana menghela napas panjang lalu diam sesaat.

“Aku tahu. Aku tahu apa yang ingin kau katakan. Lalu kau ingin mendengar jawaban yang seperti apa?” tanya Nana kembali.

“Aku hanya ingin tahu.”

“Baiklah, ada juga yang ingin kukatakan.”

“Apa?”

“Jantungku akhir-akhir ini sering berdetak tidak normal.”

“Apa baik-baik saja?” Baekhyun malah terlihat khawatir.

Oh,  aku tidak merasa itu sakit. Aku juga tidak mengeluarkan keringat. Jantungku selalu berdetak tidak normal, ketika––” Nana menggantungkan ucapannya.

Baekhyun mengangkat alisnya dan sangat menunggu kelanjutan Nana.

Nana menunduk. “Semenjak aku bertemu dan mengingatnya kembali.” Katanya melemah “Jantungku memang tidak berdetak dengan normal, tapi aku merasakan ada sedikit getaran halus yang menyelubungi hatiku. Aku takut terjadi kemalangan lagi dengan jantungku.” Lanjutnya.

Baekhyun tersenyum, lalu ia mengutak-atik ponselnya.

Hya~” Nana kecewa atas tindakan Baekhyun.

“Kau masih menyukainya,” kata Baekhyun ringan.

Nana cepat-cepat menggeleng. “Aniyo. Aku sudah melupakan kejadian enam tahun yang lalu––”

“Di mana dia memanfaatkanmu demi hutang Ayahnya?” potong Baekhyun tanpa ragu.

Ya!” Nana membulatkan matanya.

“Kau sungguh tidak punya perasaan apa pun padanya?”

“Kau bergurau? Tentu saja tidak. Lagipula aku tidak pernah menganggap antara aku dan dia pernah mempunyai hubungan yang khusus, karena kuanggap semua itu palsu.” Nana menatap Baekhyun kosong. “Enam tahun adalah waktu yang lama, aku baru bisa sembuh dari semua luka itu. Tapi ketika ia muncul lagi––” Nana terdiam.

Baekhyun tersenyum. “Cinta yang terluka tetaplah cinta. Seberapa jauh dan seberapa lama apapun untuk menyangkal semua itu, cinta tetaplah cinta. Kau hanya tidak tahu bagaimana cara untuk memulainya. Maka kau menyimpan rasa itu di dalam hatimu. Kau juga tidak dapat membedakan mana cinta dan mana benci. Tapi yang ku tahu, kau masih berharap padanya.”

Nana terdiam mendengar kata-kata Baekhyun. Bahkan masih terdiam.

“Apakah jantungmu berdebar dua kali lebih cepat?”

Nana berpikir lagi, dan akhirnya mengangguk. “Bahkan jantungku serasa berhenti berdegup.”

Baekhyun menopang dagunya dengan sebelah tangan dan tersenyum senang. “Lihat saja dirimu. Aku sudah mengatakannya padamu. Apa perlu kuulangi?”

“Tapi, sungguh. Aku tidak tahu.” Nana merasa dirinya seperti orang bodoh karena bertanya pada orang lain mengenai perasaannya.

Baekhyun menghela napas. “Kau menyukainya. Bahkan lebih dari menyukainya. Kau menyangkalnya, karena masih ada sesuatu yang menghalangi hatimu. Cobalah untuk terbuka.”

“Sepertinya kau sangat mengetahui semuanya?”

Baekhyun kembali menatap Nana.

“Semua orang mengetahuinya, Nana.” Tatapan mata Baekhyun terlihat serius. “Semua orang terdekatmu mengetahui itu. Tapi kau terlalu takut untuk mempercayai.”

Apa yang kau bicarakan?”

“Kau bisa menanyakan semua itu kepada Ayahmu. Kejadian enam tahun yang lalu.”

Ne?” Nana mengasah tiap-tiap kata yang terlontar dari mulut Baekhyun. Mungkin benar, rasa dulu memang masih ada. Tapi apa, sesuatu yang menghalangi hatinya dengan Ayahnya?

“Kenapa dia lama sekali?” gumam Baekhyun sementara mereka masih menunggu pesanan diantarkan. “Bagaimana menurutmu?”

Oh?” Nana tersentak mendengar suara baekhyun.

Baekhyun menunjukkan hasil foto mereka tadi yang baru saja dikirimkan oleh sang fotograper. Foto itu terlihat romantis. Lizzy yang memakai gaun putih yang mengembang memegang sebuket bunga yang dikaitkan di leher Baekhyun, tersenyum bahagia memandang Baekhyun. Begitupun Baekhyun, ia tersenyum manis memandangi Lizzy dan melingkarkan tangannya di pinggang Lizzy.

Neomu gwiyeopta. Apa ini salah satu hasil sesi pemotretan kalian tadi?”

Oh.”

“Aku tidak menyangka kalian memiliki hubungan yang awet seperti ini.” Nana senyum menerawang. Ia kembali mengingat di mana ia berusaha untuk membahagiakan Baekhyun dan menghancurkan perasaanya kepada baekhyun.  

Tidak lama kemudian Luhan kembali pada mereka. Luhan baru saja hendak membuka mulutnya, tiba-tiba ponsel Nana berdering.

Jamkkamanyo.” Nana mengangkat telpon dan langsung menempelnya ke telinga.

Yeobose...”

NEON EODISEO?? ––– kata suara keras dari ujung sana. Tiba-tiba membuat Nana langsung terkesiap.

Ne.” Nana melempar ponsel serta bukunya ke dalam tas dengan tergesa. “Maaf, aku harus kembali ke rumah sakit, ada keadaan darurat. Maafkan aku, lain kali kita akan berkumpul lagi. Sampaikan maafku pada Lizzy dan Eyoung.” Tanpa menunggu jawaban dari Luhan dan Baekhyun, Nana langsung pergi begitu saja.

YA! JANGAN BERLARI, MAKA KAU AKAN––” ucapan Luhan terhenti, ia lupa jika ia sedang berada di dalam restoran.

.

** You Don’t Know Play Ur Love **

.

Nana tiba di rumah sakit dan langsung cepat berlari ke ruang gawat darurat. Ia meminta maaf kepada beberapa perawat. Ia pun belum mengatur napas dengan benar.

“Kau dari mana saja?” tanya salah satu perawat dengan pelan.

Choesonghaeyo…” jawab Nana singkat dan langsung memeriksa gadis remaja berumur sekitar dua puluh tahunan terbaring tak sadarkan diri. Tapi sepertinya Nana sendiri kehilangan kendalinya. Ia terlalu lelah berlari, jantungnya berdetak tidak normal dan terasa menyesakkan. Nana memejamkan mata berusaha untuk mengendalikan diri.

“Nana-Ssigwaenchanayo?”

.

tbc

.

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK