--Calling URI MYEONG SOO--
"Yobuseyo.. Wae Jin Ah-ya"
"Hari ini aku mau keluar dengan Chanyeol"
"Lalu, kenapa kamu menelfonku?"
"Biasanya setelah menelfonmu aku bisa tenang"
"Apa kamu gugup?"
"Ani. Naega wae?"
"Lalu, mengapa kamu butuh ketenangan?"
"Ah, moela. Kamu sedang apa?"
"Menunggu telfonmu"
"Ahh jinjja. apa mau pergi ke taman?'
"Bukannya katamu mau keluar dengan Chanyeol?"
"Aku akan menemui Chanyeol setelah bertemu denganmu"
"Wae?"
"Apa kamu keberatan?"
"Arasseo, arasseo. Sebentar lagi aku akan menjemputmu"
***
Jin Ah dan Myeong Soo duduk di kursi taman sambil memjamkan mata mereka berdua.
Malam ini udara sangat dingin setelah turun hujan tadi sore. Sudah setengah jam mereka berdua duduk di sana tanpa berbicara. Hanya memejamkan mata dan menikmati udara malam hari yang menyenangkan karena hujan yang baru turun hari ini menggantikan musim gugur yang sudah berlalu.
"Noonaaaaaa...."
Kai berlari dari jauh dan menghampiri Jin Ah
"Oh, Kai-ah? kamu kenapa disini?"
"Aku habis bermain dengan Baekhyun hyung tadi di lapangan basket"
"Mana Baekhyun?"
"Tadi kita balapan lari, hyung payah sekali. dia mungkin masih berhenti di tengah jalan."
"Oh, begitukah? apa kamu mau lari lagi? nanti kamu di balap Baekhyun looh.."
"Ahh, nee noona. Noona menunggu siapa disini?"
"Noona cuma duduk-duduk. Nanti noona mau bermain basket di lapangan. Apa kamu melihat seorang lelaki tinggi di lapangan basket tadi?"
"Obseo. tadi aku cuma bertiga dengan Sehun dan Baekhyun hyung"
"Sehun siapa? temanmu?"
"Oh, teman sekelasku"
"Aaaah, arasseo. pulanglah Kai-ah. Eomma sudah menunggu dirumah"
"Nee noona"
Kai kembali berlari dengan cepat menuju rumahnya.
Jin Ah terus manatap Kai sampai hilang dari pandangannya. Kemudian dia kembali memejamkan matanya dan mengangkat kepalanya ke atas. Ia memikirkan apa yang akan di katakan nanti ketika bersama Chanyeol. "Ah, pasti aku akan canggung sekali, harusnya kemarin aku tidak mengirimkan SMS itu" dia menggerutu pelan dengan menggigit-gigit ujung bibirnya dengan gelisah.
"Sampai kapan kamu mau menggerutu terus. mungkin Chanyeol sudah menunggu.."
Myeong Soo mulai membuka matanya ketika mendengar Jin Ah yang menggumam pelan.
"Oetokke Myeong Soo-ah. aku bingung nanti harus bagaimana"
"Sepertinya kamu suka dia. Buktinya kamu sampai seperti ini.."
Myeong Soo menggoda Jin Ah sambil menahan tawanya
"Aniaaaaaa, apa kamu lupa kalau aku masih....."
"Masih apa? masih menungguku? Apa kamu yakin mau membahas itu sekarang?"
Myeong Soo memotong perkataan Jin Ah tiba-tiba.
"Kamu tidak suka kalu aku bertemu Chanyeol?
Myeong Soo tidak menjawab.
Jin Ah kembali diam dan memejamkan matanya lagi. Sesak kembali dirasakan ketika mereka membahas itu. Wajah Jin Ah terasa panas, seperti seluruh darah mengalir deras menuju kepalanya. Tanpa terasa air mata Jin Ah menetes. Dia cepat-cepat menghapus air matanya karena khawatir Myeong Soo melihatnya.
"Aku tidak akan menemui Chanyeol kalau kamu keberatan Myeong Soo-ah.."
"Pergilah, apa kamu mau terus ada di dalam dunia khayalmu?"
Myeong Soo menjawab pertanyaan Jin Ah dengan tatapan dingin.
Jin Ah merasakan wajahnya semakin panas. Sepertinya seluruh darahnya sudah berada di kepalanya sampai memenuhi otak. Pipinya mulai menampakkan warna kemerahan. Dia menggigit-gigit bawah bibirnya berusaha membendung air matanya yang akan keluar lagi
"Arraseo, aku mau menemui Chanyeol dulu"
"Jin Ah fighting!! Aku selalu disini"
Jin Ah terus berjalan tanpa menoleh ke belakang lagi. Dia masih berusaha menahan air matanya jatuh lagi sepanjang perjalannnya ke lapangan basket. Jin Ah terus berjalan menunduk sambil memegangi dadanya yang masih terasa sesak.
"Oetokke Myeong Soo-ah?"
***
Jin Ah sampai di lapangan basket. Dia melihat sekeliling lapangan karena Chanyeol belum terlihat disana. Jin Ah berjalan ke tengah lapangan dan duduk di bawah ring basket untuk menunggu Chanyeol.
Malam itu udara sangat dingin. Jin Ah menggunakan baju basketnya dan celana pendek. "Kenapa aku pakai baju seperti ini, ahhhh dingin sekali" Jin Ah bergumam sambil menutupi tubuhnya dengan tas yang di bawanya. Dia mengusap-ngusap pipinya sendiri yang mulai terasa dingin terkena angin.
Entah kenapa baru sepuluh menit dia menunggu rasanya sangat lama. Mungkin karena Jin Ah yang dari tadi terus menoleh ketika mendengar suara tapak kaki itu sedang nervous menunggu Chanyeol.
Jin Ah kemudian bangkit dari duduknya dan mulai berlari mengitari lapangan basket itu. Dia berfikir itu bisa mengurangi rasa dingin dan groginya. Tidak sampai 3 putaran, dia kembali menutupi tubuhnya dengan tasnya lagi. Udara dingin sepertinya terlalu kuat menabrak tubuhnya yang kurus itu. 5 menit setelah itu, Chanyeol pun datang dengan membawa 2 kopi di tangannya.
"Nonaaaa anyeong.."
Chanyeol berlari mendekati Jin Ah ke tengah lapangan
"Anyeong.."
Jin Ah menjawab dengan melambaikan tangannya dan membenarkan posisi duduknya
"Ah, apa kamu menunggu lama? Mianhae noona, aku tadi membeli kopi dulu. Udaranya sangat dingin, jadi aku mampir dulu untuk beli kopi. Mianhae noona"
"Ah, gwaenchana.."
Chanyeol kemudian tersenyum lebar melihat ekspresi Jin Ah yang terlihat tidak kecewa. Dia memberikan 1 gelas kopi yang di bawanya ke Jin Ah.
Chanyeol memakai jaket berwarna hitam dan celana denim. Dia sama sekali tidak terlihat seperti akan bermain basket. Jin Ah memperhatikan pakaian Chanyeol dengan tatapan aneh tanpa berkata apa-apa. Mereka terdiam selama beberapa menit sambil menikmati kopi hangat yang di bawa Chanyeol.
Jin Ah mulai merasa angin menerpa tubuhnya lagi. Dia mempererat tas yang di pakai menutupi tubuhnya.
"Noona, kenapa kamu pakai baju begitu?"
Chanyeol yang menyadari Jin Ah merasa kedinginan kemudian melepas jaket-nya dan memberikannya pada Jin Ah. Jin Ah yang memang merasa kedinginan akhirnya memakai jaket milik Chanyeol dengan cepat.
"Harusnya aku yang bertanya. kenapa kamu pakai baju begitu? bukannya kamu bilang mau mengajariku bermain basket?"
"Aku rasa kamu belum membuka handphonemu noona"
"Wae?"
Jin Ah merogoh kantongnya untuk mengambil handphone. Dia mulai membuka pesannya yang ternyata dikirim oleh Chanyeol.
"Ah, mian. aku tidak membuka handphone sama sekali tadi"
"Ania, aku yang salah noona. harusnya aku menelfonmu tadi. mianhae aku membuatmu menunggu terlalu lama."
Jin Ah hanya tersenyum sambil kembali memegang gelas kopinya yang masih terasa hangat.
"Lain kali aku akan mengajarimu bermain basket. Tapi tidak hari ini, terlalu dingin. Nanti kamu sakit. Tutupi kepalamu noona"
Chanyeol menaikkan hoodie jaketnya di kepala Jin Ah
"Gomawo.."
Mereka yang masih canggung kembali terdiam lagi untuk waktu yang sangat lama.
Jin Ah merasakan perasan yang dulu lagi. Tenang dan nyaman. Seperti ketika bersama Myeong Soo. Chanyeol memperlakukannya dengan cara yang sama seperti Myeong Soo membuat Jin Ah kembali menitikkan air matanya.
Entah kenapa selalu seperti itu. Jin Ah selalu mulai merasakan panas di wajahnya ketika membayangkan Myeong Soo. Entah ada perasaan bersalah atau perasaan menyesal. Jin Ah sendiripun tidak bisa mengartikannya.
Chanyeol yang daritadi memperhatikan Jin Ah mulai menyadari kalau pipi Jin Ah basah. Chanyeol hanya bisa diam sambil terus memperhatikannya, dia bingung harus melakukan apa untuk Jin Ah.
Chanyeol kemudian memutuskan untuk duduk mendekati Jin Ah dan menepuk-nepuk pundaknya.
"Noona Gwaenchana. Maaf kalau aku membuatmu menangis. Apa kamu menangis gara-gara aku membuatmu menungu terlalu lama? Oh? Maaf juga kalau aku tidak bisa mengajarimu main basket hari ini. Aku takut kamu sakit karena dingin. Maafkan aku karena tidak menelfonmu untuk memberitahumu. Kalau aku memberitahumu pasti kamu akan pakai baju yang lebih hangat. Mianhae noona"
Chanyeol masih terus menepuk-nepuk pundak Jin Ah
Jin Ah tersenyum dalam tangisnya dan meghapus air matanya untuk Chanyeol. Dia tidak ingin melihat Chanyeol merasa bersalah karena hal sepele itu. "Gomawo Chanyeol-ah" Jin Ah menatap wajah Chanyeol dan tersenyum
***