Siang yang terik dan panas membuat Jin Ah terus menggerak-gerakkan buku yang ada ditangannya ke arah wajahnya untuk menghilangkan rasa gerah di tubuhnya. Tangan Jin Ah yang semula sibuk untuk mendinginkan tubuhnya kini beralih menuju tas yang ada di pangkuannya. Jin Ah mengambil sebuah ikat rambut dari dalamnya. Rambut Jin Ah yang panjang tergerai kini di angkatnya ke atas dan diikat ekor kuda untuk mengurangi rasa gerah ditubuhnya.
"Oppa oediya? apa kau lupa kalau harus menjemputku?"
Jin Ah berbicara kepada seseorang melalui handphonenya. Setelah mendapat jawaban yang diinginkan dia mengakhiri panggilannya dan memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas.
Sebuah mobil sporty berwarna hitam pekat terlihat berhenti tepat di depan Jin Ah berdiri. Kaca jendelanya terlihat terbuka lebar. Sang pengemudi mengeluarkan satu tangannya dan menyandarkan pada pintu mobil.
"Mianhae aku terlambat. Palli-wa aku ada pemotretan sore ini"
Lelaki yang berada dalam mobil itu berbicara pada Jin Ah.
Ya, dia Jae Hyun. Pacar Jin Ah.
Sudah 4 tahun sejak menghilangnya Myeong Soo dari kehidupan Jin Ah. Jae Hyun, lelaki yang meminta Jin Ah memanggilnya oppa, 2 tahun lalu resmi menjadi kekasihnya. Mereka berdua saat ini berkuliah di universitas yang sama dan jurusan yang sama.
Teather. Jurusan yang Jin Ah pilih setelah dia lulus dari sekolah. Jurusan yang juga merupakan pilihan Jae Hyun yang sudah masuk setahun lebih awal dari Jin Ah. Jae Hyun yang kali ini sudah terkenal sebagai model, sudah 1 tahun ini dia memperkenalkan Jin Ah pada dunia model nya. Perawakan Jin Ah yang tinggi dan ramping, juga dengan wajahnya yang cantik mambuat ibu Jae Hyun sering meminta Jin Ah menjadi model untuk rancangan pakaiannya
"Kenapa oppa tidak bilang kalau ada pemotretan sore ini? aku kan bisa minta Kai untuk menjemputku"
Jih Ah menutup pintu mobil dan membenarkan posisi duduknya.
"Gwaenchana, aku ingin memperkenalkanmu pada customerku. Kau tidak bisa terus-terusan hanya menjadi modelnya eommaku"
Jae Hyun berbicara sambil terus berkonsentrasi pada jalanan
"Ah shireo. Jadwal yang diberikan eomma-mu saja sudah cukup banyak. Kenapa harus mencari cusromer baru?"
"Sudahlah jangan cerewet. Customerku yang ini orangnya sangat baik makanya aku mau memperkenalkannya padamu"
"Ah oppa shireo. Apa kau lupa kalau aku sangat benci bertemu orang baru?"
"Ara, karena itulah makanya aku mau merubahmu dengan mempertemukanmu dengan orang baru. Apa kau tidak percaya padaku?"
Jin Ah tidak menjawab lagi perkataan Jae Hyun. Wajahnya diarahkannya lurus ke depan. Wajahnya yang cemberut menandakan bahwa di tidak suka dengan ajakan Jae Hyun. Jae Hyun yang melihat wajah cemberut Jin Ah hanya tersenyum kecil tanpa mengatakan apa-apa lagi. Jae Hyun membawa mobilnya melaju dengan cepat kearah tempat yang dituju.
2 orang penjaga pintu mempersilahkan Jae Hyun Jin Ah untuk masuk. Jae Hyun terlihat berjalan dengan santai dengan memasukkan tangan kirinya ke dalam saku celananya. Tangan kanannya dia gunakan untuk menggenggam tangan Jin Ah yang berada di belakangnya.
"Anyeonghaseo"
Sapa Jae Hyun kepada semua kru pemotretan yang sedang bersiap-siap di dalam sebuah ruangan. Jae Hyun membungkukkan badannya untuk menyapa semua kru. Jin Ah yang masih dalam genggaman Jae Hyun juga ikut membungkukkan badannya dengan canggung. Kemudian mata Jae Hyun terlihat sedang mencari-cari seseorang. Kepalanya yang celingukan mencoba menerobos kerumunan kru.
Tidak lama kemudian dia menarik tangan Jin Ah dan mengajaknya berjalan menuju seorang wanita paruh baya dengan pakaian yang sangat modis.
"Anyeonghaseo"
Jae Hyun menyalami wanita itu
"Oh Jae Hyun-shi kau sudah datang"
Wanita itu tersenyum lebar dan menyalami Jae Hyub. Kemudian matanya beralih pada Jin Ah yang berada di sebelah Jae Hyub. Jae Hyun yang menyadari itu langsung memperkrnalkan Jin Ah
"Oh nyonya Lee kenalkan ini Jin Ah. Pacar saya yang pernah saya ceritakan"
Jin Ah cepat-cepat menyalami nyonya Lee setelah mendengar perkataan Jae Hyun.
"Anyeonhaseo. Im Jin Ah imjida"
"Oh nee Jin Ah-shi. Jae Hyun dan eommanya sering bercerita tentangmu. Minggu lalu aku juga sudah melihatmu di peragaan busana nyonya Oh. Kau terlihat sangat cantik. Aku juga punya rancangan pakaian yang cocok dengan bentuk tubuh dan postur wajahmu. Aku akan menghubungimu jika persiapan untuk peragaan busanaku dimulai"
Kata-kata nyonya Lee membuat Jin Ah merapatkan genggaman tangannya ke Jae Hyun. Jin Ah merasa sangat berterimakasih pada lelaki ini. Jae Hyun yang selama 2 tahun ini selalu berusaha yang terbaik untuk Jin Ah walaupun tidak dengan cara yang selalu manis seperti pasangan-pasangan kekasih yang lain.
Jae Hyun yang menggenggam tangannya seperti ini ketika Jin Ah pertama kali mamasuki kampusnya dan bertemu dengan wajah-wajah baru. Jae Hyun yang menggenggam tangannya seperti ini ketika Jin Ah pertama kali bertemu dengan nyonya Oh untuk membicarakan tentang keinginannya menjadi salah satu model dari rancangan busananya. Jae Hyun yang menggenggam tangannya seperti ini ketika berada di backstage saat sudah gilirannya untuk berjalan diatas catwalk. Genggaman tangan itu yang mengatakan pada Jin Ah kalau dia sudah melakuksn yang terbaik. Genggamsn tangan itu yang membuat Jin Ah sangat berusaha untuk tidak mengecewakan Jae Hyun.
Sudah 2 tahun kehidupan barunya dilalui bersama Jae Hyun. Setelah 4 tahunn yang lalu, Myeong Soo melepaskan genggaman tangannya pada Jin Ah. Setelah 4 tahun yang lalu Chanyeol tidak pernah terlihat lagi di sekolah ataupun dihadapannya
***
Jin Ah memencet-mencetkan beberapa angka pada kota persegi panjang berwarna silver. Setelah terdengar berbunyi 'klik' pintu itu terbuka. Jin Ah masuk ke dalam apartemen itu dengan membawa sebuah kantong plastik berwarna putih.
"Oppa oediya? eommaku membuatkanmu sarapan. Makanlah"
Jin Ah yang sudah berada di dapur mulai meneriaki Jae Hyun. Tidak lama kemudian Jae Hyun terlihat berjalan dengan langkah menyeret menuju ke arah Jin Ah. Jae Hyun yang baru bangun dari tidurnya masih terlihat menguap dan mengucek matanya.
"Berhentilah meneriakiku seperti itu. Aku tidak tuli"
Jae hyun berkata pada Jin Ah sambil menempatkan dirinya duduk di meja makan.
"Kalau aku tidak meneriakimu seperti itu oppa tidak akan bangun kan?"
Setelah meletakkan kantong plastik yang berisi makanan itu di dekat kompor, Jin Ah langsung melangkahkan kaki menuju ruang TV.
"Ya! apa kau tidak menyiapkan makanan dari eommamu itu di meja makan?"
Jae Hyun bertanya pada Jin Ah setelah dilihatnya Jin Ah hanya meletakkan kantong plastik itu.
"Ani, oppa buka saja sendiri"
"Aish. Kenapa kau jahat sekali. Ahhh aku lapar"
Jae Hyun yang tidak ingin berdebat dengan Jin Ah kemudian bangkit dari kursinya dan mengeluarkan isi kantong plastik dan menatanya di atas piring.
"Apa kau sudah makan?"
Jae Hyun menoleh ke arah Jin Ah yang sedang berada di ruang Tv dengan buku dihadapannya dan pensil ditangannya. Jin Ah hanya menjawab pertanyaan Jae Hyun dengan anggukan. Dia masih berkonsentrasi pada tugas kuliahnya.
"Apa nyonya Lee sudah menghubungimu? kemarin dia menelfonku dan bertanya nomor telfonmu"
"Sepertinya belum. Apa dia sudah memulai persiapan untuk pamerannya?"
"Hmm, dia bilang akan mengadakan pamerannya di Los Angeles"
"Jadi aku akan ke Los Angeles?"
"Hmm. Nyonya Lee bilang pamerannya akan diadakan sekitar 3 minggu lagi"
"Kau ikut kan oppa?"
"Moella. Nanti aku tanyakan dulu pada Baekho hyung"
Jae Hyun mengunyah makanannya dengan pelan. Jin Ah menatap ke araj Jae Hyun dengan tatapan khawatir. Jae Hyun yang merasa di perhatikan kemudian meletakkan sumpit yang di pegangnya.
"Berhenti menatapku seperti itu. Wajahku bisa terbakar karena tatapanmu yang kejam itu"
"Kau harus ikut oppa. Bagaimana bisa kau meninggalkanku dengan orang-orang yang tidak aku kenal di Los Angeles?"
"Kau kan sudah besar. Lagi pula kau juga sudah mengenal nyonya Lee"
"Ah shireo, pokoknya kau harus ikut"
Jin Ah berbicara dengan nada merengek pada Jae Hyun
"Arasseo nanti akan ku tanyakan dulu dengan Baekho hyung"
Jae Hyun kembali menyuapkan onigiri buatan nyonya Im ke dalam mulutnya.
"Apa kau mau kucarikan manager? Dia bisa menemanimu ketika aku tidak bisa"
"Tidak bisakah kalau oppa saja yang jadi managerku? atau jadikan Baekho oppa sebagai managerku. Aku sudah mengenalnya. Oppa yang cari manager baru. Bagaimana?"
Jae Hyun tampak meletakkan kembali onigiri yqng sudah disumpitnya. Dia berfikir sejenak setelah mendengarkan perkataan Jin Ah
"Biar aku saja yang jadi msnagermu"
Jae hyun kemudian menyuapkan onigiri terakhir ke dalam mulutnya dan beranjak dari meja makan
***
Hari ini kuliah Jin Ah lebih cepat dari hari biasanya. Jin Ah buru-buru merapikan buku-buku yang ada di mejanya setelah membaca pesan dari Jae Hyun.
Jin Ah keluar dari kelasnya dengan langkah cepat. Di depan kelas Jin Ah terlihat Jae Hyun yang sedang berdiri bersandar pada tembok dengan menggunakan eaephone di kedua telinganya. Mata Jae Hyun yang terpejam membuatnya tidak menyadari Jin Ah yang sudah berada di depannya.
"Ya! apa oppa mau syuting video klip? ahh gayamu sok keren sekali"
Jin Ah mundur selangkah dan kemudian memperhatikan Jae Hyun dari atas sampai kebawah. Jin Ah menggeleng-gelengkan kepalanya menggoda Jae Hyun.
"Ah. Mwoeya"
Jae Hyun tampak protes melihat tingkah Jin Ah yang sedang menggodanya. Dia mencabut earphone dari handphonenya dan memasukkannya ke dalam tas. Kemudian tangannya menggapai tangan Jin Ah dan mengajaknya berjalan keluar dari kampus menuju parkiran mobil.
Hari ini adalah hari sabtu, minggu ke 4 pada bulan ini. Hari jadian mereka yang ke 2 tahun. Mereka merencanakan untuk berkencan hari ini. Jin Ah meminta Jae Hyun membawanya ke taman bermain untuk merayakannya.
"Oppa. Apa kau sudah tanyakan jadwalmu pada Baekho oppa?"
Jin Ah bertanya pada Jae Hyun sambil memasang seatbeltnya
"Oh. Baekho hyung bilang aku ada pekerjaan di tanggal 20, 24 dan 25. Apa nyonya Lee sudah menghubungimu?"
"Emm. Dia bilang aku harus berangkat tgl 20. berarti oppa tidak bisa mengantarku?"
"Sepertinya begitu"
"Arasseo"
"Tumben sekali kau tidak merengek"
Jae Hyun yang kaget dengan hawaban Jin Ah kemudian menolehkan wajahnya sebentar untuk melihat ekspresi Jin Ah
"Aku kan bukan anak kecil. Kenapa harus merengek?"
Jae Hyun tersenyum mendengar jawaban Jin Ah.
Tangan Jin Ah mencari-cari saluran radio dalam mobil Jae Hyun.
I just wanna let you know
I only think about you girl
What would i be without you girl
What would i be without you girl
Yoboseyo..
Lirik terakhir lagu Hello by NU'EST muncul ketika Jin Ah baru memindahnya
"Ahh padahal aku menunggu lagu itu diputar. Kenapa sudah habis." Jin Ah mengomel pada dirinya sendiri. Dia kemudian kembali mencari saluran lain
"Stop-stop "
Jin Ah yang kaget mendengar Jae Hyun kemudian menghentikan tangannya dan kembali bersandar pada kursinya
Lagu Tears by LeeSsang mengalun lembut di telinga Jin Ah. Dada Jin Ah tiba-tiba terasa resah. Lagu itu, lagu favorit mereka, Jin Ah dan Myeong Soo. Jin Ah memejamkan matanya mencoba menetralkan fikirannya. Jin Ah menghembuskan nafas panjangnya mencoba mengontrol degup jantunya.
"Mau sampai kapan kau tidur disana? apa kau sudah tidak ingin datang ke taman bermaib lagi?"
Suara Jae Hyun membuyarkan lamunannya.Ternyata mereka sudah sampai di taman bermain. Jae Hyun yang sudah pergi lebih dulu terlihat berjalan menuju loket untuk membeli karcis. Jin Ah berlari kecil mencoba mengikuti langkah panjang Jae Hyun
Setelah membeli tiket. Mereka berdua memasuki taman bermain itu. Di sepanjang jalan taman bermain terdapat brberapa musisi halansn sedang menjual bakat mereka. Jin Ah menperhatikan mereka satupersatu sambil berjalan.
Kemudian langkahnya tertuju pada segerombolan anak muda yang sedang memamerkan bakat dance dan menyanyinya. Jin Ah yang sebenarnya juga suka menari lsngsung menghentikan langkahnya dan memperhatikan tarian anak anak muda itu. Jae hyun ikut menghentikan langkahnya. Jae Hyun mempergatikan gerakan tarian itu sambil tersenyum. Kadang Jin Ah bertepuk tangan dengan kagum ketika anak-anak muda itu menunjukkan dance yang menurut Jin Ah sangat keren.
Deg!
jantung Jin Ah terasa berhenti berdetak
"Myeong Soo? apa kah itu benar-benar dia?"
***