Mereka benar-benar sangat dekat, bahkan sekarang Seohyun tertawa karena Luhan, dia terlihat bahagia bersamanya*dug dug dug* she’s so beautiful jika tertawa seperti itu. Aku hanya bisa membuatnya bersedih selama 3 tahun lebih, apa pantas aku menyukainya?batin Baekhyun. Setelah melihat Seohyun dan Luhan yang menjauhinya, Baekhyun pergi dari kantin dengan ekspresi wajah kecewa.
Pulang Sekolah
Ada yang sedikit berbeda disini yang biasanya Seohyun pulang bersama Baekhyun walau dia berjalan di belakang langkahnya, kali ini Seohyun memilih pulang bersama Luhan.
“Seohyun uri jibe gatchi kajja (kita pulang bersama)*mengulurkantangan*”. Luhan. Seohyun masih mengira sikap Luhan sekarang masih dalam ringkup rencananya bukan hal yang berlebihan sehingga dia menerima uluran tangan Luhan. Mereka jalan keluar kelas bersama saling berpegangan.
Bahkan Luhan bisa menggandeng tangan Seohyun, aku sendiri tidak mampu melakukan itu. Apa yang harus kulakukan, haruskah aku mengeluarkan senjata pula untuk merebut Seohyun dari temanku sendiri?bisakah aku melakukan itu, kepada teman yang sudah bersamaku selama 5 tahun?apakah ini balas dendam Luhan karena kejadian masa SMP lalu? Batin Baekhyun kecewa melihat mereka berdua pulang bergandengan tangan.
*flashbackSMP*
Baekhyun dan Luhan berteman saat mereka satu kelas di kelas 8-3 . Mereka selalu bersama, jika Luhan mengikuti ekskul bola Baekhyun pun begitu, jika Baekhyun kena hukuman Luhan mencoba mencari kesalahan agar dia bisa dihukum bersama Baekhyun, jujur saja jika begitu berarti mereka benar-benar berteman sangat dekat.
Tentunya dalam setiap pertemanan selalu ada pertengkaran termasuk antara mereka, saat di SMP Luhan menyukai adik kelasnya bernama Sun Ah bahkan dia mencoba untuk mendekati Sun Ah secara terang-terangan. Tiba saatnya Luhan meminta Sun Ah untuk menjadi pacarnya, ternyata balasannya untuk Luhan adalah penolakan.
“Sun Ah, aku menyukaimu, maukah kau jadi pacarku?”. Luhan.
“mianhae Luhan, selama ini aku hanya menganggapmu sebagai temanku, aku menyukaimu sebagai temanku, aku tidak bisa menjadi pacarmu, karena aku menyukai Baekhyun.” Jawaban Sun Ah membuat Luhan kecewa karena penolakannya, tapi yang lebih membuatnya sakit perempuan yang disukainya ternyata menyukai temannya sendiri.
Pada akhirnya Sun Ah meminta Baekhyun untuk membalas perasaan Sun Ah, yang ketika itu Luhan melihatnya secara tidak sengaja.
“Baekhyun aku menyukaimu, aku ingin menjadi pacarmu”. Sun Ah.
Baekhyun saat itu belum memberi jawabannya, Luhan malah berburuk sangka sehingga menyebabkan pertengkaran antara mereka berdua. Penjelasan Baekhyun tidak di terima Luhan karena amarahnya yang membuat Baekhyun menyerah untuk menjelaskan. Hingga mereka naik kelas 3 Luhan baru menyadari kesalahannya dan meminta maaf pada Baekhyun, saat itu mereka kembali berteman dan membuat janji untuk tidak menyukai wanita yang sama.
*Flashback End*
Jika kuingat kembali masa itu, aku sungguh ingin minta maaf padanya. Mungkin ini memang balasan yang kuterima,”aku tidak bisa menyukai Seohyun karena Luhan menyukainya juga”. Baekhyun menegaskan agar dia tidak menyukai Seohyun.
*********************
Di Rumah
Baekhyun mengunci diri dikamarnya dan tidak menampakan diri di depan Seohyun yang sedang memasak makan malam di dapur. Dia merenungi dirinya yang menyedihkan sekarang ini dikamar, gelisah, kecewa, menyesal itu yang dirasakan Baekhyun sekarang.
Ini semua memang salahku, aku memang orang yang jahat, aku orang yang tidak pantas menyukai Seohyun yang selama 3 tahun kubenci. Batin Baekhyun. *prek* Seohyun terkejut mendengar suara yang begitu keras terdengar ditelinganya. Suara itu bersumber dari kamar Baekhyun.
“aaaa...babbo..babbo...aaa” Baekhyun berteriak sambil terus memukul kaca di kamarnya. Dia terus melakukan itu hingga tangannya terluka, memar bahkan mengeluarkan darah. Sehingga Seohyun yang mendengarnya khawatir terjadi hal buruk pada Baekhyun.
Knock knock knock “oppa ada apa....oppa!! oppa!! Kau kenapa?...oppa” Seohyun terus mengetuk pintu kamar Baekhyun dia panik. Untunglah Seohyun punya kunci cadangan setiap ruangan di rumah, setelah ditemukan kuncinya kemudian dia membuka pintu kamar Baekhyun.
*krek* pintu itu terbuka bersamaan dengan lengan Baekhyun yang masih memukul kaca itu. Tanganya berlumuran darah begitu banyak membuat Seohyun ketakutan, “ohh andwae!! Oppa andwae!! Jangan lakukan itu oppa!! Oppa geumanhae!!oppa..hiks hiks...geumanhae..hiks..kau melukai tanganmu...geumanhae oppa!!” Seohyun menghadang lengan Baekhyun yang akan memukul kaca itu lagi sambil menangis karena tidak sanggup melihat sikap kakak tirinya itu.
“bikkyeo!!! Heuutt...bikkyeo...jebal bikkyeo!! Jangan kau halangi aku!!bikkyeo heuut.. “ amarah Baekhyun kemudian reda karena tangisan Seohyun.
“oppa...hikss..jebal andwae...andwae hikss...”.Seohyun.
Setelah suasana amarah Baekhyun mereda, Seohyun segera mengobati lengan kakaknya. “kenapa kau selalu membantuku, padahal aku selalu membencimu....berhentilah bersikap baik padaku....aku selalu merasa bersalah....” Baekhyun memberanikan diri bicara hal yang selama ini selalu menyiksanya karena membenci Seohyun.
Tidak ada suara yang keluar sedikit pun dari mulut Seohyun, dia hanya terfokus mengobati luka lengan Baekhyun. Ini membuat Baekhyun sedikit kesal, “biar aku saja”. Baekhyun menarik lengannya yang di pegang Seohyun.
“aku tidak sepertimu....kita bebeda...hidupmu selama ini hanya dipenuhi dengan membenciku, jika itu aku aku sudah merasa rugi karena hanya membuang-buang waktu untuk membenci seseorang.” Tegas Seohyun, kemudian pergi meninggalkan Baekhyun.
Perkataan Seohyun membuatku tersadar, dia benar membenci seseorang itu merugikan hanya membuang waktu sia-sia. Mungkin ini sudah saatnya aku lenyapkan kebencian itu, hatiku telah terketuk kebaikan Seohyun. Minahaeyeo Seohyun-aa....I’m Sorry....aku masih gengsi untuk mengatakan itu. Batin Baekhyun.
**********************
Di Sekolah
Baekhyun dan Seohyun masuk kelas bersama, Luhan yang melihat ke arah mereka berdua sedikit heran juga terkejut karena melihat legan Baekhyun yang dibungkus perban. Luhan masih bisa melihat Baekhyun yang sepertinya belum mengatakan ‘maaf’ kepada Seohyun.
“Seohyun wasseo...Hyerim-aa kita tukar tempat duduk bolehkan?aku ingin duduk bersama Seohyun sampai lulus nanti”. Luhan memulai rencananya lagi.
Baekhyun hanya pasrah mebiarkan Luhan menjauhinya dan duduk bersama wanita yang disukainya, untuk sekarang tidak ada yang bisa dilakukannya selain menghindar keluar kelas agar tidak merasa kecewa lagi.
Baekhyun pergi ke atap gedung sekolah, berjalan sendiri, menghindari semua beban yang selama ini dipikulnya, menghindar untuk sementara. Angin bertiup sangat kencang di atap gedung sekolah, mendukung suasana hati Baekhyun hingga meneteskan air mata begitu saja.
“bahkan angin pun membuatku mengangis”. Ucap Baekhyun.
Pelajaran telah dimulai Luhan dan Seohyun khawatir karena Baekhyun tidak juga masuk kelas, pikiran mereka sekarang mengarah pada Baekhyun. “apa yang terjadi pada lengannya?” bisik Luhan.
Kemudian Seohyun menjelaskannya melalui tulisan.
Aku tidak tau, semalam dia terlihat begitu marah bahkan memecahkan kaca di kamarnya.
Apa kau tau sesuatu yang menyebabkannya seperti itu? Tulis Seohyun.
“hmm...sedang kupikirkan”. Bisik Luhan.
Setelah mencoba menghindar dari bebannya, Baekhyun turun dari atap gedung sekolah lalu menuju kantin.
“ah...aku jadi lapar....bahkan disaat seperti ini aku masih bisa makan dengan enaknya...” ucap Baekhyun.
Pulang Sekolah
Baekhyun keluar kelas lebih dulu untuk menghindar dari kekececwaannya melihat Luhan bersama Seohyun.
“Baekhyun!” bahkan panggilan Luhan tidak dipedulikannya. Kemudian Luhan mengejarnya, Seohyun ditinggalkan sendiri.
“Seohyun aku duluan, mengejarnya, akan kucari tau penyebabnya, ne..annyeong”. pamit Luhan.
Seohyun memaklumi ucapan Luhan dan pulang sendiri, tapi kali ini Seohyun tidak langsung pulang ke rumah dia menuju rumah sakit untuk check up penyakit jantungnya.
Hanya aku dan appa yang tau tentang keadaan penyakitku, eomma juga oppa selama ini mereka tidak tau itu aku merahasiakannya karena aku tidak ingin melihat mereka mengasihani aku.
Luhan behasil mengejar temannya itu sampai dia menghentikan langkahnya di sebuah kedai yang biasa dikunjungi bersama-sama dengan Baekhyun. Kedai favorit mereka, terlihat Baekhyun yang sedang menyantap ddokpoki dengan porsi yang lebih besar, menandakan dia sedang kesal.
“ahjumma aku juga pesan ddokpoki porsi seperti dia”. Tiba-tiba Luhan menerobos masuk kedai itu dan memesan makanan yang sama dengan Baekhyun. Kemudian Baekhyun makin terlihat kesal lagi dengan meneguk segelas soju, kemudian bertambah lagi terus bertambah sampai 7 gelas.
“ya ya ya, ada apa denganmu hah?kalau kau ingin meneguk soju sebanyak itu harusnya kau mengajakku”. Canda Luhan.
Baekhyun menambah lagi 3 gelas soju yang langsung diteguknya hingga dia mabuk dan berbicara ngawur.
“ya! kenapa kau mau menemani orang jahat seperti aku euu...kenapa kau masih saja mau jadi temanku padahal aku sudah mengambil cintanya Sun Ah euu...apa sekarang kau mau balas dendam euu..sepertinya memang begitu...bahkan aku membenci adik tiriku euu..tapi dia terus saja bersikap baik padaku euu...itu membuatku merasa bersalah padanya, aku kesal jika harus merasa bersalah euu...” Baekhyun berbicara ngawur karena mabuk.
“mwoya, orang ini sudah minum banyak, ahjumma aku langsung bayar dan membawa pria mabuk ini..gamsahamnida”. Luhan memapah temannya yang sudah mabuk itu. Di perjalanan Baekhyun masih saja berbicara ngawur bahkan sampai mengungkapkan kebenaran bahwa dia memiliki perasaan lain terhadap adik tirinya.
“Luhan-aa euu...berhentilah mendekati Seohyun euu...aku tidak suka melihat kalian bersama euu..bahkan aku kesal melihatmu bisa membuat dia tertawa bahagia euu..aku hanya bisa membuatnya bersedih euu..apa kau tau aku cemburu melihat kalian bersama euu..hahaha”. Baekhyun.
Mwo?dia cemburu melihat ku dekat dengan Seohyun?! Apa dia juga menyukai Seohyun, “ohh jadi kau cemburu melihat aku dekat dengan adikmu, ya! apa sekarang kau sudah tidak membencinya, apa sekarang kau menyukainya?” Luhan mengambil kesempatan di saat Baekhyun mabuk.
“ne...euu..kau benar heheh...aku sudah tidak membencinya hehe..apa aku menyukainya uh..tapi jantungku selalu berdegup kencang saat melihatnya euuu...bahkan saat kau memeluknya kemarin malam dadaku seperti sakit melihatnya euuu...berani sekali kau memeluknya sementara aku sama sekali tidak pernah bisa karena selalu membencinya euuu...apa kah aku berdosa jika mencintai adik tiriku euu?...aku ingin sekali meminta maaf padanya tapi aku masih gengsi mengatakan maaf padanya euuu..rahasiakan ini ya teman euu” Baekhyun terus berbicara semua kebenaran yang selama ini dipikul menjadi bebannya.
*************************
Di Rumah Baekhyun
Luhan berhasil membawa temannya pulang, kemudian memapahnya sampai ke kamarnya. Tak lama Seohyun pun sampai di rumahnya.
“oh Seohyun kau sudah pulang”. Sapa Luhan.
“Luhan, kenapa kau bisa kerumahku?” tanya Seohyun heran.
“anni aku hanya mengantar Baekhyun, tadi dia minum soju sampai mabuk jadi aku mengantarnya, geurreom aku pamit pulang..sampai jumpa besok...tolong rawat si brandal ne”. Pamit Luhan.
“Luhan ya!Luhan...Luhan....” Baekhyun masih mabuk sambil berteriak, Seohyun membantu menyelimuti Baekhyun. Karena masih dalam keadaan mabuk kemudian Baekhyun memegang tangan Seohyun, “ohh Gimin euu...bahkan dalam mimpiku kau juga muncul euu...aku hanya ingin bilang selama ini aku bersalah padamu, aku salah telah membencimu euuu...kau telah meluluhkan kebencianku...euu aku selalu ingin mengatakan euu...maaf padamu, aku sangat minta maaf karena telah membencimu..I say I’m sorry for hate you...mianhae euu..jeongmal mianhayeo...euu”. keadaan Baekhyun yang mabuk membuat Seohyun mengetahui hal yang dipendamnya, yaitu mengatakan ‘maaf karena membencimu’.
Seohyun merasa terharu dengan perkataan Baekhyun yang diucapkannya dalam keadaan mabuk, karena biasanya orang mabuk berbicara sesuai dengan kenyataannya, kenyataan yang dipendamnya.
“hikss..hikss..oppa....gomawo..hikss..kau sudah tidak membenciku..jeongmal gomawo”. Lirih Seohyun.