"SON SO HYE-AH~~!!"
Sohye menggeliat dalam tidurnya ketika mendengar teriakan tak berkeprimanusiaan yang menghampiri pendengarannya secara bertubi-tubi. Tidak hanya sekali, Sohye mengira sudah selama 10 menit teriakan itu berlangsung dan ini membuatnya sedikit kesal.
Gadis itu melempar selimutnya kasar lalu duduk dengan wajah yang benar-benar mengantuk, lengkap dengan rambut yang kusut dan berantakan. Ia melirik ke arah pintu kamarnya, asal suara itu datang. Seoyeon, yang juga salah satu teman serumahnya, sudah berada disana dengan wajah panik sambil menunjuk-nunjuk jam tangannya. Sohye sama sekali tidak mengerti untuk beberapa saat sampai pandangannya tertuju pada jam weker di atas meja belajarnya.
OH GOD!
"SEO-YAAAA!!"
"Kau terlambat, kau bilang kau ada kelas pagi?"
"Kenapa tidak membangunkanku sejak tadi?"
"Sudah kulakukan."
Sohye mendesis kesal dan langsung berlari menuju kamar mandi.
"AW!"
Kakinya terantuk ujung tempat tidur yang langsung ia sumpahi dengan kesal.
#BRAK!
Bunyi itu sudah cukup mewakilkan kalau Sohye siap bergegas. Sementara itu Seoyeon menggelengkan kepalanya dan terkejut ketika mendapati Hyoso -temannya yang lain- sudah berdiri cantik di belakangnya.
"Kau mengejutkanku."
"Suaramu lebih mengejutkanku."
"Oh my~ it's okay. Mianhae."
Seoyeon langsung bergegas menuju dapur, memeriksa bahan masakan apa yang sudah Hyoso siapkan untuk sarapan pagi ini. Sementara itu Hyoso melirik ke dalam kamar Sohye sebelum meraih ponselnya yang bergetar di saku dan nama Cho Kyuhyun tertera disana.
--
"Kau tampak tidak baik, hari ini."
Kalimat yang diucapakan Jin di lift pagi ini terus terngiang dalam pikiran Baekhyun. Ia sendiri sama sekali tidak menyangkal kalau dirinya sama sekali tidak baik-baik saja. Ia tidak pandai bersandiwara dengan kondisi psikisnya sendiri. Ia tertekan dan merasa kesepian. Ia membutuhkan seseorang dan seseorang yang benar-benar selalu datang padanya hanyalah Jin.
Sejak kejadian itu, Jin-lah yang benar-benar memperhatikan dirinya. Seolah mereka memang kakak-adik yang sebenarnya. Baekhyun benar-benar ingin menganggap Jin adalah hyeongnya yang sebenarnya, namun tidak bisa dipungkiri kalau ia kehilangan ibu dan kakak perempuannya karena lelaki itu.
Baekhyun menarik nafas dalam dan terhenyak di kursinya.
Ia butuh istirahat. Ia tidak ingin ada kegiatan kantor hari ini, namun apa yang bisa ia lakukan jika statusnya hanyalah seorang pekerja biasa? Tidak ada. Sehingga untuk saat ini yang bisa ia lakukan hanyalah memandangi layar laptopnya atau mungkin sedikit bermain dengan game online, rasanya tidak masalah.
--
"Bagaimana keadaanmu hari ini?"
Pertanyaan lembut itu datang dari sekretaris Direktur di perusahaan itu, Park Chorong, yang terkenal cantik dan baik hati. Bukan rahasia lagi jika Chorong adalah wanita impian para karyawan disana. Namun Jin sama sekali tidak menggubris gadis itu.
"Ada apa? Ada yang bisa kubantu?"
Tanpa menjawab apa-apa, Chorong langsung membuka buku note-nya dengan sampul cokelat itu. Ia membalik-balik halaman disana, mencari apa yang ingin ia sampaikan pada Jin.
"Kau diminta Ketua Jung untuk menemui klien siang ini."
"Aku?"
"Iya."
"Dimana?"
"Interlude Cafe."
"Oke!"
Chorong pun meninggalkan Jin dengan senyuman sampai jumpanya sedangkan Jin hanya mengangguk kikuk. Sejujurnya diperhatikan seperti membuatnya agak merasa risih. Bagaimanapun juga ia menjadi tidak terbiasa dan aneh jika menerima perhatian dari seorang wanita sejak Byun Jessica pergi ke tempat yang tidak bisa ia jangkau sama sekali. Ya, Byun Jessica adalah noona kandungnya Baekhyun.
--
-
-
Part ini sengaja lebih pendek. ^^
Thanks sudah menyempatkan diri untuk membaca. Silahkan tinggalkan komentar dan love kalian untuk kelanjutan kisah ini.
I'll give you litle teaser ^^
"Hai! Apa kau ingat siapa aku?"
"Jangan membuat masalah, aku dalam keadaan terdesak."
"Siapa dia? Korban barumu?"
"Apa kau mengenalku?"
"Tidak, kita hanya pernah bertemu secara kebetulan saja."
"Jangan mencampuri urusan orang lain."
"Percuma, kau tidak akan percaya kalau aku jatuh cinta pada pandangan pertama."
"Kau siapa? Kau mau apa?"