home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > You Don't Know Play Ur Love

You Don't Know Play Ur Love

Share:
Author : LatifahNL999
Published : 23 Sep 2014, Updated : 26 Aug 2016
Cast : Nana || Chanyeol || Lizzy || Baekhyun || Eyoung || Luhan || Others
Tags :
Status : Complete
32 Subscribes |1125504 Views |73 Loves
You Don't Know Play Ur Love
CHAPTER 19 : Chapter 18


“Sekarang aku sudah di jalan–– oh,” Chanyeol menutup flip teleponnya. Ia mendengus pelan dan berpikir sejenak. Sejurus kemudian, ia kembali mengutak-atik ponselnya dan langsung menempelkannya kembali ke telinga.

“Apa hari ini kau sibuk? Geurae? Aahh– Apa kau ingin menghabiskannya bersamaku?”

.

“Hanya denganmu saja??” tanya Nana yang berdiri di sebelah kulkas.

Jika kau ingin mengajak yang lain juga tidak masalah,”

Aratseo.. Aku akan mengajak Lizzy dan Baekhyun.”

Mereka lagi? Eii, ya sudah kalau begitu,”

Ne. Sampai bertemu dijam dua,” Nana menutup telepon dari Chanyeol kemudian ia tersenyum geli. Akhir-akhir ini ia selalu menghabiskan waktu bersamanya. Nana menggigit ujung jarinya terkikik pelan tanpa sebab.

 

Mwoanya?”

Kkamjjakiya,” Nana tersentak kaget latah dengan keberadaan Jongsuk. “Kenapa selalu mengagetkan?”

“Apa aku seperti mengagetkanmu??” tanya Jongsuk polos dan mendorong tubuh Nana pelan karena ia ingin membuka kulkas.

Aish..” Nana melipat kedua tangannya di dada dan memicingkan matanya dengan tajam.

Wae? Kau mau ke mana hari ini?” tanya Jongsuk yang melewati Nana dan fokus dengan ponselnya.

Nana berbalik mengikuti Jongsuk “Rahasia,” jawab Nana singkat.

Jongsuk menghentikan langkahnya dan Nana menabrak punggungnya.

Oppa,” Nana memukul punggung Jongsuk. “Apa di depan ada lampu merah?!” omel Nana sambil berjalan melewati Jongsuk.

“Rahasia?” gumam Jongsuk pelan namun didengar oleh Nana.

Oh. Wae?” ucap Nana kesal.

Cih..” Jongsuk melangkah menghampirinya.

.

** You Don’t Know Play Ur Love **

.

“Hhe. Kukira kau akan kabur. Apa kau membawanya?”

Chanyeol memberanikan diri berdiri tegak menatap seorang laki-laki yang sudah cocok untuk dikatakan tua,  dengan datar juga dengan tubuh bergetar yang ditahannya. “Choesonghamnida.. aku– belum bisa membawa uangnya,” Chanyeol membungkukkan tubuhnya.

Wajah laki-laki itu yang sumringah berubah menjadi datar menahan marah. “Kau mempermainkanku? HUH?” ia mendekati Chanyeol dan menarik baju Chanyeol. “Kau sudah bosan hidup?”

Suaranya semakin lantang dan hilang kesabaran. Alhasil, satu pukulan keras mendarat di wajah Chanyeol dan membuatnya tersungkur ke tanah. Laki-laki itu mendekatinya lagi dan hendak menendangnya.

 

GEUMANHAEJUSEYO!” teriakan itu menghentikan kaki laki-laki itu yang hendak menendang tubuh Chanyeol, yang saat itu sudah meringkukkan tubuhnya dan menutup wajahnya dengan tangan untuk menghindari tendangan itu. Laki-laki itu melirik ke arah suara itu, begitupun dengan Chanyeol.

“Gaeun?” ucap Chanyeol pelan.

Geumanhaejuseyo,!” Gaeun menghampiri Chanyeol. “Oppa..”

Ya, neo––” Chanyeol kehilangan suara melihat Gaeun yang membantunya berdiri.

Sehun mendekati laki-laki itu dengan tas di tangannya.

“Ini semua hutang-hutangmu juga beserta bunganya,” Sehun melempar tas itu yang berisi tidak sedikit uang kepada laki-laki itu.

 

Ia menangkapnya dan membuka tas tersebut. “Hhe..” ia tersenyum sumringah dan tertawa bersama anak buahnya. “Hahaha.. ini yang ku harapkan..” ia menepuk bahu Sehun dan melirik ke arah Chanyeol yang menatapnya dengan jijik. “Gomawo. Kajja,” kemudian mereka pergi dari tempat itu.

.

Sehun menghela nafas lega, dan mendekati Chanyeol.

Hyung.. Kau tidak apa-apa?” Sehun memegang tangan Chanyeol.

Chanyeol melirik tidak suka ke arah Sehun kemudian ke arah Gaeun.

Mian,” Sehun menundukkan kepalanya dan menjauhkan tangannya dari tangan Chanyeol.

Tanpa mengeluarkan kata sepatah pun, Chanyeol bergegas pergi meninggalkan Gaeun dan Sehun. Ia meringis kesakitan memegang ujung bibirnya.

Oppa–– neo–– gwaenchanayo?”

Chanyeol menghentikan langkahnya. “Apa yang kau lakukan? Kau ingin membuatku semakin gila?! Huh?!” teriak Chanyeol. “Kurasa kau sudah tahu semuanya.  Kebangkrutan Ayahku.. sampai memanfaatkan temanmu? Tapi apa harus dengan seperti ini kau membalasnya? Membuatku semakin terpuruk?” ucap Chanyeol tanpa membalikkan tubuhnya.

Hyung,”

Aniya,” Gaeun mendekati Chanyeol dan berdiri di depannya. Ia menggapai tangan Chanyeol dan melihat wajah pemuda itu terluka dengan juga matanya yang memerah. “Aniya. maaf, jika aku terlalu ikut campur. Aku hanya tidak ingin kau terluka,”

Chanyeol menepis tangannya dari genggaman Gaeun, lalu tertawa pahit. Ia menarik napas panjang, lalu mendorong tubuh Gaeun ke samping dengan pelan, karena menghalangi jalannya. Gaeun termangu dengan kelakukan Chanyeol.

 

Geurae,” Gaeun membuka suara, dan mengusap airmatanya dengan kasar. Ia membalikkan tubuhnya dan menatap punggung Chanyeol. “Geurae. Seharusnya aku tidak membantumu dan membiarkanmu dihabisi oleh mereka. Seharusnya itu yang kulakukan dengan apa yang telah kau lakukan.” teriak Gaeun dengan tangisnya. “Aku tidak butuh kata terimakasihmu.”

“Gaeun-ah,” Sehun memegang kedua bahu Gaeun untuk menenangkannya.

“Semoga kau selalu hidup bahagia. Aku harap kau tidak menganggap bantuanku sebagai hutang. Maka hiduplah dengan bahagia,” Gaeun membalikkan tubuhnya membelakangi Chanyeol. “Geurigo..” Gaeun melihat dari sudut bahunya. “Gomawo. Karena telah merobek Blank Check itu.” Setelah menyelesaikan kalimatnya, Gaeun pun pergi dengan mantap meninggalkan Chanyeol. Sehun pun memilih mengikuti Gaeun.

 

Tubuh Chanyeol bergetar hebat, terasa berat untuk melangkahkan kakinya. Matanya memerah menahan sedih, marah dan malunya. Hingga akhirnya ia tersungkur jatuh berlutut ke bawah.

.

** You Don’t Know Play Ur Love **

.

“Kau di mana? Aku sudah sampai. Aku tunggu sepuluh menit lagi. Jika kau belum muncul juga––”

Wae?”

Nana membalikkan tubuhnya dan tersenyum kesal. “Aku akan pulang. Kau dengar itu, Park Chanyeol?! Cih,

“Hanya itu saja ancamanmu?” tanya Chanyeol dan menghampiri Nana. “Kau sudah menunggu lama?”

“Sedikit,” sahut Nana yang sudah menjauhkan ponsel dari telinganya. Mata Nana tertuju pada sudut bibir Chanyeol. “Ya,” Nana memegang sudut bibirnya sendiri mengisyaratkan pertanyaan untuk Chanyeol.

Ah,” Chanyeol memegang ujung bibirnya. “Gwaenchana,”

“Apa tadi kau berurusan dengan orang-orang itu lagi?”

“Chanyeol menelengkan kepalanya. “Aku tidak berurusan dengan mereka lagi.”

“Apa hutang ayahmu sudah lunas?” tanya Nana ragu-ragu

Tapi Chanyeol mengabaikan pertanyaan itu dan mengalihkan pembicaraan. “Apa hanya kau saja?” mata Chanyeol berkeliling mencari Lizzy.

Oh.. mungkin karena Baekhyun terlambat lagi,”

“Baekhyun?” Chanyeol menatap Nana dan mengerutkan keningnya.

Wae?”

Ani,” Chanyeol berdesis pelan. “Aku lapar. Apa lebih baik kita makan dulu sambil menunggu mereka tiba?!”

GeuraeJamkkanman,” Nana mengeluarkan plaster bergambar bintang dari dalam tasnya. “Pakai ini–” Nana memberinya dan menyentuh sudut bibirnya sendiri.

“Hhe..” Chanyeol mengambil plaster itu dari tangan Nana. “Kau khawatir?”

Aish, kajja,” Nana berjalan di depan Chanyeol dan melihat-lihat sekeliling keramaian Myeondong.

Chanyeol menatap punggungnya dengan tersenyum perih. Ia menyusul Nana dan berjalan di sebelah gadis itu. Sesekali ia menoleh ke arah Nana yang sibuk mencari restoran, hingga Nana mengagetkannya.

“Itu.. kita makan di situ saja,” tanpa sadar Nana menggandeng tangan chanyeol seperti sepasang kekasih. Ia menggandengnya sampai masuk ke dalam restoran, dan melepaskannya juga tanpa sadar. Sepanjang jalan menuju restoran, Chanyeol hanya memandang tangan Nana yang dikaitkan di lengannya.

.

** You Don’t Know Play Ur Love **

.

“Hanya sendirian saja?” tanya Kangjoon yang memberi Eyoung secangkir Ice vanilla latte.

Oh, yang lain tidak ada kabar,”

“Luhan Hyung?”

Pertanyaan itu membuat Eyoung tersedak yang sedang meyeruput Ice Vanilla Latte-nya.

Eii. Mianhae. Cih,” ucap Kangjoon sambil memberi tisu pada Eyoung.

Gwaenchana, ini karena aku minumnya tidak pelan-pelan”

“Hhem, Mwohaeyo?” tanya Kangjoon pada buku yang di sebelah tangan Eyoung.

 

“Buku pelajaran. Aku mau menumpang belajar. Di rumah sangat membosankan.” Eyoung membuka bukunya sambil menyeruput minumannya.

Aratseo. Selamat belajar. Aku mau kembali bekerja dulu,”

Ne..”

 

Eugh, Luhan Hyung,” Kangjoon melambai ke arah Luhan yang baru masuk.

Deg..

Eyoung mengangkat bola matanya, mengalihkan pandangannya dari buku pelajaran untuk sementara. “Omo,” gumam Eyoung pelan. Ia menenangkan dirinya dan membalikkan tubuhnya dengan ragu. “Oh, Luhan? Kebetulan sekali,” sapanya kemudian.

“Oh? Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Luhan yang sudah duduk di hadapan Eyoung.

Eyoung menunjukkan bukunya. “Aku bosan di dalam rumah. Jadi aku ke sini saja.” jelas Eyoung yang fokus melihat bukunya.

Ah. Kenapa bisa sama. Aku juga bosan di rumah. Baekhyun tidak mengangkat telponku. Aku tidak punya tujuan selain ke sini,”

“Hhe..” Kangjoon yang sedang mengelap meja tersenyum melihat Luhan dan Eyoung.

.

** You Don’t Know Play Ur Love **

.

Keheningan di dalam mobil, menguasai Sehun dan Gaeun. Gadis itu menatap nanar ke luar jendela dengan lesu. Sehun sesekali melihat ke arahnya.

“Apa harus kau berbuat seperti itu?” Sehun membuka suara mencoba berbicara kepada Gaeun.

Uhm..”

“Mungkin dia terlalu malu untuk bertemu denganmu,”

Geurae?” sahut Gaeun yang masih melihat ke luar jendela.

Sehun menghela napas dan memegang setir mobilnya dengan kuat. “Lalu sekarang kita akan ke mana?”

Meolla,” jawab Gaeun datar.

Hya,” Sehun mendengus kesal.

Ah jinjja,” Gaeun menutup telinganya. “Myeongdong!!” ucap Gaeun asal. “Myeongdong!!” ucap gaeun sekali lagi.

 

“Myeongdong? Biasanya jika kau sedang ada masalah, kau akan ke bar.”

 

“Hehehe..” Gaeun terkekeh malas, mencibir dan mengalihkan pandangannya ke jendela kembali.

.

** You Don’t Know Play Ur Love **

.

Di tengah keramaian Myeongdong, terdapat suasana yang kaku dan membosankan di antara mereka.

“Apa kalian sedang ada masalah?” tanya Nana pada Gaeun dan Chanyeol.

Ani,” sahut keduanya dengan serentak. kemudian mereka saling pandang.

Apa? Kau bahkan berkata tidak ada? Aish jinjja.

Sementara batinnya berteriak, Gaeun menatap Chanyeol dengan sinis.

Nana melirik ke arah Sehun untuk mendapatkan penjelasan darinya, Namun Sehun memalingkan wajahnya dan berpura-pura tidak tahu.

“Lupakan saja. Biarkan mereka saja yang memikirkan cara berbaikannya. Ini masa tenang kita, dan kita harus bersenang-senang.” ucap Baekhyun santai.

“Aku Setuju,” Sehun menjetikan tangannya.

Kajja..” Baekhyun merangkul Lizzy dan berjalan duluan.

“Kau dengar itu?” Gaeun memicingkan matanya kepada Chanyeol dan menyusul Lizzy.

“Gaeun-ah tunggu aku,” Sehun menyusul Gaeun.

.

“Kalian kenapa??” tanya Nana.

Chanyeol menelengkan kepalanya. “Itu hanya marah sesaat. Bukan masalah besar. Gwaenchana. Kajja. Jika kau terus membahasnya kita tidak akan bersenang-senang. Hhe..” gantian. Kini giliran Chanyeol yang menarik tangan Nana, dan menyusul Baekhyun juga yang lainnya.

.

~

.

Gaeun berhenti di depan toko pernak-pernik pria dan wanita. Matanya tertarik dengan isi dalam toko itu. “Aku ke sana dulu. Kalian jalan duluan saja, aku akan segera kembali,”

“Mau kutemani??” Sehun menawarkan diri.

 

Tidak,” kata Gaeun dengan penekanan yang tegas. “Aku sendiri saja. Kau ikuti saja mereka,” lanjutnya.

Aratseo..”

“Kami akan tunggu di luar,” seru baekhyun.

Okay, aku tidak akan lama,” Gaeun melangkah masuk ke toko pernak-pernih tersebut.

.

“Kau tidak ingin menyusulnya??” tanya Baekhyun pada Chanyeol.

Chanyeol melirik bingung pada Baekhyun. “NaegaWae?”

Eii. Selesaikan masalah kalian. Aku tidak suka suasana kaku.” Baekhyun mendorong Chanyeol ke arah toko yang dimasuki Gaeun.

Chanyeol terdorong dan berbalik arah ke Baekhyun. Ia melihat Baekhyun dan yang lain dengan ragu-ragu.

 

Ga,” Baekhyun dan Nana mengibas-ngibas tangan mereka menyuruh Chanyeol masuk. Dengan sedikit keraguan, Chanyeol melangkah masuk ke toko itu.

 

Aih. Kenapa mereka kekanakkan sekali,” ucap Baekhyun.

.

Gaeun melihat-lihat pernak-pernik pria. Memilih mana yang bagus menurut hatinya.

Tap…

Chanyeol meletakkan kotak berukuran sedang yang berisi gelang couple tepat di tangan Gaeun yang hendak memilih.

 

Eugh?” Gaeun melirik kotak itu lalu melirik ke arah Chanyeol.

“Itu cocok untuknya,”

Namun tidak ada ekspresi dari Gaeun. Dia masih tetap bergeming dan masih termangu heran. Hingga mengharuskan Chanyeol menyentil dahinya, membuat gadis itu berteriak kesakitan.

Hya,” Gaeun memegang dahinya.

“Hhe, akhirnya kau sadar juga,” Chanyeol melewati Gaeun yang masih sedikit kesal. Lalu Gaeun mengikutinya.

“Apa sekarang kau hanya akan bersikap baik-baik saja tanpa rasa bersalah sedikitpun?”

Chanyeol menghentikan langkahnya dan membuat Gaeun menabrak punggungnya.

Wae? Wae?” Gaeun melotot ke arahnya.

Mian,” kata-kata itu meluncur dari mulut Chanyeol. “Aku terlalu malu untuk bertemu denganmu atas apa yang telah kulakukan,” lanjutnya, sembari sibuk memilih-milih barang juga.

Gaeun tertegun mendengar ucapan Chanyeol. “Apa kata-kataku tadi sangat kasar? Nado mian.” Gaeun menundukkan kepalanya.

Chanyeol berbalik menghadap Gaeun. “Gwaenchana,” ia memegang dagu Gaeun dan mendongakkan kepala Gaeun. “Hhe.. memang itu yang seharusnya kau lakukan,” Chanyeol tersenyum cerah menarik hidung Gaeun.

 

Gaeun memukul tangan Chanyeol “Oppa.. Aphayo,” kemudian dia ikut tersenyum cerah. “Geundae…

Chanyeol melihat Gaeun. “Wae?”

“Apa dia sudah tahu?”

 

Chanyeol menghela napas dan menelengkan kepalanya. “Geokjonghajimayo. Aku bisa mengatasinya,” Chanyeol menepuk pundak Gaeun. “Jadi mana yang akan kau pilih?”

.

~

.

Baekhyun melirik arlojinya karena telah bosan menunggu. “Apa yang mereka lakukan? Apa harus bertengkar dulu?”

“Atau jangan-jangan mereka sedang beradu otot?” sambung Lizzy asal dan membuat Sehun menghela napas.

“Tunggu saja. Aku yakin mereka akan baik-baik saja.” Sehun melihat ke arah toko terdapat Chanyeol dan Gaeun keluar dari toko dengan tersenyum cerah. “Hhe,”

Mata Baekhyun, Lizzy dan Nana melihat ke arah mata Sehun. “Tsk,” mereka mendecak serentak.

 

“Sekarang kita akan ke mana??” tanya Gaeun yang sudah bergabung kembali di antara mereka.

Sehun merangkul Gaeun dan mengajaknya jalan duluan dan tersenyum. “Ini baru Gaeun,”

“Hhe.. Apa yang mereka lakukan? Apa mereka sepasang kekasih?” Baekhyun bertopang dagu.

“Hem,” Chanyeol melihat Gaeun dan Sehun kemudian berpikir sebentar. “Nado meolla. Hhe.. Kajja..” Chanyeol memegang tangan Nana.

“Lalu kalian,” Lizzy menggerakkan dagunya ke arah tangan mereka yang terpaut. “Apa yang kalian lakukan?” Lizzy menggoda Chanyeol dan Nana yang bergandengan. Membuat mereka terksesiap melepas gandengan itu.

“Hahaha..” Lizzy tertawa renyah. “Aku hanya bercanda,” Lizzy menggandeng tangan Baekhyun dan berjalan menyusul Gaeun dan Sehun.

Aish,” Nana mencibir kecil.

Kajja, Chanyeol kembali memegang tangan Nana menyusul Lizzy.

.

** You Don’t Know Play Ur Love **

.

Ah,” Luhan mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. “Aku menyerah Eyoung-ah, aku menyerah, sungguh pelajaran-pelajaran ini membuatku gila,” Luhan menidurkan kepalanya di atas buku.

Eyoung memukul kepala Luhan dengan pensil dan membuat Luhan mengangkat kepalanya lagi. “Hya. Ini ujian akhir kita, kau harus bisa. Apa kau tidak malu jika hanya kau yang tidak lulus?” omel Eyoung.

Ah. Aku bosan. Aku lebih suka bermain bola dari pada harus pusing-pusing dengan––” Luhan menghentikan keluhannya, karena Eyoung melototinya. Ia pun kembali melanjutkan belajarnya.

Eyoung terkekeh di balik bukunya dan mengintip sesekali dari sela-sela bukunya. “Hhe..”

.

~

.

Mereka berjalan mengelilingi seputaran Myeongdong. Masuk ke toko ini masuk ke toko itu.  foto-foto dengan ponsel mereka masing-masing, mencicipi jajanan di sana. Mereka memang bersenang-senang.

Nana mengeluarkan polaroidnya. “Lizzy-ya, Baekhyun-ah..” panggil Nana. Mereka menoleh ke arah Nana yang sedang memakan Kkochi Eomuk yang masih panas.

Klik.

Nana mengambil cetakan foto tersebut dan mengayunnya pelan. “Omo, hhehe, kalian lucu sekali. Hhe,”

Gaeun merebut Polaroid itu dari Nana dan Sehun mendorong Chanyeol hingga menubruk bahu Nana. Chanyeol sigap menahan tubuh Nana.

Klik.

Suara kamera itu membuat mereka terkesiap untuk mengubah posisi mereka. Gaeun, Sehun, Baekhyun dan Lizzy terkikik melihat foto tersebut.

 

Heol!! Kalian harus membuat gambar prewed kalian seperti ini,” goda Gaeun usil.

Ya.” Nana membesarkan bola matanya.

 

Dak-kkochi,” ucap Gaeun dan Sehun serentak dan saling menoleh. Mereka  berlari kekedai tersebut untuk menghindari Nana dan Chanyeol yang terlihat malu karena ulah mereka.

Aish, awas saja kalian” omel Chanyeol pelan.

.

Tbc

.

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK