"Jin Ah-ya.. Geumanhajaa. Kakiku capek sekali"
Jae hyun terlihat membungkukkan badannya. Menyanggah tubuhnya dengan kedua tangan di lututnya. Tangannya dilambaikan ke arah Jin Ah yang masih terus berjalan.
"arasseo oppa kau duduk saja. Tunggu aku disini"
"ya! ya! kau mau kemana lagi. Sudah 3 kali kau mengitari taman bermain ini. Kita tunggu saja dia di tempat kemarin dia menari"
Jae Hyun masih terus membujuk Jin Ah yang masih tidak menghentikan langkahnya. Jae Hyun terpaksa berbicara dengan setengah berteriak ke arah Jin Ah karena jarak mereka yang sudah lumayan jauh.
"aku akan mencarinya sekali lagi. Kau tunggu saja disini..."
Jin Ah berlari menjauh
"ya! Jin Ah-ya! Im Jin Ah!!! aisshhhh jinjja anak itu! keras kepala sekali"
Jae Hyun yang masih membungkukkan badannya akhirnya menyerah pada Jin Ah yang sudah terlihat lagi di depannya. Keringat terlihat mengalir dari pelipis matanya. Jae Hyun masih tertunduk karena merasa kakiknya tak kuat lagi berjalan.
"kenapa kemarin aku berjanji untuk mengantarnya mencari lelaki entah berantah itu. Aisss anak itu sungguh keras kepala!"
"seperti kau kan oppa??"
suara seorang perempuan terdengar dari belakang tubuh Jae Hyun. Jae Hyun yang kaget langsung mengangkat tubuhnya dan membalikkan badannya untuk melihat perempuan itu. Ekspresi terkejut tidak bisa disembunyikan dari wajah Jae Hyun.
"oh, Naeun-ah"
"anyyeong!"
Naeun mengangkat tangan kanannya dan membuka kelima jarinya di depan wajahnya. Dia tersenyum lebar memandang wajah Jae Hyun
"apa kau bersama perempuan itu?" Naeun menambahkan lagi.
"Jin Ah. Namanya Jin Ah"
"ara. Jin Ah yang merebut kekasihku"
wajah Naeun terlihat berbeda dari sebelumnya. Kata-katanya terdengar ketus kali ini.
"kenapa oppa tidak membalas pesanku? apa perempuan itu tidak memperbolehkanmu membalas pesanku?" Naeun kembali berbicara karena Jae Hyun tidak memjawab perkataan sebelumnya.
Jae Hyun terlihat terganggu mendengar perkataan Naeun. Dia mulai memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya dan menjawab Naeun dengan santai.
"ya, pergilah dari sini jika kau hanya mengatakan sesuatu yang tidak berguna"
Naeun terperangah jawaban Jae Hyun. Cepat-cepat iya mengontrol ekspresi wajahnya dan mulai kembali memaksakan tersenyum.
"apa kau tau kalau 2 tahun ini aku masih menunggumu kembali?"
"siapa yang menyuruhmu menunggu? apa aku menyuruhmu menunggu? ania."
"oppa! setidaknya kau harus membalas pesanku.."
"wae? kenapa aku harus membalas pesanmu? apa kau tidak tau malu? kenapa kau harus mengirim pesan pada lelaki yang sudah memiliki kekasih?"
"oppa! neon jinjja!"
kali ini Naeun tidak bisa menyembunyikan lagi ekspresi kecewanya. Matanya menatap Jae Hyun dengan tatapan tajam.
"wae? kenapa kau marah? mianhae. tapi aku benar-benar tidak mau berurusan denganmu lagi"
Jae Hyun berjalan menjauh meninggalkan Naeun yang masih terpaku ditempatnya semula.
Kata-kata Jae Hyun terasa sangat menyakitkan baginya. Lelaki yang pernah menjadi kekasihnya itu melontarkan kata-kata yang tidak pernah di ucapkan sebelumnya. Naeun terus memandangi punggung Jae Hyun hingga hilang ditelan kerumunan manusia di taman bermain itu
***
"oppa! oppa! Yeogi! oppa yeogi!!!"
Suara teriakan Jin Ah menghentikan langkah Jae Hyun yang berjalan di tengah kerumunan pengunjung taman bermain. Jin Ah melambai-lambaikan tangannya ke arah Jae Hyun yang terlihat masih celingukan mencari sumber suara itu.
"kau sudah menemukannya?"
ujar Jae Hyun ketika sudah berada di samping tubuh Jin Ah. Tangannya langsung meraih tangan Jin Ah untuk mengajaknya keluar dari kerumunan pengunjung tersebut.
"sepertinya Myeong Soo tidak disini hari ini"
"apa kubilang! kenapa kau tetap bersikeras mencarinya. Ah sungguh merepotkan"
"mian"
Jin Ah menjawab Jae Hyun dengan singkat. Suaranya terdengar lesu. Dia masih berjalan dengan menundukkan wajahnya ke arah bawah. Jae Hyun hanya terdiam melihat ekspresi Jin Ah yang seperti itu. Sejujurnya dia tidak tau harus berbuat apa, maka dari itu Jae Hyun lebih memilih untuk diam dan tetap menggenggam tangan Jin Ah berjalan menuju parkiran.
"oetokkae? kau belum bisa menemukan pangeranmu itu hari ini"
Jae Hyun mencoba mengoda Jin Ah sesampainya meraka di dalam mobil
"besok aku akan mencarinya lagi"
Jae Hyun hanya mengangguk pelan mendengar jawaban dari Jin Ah. Matanya kembali berkonsentrasi pada jalanan. Jin Ah diam untuk beberapa saat, fikirannya dipenuhi beberapa pertanyaan untuk Jae Hyun.
Tidak lama kemudian Jin Ah terlihat mengambil nafas panjang dan membuangnya dengan keras.
"oppa, apa tidak ada yang mau kau katakan padaku?"
Jae Hyun terlihat berikir sejenak ketika mendengar pertanyaan Jin Ah
"emm.. opseo. wae?"
"jongmalyo?"
"oh, omneunde. wae?"
"ania.."
Jae Hyun menolehkan kepalanya ke arah Jin Ah mecoba memeriksa ekspresi wajah kekasihnya itu. Suasana di dalam mobil kembali hening, sesekali suara musik di dalam mobil membuat Jae Hyun mengetuk-ngetuk jarinya di atas setir mobil mengikuti irama.
"oppa.." suara Jin Ah kembali memecah keheningan
"hmm..?"
"apa benar-benar tidak ada sesuatu yang ingin kau ceritakan padaku?
"opseo...wae? kenapa kau bertanya terus? apa ada sesuatu yang ingin kau dengar dariku?"
Jin Ah menganggukkan kepalanya pelan
"tentang apa?" Jae Hyun menolehkan lagi wajahnya ke arah Jin Ah
"Naeun"
Fikiran Jae Hyun menjadi blank seketika ketika mendengar Jin Ah mendengar nama itu. Dia memperlambat laju mobilnya.
"apa kau melihatku dengan Naeun tadi?"
Jin Ah mengangguk
"oh, aku bertemu Naeun tadi ketika kau berjalan duluan. tidak ada yang penting, kami hanya ngobrol"
"jongmal?"
giliran Jae Hyun yang menganggukkan kepalanya
"apa dia masih tidak suka padaku?"
"apa pedulimu, lagipula kau tidak mengenalnya"
"ara, dia teman cheerleaders Lizzy ketika di SMA. dia kan juga kekasihnya Tao, jadi aku mengenalnya. tapi aku juga heran, kenapa dia begitu membenciku"
"Tao nuguya?"
"Chanyeol cinggu"
Jae Hyun terdiam. Dia tidak meneruskan obrolannya. Hatinya mulai terasa tidak nyaman ketika Jin Ah mulai menyebut nama itu. Chanyeol. Jae Hyun lebih memilih Jin Ah menyebutkan nama Myeong Soo daripada Chanyeol. Entah kenapa ada rasa tidak nyaman dihatinya.
"oppa awaaasssss!!!!!"
Teriakan Jin Ah membuyarkan lamunan Jae Hyun seketika. Tangan Jin Ah yang sudah berada di lengannya mencoba menghentikan Jae Hyun yang hampir menabrak pembatas jalan. Jae Hyun menginjak remnya dengan keras.
"ahhh, sungguh tidak nyaman.."
Jae Hyun bergumam sambil membuka kancing kemeja yang menutupi lehernya
***
Hari sudah mulai sore ketika D.O menyelesaikan audisinya dan berjalan keluar menemui Chanyeol yang masih duduk tanpa berbicara dengan Tao.
"oh Tao-ah kau sudah kembali? kenapa kau tidak memberiku kabar?"
D.O merangkul leher Tao dari belakang dan membuat Chanyeol dan Tao kembali sadar setelah sekian lama termenung.
"bagaimana aku bisa memberimu kabar kalau nomor ponselmu tidak bisa ku hubungi"
"ah benar juga, aku baru saja mengganti nomor ponselku hehe mian"
"bagaimana audisimu?" Chanyol bertanya pada D.O
"moella, pokoknya aku sudah menampilkan yang terbaik. ah iya, aku tadi bertemu banyak anak dari sekolah kita yang dulu di dalam sana"
"siapa?"
D.O terlihat berfikir sebentar mencoba mengingat-ingat sebuah nama
"Luhan hyung, lalu........"
"Luhan nuguya?" Tao memotong pembicaraan D.O
"dia teman Myeong Soo hyung ketika di sekolah dulu"
jawaban Chanyeol membuat Tao menganggukkan kepalanya pelan. D.O kembali terlihat berfikir mengingat-ingat seseorang.
"aku tidak tau namanya, tapi dia itu adalah noona yan sering bersama Jin Ah noona. ahh siapa ya namanaya, aku benar-benar tidak ingat"
Chanyeol langsung antusias mendengarkan D.O, ketika mendengar nama Jin Ah di sebut, Chanyeol yang sebelumnya terus berkutat pada ponselnya akhirnya menatap ke arah D.O dengan serius.
"Lizzy noona?" Chanyeol berusaha menebak
"oh, aku rasa itu namanya. tadi dia juga menanyakanmu"
"apa kau bilang padanya kalau aku disini bersamamu?"
"oh"
"ya! D.O-yaaaa!!!!!!"
Chanyeol dan Tao berteriak hampir bersamaan setelah mendengar jawaban D.O yang sangat polos itu. Tao kemudian menepuk dahinya sendiri. Chanyeol memejamkan matanya dan melengos dari tatapan D.O.
D.O terlihat mengerjapkan matanya yang bulat itu beberapa kali. Dia masih belum menyadari apa yang terjadi.
"wae, wae?"
D.O masih tetap tidak mengerti tatapan aneh kedua temannya itu
***
"Chanyeol-ah. Mianhae. Lagipula memang sudah saatnya Jin Ah noona tau kalau kau sudah kembali. Kenapa tidak kau temui saja dia"
Wajah D.O tampak merasa bersalah ketika dia baru menyadari kesalahannya.
Sesampainya di dalam mobil Chanyeol, mereka bertiga masih terdiam di dalam fikiran mereka masing-masing. Sesekali Tao yang duduk di sebelah Chanyeol yang sedang menyetir mobil tampak menoleh ke arah belakang, memberi isyarat pada D.O untuk berbicara pada Chanyeol.
"dwaesseo, aku tidak mau menemuinya. Lagi pula dia sudah punya kekasih" ujar Chanyeol
"lalu kenapa kalau noona itu sudah punya kekasih? kalau kau tidak mau menemui noona itu, kenapa kau selalu mengirimi bunga ke rumahnya?"
pertanyaan Tao yang polos itu membuat D.O yang berada di belakangnya melayangkan pukulan tangannya ke belakang kepala Tao. Tao meringis kesakitan dan menoleh ke arah D.O yang terlihat menatapnya dengan mata yang membulat. Dia berbicara dengan hanya menggerak-gerakkan bibirnya tanpa mengeluarkan suara pada Tao mengisyaratkan untuk berhenti membahas itu.
Tao yang sepertinya tidak menggubris ocehan D.O kembali berbicara pada Chanyeol.
"berhentilah mengiriminya bunga-bunga itu. Lagipula dia tidak akan tau kalau kau yang selalu mengirimkan bunga padanya. Geumanhaja, usahamu itu sia-sia jika kau tidak punya niat untuk menemuinya"
Chanyeol yang sedikit terkejut mendengar perkataan Tao hanya terdiam tanpa menjawab dan tetap berusaha berkonsentrasi pada mobil yang di kendarainya.
Dia terlihat sedang memikirkan lagi perkataan Tao barusan. Sepertinya hati kecilnya menbenarkan perkataan Tao. Chanyeol menggaruk pelan kepalanya. Dipejamkannya kedua kelopak matanya sebentar ketika berhenti di sebuah lampu merah. Fikirannya mencoba menolak hatinya yang menyutujui perkataan Tao. Kali ini dia sedang berfikir untuk melanjutkan usahanya atau berhenti sampai disini.
***
Jin Ah memegangi dadanya dan merasakan jantungnya hampir copot. Tangan yang satunya masih mencengkram kuat lengan Jae Hyun. Jin Ah merasakan cengkramannya itu ditepis pelan oleh Jae Hyun yang kemudian membuka kancing kemejanya dan bergumam pelan. Jin Ah tidak dapat mendengar gumaman itu. Yang Jin Ah tau, gumaman itu menandakan bahawa Jae Hyun tiba-tiba berada di mood yang buruk. Hal itu membuat Jin Ah mengurungkan niatnya untuk menegur Jae Hyun karena tidak berkonsentrasi pada mobil yang dikendarainya.
Jae Hyun kembali melajukan mobilnya. Kali ini suasana di dalam mobil terasa sangat sunyi bagi Jin Ah. Dia bertanya-tanya dalam hatinya tentang Jae Hyun yang tiba-tiba terlihat tidak nyaman. Sesekali Jin Ah menolehkan wajahnya ke arah Jae Hyun. Wajah itu tampak tegang. Jin ah kemudian membenarkan posisi duduknya dan memejamkan kedua matanya. Tidak lama kemudian ponsel yang ada di dalam tas nya terasa bergetar.
--URI LIZZY Calling--
"wae? Apa kau sudah selesai dengan audisimu?"
"emm. 15 menit yang lalu"
"lalu bagaimana?"
"moella. Aku tidak terlalu yakin dengan hasilnya"
"wae?"
"sepertinya aku tidak menampilkan yang terbaik. kau dimana?"
"di jalan"
"apa kau bersama Jae Hyun oppa"
"hmm, wae?"
"tidak apa-apa. Emm Jin Ah-ya, tadi aku bertemu D.O disana"
Jin Ah terlihat membenarkan posisi duduknya menjadi lebih tegak ketika Jin Ah menyebut nama itu.
"lalu?" suara Jin Ah terdengar sedikit berbisik
"dia bilang Chanyeol pergi bersamanya kesana, tapi dia sedang menunggu diluar"
"jadi dia sudah kembali?"
"oh, dia bilang Chanyeol meneruskan sekolahnya di Amerika. Sudah 1 tahun sejak dia kembali dari Amerika"
"1 tahun?" suara Jin Ah kini terdengar sedikit lebih kencang.
"ya! hentikan fikiranmu yang macam-macam. Kau sudah punya Jae Hyun oppa sekarang"
"ara. Aku akan menemuimu nanti. bagaimana dengan Luhan oppa?"
"ah, aku akan menceritakannya nanti. Aku tutup yaa.."
"oh, gomawo Lizzy-ah"
Jin Ah mengakhiri panggilannya dan menoleh sebentar ke arah Jae Hyun yang masih terlihat dengan wajah tegangnya. Jin Ah kembali menyandarkan tubuhnya ke belakang. Dia menghela nafasnya panjang kemudian membuangnya dengan keras. Jin Ah menggenggam ponselnya dengan kedua tangannya dan kembali memejamkan kedua matanya.
"apa kau mau makan?"
perkataan Jae Hyun sontak membuat Jin Ah membuka kembali kedua matanya. Dia menatap Jae Hyun dengan tatapan khawatir. Jin Ah tidak menjawab pertanyaan Jae Hyun dan hanya menatap wajah kekasihnya itu. Dia mencoba menerka-nerka apa yang ada di fikiran Jae Hyun saat ini.
"wae?"
Jae Hyun kembali membuka suaranya ketika dirasanya Jin Ah sedang memandangi wajahnya
"oppa gwaenchana?"
"ania"
"wae?"
"moella"
Jin Ah kembali terdiam, sepertinya Jae Hyun benar-benar dalam mood yang buruk saat ini.
"aku tidak lapar oppa, kita pulang saja"
ujar Jin Ah, dia mencoba memahami Jae Hyun yang mungkin butuh sendiri saat ini. Walaupun hatinya bertanya-tanya kenapa sikap Jae Hyun tiba-tiba berubah, tapi dia lebih memilih diam dan menunggu waktu yang tepat untuk bertanya.
15 menit kemudian sampailah mereka di depan apartemen Jae Hyun. Dia kemudian mengarahkan mobilnya menuju parkiran dan memarkirkan mobilnya.
"oppa, kenapa kita ke apatemenmu? bukankah seharusnya kau mengantarku pulang?"
Jae Hyun tidak segera menjawab pertanyaan Jin Ah, dia tampak berjalan keluar dari mobilnya dan membuka pintu Jin Ah.
"aku ngantuk sekali, berhentilah bertanya dan turun saja"
Jin Ah terdiam mendengar jawaban Jae Hyun, dia akhirnya menuruti Jae Hyun untuk keluar dari mobil dan berjalan mengekor di belakang Jae Hyun mengikutinya masuk ke dalam apartemen.
Sesampainya di dalam apartemen, Jae Hyun langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa berbicara apa-apa pada Jae Hyun. Jin Ah yang kebingungan akhirnya berjalan menuju dapur dan mencoba membuatkan makanan untuk Jae Hyun makan.
Tidak lama kemudian, ponsel yang ada di dalam tas-nya berdering, Jin Ah cepat-cepat berlari menuju tas yang diletakkannya di atas meja makan itu dan mengangkat telefonnya.
"jangan kemana-mana, bangunkan aku 2 jam lagi"
tuuttt..tuuutt..tuutt...
belum sempat Jin Ah menjawab, Jae Hyun langsung mengakhiri panggilannya.
"aisssshh, kenapa lagi dengan dia. walaupun dia mengantuk seharusnya dia mengantarkan aku pulang dulu. ahh aneh sekali!"
Jin Ah bergumam keras dan menatap ke arah pintu kamar Jae Hyun. Jin Ah kembali meletakkan ponselnya di dalam tas-nya dan kembali menuju ke dapur untuk menyelesaikan masakannya.
3 jam kemudian, Jae Hyun terbangun dari tidurnya. Jam sudah menunjukkan pukul 22.30 saat itu. Jae Hyun yang langsung melonjak ketika melihat jam dinding di dalam kamarnya langsung beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan keluar.
Jin Ah tampak tertidur dengan posisi duduk di bawah kursi di ruang televisi. Jae Hyun yang semula ingin memarahinya karena tidak membangunkannya akhirnya mengurungkan niatnya melihat Jin Ah yang tertidur dengan pulasnya.
"mwoya..kenapa dia malah tidur? bukannya harusnya dia membangunkanku.."
Jae Hyun menggerutu sambil berjalan menuju dapur. Dia melihat semangkuk sup ada di atas meja makan. Jae Hyun memegang mangkuk sup tersebut. Dirasanya mangkuk itu sudah dingin, mungkin sekitar 2 jam yang lalu sup itu sudah tersaji di sana. Jae Hyun tersenyum tipis.
"siapa yang menyuruhnya membuat sup. dasar anak ini" Jae Hyun tampak menggerutu lagi dnegan senyum tipis yang masih menghiasi wajahnya.
I'm at the payphone trying to call home
All of my change i spent on you
Where have the times gone
Baby is all wrong, where all the plans we made for two..
Nada dering ponsel Jin Ah terdengar mengalun pelan dari dalam tas-nya. Jae Hyun yang sedang menyendokkan sup ke dalam mulutnya langsung menaruh kembali sendok itu dan meraih tas Jin Ah yang ada di sebelahnya.
"yobuseo? wae Kai-ah?"
"oh hyung, apa Jin Ah noona bersamamu?"
"hmm, wae? apa eommamu mencarinya?"
"ania, eomma belum pulang. aku hanya sedikit ngeri dirumah sendiri. apa noona pulang masih lama?"
"ya! berhentilah bertingkah manja pada noonamu. kau bahkan sudah hampir lulus sekolah"
"ah hyung kenapa kau malah mengomeliku? kan aku cuma bertanya"
"noonamu tidak pulang malam ini, tidurlah sendiri di kamarmu. jangan lupa tutup pintu dan jendela kamarmu. kau tidak mau kan kalau sampai ada suara langkah kaki tiba-tiba terdengar dari luar?"
"hyung! geumanhae!!! mana noonaku? kenapa malah kau yang mengangkat telephonnya"
"wae? aku kan pacarnya. berhentilah merengek dan cepatlah tidur"
"aishhh jinjja! araseeo hyung aku tutup"
Kai langsung mengakhiri panggilannya dengan cepat.
"aishh, apa apaan bocah ini. apa dia tidak malu dengan umurnya yang sudah besar. kenapa dia masih bergelantungan di lengan noona-nya"
Jae Hyun menggerutu sambil menatap layar ponsel Jin Ah. Ponsel Jin Ah kembali berdering, hal itu membuat jae Hyun yang semula akan mengembalikan ponsel Jin Ah ke dalam tas kembali melihat layarnya dan membuka isi pesan.
--1 New Message--
*Noona, aku Chanyeol. apa kau masih mengingatku?*
***