"Jin Ah-ya, Kai-ah. ayo cepat makan sarapanmu.."
Eomma berteriak memanggil Jin Ah dan Kai yang masih berada di kamar masing-masing, mereka berdua hari ini bangun terlalu siang setelah menonton pertandingan bola dengan Baekhyun dan Appa tadi malam.
Seseorang terdengar membunyikan bel rumah mereka, eomma yang semula berada di dapur langsung berlari keluar untuk membuka pintu.
"Oh Baekhyun-ah masuklah, Jin Ah baru bangun tidur, mereka semua kesiangan setelah menonton bola semalam, apa kau sudah sarapan?"
"Oh nee eommoni, saya sudah sarapan. gamsahamnida"
Setelah mempersilahkan Baekhyun masuk, eomma kembali ke dapur untuk mempersiapkan makanan.
"Jin Ah-ya, Baekhyun sudah datang menjemputmu. Kai-ah kau juga cepatlah.."
Eommanya kembali memanggil anak-anaknya yang belum terlihat keluar dari kamarnya.
"Eomma, seragamku dimana?"
Kai berteriak dari kamarnya
"Sudah eomma siapkan di atas kasurmu, palli-wa kai-ah"
"Eomma, kaus kakiku hilang, kemarilah eomma"
Kai yang manja kembali memanggil eommanya. Eomma langsung berjalan menuju kamar Kai dengan membawa sarapan Kai. Dia menyiapkan kebutuhan Kai dan juga menyuapi Kai yang sampai sekarang belum mengenakan seragamnya.
Baekhyun tersenyum ketika melihat nonya Im berlari terburu-buru menuju kamar Kai. Dia merasa sedikit iri melihat suasana itu, suasana yang dilihatnya setiap pagi ketika menjemput Jin Ah berangkat ke sekolah.
Orang tuanya yang bekerja di luar negri membuat dia merasa sedikit kesepian ketika dirumah, jadi dia sering pergi ke rumah Jin Ah untuk bermain. Tapi dia merasa bersyukur karena keluarga Im selalu menganggap Baekhyun bagian dari keluarga.
"Baekhyun-ah oediya?"
Jin Ah berteriak dari dalam kamar memanggil Baekhyun
"Wae noona?"
Baekhyun yang sedang menonton TV kemudian beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamar Jin Ah
"Baekhyun-ah bisakah kau ambilkan sarapanku?"
Baekhyun yang sudah sampai di depan pintu kamar Jin Ah akhirnya kembali menuju ke dapur setelah mendengarkan Jin Ah
"Apa kau sudah sarapan Baekhyun-ah?"
Tuan Im yang sedang makan di dapur menyapa Baekhyun
"Oh nee, saya sudah makan. gamsahamnida"
Setelah menyapa Tuan Im, Baekhyun kembali ke kamar Jin Ah dengan membawakannya sarapan
"Apa kita sudah terlambat?"
tanya Jin Ah ketika melihat Baekhyun memasuki kamarnya
"Belum noona, tapi 10 menit lagi kita harus sudah berangkat"
Baekhyun menyendok makanan yang ada di piring dan menyuapi Jin Ah yang sedang memegang hairdyer untuk mengeringkan rambutnya yang masih basah
"Ah arasseo, sebentar lagi aku selesai"
"Nee noona. aaaaaaa..." Baekhyun membuka mulutnya mengisyaratkan Jin Ah untuk memakan sarapannya.
Setelah Baekhyun selesai menyuapi makanan ke Jin Ah dan Jin Ah juga selesai mengeringkan rambutnya, meeka berdua keluar dari kamar dan bersiap-siap berangkat ke sekolah.
Hari ini memang Jin Ah dan Baekhyun berangkat lebih pagi dari hiasanya, hal itu karena Jin Ah yang masih menggunakan gips di kakinya berjalan lebih lambat dari biasanya.
***
--1 New Message--
*Oediya?*
"Aishhh dia lagi, kenapa dia selalu mencariku?"
Jin Ah kembali meletakkan ponselnya di atas meja setelah membaca isi pesan itu dan pengirimnya, Ya, Jae Hyun anak lelaki yang menurut Jin Ah paling menyebalkan.
"Noona Anyeong!"
Chanyeol terlihat berjalan memasuki kelas dan menuju ke arah Jin Ah
"Oh, Chanyeol anyeong!" Chanyeol langsung duduk di kursi depan Jin Ah
"Noona, pasti kau kurang tidur. Kantung matamu terlihat sangat jelas"
Chanyeol yang memperhatikan wajah Jin Ah membuat Jin Ah salah tingkah "Bagaimana bisa dia bersikap biasa saja setelah kejadian kemarin?" Jin Ah bergumam dalam hati melihat ekspresi Chanyeol
"Emm, gara-gara menonton pertandingan itu, sepertinya kau tidur nyeyak Chanyeol-ah? Padahal semalam kau juga menonton pertandingan bola itu"
"Nee, tadi malam noona mengirimiku pesan untuk tidur nyenyak, sepertinya tidurku benar-benar nyenyak"
Chayeol menunjukkan senyum lebarnya ke arah Jin Ah
Sebenarnya Jin Ah tidak terlalu menyukai pertandingan bola. Tapi ketika semalam Chanyeol mengiriminya pesan dan mengatakan sedang menonton pertandingan bola, Jin Ah langsung keluar dari akmarnya dan ikut bergabung bersama Appa dan Dongsaengnya di ruang TV.
"Ah, ternyata dia baik-baik saja" Jin Ah bergumam dalam hati ketika melihat raut wajah Chanyeol yang bersinar
"Ani, aku tidak baik-baik saja"
ucapan Chanyeol tiba-tiba membuyarkan lamunan Jin Ah
"Ah, kau bisa mambaca pikiranku?"
"Ani, aku bisa membaca raut wajah noona"
Jin Ah membuang nafas lega, kemudian dia menatap Chanyeol dengan tatapan khawatir
"Tadi, aku melihat Jae Hyun hyung, aku sangat sebal ketika melihat dia menggoda noona"
"Hmm, dia memang menyebalkan"
Jin Ah menunjukkan wajah sebalnya pada Chanyeol
"Apa noona mau hyung itu tidak mengganggu noona lagi?"
"Hmm, apa bisa?"
"Nee, jadilah pacarku noona. aku bisa membuat hyung itu tidak menganggumu lagi. Aku akan memarahinya jika dia mengganggumu. eotokkae?"
Jin Ah tertawa mendengar perkataan Chanyeol "Apa kau bercanda?" ujar Jin Ah
"Ani, aku serius. jadikanlah aku pacarku. Aku janji akan menjagamu dari hyung yang menyebalkan itu. Nee?"
Jin Ah tertawa, belum pernah dia mendengar pernyataan yang kekanak-kanakan seperti ini. Ah, tapi memang mereka masih kecil. Jin Ah tertawa terbahak-bahak mendengar pernyataan Chanyeol yang menurutnya sangat lucu. Dia merasa lebih nyaman dari kemarin, ketika Chanyeol mengungkapkan perasaannya di taman.
"Arasseo, kau boleh menjagaku"
Jin Ah menjawabnya dengan tersenyum
Mata Chanyeol bersinar lagi. Chanyeol menatap Jin Ah dan menunjukkan senyumnya yang lebar. Dia tersenyum puas.
***
“Woaaaa dia romantis sekali.. Aku kira dia akan melakukannya dengan cara yang kekanak-kanakan. Daebaaak. Kau beruntung sekali aaaaaa chukaeeeee”
Lizzy memeluk Jin Ah setelah dia menceritakan tentang Chanyeol yang mengungkapkan perasaan padanya.
“Hehe, ketika dia mengungkapkan perasaan untuk kedua kalinya, aku rasa itu cukup kekanak-kanakan. Tapi aku suka hehe”
“Ani, itu tidak kekanak-kanakan, dia hanya ingin mencoba membuat perasaanmu lebih nyaman setelah dia gagal membuatmu menerimanya di taman sebelumnya”
“Ya! Tau apa kau? Apa kau bisa membaca fikiran orang?”
“Ania, tapi aku kan sangat berpengalaman dalam percintaan seperti ini. Aku bisa membaca karakter seorang anak laki-laki looh”
Jin Ah mencibir, dia tidak menjawab lagi kata-kata Lizzy. Matanya saat ini sedang berkonsentrasi pada ponsel yang di pegangnya. Entah mengapa saat ini dia ingin membaca pesan-pesan lama yang dikirim Chanyeol. Dia tersenyum sendiri ketika membaca setiap pesan yang dibacanya.
Saat ini fikirannya di penuhi oleh Chanyeol. Dia masih terbayang-bayang oleh ekspresi Chanyeol ketika menyatakan perasaan padanya di taman dan hal-hal menyenangkan yang di lakukannya bersama Chanyeol.
“Lizzy-ah, nanti pulang sekolah aku mau kerumah sakit untuk melepas gipsku ini, apa kau mau mengantarku?”
Jin Ah mengalihkan pandangannya dari ponselnya dan menoleh pada Lizzy yang sedang berkaca dan menyisir rambutnya.
“Wae? Kenapa aku? Kau kan bisa mengajak namja cinggumu. Ahh apa kau lupa sudah punya pacar??”
Lizzy tersenyum nakal menggoda Jin Ah
“Shireo aku malu mengajaknya”
“Ah, mwoyaaaaa. Kau sungguh membosankan”
“Arasseo kalau kau tidak mau aku bisa pergi sendiri”
Jin Ah merajuk. Dia kembali mengalihkan pandangannya ke ponselnya.
“Hmm arasseo aku akan mengantarmu, tapi ada syaratnya”
“Apa itu?”
“Kemarin aku melihat Baekhyun di kantin laki-laki bersama Luhan oppa, apa kau bisa menyuruh Baekhyun memperkenalkan Luhan oppa padaku?”
“Luhan nuguya?”
“Ah.. itu oppa yang pernah aku tunjukkan padamu ketika kita masih di kelas 1”
“Yang mana? Aku lupa. Itu sudah lama sekali”
“Ahhh pokoknya katakan saja pada Baekhyun. Palli”
“Arasseo, pokoknya nanti pulang sekolah kau harus mengantarku”
Jin Ah tersenyum puas dan cepat-cepat mencari history pesannya dengan Baekhyun
*Baekhyun-ah, apa kau punya teman yang bernama Luhan?*
--Message Sent--
***
--EOMMA Calling—
“Yoboseyo”
“Jin Ah-ya?”
“Nee, eomma. Wae?”
“Jangan lupa hari ini kau harus ke rumah sakit untuk melepas gipsmu”
“Nee eomma, sepulang sekolah nanti aku akan langsung pergi ke rumah sakit”
“Kau pergi bersama Baekhyun kan?”
“Ania, Baekhyun hari ini ada kelas tambahan, jadi dia akan pulang terlambat. Lizzy yang akan mengantarku eomma”
“Oh Arasseo, berhati-hatilah”
“Nee eomma”
Jin Ah mengakhiri penggilannya. Dia meletakkan handphonenya di meja dan kembali membaca buku pelajarannya
“Noona kau mau kemana sepulang sekolah nanti?”
“Ahh kamcagiya. Chanyeol-ah, kau mengagetkanku”
Jin Ah terlonjak mundur dari kursinya ketika mendengar suara Chanyeol yang tiba-tiba sudah berdiri di sebelah mejanya. Jin Ah mendongakkan kepalanya untuk melihat Chanyeol yang tetap berdiri di dekatnya.
“Noona mau kemana?”
Chanyeol bertanya lagi pada Jin Ah
“Aku mau ke rumah sakit untuk melepas gips ku ini nanti, duduklah Chanyeol-ah”
“Aku saja yang mengantar noona ke rumah sakit. Nee?”
Ujar Chanyeol sambil teteap berdiri di sebelah Jin Ah.
“Tidak usah, aku sudah meminta Lizzy mengantarku”
“Ah andhwaeeeeeee. Aku mau mengantar noona. Nanti aku akan katakana pada Lizzy noona kalau aku yang akan mengantarmu”
“Ania Chanyeol-ah. Kau tidak usah repot-repot”
“Wae? Apa noona tidak mau kuantar? Aku kan pacar noona? Kenapa aku tidak boleh mengantar?”
Jin Ah tersenyum mendengar perkataan Chanyeol yang terdengar merengek padanya. Terdengar lucu. Jin Ah merasa sedang mendengarkan Kai yang sedang merengek padanya. Jin Ah memutar bola matanya, berpura-pura berfikir unuk menggoda Chanyeol.
“Arasseo, kau yang mengantarku nanti” Jin Ah menunjukkan senyum lebarnya dan menundukkan kepalanya untuk meneruskan membaca bukunya. “Duduklah Chanyeol-ah, leherku sakit gara-gara terus mendongak ke arahmu” ujar Jin Ah lagi.
“Nee”
Chanyeol mulai duduk terbalik di kursi yang ada di depan Jin Ah dan melipat tangannya di atas punggung kursi. Dia tersenyum senang. Chanyeol yang juga membawa buku pelajarannya ke kelas Jin Ah dan ikut menundukkan kepalanya untuk membaca bukunya.
--1 New Message--
*Chanyeol, kau dimana? Park Ssaem mencarimu. Cepatlah ke ruang guru*
Chanyeol berdecak setelah menerima pesan itu. Wajahnya tampak sebal. Jin Ah yang mendengar decakan Chanyeol mengalihkan pandangannya dari bukunya. Dia melihat wajah Chanyeol yang kusut setelah melihat ponselnya.
“Wae? Ada apa? Kenapa wajahmu begitu?”
Jin Ah tersenyum kearah Chanyeol kemudian menutup bukunya dan menyilangkan kedua tangan di atas bukunya.
“Park Ssaem mencariku”
Chanyeol menutup bukunya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku bajunya
“Wae? Apa kau membuat masalah lagi?”
“Tadi aku tidur di kelas matematika, sepertinya Ahn Ssaem melaporkannya. Padahal tadi aku sudah di hukum, kenapa dia masih melaporkan ke Park Ssaem. Ahhh.. pasti aku dijewer lagi”
Chanyeol mengacak-acak rambutnya sendiri dan kemudian menunjukkan tampang memelas kearah Jin Ah. “Oetokkae?” ujar Chanyeol lagi dengan menunjukkan tampangnya yang semakin memelas.
“Kau kan sudah sering di jewer Park Ssaem, kenapa masih takut? Pergilah, sebelum dia mencarimu ke semua kelas”
Jin Ah tertawa melihat Chanyeol, dia kembali membuka bukunya.
“Arasseo, aku ke ruang guru dulu noona, nanti ketika sudah waktunya pulang tunggu aku disini. Aku akan menjemputmu”
Jin Ah menganggukkan kepalanya dan tersenyum kearah Chanyeol.
Chanyeol beranjak dari kursinya. Dia berjalan mundur keluar dari kelas Jin Ah. Wajahnya yang masih menatap kearah Jin Ah terus tersenyum sampai dia keluar dari pintu kelas Jin Ah, membuat Jin Ah tertawa dengan menutupi separuh wajahnya karena malu dengan Chanyeol yang menatapnya seperti itu.
***