Baekhyun dan Seohyun berangkat bersama ke sekolah seperti biasanya, Baekhyun berjalan di depan diikuti Seohyun dibelakangnya kemudian bis tiba di pemberhentian tempat mereka berdua menunggu. Baekhyun menginjakan kakinya di bis lebih dulu, sementara Seohyun hanya duduk di halte menunggu bis lainnya datang.
“ya! Kajja”. Ajak Baekhyun
“nde? Anni aku akan menunggu bis lainnya, oppa duluan saja”. Tolak Seohyun dengan lembut.
Tanpa canggung Baekhyun langsung menarik Seohyun masuk bersama ke dalam bis itu. Dan mereka duduk di kursi yang sama. Di bis mereka sempat bertatap gengsi dan tak ada suara sedikit pun. Sampai di depan sekolah Seohyun mendahului jalannya dari Baekhyun. Sedikit berlari karena canggung jika masuk sekolah bersamaan dengan kakak tirinya itu.
Kenapa dia berlari, harusnya kan aku yang mendahuluinya. Dia terlihat baik, mungkin kompresan semalam sangat bekerja padanya baguslah, apa aku harus menyusulya? Ucap batin Baekhyun.
Baekhyun mencoba untuk mengejar Seohyun, tetapi langkahnya terhadang oleh sosok laki-laki yang selama ini menjadi musuhnya , “Taehoo! Akhirnya kau muncul, aku ingin balas dendam padamu arratji hah”. Baekhyun berlaga akan membalas perlakuan Taehoo padanya yang waktu itu.
“oo man..geurrae kau mau balaskan dendammu..ttarawa”. Taehoo menantang kembali Baekhyun dan mengajaknya untuk berkelahi di belakang sekolah. Tapi tiba-tiba saja Taehoo membawa 3 temannya untuk mengeroyok Baekhyun. Pertengkaran pun terjadi.
Seohyun yang berlari mendahului Baekhyun, membalikan pandangannya ke arah belakang berpapasan melihat Baekhyun yang pergi begitu saja dengan laki-laki yang kelihatan sangar.
“oppa dia bersama siapa?oo...kemana mereka akan pergi, apa aku harus mengikutinya?mungkinkah...baik aku ikuti mereka”. Seohyun membuntuti Baekhyun di belakangnya, kemudian terkejut ketika melihat orang yang bersama Bekhyun tadi membawanya ke belakang sekolah sembari memboyong 3 orang temannya.
“eomo..apa yang akan orang itu lakukan pada oppa, mungkinkah mereka ingin mengeroyok oppa?o eottohkke?” Seohyun bingung apa yang harus dilakukannya sementara di tempat itu tidak ada siapapun yang berlalu lalang.
“aku harus hubungi Luhan...palli jawab telponnya..Luhan jebal..eottohkke?” khawatir, bingung, kepikiran apa yang akan terjadi jika Baekhyun benar-benar akan kalah melawan 4 orang.
Sementara Baekhyun terus maju melawan 4 orang itu sampai 2 orang pun mudah jatuh tergeletak ke tanah oleh pukulan dan tendangan Baekhyun, tersisa 2 orang musuhnya Taehoo dan 1 temannya yang terlihat membawa benda tajam di tangannya, pisau.
“oo andwae..Luhan..cepat kemari tolong...tolong oppa dia di kroyok 4 orang di belakang sekolah..palli mereka juga membawa senjata tajam, aku takut terjadi hal buruk dengan oppa palli..*tut*..eottohkke a itu ada kayu “. Seohyun berhasil menguhubungi Luhan dan menemukan kayu yang besar yang mungkin bisa untuk memukul orang-orang yang akan mencelakai Baekhyun.
*bugg* Baekhyun terkena pukulan Taehoo hingga jatuh kemudian bangkit lagi, pertengkaran terus berlangsung. Seohyun memberanikan diri maju membawa kayu tadi untuk melawan 2 orang itu dari belakang.
Baekhyun yang bangkit setelah menerima pukulan, terkejut melihat Seohyun membawa kayu yang berdiri di belakang musuh-musuhnya. Dia menggerakan sedikit kepalanya memberi isyarat pada Seohyun untuk tidak ikut campur urusannya.
“oohh eottohkke...oppa kau alihkan saja perhatian mereka, aku akan melawannya dari belakang “. Bisik Seohyun pelan.
“wae pecundang, ayo pukul aku katanya kau mau balas dendam”. Tantang Taehoo
*buuugg* Seohyun berhasil menjatuhkan satu lawan Baekhyun dengan pukulan kayu yang kencang. Sementara 1 orang lagi yang memegang pisau menodongkan pisaunya kepada Seohyun, “aaa oohh..oohh..oppa.oppa..tolong aku”. Seohyun ketakutan.
“aiisshhh kau ini sudah kubilang jangan ikut campur... ya! Lepaskan dia uh, jangan berani kau sakiti dia...dia..dia adikku sedikit saja kau menggores pisaunya maka aku akan membunuhmu”. Ancam Baekhyun.
“oo jadi ini adikmu hah, bagus sekali ini akan menarik...ayo kemari selamatkan adikmu yang cantik ini”. Orang itu menantang Baekhyun. Kemudian Luhan datang dari arah belakang musuh Baekhyun dan menarik lengannya yang sedang memegang pisau yang di todongkan dileher Seohyun sehingga Seohyun berhasil lepas dari todongan itu.
“ya! Kau ini penjahat kelas teri, berani sekali melukai adik temanku...Seohyun-aa minggirlah biar kubereskan orang ini”. Luhan
Kemudian secepat kilat Baekhyun menarik Seohyun di pelukannya agar tidak melihat ketika Luhan menghabisi musuh Baekhyun.
Oppa memeluk ku sekarang, dalam keadaan seperti ini oppa memelukku untuk pertama kalinya, aku merasa aman di pelukannya sungguh ajaib, bahkan dia menyebutku ‘adik’. Kekuatan apa yang dia miliki, pelukannya membuatku.. batin Seohyun.
“hah...aa...hah....aa” Seohyun kembali mendesah seperti kemarin saat bersama Luhan.
*buuugg* “pergi kalian jangan pernah mengganggu temanku lagi”. Luhan meneriaki Taehoo dan teman-temannya. Lalu dia melihat Baekhyun yang masih memeluk Seohyun dengan erat, tetapi terdengar suara Seohyun mendesah.
Baekhyun melepaskan pelukannya, “oo kau kenapa? Kau mendesah sangat kuat, ya! wae?” *brruuug* Seohyun terjatuh pingsan. “Seohyun-aa...Seohyun...” Baekhyun dan Luhan terkejut ketika Seohyun jatuh pingsan. Kemudian mereka segera menggotong Seohyun kembali ke sekolah tepatnya ke UKS.
Mereka menunggu di luar, dokter segera memeriksa dan memberi Seohyun oksigen agar napasnya kembali pulih.
Sementara di luar Baekhyun ketakutan terjadi hal yang buruk pada adik tirinya. “tenanglah sobat, dia pasti baik-baik saja”. Hibur Luhan.
“kemarin malam dia juga demam aku takut hal yang buruk terjadi padanya, ya! apa yang disembunyikannya, kau kan tau katakan padaku...aku khawatir padanya, semalam pun aku memikirkannya”. Baekhyun memaksa Luhan membuka mulut tentang suatu hal yang disembunyikan Seohyun.
“dia bilang, dia punya penyakit astma makannya dia mendesah seperti tadi”. Tunggu apa aku harus kasih tau juga bahwa Seohyun kemarin meminum semacam obat? Tapi aku berjanji merahasiakan ini, oo tapi bukankah orang yang astma biasanya mengatasi kambuhnya dengan penyemprot astma, kenapa Seohyun minum obat? . batin Luhan.
Seohyun-aa apa benar hanya itu yang kau sembunyikan?apa hanya astma penyakitmu, tapi aku merasa ada yang janggal ketika mendengar desahanmu, apa itu desahan astma? Batin Baekhyun ikut bertanya tentang keadaan Seohyun.
“Luhan sebaiknya kau masuk duluan, aku yang akan menunggunya disini”. Perintah Baekhyun.
“oo geurrae...jika dia sudah siuman panggil aku ne”. Luhan pergi meninggalkan UKS dan menuju ke kelasnya.
*************************
Ruang UKS
“kau ini bodoh sekali, jangan ikut campur urusan orang lain itu bisa membahayakanmu”. Baekhyun berbicara pada Seohyun yang masih belum sadar. Baiklah aku akui sekarang aku memikirkanmu, menghawatirkanmu karena sikapmu yang tidak pernah membenciku itu meluluhkan benciku menjadi peduli padamu. Ini sudah kedua kalinya kau membantuku, gomawo Seohyun-aa. Bantin Baekhyun.
Kemudian secara perlahan mata Seohyun terbuka dan dia elah siuman, dia melihat sosok pria berdiri membalakanginya yang sepertinya akan melangkah keluar meninggalkannya. “oppa”. Panggil Seohyun lembut pada pria itu.
Dia memanggiku. “oppa...oppa..kkajima”. Suaranya memanggilku sangat lembut dia tidak ingin aku pergi, *dug dug dug* jantungku berdebar lagi, suaranya mengapa membuatku seperti ini, haruskah aku berbalik dan melihatnya? Batin Baekhyun.
Tapi Baekhyun terus melangkah keluar dan meninggalkan Seohyun yang baru sadar, dia menutup pintu UKS. “Mianhae Seohyun-aa..Luhan dia siuman”. Baekhyun segera menghubungi Luhan teringat pesannya tadi.
“ne, aku segera ke sana”. Balas Luhan.
*krek* seseorang membuka pintu UKS yang ternyata itu Luhan. “Seohyun-aa kau sudah siuman”. Ucap Luhan. Seohyun merasa aneh, orang yang disampingnya sekarang tidak sesuai dengan yang diharapkannya, kecewa tentunya.
Seohyun yang melihat Baekhyun meninggalkannya tidak mampu membuatnya tetap di sisinya menemaninya. Oppa tidak bisakah untuk tetap disisiku? Aku tau kau sudah tidak membenciku lagi bisa kulihat itu, oppa...oppa. batin Seohyun.
“Luhan apa kau yang membawaku kesini, sendiri?”. Tanya Seohyun.
“o.ne aku yang menggendongmu kemari, sendiri”. Luhan merasa sepertinya Seohyun mengharapkan Baekhyun yang ada di sampingnya saat itu, mian aku bohong, dia masih malu untuk menunjukan padamu bahwa dia memikirkanmu. Batin Luhan
Pulang Sekolah
Baekhyun tidak terlihat sama sekali di kelas sejak Seohyun dan Luhan masuk di jam istirahat sampai waktu pulang tiba pun tasnya tidak terlihat di bangkunya. Seohyun terus memperhatikan bangku Baekhyun yang kosong.
“Seohyun-aa kajja, aku antar kau pulang”. Ajak Luhan.
“tenanglalah dia tidak akan pergi jauh, pasti nanti dia juga pulang”. Hibur Luhan
Oppa aku memikirkanmu. Batin Seohyun.