"anyyeonghaseooooo"
Jin Ah tampak membungkukkan badannya ke arah nyonya Lee yang sedang terlihat sibuk memperhatikan para kru-nya yang sedang menata panggung.
"oh, Jin Ah-ya. kau sudah datang? bagaimana perjalananmu?"
"ah, perjalananku baik-baik saja nyonya Lee. apa anda sedang sibuk mempersiapkan pamerannya?"
"nee, hari ini aku benar-benar sibuk. maafkan aku kalau nanti aku tidak bisa menemanimu ke hotel. gwaenchana?"
"gwaenchana nyonya Lee"
Jin Ah memasang senyum terbaiknya di hadapan nyonya Lee. Sikap nyonya Lee yang sangat baik terhadapnya selama beberapa pertemuan yang mereka lakukan di Korea membuat Jin Ah tidak merasa canggung lagi dengan nyonya Lee.
"ah, iya. aku lupa memberitahumu. kemarin kan aku bilang akan menjadikanmu model untuk 2 pameranku disini. tetapi bisakah aku minta tolong padamu untuk menjadi model di 1 pameranku lagi? salah satu model yang sudah aku persiapkan ternyata tidak bisa datang karena suatu urusan. bagaimana? apa kau bisa?"
nyonya Lee meraih tangan Jin Ah dan meminta tolong pada Jin Ah dengan bersungguh-sungguh.
"apa itu berarti aku akan tinggal di sini lebih lama lagi?"
"oh, mungkin sekitar 3 hari lebih lama"
"arasseo nyonya Lee. kau bisa mempercayakannya padaku"
Jin Ah menunjukkan senyum tulusnya pada nyonya Lee dan balas menggenggam tangannya.
"apa kau masih lama?"
Chanyeol yang tiba-tiba sudah berada di sebelah Jin Ah seketika membuat Jin Ah dan nyonya Lee menatap heran padanya.
"oh, kau masih disini?"
Chanyeol menjawab pertanyaan Jin Ah dengan anggukan dan senyum khas-nya. kemudian pandangan Chanyeol beralih pada nyonya Lee yang berada di hadapannya.
"anyeonghaseoo, Park Chanyeol imnida. aku adalah pacarnya"
Chanyeol tiba-tiba memperkenalkan dirinya pada nyonya Lee dan menunjuk Jin Ah yang berada disampingnya. Hal itu dibalas dengan tatapan mata lebar dan membulat dari Jin Ah dan nyonya Lee tersenyum kecil.
"nee. aku Lee Min Jung. senang bertemu denganmu. oh, sepertinya kau salah karena setahuku Jin Ah ini sudah punya kekasih"
nyonya Lee tampak berbicara dengan nada yang menggoda Chanyeol dan Jin Ah
"ania, ania.. dia hanya temanku nyonya Lee. dia tadi menumpang mobilmu dari bandara. ya! Park Chanyeol! kenapa kau belum pergi? kau bilang kau hanya menumpang sampai Los Angeles saja?"
"tapi aku belum bertemu dengan temanku disini. jadi aku masih terus mengikutimu. bagaimana kalau aku tersesat di sini? apa kau tidak kasihan padaku?"
Chanyeol mengeluarkan tampang memelasnya ke arah Jin Ah
"oh, jadi kau punya teman disini?"
nyonya Lee yang sepertinya tertarik dengan sikap Chanyeol yang lucu kembali berbicara padanya.
"nee. aku bersekolah disini ketika SMA. tidak apa kan kalau aku menumpang mobilmu lagi nyonya Lee?"
kali ini wajah memelasnya ditujukan pada nyonya Lee
"oh tentu saja boleh, sepertinya kau tahu banyak tempat-tempat menarik disini. kalau begitu kapan-kapan aku bisa memintamu mengajakku berkeliling di sini. apa kau mau?"
"neee. dengan senang hati, selama kau mengijinkanku menumpang di mobilmu hehe"
Chanyeol mengedipkan salah satu matanya ke arah nyonya Lee
"ahhhh kiyowooo"
nyonya Lee sepertinya sangat menyukai tingkah lucu Chanyeol karena senyum itu sama sekali tidak terlepas dari wajahnya.
"nyonya Lee kita pergi dulu, maaf kalau sudah mengganggumu. anyeonghaseooooo"
Jin Ah cepat-cepat berpamitan pada nyonya Lee dan menarik tangan Chanyeol untuk pergi sebelum dia kembali melakukan tingkah kekanak-kanakannya itu lagi.
"anyeonghaseooo nyonya Lee"
Chanyeol menundukkan badannya pada nyonya Lee dan mengikuti Jin Ah yang sedang memengang tangannya itu.
"kalian boleh membawa mobilku untuk ke hotel. Mintalah kunci mobilnya pada asistenku!!!!"
nyonya Lee berbicara dengan sedikit berteriak pada Jin Ah dan Chanyeol yang sudah berjalan dengan cepat jauh di depannya.
"nee. gamsahamnidaaaa..."
Chanyeol dan Jin Ah tampak berhenti sejenak bersamaan dan menundukkan badan mereka. kemudian mereka kembali berjalan cepat dengan Jin Ah yang tampak masih menarik tangan Chanyeol.
***
"amnesia retrograde"
"amnesia retrograde? kau sedang membicarakan apa Tao-ah?"
"hyung-mu"
"Myeong Soo hyung? wae? apa kau masih memikirkan kejadian kemarin?"
"oh, aku rasa hyungmu terkena amnesia retrograde"
"apa itu?"
"amnesia retrograde itu salah satu jenis penyakit amnesia yang menyebabkan penderita tidak bisa mengingat kejadian di masa lalu. dia hanya bisa mengingat kejadian ketika beberapa waktu sebelum kecelakaan"
"jadi menurutmu, Myeong Soo hyung mengingat ketika dia melihat kita menabraknya di jalan itu?"
"aku rasa begitu. Kau masih ingat kan ketika pertama kali dia sadar dan melihatmu, dia bilang dia mengingatmu. tapi dia tidak mengingat eommamu atau siapapun ketika itu"
"aku rasa itu wajar karena aku dongsaeng-nya"
"ya! kalau menurutmu itu wajar, kenapa dia tidak bisa mengenal eomma-nya sendiri? Chanyeol-ah, apa kau tidak khawatir?"
"apa yang perlu di khawatirkan?"
"ya! dia mengenalku! padahal sebelum kecelakaan aku belum pernah bertemu dengannya! apa kau tidak heran?!"
Chanyeol tampak berhenti sejenak. Dia mencoba memikirkan sesuatu untuk dikatakan pada Tao
*Flashback*
Pagi itu, Chanyeol yang sedang memainkan gitar di atas tempat tidur. Matanya yang tampak menerawang ke arah tembok kamar sangat jelas memperlihatkan kalau dia masih belum terlalu sadar dari tidurnya. Kunci gitar yang dimainkan dengan asal-asalan semakin memperjelas bahwa pagi ini dia terpaksa harus bangun pagi untuk melakukan sesuatu.
Pintu kamar mandi di dalam kamar itu terlihat terbuka. Myeong Soo tampak keluar dari sana dengan hanya memakai celana pendek dan handuk yang menyampir di pudaknya.
"Chanyeol-ah, berhentilah tidur dikamarku"
Myeong Soo berkata pada Chanyeol sambil berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaiannya.
"kau baru pulang hyung? kau habis dari mana?"
"ani, aku sudah pulang dari kemarin malam. karena kau tidur di kamarku aku terpaksa tidur di sofa depan"
"ah, mianhae hyung. kemarin aku menunggumu pulang disini sampai ketiduran. kenapa akhir-akhir ini kau sering pulang terlambat?"
"oh, aku sedang mempersiapkan audisiku. jadi aku harus sering berlatih"
Chanyeol mengangguk-anggukkan kepalanya pelan mendengan jawaban Hyung-nya itu. Kali ini suara gitar yang dimainkan Chanyeol terdengar lebih berirama.
Ting-Tong!
Suara bel yang berbunyi mengagetkan mereka berdua. Myeong Soo yang masih berdiri di depan lemari tampak mengarahkan pandangannya ke arah Chanyeol, mengisyaratkan untuk membukakan pintu. Tetapi Chanyeol malah meletakkan gitarnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Mau tidak mau, Myeong Soo dengan terburu-buru menutupi tubuhnya dengan kaos oblong kesayangannya dan masih menggunakan celana pendek. Dia berjalan menuju pintu untuk membuka pintu.
"a..an..anyeonghaseo, apa Chanyeol ada dirumah?"
Myeong Soo tidak menjawab, matanya tampak dengan seksama memperhatikan lelaki dengan tubuh tinggi yang saat ini sedang berada di hadapannya itu. Ekspresinya seakan sedang memutar kembali memorinya yang seperti mengenal lelaki itu.
"co..cogiyo..apa Chanyeol ada?"
Lelaki itu mengulangi kembali pertanyaannya. Myeong Soo masih tidak menjawab pertanyaannya. Matanya saat ini menatap mata lelaki itu lekat-lekat.
Tiba-tiba ujung bibir sebelah kiri Myeong Soo tampak menarik ke sampng. Bibir itu menyunggingkan senyum anehnya ke arah lelaki itu tanpa berkata apa-apa.
"Tao-ah! kenapa kau kesini?"
ujar Chanyeol yang tampak mengintip dari dalam kamar Myeong Soo karena penasaran. Dia kemudian berjalan keluar dari kamar itu menuju pintu menghampiri Tao dan Hyung-nya yang saat ini sedang berdiri berhadapan.
"Hyung, kenalkan. dia Tao, nan cinggu"
ujar Chanyeol yang berdiri di belakang Myeong Soo sambil menepuk pundak hyung-nya itu.
"ara, aku mengingatnya.."
Myeong Soo berbicara dengan suara yang agak pelan. Dia kembali tersenyum sinis ke arah Tao, kemudian dia membalikkan badannya dan berjalan kembali menuju kamarnya. Meninggalkan Tao yang masih tidak menggerakkan tubuhnya dari sana dengan ekspresi yang sulit diartikan.
*Flashback End*
"ya Chanyeol-ah!"
Suara Tao dari balik telephone mengagetkan Chanyeol yang terlihats sedang berfikir.
"wae? berhentilah menghawatirkan sesuatu hal dengan berlebihan. lagipula kau menghawatirkan apa? apa kau fikir hyung-ku akan membalas dendam padamu?"
"oh, sepertinya hyung-mu ingin balas dendam"
"Chanyeol-ah!"
Jin Ah tampak memanggilnya dari jauh dan berjalan mendekatinya
"Tao-ah, aku akan menghubungimu lagi. arasseo?"
Chanyeol langsung mengakhiri panggilannya setelah melihat perempuan itu berjalan menuju dirinya. Dia buru-buru memasukkan ponselnya kedalam saku celananya.
"wae? kenapa wajahmu sangat tegang?"
"ania, gwaenchana. apa kau sudah minta kunci mobilnya?"
Chanyeol buru-buru menyunggingkan senyumnya pada Jin Ah.
Jin Ah menganggukkan kepalanya pelan dan segera memberikan kuci mobil tersebut pada Chanyeol. Lelaki itu masih tampak tersenyum.
"kajja!!"
Mobil yang dibawa Chanyeol dan Jin Ah melaju dengan cepat membawa mereka pergi dari gedung tinggi di belakang mereka.
***
"ya! Kai-ah! wae geure? apa kau mengenal Myeong Soo hyung?"
"ani"
"kau tidak mengenalnya? jinjja? lalu kenapa dia menghabisimu seperti itu?"
"moella"
"ya! Kai-ah!"
"ahhh nan moella! berhentilah bertanya dan menoleh-noleh ke arahku, apa kau mau menabrak mobil di depanmu? fokuslah pada jalanan saja dan jangan bertanya lagi!"
Kai berbicara dengan ketus sambil menunjuk-nunjukkan tangannya ke arah jalan mengisyaratkan Sehun untuk berkonsentrasi pada jalan yang dilalui mereka.
"aisshhh jinjja.."
Sehun kembali berkonsentrasi menyetir mobilnya. Dia menatap kesal pada Kai yang terlihat sedang melayangkan pandangannya ke arah jalan sambil sesekali memegangi perutnya yang tampak memar karena tendangan Myeong Soo tadi.
"apa kau tau kalau sepertinya akan mustahil kita bisa bergabung di grup dance mereka"
Sehun kembali memulai pembicaraan. Kali ini matanya tidak menoleh ke arah Kai.
"ara" Kai menjawab singkat
"padahal grup dance mereka sangat keren dan terkenal. sayang sekali kita tidak bisa bergabung disana"
"hmm, lagipula aku tidak tertarik lagi"
"wae? bukannya kemarin kau bilang sangat ingin bergabung dengan grup dance untuk mengasah bakatmu?"
"aku bisa cari grup lainnya" Kai menjawab Sehun dnegan nada yang malas, sepertinya dia saat ini sedang tidak tertarik membicarakan hal itu.
"geundae, grup dance mereka paling terkenal disini, mungkin tidak ada lagi grup dance yang lebih keren dari mereka"
Kai menolehkan kepalanya ke arah Sehun, dia menatap Sehun dengan tatapan menyelidik.
"ya, Sehun-ah, sebenarnya apa yang ingin kau coba katakan?"
Sehun balas menatap tatapan Kai, dia tersenyum kikuk ke arah temannya itu.
"bagaimana kalau kau coba berbicara baik-baik dengan Myeong Soo hyung lagi, siapa tau dia mau mencoba mempertimbangkanmu. ottokae?"
"ya! apa kau benar-benar tidak bisa melihat kebenciannya padaku dari sorot matanya tadi? kau ingin aku menemuinya lagi dan membuat dia benar-benar membunuhku?" Kai kembali berbicara dengan nada yang ketus.
"tapi kan tadi kau yang memulai perkelahian itu. kau yang menghajarnya duluan"
Kai tidak lagi menjawab perkataan Sehun. Moodnya saat ini sedang benar-benar tidak ingin membicarakan hal itu lagi. Fikirannya yang saat ini juga dipenuhi banyak pertanyaan tentang maksud perlakuan Myeong Soo padanya, membuatnya tubuhnya yang sakit itu rasanya semakin ngilu.
"apa dia benar-benar akan membunuhmu?"
Sehun kembali bertanya pada Kai yang terlihat sedang memejamkan mata, mencoba menenangkan fikirannya.
"aisshhhhh!!! berhentilah bertanya!" Kai melayangkan pukulannya ke belakang kepala Sehun karena tidak tahan mendengarkan pertanyaan temannya yang sangat ingin tau itu.
Sehun hanya bisa pasrah dengan mengelus-elus belakang kepalanya dengan salah satu tangannya. Dia akhirnya menyerah untuk mencari tau lagi dan tidak menolehkan sedikitpun kepalanya ke arah Kai.
***
"ya, Sehun-ah. sedang apa kau disini?"
Jae Hyun yang baru keluar kamar mandi tampak kaget melihat Sehun yang saat ini sudah duduk di depan televisi
"oh hyung, aku kira kau tidak dirumah"
"tumben sekali kau ke apartemenku, wae geure?"
Jae Hyun bertanya sambil berjalan memasuki kamarnya untuk berganti pakaian. Jae Hyun menyalakan lampu kamarnya dan berjalan menuju lemari pakaian yang berada di samping tempat tidur.
"aih kamcagiyaa, Sehun-ah, kau memasukkan apa ke dalam kamarku?"
Jae Hyun menatap heran ke arah kasurnya dengan sesuatu di dalam selimut.
"itu Kai, hyung" Sehun menjawab dengan agak berteriak
"ah, dia manusia, aku kira pakaian kotor" Jae Hyun membuka sedikit selimut yang menutupi seluruh tubuh Kai untuk memastikan.
kemudian dia mengambil salah satu kaosnya dari dalam lemari dan segera berjalan keluar kamar. Dia mendekati Sehun dan duduk di sebelahnya.
"ada apa dengan anak itu? apa dia ikut tawuran?"
Jae Hyun yang penasaran setelah melihat memar di wajah Kai langsung buru-buru bertanya pada Sehun.
"ania, dia habis dipukuli tadi"
"siapa yang menghajarnya? kenapa?"
"seorang kenalanku. dia ketua dari grup dance yang mencari anggota yang pernah aku ceritakan itu. entah kenapa Kai malah memukulinya"
"Kai memukulinya? wae?"
"moella, dia tidak mau bercerita sama sekali"
"ahh, dia pasti kalah dalam ketika berkelahi makanya dia tidak mau bercerita"
"oh, majayo, Myeong Soo hyung benar benar menghabisinya. kalau saja aku tidak menariknya, mungkin tubuh Kai bisa babak belur karena tendangannya"
"Myeong Soo? orang yang berkelahi dengan Kai bernama Myeong Soo?"
"hmm, wae? apa kau mengenalnya hyung?"
"ani, berikan aku nomer ponselnya"
"wae? kau bilang kau tidak mengenalnya?"
"aishhh, palli!"
Sehun dengan cepat mengeluarkan ponselnya dari saku celananya setelah melihat wajah mengerikan Hyung-nya itu.
***
"ya! Chanyeol-ah!.."
"tuutt...tuuutt..tuuut.."
"aiishhhhh.."
Tao melihat ke layar ponselnya karena Chanyeol tiba-tibe mengakhiri panggilannya.
Tao yang saat itu sedang menyetir mobilnya kemudian dengan refleks mengangkat pergelangan tangannya untuk mengecek jam. Saat ini, jam tangannya menunjukkan pukul 23.00. jam sebelas malam. perbedaan waktu 10 jam antara Korea dan Amerika.
Dia melajukan mobil mewahnya dengan cepat melewati jalanan yang saat ini lalu lintasnya terlihat sudah agak lengang. Tiba-tiba Tao memelankan laju mobilnya ketika melihat lampu lalu lintas yang akan di laluinya berubah merah. Diseberang jalan terlihat banyak para perjalan kaki yang menunggu giliran untuk menyebrang.
Tao yang saat itu baru pulang dari diskotik sepertinya agak sedikir mabuk karena alkohol.
"ashhh, kenapa kepalaku pusing, padahal aku tidak minum banyak alkohol tadi"
dia mengeluh pada dirinya sendiri karena merasa pandangannya saat ini agak buram.
Lampu lalu lintas di depannya sudah dekat, tetapi Tao masih belum menghentikan laju mobilnya. Tao mengerjapkan matanya beberapa kali mencoba menghilangkan rasa pusing di kepalanya.
Diiiinnnn!!!!!
terdengar suara klakson mobil di sampingnya berbunyi. Tao langsung mengarahkan pandangannya ke jalan dan menginjak rem-nya dengan kuat. Segerombolan lelaki yang hampir tertabrak mobilnya kemudian berlari berhambur menjauhi mobil Tao.
Jantungnya berdegup kencang karena terkejut. Tao menghela nafas panjang setelah di pastikannya tidak ada yang tertabrak mobilnya. Beberapa orang yang masih belum menyebrang tampak berjalan teburu-buru setelah memastikan mobil Tao sudah berhenti.
Bruggg!!
Seorang lelaki yang melewati depan mobilnya tampak menggebrak kap mobil Tao dengan tangannya. Dia melihat Tao dari balik kaca mobil dengan wajah sini. Dia menampakkan senyum anehnya dan berjalan menuju pintu mobil Tao.
Myeong Soo
Lelaki itu mengetuk kaca mobil Tao dari samping mengisyaratkan Tao untuk membuka pintu mobilnya
***
"nah itu dia, lihatlah. itu sekolahku dulu"
Mata Jin Ah mengikuti arah tangan Chanyeol yang menujuk ke sebuah bangunan besar di sisi jalan. Jin Ah tercengang melihat bangunan yang terlihat sangat klasik tersebut. Kepalanya sampai ikut memutar ketika mobilnya terus berjalan menjauhi gedung itu.
"lalu apartement temanmu dimana? kau bilang di dekat sekolahmu?"
"emm memang di dekat sekolahku"
"dimana? apa kita sudah dekat dengan apartement temanmu?"
"ani, kita sudah melewatinya"
Jin Ah terdiam sejenak mendengar jawaban Chanyeol
"ya! kenapa kau malah melewatinya. berhenti berhenti. ayo putar balik"
"shireo"
"waee? kau bilang kau akan menginap di apartement temanmu?"
"lalu? setelah kau menurunkanku disini, kau mau kemana? apa kau yakin bisa menemukan hotelmu sendiri?"
"ahh.. benar juga.." Jin Ah tampak berfikir sejenak "kalau begitu kau antarkan dulu aku ke hotel, lalu kau bisa minta temanmu ke hotelku untuk menjemputmu"
"arasseo.." Chanyeol berbicara seperti menggumam sambil mengangguk pelan.
--1 New Message--
*apa kau sedang sibuk?*
Jin Ah buru-buru menlfon Jae Hyun setelah menerima pesan dari ke kasihnya itu.
"yobuseyo"
"hmm, Jin Ah-ya"
"wae oppa?"
"kau sedang dimana?"
"sedang di jalan menuju hotel. oppa dimana?"
"di apartement. apa asisten nyonya Lee yang mengantarmu ke hotel?"
"emm, uh. nee oppa"
"arasseo, aku hanya ingin memastikan"
"wae oppa? apa ada yang ingin kau katakan?"
"ani"
"emm, ah iya. nyonya Lee bilang dia akan menggunakanku lagi untuk pameran terakhirnya disini. Jadi mungkin aku akan tinggal di sini lebih lama oppa. nyonya Lee bilang sekitar 3 hari lebih lama"
"jinjja? arasseo. lakukan pekerjaanmu dengan baik"
"hmm, begitu saja?"
"wae?"
"ani, apa kau tidak mau menyusulku disini? bukankah pekerjaanmu sudah selesai besok lusa?"
"aku menyusulmu kesana? naega wae? aku tidak bisa, tugas kuliahku sangat menumpuk"
"tumben sekali, biasanya kau tidak pernah memikirkan tugas kuliahmu"
"ani, aku sudah berubah sekarang heheh"
"ahh jinjja, kau hanya mencari-cari alasan oppa. arasseo. aku akan menghubungimu lagi nanti. aku tutup ya.."
"oohh.. jangkamman Jin Ah-ya.."
"wae?"
"emm, apa Kai mengenal Myeong Soo?"
"Kai? emm, ani. sepertinya tidak. wae?"
"aniya, tidak apa-apa, aku hanya ingin tau, arasseo. jangan lupa menghubungiku lagi nanti"
"ohh.."
Jin Ah mengakhiri panggilannya, tanpa terasa Chanyeol yang sedaritadi mendengarkan percakapan mereka ternyata tidak melepaskan pandangannya dari Jin Ah.
"aku cemburu.."
ujar Chanyeol pada Jin Ah yang terlihat terkejut mendengar perkataan Chanyeol yang sangat jujur itu. Jin Ah hanya tertawa terkekeh tanpa menjawab perkataan Chanyeol yang masih melajukan mobilnya membawa mereka memasuki tengah-tengah hiruk pikuk kota Los Angeles.
***