home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Right There

Right There

Share:
Author : astituidt
Published : 11 Sep 2014, Updated : 19 Nov 2015
Cast : Im Jin AH (Nana Orange Caramel), Park Chanyeol (EXO) Kim Myeong Soo (L Infinite) Lizzy (Orange Caram
Tags :
Status : Ongoing
5 Subscribes |222113 Views |22 Loves
Right There
CHAPTER 9 : Chapter 9

Hari itu Chanyeol bertemu lagi dengan pelajaran matematika yang menurutnya menyebalkan. Dia dan D.O berniat untuk membolos lagi pada pelajaran itu. Mereka sudah menyusun rencana untuk melarikan diri dari kelas sebelum pelajaran itu dimulai. 

Lapangan voli yang berada di dekat kantin laki-laki menjadi tujuan mereka pada rencana bolos kali ini. Biasanya memang lapangan voli tersebut jarang di pakai karena kebanyakan murid menggunakan lapangan Basket dan lapangan sepak bola untuk berolah raga. Jadi lapangan Voli sesekali digunakan ketika ada perlombaan Voli saja atau ketika semua lapangan sudah terpakai.

 

"Aku ikut.."

Baekhyun tiba-tiba menoleh ke bangku belakang ketika mendengar Chanyeol dan D.O menyusun rencana untuk kabur dari kelas.

"Tumben sekali, biasanya kamu paling rajin di kelas matematika"

D.O menatap Baekhyun dengan heran

"Aku belum mengerjakan tugas kemarin, aku ketiduran. Kalian mau kabur kemana?"

"Lapangan voli, kita akan menyelinap dari pintu belakan ketika guru itu sudah selesai meng-absen. apa kamu berani?"

Chanyeol menceritakan rencananya dengan bersemangat

"Arasseo, apa kita perlu membawa tas?"

"Tidak usah, setelah jam pelajaran ini selesai kita kembali lagi ke kelas kok"

"Okay"

Baekhyun kembali membalikkan badannya ke depan sementara Chanyeol dan D.O masih membicarakan rencana mereka lagi.

 

"Teman-teman, hari ini Ahn seonsaengnim akan datang terlambat karena ada rapat para guru. Tapi kita tidak boleh keluar karena sedang ada orang-orang dari yayasan datang"

Ketua kelas yang baru masuk langsung menginfokan kepada teman-temannya. Kelas menjadi sangat ribut karena senang ketika ketua kelas selesai menginfokan dan kembali duduk di bangkunya.

 

--1 New Message--

*Aku dan Tao sedang berada di samping lapangan voli, kemarilah*

 

Suho mengirimkan pesan yang sama pada Chanyeol D.O dan Baekhyun.

 

"Suho hyung sepertinya juga tidak ada kelas"

Baekhyun kembali menoleh ke arah Chanyeol dan D.O

"Oh, kajja..!"

Chanyeol dan D.O langsung beranjak dari kursi mereka

"Ya! mereka bilang kan kita tidak boleh kemana-mana"

Baekhyun yang bingung langsung menghentikan langkah mereka berdua

"Gwaenchana, rapatnya pasti lama. Ahn seonsaengnim tidak akan punya waktu untuk mengajar. Kajja!"

D.O berbicara dengan santai dan kembali berjalan menuju luar kelas. Baekhyun yang masih bingung langsung mengikuti Chanyeol dan D.O berjalan ke luar kelas.

 

***

 

"Mana Chen dan Xiumin hyung? Apa mereka ada kelas? Bukannya semua guru ikut rapat?"

D.O langsung menyerbu Suho dan Tao dengan pertanyaan sesampainya mereka di sana

"Barusan Chen kesini, tapi dia kembali ke kelas katanya mau mengerjakan tugas"

"Xiumin hung?"

Baekhyun yang giliran bertanya

"Di toilet, barusan saja pergi"

Baekhyun Chanyeol dan D.O mengangguk bersamaan. Kemudaian mereka bertiga menempatkan diri duduk di sebelah Suho dan Tao.

"Hyung, Chanyeol sudah punya pacar"

D.O membuka pembicaraan dengan Suho, mereka menggoda Chanyeol. Chanyeol yang berkonsentrasi pada hapenya cuma tersenyum dan melirik D.O dengan tatapan sinis tanpa menjawab godaan D.O

"Wuaah, uri Chanyeol sudah besar. Siapa pacarnya? apa teman sekelas?"

Seho ikut terpancing untuk menggoda Chanyeol

"Ania, dia Baekhyun noona"

"Mwo? Baekhyun seorang perempuan?"

Sepertinya Suho yang salah mengartikan perkataan D.O agak terkejut dan menatap Baekhyun dengan pandangan yang aneh.

"Ania hyung, maksudnya pacarnya Chanyeol itu noona-nya Baekhyun"

"Ooohh, berhati-hatilah kalau bicara, kau kira Baekhyun adalah seorang noona. Sebelumnya aku juga sempat curiga dengan wajahnya yang cantik seperti perempuan hahaha.."

"Aisshh hyung..!"

Baekyun yang sedikit sebal melirik Suho dengan tajam dan ekspersinya itu membuat teman-temannya tertawa. "Kamu benar sudah pacaran dengan Jin Ah noona?" Baekhyun melanjutkan lagi. Kali ini dia mengarahkan pandangannya ke arah Chanyeol.

"Ajik, kita belum berpacaran"

"Wae?"

"Aku malu, jinjja. Sebenarnya setiap kali bertemu aku sudah menyiapkan kata-kata untuk menyatakan perasaanku, tapi aku takut di tolak hehe"

Chanyeol tertawa dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal

"Apa kamu butuh bantuanku? Aku paling jago untuk urusan anak perempuan. Apa kamu tau kalau aku punya 3 pacar di sekolah dan 2 pacar di tempat les ku"

Tao yang daritadi berkonsentrasi pada game di ponselnya tiba-tiba menyahut dengan nada pamer dan penuh semangat.

"Jinjja? aku lihat tadi kamu mengikuti Naeun aeun dari belakang dan langsung lari ketika Naeun menoleh"

ujar D.O bernada mengejek

"A..ania, mana mungkin. mungkin kamu salah lihat. aku daritadi bersama Suho hyung ketika istirahat. Ya kan hyung?"

Tao menatap ke arah Suho meminta dukungan.

"Kapan kamu bersamaku, bukannya kamu tadi pamit ke toilet ketika melihat Naeun keluar dari kelasnya?"

"Benar kan yang aku lihat tadi. Kamu tidak boleh minta bantuan Tao, Chanyeol-ah. Joltae Andhwae. kamu akan selalu jadi penguntit kalau mendengar sarannya"

D.O tertawa cekikikan ketika melihat ekspresi Tao berubah menjadi masam, dia kembali mengalihkan pandangannya ke handphonenya.

 

"Ya! Ya! Jaldeureuo! Ada Park Ssaem (singkatan untuk Seonsaengnim) palli palli"

Xiumin yang tiba-tiba berlari ke arah mereka kemudian menyuruh mereka pergi dari sana. Seorang guru bimbingan konseling yang sudah tua itu terlihat sedang berlari dari kejauhan berusaha mengejar mereka dengan nafas terengah-engah.

Mereka semua pun langsung berlari berhamburan mencari tempat aman untuk bersembunyi. Awalnya mereka semua bersama-sama berlari ke kantin, tetapi ternyata disana ada 2 guru yang sedang berbicara dengan penjaga kantin, akhirnya mereka pergi berpencar menyelamatkan diri masing-masing.

Chanyeol dan D.O berlari bersama, sedangkan Baekhyun, Suho, Tao dan Xiumin sudah tidak terlihat lagi di belakang mereka. Chanyeol berfikir kalau teman-temannya yang lain sudah menemukan tempat persembunyian yang aman.

Mereka berdua terus berlari sambil sesekali menoleh ke belakang. Gurunya yang terlihat sudah lelah itu masih tampak mengejar mereka dalam jarak yang cukup jauh. Mereka berdua memutuskan berlari menaiki tangga menuju lantai dua. Mereka masih tampak belum mau menyerah pada guru itu mempercepat langkah mereka sampai jarak yang sangat jauh membuat guru itu tidak bisa melihatnya lagi.

D.O berlari beberapa langakah di belakang Chanyeol. D.O yang tampak mulai kelelahan mulai memperlambat larinya, Chanyeolpun ikut memperlambat larinya untuk menyamakannnya dengan D.O. Tidak sampai 5 meter kemudian D.O memutuskan untuk berhendi sebentar dan menundukkan kepalanya, menopangkan berat bandannya dengan tangan yang di sandarkan ke lutut.

"Ya! D.O-ah palli palli"

Chanyeol menarik tangan D.O dan mengajaknya kembali berlari. D.O dengan terpaksa kembali menapakkan langkahnya kembali berlari dengan nafas yang sangat berat sampai terbatuk-batuk. Jarak guru itu semakin dekat sekarang. Chanyeol dan D.O berbelok ke sebuah lorong dan kembali berlari, ada banyak ruang kelas yang mereka lewati di lorong itu. Beberapa kelas sangat sepi karena sudah ada guru yang masuk untuk mengajar. D.O kembali memperlambat larinya, Chanyeol yang tidak menyadari bahwa lari D.O semakin pelan itu meneruskan larinya tanpa menoleh ke belakang.

Kemudian Chanyeol berbelok lagi ke lorong lainnya. Dia kemudian menoleh ke belakang untuk melihat apakah gurunya masih mengejarnya atau tidak. Tidak ada siapa-siapa di belakangnya, D.O pun sudah tidak tampak mengikutinya lagi. Chanyeol berhenti sejenak untuk beristirahat dan berfikir. Tidak lama kemudian dia mendengar suara derap kaki lagi. Chanyeol yang terlihat sangat kelelahan kemudian masuk dalam ruangan kelas melalui pintu belakang. Dan menunggu sampai guru itu melewatinya.

 

"Kamu sedang apa?"

Seseorang berdiri dan bertanya di belakangnya ikut memperhatikan ke arah jendela.

 

"Aah noona, kamcaggiya"

Chanyeol yang kaget kemudian menoleh dan melihat Jin Ah menatapnya penuh tanda tanya. Tiba-tiba terlihat sesorang sedang mencoba memutar gagang pintu yang sedang di pegangnya. Chanyeol yang kaget langsung menyembunyikan dirinya di balik pintu. Jin Ah cepat-cepat memegang gagang pintu yang tadi di pegang Chanyeol dan membukakan pintu untuk guru itu.

 

"Apa ada anak lelaki tinggi dari kelas lain masuk ke dalam kelasmu?"

Guru itu bertanya pada Jin Ah dari luar kelas. Jin Ah yang tidak bisa berkonsentrasi pada kata-kata gurunya itu terlihat gugup "Nee?"

Chanyeol meraih tangan Jin Ah yang masih memegang gagang pintu. Dia membuka tangan Jin Ah dan menuliskan kata "NO" di telapak tangan itu.

"Ah, tidak ada ssaem, tidak ada anak yang masuk kesini"

Jin Ah mencoba menjawab pertanyaan gurunya senatural mungkin

Guru itu menatap wajah Jin Ah sejenak dan meninggalkan kelas Jin Ah dnegan berjalan cepat, mungkin guru itu masih berusaha untuk mengejar Chanyeol.

 

Setelah guru itu pergi, Jin Ah lalu menengok ke balik pintu dan memandang Chanyeol

"Wae?"

"Ceritanya panjang noona, aku capek sekali"

"Duduklah"

Jin Ah mengajak Chanyeol duduk di bangku sebelahnya, hari ini Lizzy sedang ada di ruang Cheerleaders, jadi bangkunya kosong saat ini. Jin Ah menyuruh Chanyeol duduk disana.

Chanyeol kemudian duduk dengan nafas yang masih terengah-engah. Dia mencoba mengatur nafasnya dan bercerita pada Jin Ah. Tapi tidak bisa, jantungnya terlalu cepat berdetak setelah berlari tadi. Dia kesusahan mengatur nafasnya dengan baik.

 

"Gwaenchana, kamu istirahat dulu saja. tidak usah bercerita dulu"

Jin Ah memberi Chanyeol sebolot air, Chanyeol mengambil air yang di sodorkannya tanpa bicara apa-apa karena nafasnya yang masih berantakan. Dia meminumnya dan kemudian mengembalikannya lagi pada Jin Ah.

Jin Ah melihatnya dengan tatapan khawatir. Chanyeol membalas pandangannya dengan wajah memelas dan manja. Jin Ah tertawa melihat raut wajah Chanyeol,. Chanyeol yang masih terlihat kesudahan mengatur nafasnya kemudian mendekatkan kursinya ke arah Jin Ah dan menyandarkan kepalanya di pundak Jin Ah.

Jin Ah yang cukup kaget cuma bisa diam dan merasakan degup jantungnya beradu cepat dengan degup jantung Chanyeol yang bisa dia rasakan dari dada Chanyeol yang menyentuh lengannya. Sangat cepat, membuat Jin Ah merasa khawatir kepada Chanyeol.

5 menit kemudian, Jin Ah merasakan degup jantung Chanyeol mulai melambat. Hal itu membuat Jin Ah semakin khawatir. Dia khawatir kalau Chanyeol bisa mendengar degup jantungnya yang masih belum bisa di kontrol sejak Chanyeol menyandarkan diri di pundaknya.

 

***

 

 

 

 

--1 New Message--

*Noona, aku dan teman-teman dihukum untuk mengikuti pelajaran tambahan sore ini. Gomawo kamu tadi sudah membantuku. kalau tidak, aku pasti sudah di jewer oleh guru itu*

 

Jin Ah tersenyum melihat pesan dari Chanyeol, ketika akan membalas pesan Chanyeol, tiba tiba ada panggilan masuk untuknya.

 

--URI BAEKHYUNIE Calling--

"Noonaaaaaaaa. mianhae hari ini aku tidak bisa pulang denganmu. Aku dihukum Park Ssaem untuk ikut pelajaran tambahan. Gwaenchana?"

Baekhyun langsung berbicara tanpa spasi dan suaranya terdengar terengah-engah.

"Dasar anak nakal, apa kamu ikut Chanyeol membolos?"

"Uh, oetokke arasseo? kita tidak bolos kok, kan tadi memang sedang tidak ada guru. Mianhae noona, kau berani kan pulang sendiri? apa kamu mau menungguku?"

"Gwaenchana, nanti aku juga pulang terlambat. Lizzy minta di temani latihan Cheerleaders"

"Nee noona, nanti aku akan menghubungimu lagi kalau kelasnya sudah selesai"

"Emm.."

Jin Ah kemudian mengakhiri panggilannya dan memasukkan handphonenya ke dalam tas. Dia beranjak dari kursinya dan berjalan keluar kelas menuju ruang latihan Cheerleaders untuk menemui Lizzy.

 

***

 

 

Ternyata hukuman yang di terima Chanyeol dan teman-temannya tidak terlalu lama. Mungkin gurunya sangat malas dan sudah bosan meladeni kenakalan mereka, jadi Park Ssaem mengakhiri hukumannya dengan lumayan cepat.

Chanyeol, Baekhyun, D.O dan Xiumin yang rumahnya berdekatan menuju halte bus bersama. Suho pulang dengan mengendarai motor sedangkan Tao yang sudah ditunggu oleh supirnya juga langsung pulang kerumah.

Setelah bus yang mereka tunggu datang, mereka semua langsung masuk dan duduk di bangku paling belakang

Tiba-tiba Handphone Baekhyun berbunyi

--KAI'S HOME Calling--

 

"Yobuseyo, hyung"

"Wae Kai-ah?"

"Hyung dimana? apa kamu bersama Jin Ah noona?"

"Aku di dalam bus, mau pulang. Wae? apa Jin Ah noona belum pulang? Dia sepertinya pulang duluan tadi"

Chanyeol yang mendengar kata-kata Baekhyun langsung menatap Baekhyun dengan tatatpan tanda tanya dan mencoba menghubungi Jin Ah.

"Dia belum pulang, handphonenya juga tidak aktif"

"Arasseo Kai-ah. Hyung nanti akan cari noona. Kamu dirumah dengan siapa?"

"Sehun, sepulang sekolah dia langsung kesini tadi"

"Oh arasseo, aku tutup ya"

Baekhyun menutup telephone dan menatap Chanyeol dengan cemas.

Handphone Jin Ah tidak aktif. Mereka ingin bertanya pada Lizzy tapi ternyata tidak ada yang mempunyai kontaknya.

 

"Oetokke?" Baekhyun bertanya pada Chanyeol yang terlihat sama khawatirnya dengan dia

 

***

 

 

Jin Ah merasakah udara dingin menusuk tubuhnya. Hari sudah berubah menjadi gelap, Jin Ah masih terus menutupi wajah dengan kedua tangannya. Dia tidak bisa berhenti menangis. Entah perasaan apa yang menjalari hatinya saat itu. Seperti tubuhnya sudah mati rasa, bahkan dia tidak menyadari bahwa sekarang darahnya sudah memenuhi kedua tangannya. Jin Ah tidak merasakan sakit di kepalanya sama sekali.

Jin Ah membuka kedua tangannya, matanya pelan-pelan mengarah ke tempat dia terkapar tadi. Myeong Soo masih ada di sana. Dia terlihat tidak bergerak sejak semula. Jin Ah menatap tubuh Myeong Soo dengan takut. Hatinya sangat perih, Jin Ah memegangi dadanya dan menepuk-nepuknya dengan kepalan tangannya. "Andhwae Myeong Soo-ah! kenapa kau melakukan ini padaku? Aaaaah waee??"

Jin Ah berteriak keras, dia menangis lagi. Lalu Jin Ah menutupi kedua telinganya dengan tangannya yang penuh darah itu. Dia menutup matanya lagi mencoba menghentikan tangisnya. Jin Ah menggigit bibir bawahnya mencoba menenangkan diri.

Jin Ah menarik nafas panjang. Air matanya terlihat sudah berhenti. Dia kembali menatap tubuh Myeong Soo yang masih belum bergerak di tengah jalan. Dia memalingkan lagi pandangannya dari tubuh Myeong Soo ketika dirasa dadanya kembali terisi dengan perasaan sesak yang tidak bisa di tahannya.

Dia memutuskan untuk pulang. Jin Ah berjalan dengan tatapan yang sangat kosong. Entah apa yang ada di fikirannya saat itu. Raut wajahnya sangat datar, dia menatap lurus ke arah zebra cross yang dilewatinya tadi, menunggu lampu penyebrangan berubah menjadi hijau.

Jin Ah menyebrangi zebra cross, dia melewati tubuh Myeong Soo yang tergeletak disana.

Dia tidak memalingkan pandangannya sama sekali ke arah tubuh itu. Jin Ah tetap berjalan dengan tatapan kosong dan langkah yang menyeret melewati tubuh Myeong Soo.

 

***

 

 

"Sebaiknya kita pergi ke rumah Jin Ah dulu. Mungkin dia menyimpan nomor telephone Lizzy di kamarnya? Tidak mungkin dia masih di sekolah, tadi aku dan Tao melihat Naeun mengunci ruang latihan Cheers, pasti sudah tidak ada orang disana"

Xiumin memberi saran pada Chanyeol dan Baekhyun setibanya dia di halte dekat perumahannya

Teman-temannya mengangguk setuju dan langsung berjalan dengan cepat menuju penyebrangan jalan dan menuju arah rumah Jin Ah

Baekhyun menelfon Kai sambil berjalan

"Yobuseyo, apa noona sudah pulang?"

"Belum hyung, apa kamu belum menemukannya?"

"Ajik, kau sudah hubungi eommamu?"

"Belum, haruskah aku menelfon eomma? apa noona benar-benar hilang hyung?"

"Ania, jangan telfon eommamu dulu, mungkin dia sedang bersama Lizzy. Sebentar lagi hyung akan ke rumahmu. Coba kamu lihat di kamar noona mungkin dia mencatat nomer telephone Lizzy"

"Nee hyung arasseo"

Baekhyun memasukkan kembali handphonenya ke dalam saku. Dia kembali berlari menuju rumah Jin Ah menyusul teman-temannya yang sudah lumayan jauh di depannya.

Baekhyun terhenti, langkahnya terhenti sejenak. Setelah matanya jelas menangkap apa yang di lihatnya, jantungnya rasanya berhenti, dia kemudian berlari sekencang-kencangnya menuju sesuatu yang di lihatnya itu, teman-teman yang lain, yang sudah melihatnya duluan juga terlihat berlari ke arah objek yang sama.

Jin Ah, dia terkapar di pinggir lapangan basket. Wajahnya yang sudah di penuhi banyak darah sepertinya sangat susah dikenali dari kejauhan. Tetapi Chanyeol hafal betul dengan Tas dan sepatu Jin Ah yang dipakai hari ini. 

Chanyeol cepat-cepat menghampiri Jin Ah dan memastikan nafasnya. Dia mendekatkan tangannya ke bawah hidung Jin Ah sememntara semua temannya menatap dengan khawatir.

"Gwaenchana, nafasnya baik"

Kata-kata Chanyeol mmbuat semua temannya membuang nafas dengan lega.

Chanyeol Segera menggendong tubuh Jin Ah dan membawanya menuju rumahnya. Chanyeol berniat membawa Jin Ah ke rumah sakit dengan mobilnya, Semua teman Chanyeol ikut berlari mengikuti Chanyeol dengan khawatir. Sementara Baekhyun berlari menuju rumah Jin Ah untuk menjemput Kai.

 

"Noona, mianhae" Chanyeol berbicara dengan Jin Ah ketika dia terlihat sedikit membuka matanya dan kemudian memejamkannya lagi

 

***

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK