Luhan dan Seohyun pulang bersama dengan berjalan kaki dari sekolahnya. Di tengah jalan tepatnya dekat sebuah kedai, Luhan menghentikan langkah kakinya.
*kruuukkk*perut Luhan merengek kelaparan. “mwoya! Seohyun-aa kau belum makan siang kan, bagaimana kalau kita mampir ke kedai itu, perutku sudah merengek *krurk* oo geutji....hahah”.
“o joha, geurrae perutku juga kosong tadi pagi tidak sempat sarapan...kajja”. ajak Seohyun. Mereka pun makan siang bersama di kedai itu sambil tertawa dan menceritakan lelucon. Ketika bagian Luhan yang menceritakan leluconnya, Seohyun tersenyum.
“hahahah...mwoya itu tidak lucu Luhan hahahha”. Seohyun mentertawakan Luhan bukan karena leluconnya tapi karena ekspresi Luhan ketika menceritakan leluconnya.
*dug Dug Dug* “heheh..hehehe..”kenapa jangtungku berdegup seperti ini melihatnya tertawa?dia terus tertawa, aku merasa senang melihatnya tertawa dia sangat cantik ketika tertawa...ah kenapa aku apa aku menyukai Seohyun, sebelumnya tidak pernah aku bisa sedekat ini dengan wanita bahkan sampai membuatnya tertawa. Batin Luhan.
“oo Luhan...kau melamun?” Seohyun membuyarkan lamunan Luhan.
“aa anni, aku hanya suka melihat kau tertawa...hmm...apa aku menyukaimu ya?hah..apa kau tau, aku tidak pernah bisa sedekat ini dengan wanita apalagi membuatnya tertawa hahah...kau wanita pertama yang kubuat tertawa..” ceplos Luhan.
“aaa...apa kau bercanda, memangnya ibumu tidak pernah tertawa karena leluconmu hehehhe...”. mwo? Luhan menyukaiku saat tertawa?. Seohyun.
“ibu...aku tidak punya ibu...aku dibesarkan di panti asuhan dan yang mengurusku hanya ayah angkatku pemilik panti asuhan itu, jadi benarkan yang kubilang kau wanita pertama yang kubuat tertawa hahah”. Luhan menutupi ekspresi kesedihannya.
“o mian Luhan, aku tidak tau”. Eottokhaji? Berarti benar hanya aku wanita pertama yang tertawa karenanya, aku pun merasa aneh, dulu hanya eomma yang bisa membuatku tertawa sebelum dia meninggal..dan sekarang aku tertawa lagi karena...Luhan. Seohyun.
********************************
Di rumah Seohyun
Tinggal 10 langkah dari lampu dekat rumahnya Seohyun menghentikan langkahnya. “Luhan gomawo untuk hari ini, kau hati-hati dijalan...annyeong”. Seohyun segera membalikan badannya membelakangi Luhan.
“Seohyun-aa”. Luhan memanggilnya dan membuat Seohyun berbalik lagi padanya, kemudian tanpa aba-aba Luhan langsung memeluknya. “Ini aku lakukan pada temanku jadi jangan canggung, nan kalkkae”.
Tepat saat Luhan memeluk Seohyun, dari sisi jendela rumah Baekhyun melihat kejadian itu yang membuat dirinya merasa kacau.
Dia memeluk Seohyun, aku sendiri tidak bisa melakukan itu. *dug dug dug* “wae?jangtungku berdegup lagi, aku tidak cemburu kan pada mereka?ini selalu terjadi, berhentilah seperti ini Baek...”Baekhyun.
Baekhyun mondar-mandir sekeliling ruang tamu untuk menghentikan kebiasaan jantungnya yang berdegup tidak sesuai jalannya. *krek* pintu terbuka sehingga Baekhyun berpura-pura duduk di sofa membaca majalah.
“aku...pulang”. salam Seohyun. Ada apa dengan oppa?kenapa dia membaca majalah dengan terbalik, apa dia punya kelebihan membaca terbalik? . “geu...oppa apa kau memang selalu membaca majalah terbalik?”. Tanya Seohyun.
Hah?dia bilang apa, aku membaca terbalik? “ehm..bukan urusanmu”. Baekhyun gengsi dan berpura-pura ahli membaca terbalik.
Seohyun merasa bersalah dengan ucapannya yang dianggap Baekhyun sebagai ejekan, kemudian masuk ke kamarnya. Seohyun membuka jendela kamarnya untuk melihat langit malam yang begitu cerah sesuai dengan perasaannya saat itu.
Hari ini aku cukup senang karena oppa sedikit-sedikit mulai memperhatikan aku, karena kejadian pengeroyokan itu oppa menggendongku ke UKS aku tau kenyataannya, bukan Luhan yang menggendongku. Tapi aku juga merasa senang saat Luhan bilang “aku menyukai kau tertawa”, lalu dia bertanya “apa aku menyukaimu?” apa sebenarnya maksud perkataan itu?kami saja belum lama saling kenal, sungguh aku merasa senang hari ini.
Di kamar Baekhyun
Baekhyun membuka jendela kamarnya dan melihat ke atas langit malam yang indah penuh dengan bintang-bintang.
Kenapa aku sangat senang ketika aku hari ini mulai sedikit demi sedikit berubah sikap pada Seohyun?apa karena dia sudah menolongku dua kali, sebelumya aku bukan tipe orang yang merasa bersalah, tapi kali ini karena aku membenci Seohyun aku merasa bersalah bahkan degup jantungku ketika melihatnya bersama Luhan seperti aku merasa kesal, marah dan....”aannni...anni aku tidak cemburu..anni untuk apa aku cemburu...dia kan saudariku mana mungkin aku cemburu hanya karena melihatnya berpelukan dengan laki-laki lain”.
Tapi, jika hati kecilku berkata jujur....mungkinkah aku cemburu??mungkinkah aku menyukai saudari tiriku sendiri?aku belum bisa menemukan jawabannya?. Batin Baekhyun.
Mereka berdua saling memikirkan perubahan yang terjadi pada dirinya sendiri, entah itu Baekhyun yang mungkin benar menyukai saudari tirinya Seohyun, Seohyun yang senang dengan pujian Luhan, bahkan Luhan yang sepertinya mulai menyukai Seohyun bukan sebagai teman.
********************************
Di Sekolah.
Baekhyun sudah duduk satu meja dengan Luhan di kelas, Seohyun saat itu masih belum muncul wajahnya di kelas. Sepertinya Baekhyun tidak berangkat bersamanya. Baekhyun dan Luhan tertawa bersama saat jam pelajaran belum di mulai, tepat bel berbunyi Seohyun pun tiba dan duduk di mejanya.
“oo wasseo...Seohyun-aa sepertinya Hyerim tidak masuk, hari ini kursi sebelahmu akan kosong....aku duduk di sebelahmu ya”. Luhan mengambil kesempatan untuk bisa dekat dengan Seohyun.
Mwo?ada apa dengan bocah ini, andwae aku harus mencegahnya duduk bersama Seohyun. “ya! andwae, guru yang sudah mengatur tempat duduk sejak awal tidak bisa diubah dan dia berkata jika ada kursi kosong biarkan saja, jadi kau tetap duduk bersamaku disini sobat”. Baekhyun mengangkat alisnya memberikan sedikit aegyeo agar Luhan tidak pindah tempat duduk.
“geureonnikka...ya! tapi aku tidak peduli itu, Seohyun-aa bolehkan aku duduk sebelahmu?”. Seohyun menjawab dengan anggukan. “ohhhoo..lihatkan dia saja mengijinkan, oke sobat untuk hari ini aku duduk bersama adikmu ne, jalgayeo hahah...” Luhan.
Andwae!!! Tidak bisa kubiarkan dia mendekati Seohyun. Batin Baekhyun. Kemudian ketika Luhan akan menduduki kursi sebelah Seohyun, Baekhyun yang tidak rela melihat kedekatan mereka mencoba menghadangnya dengan menarik kursi yang akan diduduki Luhan.
“ya! kenapa kau menarik kursinya?*menarikkembalikursi*. Kemudian Luhan tersenyum kepada Seoyun sehingga membuat Baekhyun semakin kesal melihat sikapnya. Luhan dan Seohyun tertawa bersama ketika guru sedang memulai pengajarannya.
“ehm...shikkeurro...” Baekhyun. Mereka berdua sungguh keterlaluan, Luhan! berani sekali kau mendekatinya....mwoya! kenapa aku jadi kesal melihat mereka berdua, bukankah bagus jika Seohyun tidak mempedulikanku lagi? Hajiman...
Jam Istirahat
Luhan mengajak Seohyun keluar kelas bersama dan tidak mempedulikan Baekhyun yang masih duduk di mejanya. “ya! chingu, nae chingu!! O kenapa dia cuek sekarang dan memilih teman barunya daripada aku...menyebalkan”. Baekhyun mengejar Luhan.
Luhan dan Seohyun menikmati makan bersama di kantin, sementara Baekhyun duduk di meja yang berbeda makan hanya sendiri. Kurang dari 5 menit Baekhyun mencoba bergabung dengan Luhan dan Seohyun, “aahh nyamannya”.
Baekhyun mengharapkan mereka akan menerima dia bergabung bersama, tapi harapan Baekhyun malah berbalik.
“Seohyun-aa kita pindah saja, itu di meja sana, kajja”. Luhan mengajak Seohyun pindah meja menjauhi Baekhyun. Seohyun pun menerima ajakannya dengan merasa tidak enak pada Baekhyun yang duduk sendiri.
“Luhan apa yang terjadi antara kau dan oppa?kenapa kau membiarkannya duduk dan makan sendiri?aku kembali saja ya.” Seohyun. Tetapi permintaan Seohyun tidak diterima, Luhan malah tetap menyuruh Seohyun duduk bersamanya.
“andwae! Kau tetaplah duduk bersamaku disini, ini semua sebuah rencana...aku membuat rencana untuk membuat dia berubah, tenanglah kami tidak bertengkar...gokjonghajima...” ucap Luhan.
“rencana?rencana untuk membuatnya berubah, maksudmu?”. Tanya Seohyun penasaran.
“dia membencimu bukan, tapi apa kau tidak tau bahwa sebenarnya dia sedikit lebih baik padamu selama ini, dia bilang sebenarnya dia selalu memikirkanmu dan khawatir padamu hanya saja dia gengsi menunjukkan padamu. Nah, sekarang aku membuat rencana agar dia berani menunjukan semua itu padamu dan melenyapkan kebenciannya padamu, maka itu bantu aku”. Jelas Luhan.
“Luhan-aa gomawo”. Seohyun berterimakasih karena Luhan mau membantunya merubah Baekhyun menjadi lebih baik pada Seohyun.
Ini kulakukan karena aku ingin melihatmu bahagia dan berhenti jadi menyedihkan hanya karena kebencian Baekhyun, juga karena aku menyukaimu Seohyun. “tidak perlu berterimakasih, aku hanya ingin temanku dan adiknya rukun, moggo..hmmm”.
Sepertinya Luhan menyukai Seohyun, sudah terlihat jelas...lalu bagaimana denganku?Baekhyun! kau memang menyedihkan, ini semua karena kebencianmu pada Seohyun, sepertinya aku juga menyukaimu Seohyun....tapi kenapa ini harus terjadi antara kita bertiga? Luhan sudah mulai mengangkat senjatanya lebih dulu dari aku, apa aku masih punya kesempatan untuk mengejarmu Seohyun? Tapi apakah ini dosa aku menyukai adik tiriku sendiri?. Batin Baekhyun.