Hari ini Luhan merencanakan bucketlist keduanya untuk membuat Baekhyun berhenti membenci Seohyun adiknya.
Bel istirahat
"Baekhyun hari ini bucketlist kedua kita, apa kau mau ikut?" Luhan.
"anni....kau pergi saja berdua bersama Seohyun, aku tidak akan ikut jika kau ingin pergi bersamanya". Baekhyun
Seohyun yang saat itu duduk mendengar ucapan Baekhyun yang terlihat masih membencinya.
oppa masih membenciku, mungkin aku memang tidak bisa menjadi adiknya. ucap hati Seohyun.
"sudah jangan kau hiraukan perkataan dia, kalau begitu kita saja yang jalan berdua geurrae". Luhan mengajak Seohyun.
"ne."
sepulang sekolah
Luhan dan Seohyun pergi duluan meninggalkan sekolah menuju suatu tempat, sementara Baekhyun mencoba membuntuti mereka dari belakangnya.
“aku harus mengikuti mereka, tapi tidak mungkin aku masih berpenampilan anak sekolah seperti ini. Ahh...aku tau, geurrae ini waktunya untuk Mr. Spy Baekhyun beraksi. “ ide SPY ini mungkin terlalu berlebihan, tapi tidak untuk seorang Baekhyun. Sementara Luhan dan Seohyun masih berbelanja pakaian yang akan digunakannya di festival Busan, Baekhyun pun sibuk mencari baju,kacamata,topi untuk penyamarannya.
“mungkin baju ini cocok untukmu, cobalah.” Luhan memberikan baju pilihannya untuk di coba Seohyun, tanpa sengaja Luhan menoleh pada jalan arah jarum jam 9 dan melihat Baekhyun. “ohh....hahahha kekekke....dia menguntit juga akhirnya...hhmm sepertinya rencana ini akan berhasil...hahah..dasar brandal. Aku tau sebenarnya kau sudah mulai peduli pada Seohyun..masih saja berpura-pura.”
“Luhan...” Seohyun keluar dari kamar pas, Luhan menoleh pada asal suara itu dan melihat perbedaan pada Seohyun yang begitu memukau. “wow...yeppeuda...pilihan ku tidak salah untukmu..ini sangat cocok untukmu, kau ambil yang ini lalu aku mencari bagianku gidaryeo..” Luhan pun pergi mencari baju yang akan digunakannya.
“mau kemana dia meninggalkan Seohyun sendiri?aku harus melihatnya lebih dekat maju 1 meter saja cukup...” *dug dug dug* ada yang aneh pada Baekhyun, dia merasa jangtungnya berdetak tidak sesuai jalannya ketika melihat penampilan baru Seohyun, “hah..hah...wae?jangtungku *mengelusdada* apa yang terjadi?kenapa jantungku berdetak seperti ini ketika memperhatikan Seohyun..huft....eh kemana mereka, cepat sekali menghilang..ohh itu.”
Disinilah awal Baekhyun mempunyai perasaan yang aneh pada Seohyun yang masih belum jelas apa namanya. “mereka naik bis...yah bis nya jalan..haduh *melambaikacaspion* berhenti! Huft huft..huft..eh jangan sampai mereka melihatku..” Baekhyun duduk di kursi belakang Luhan untuk menguntit mereka.
“dasar bodoh..”bisik Luhan, “mworago?” Seohyun. “ahh anniyeo...*merangkulbahuSeohyun* hihihi..”
“siapa yang dia sebut bodoh?..eh jangan-jangan dia tau aku menguntit..*tutupmulut* aisshh sekarang dia merangkulnya pula..” Baekhyun. Luhan sedikit menoleh ketika mendengar ucapan Baekhyun, “kekekek....Seohyun-aa ceritakan aku leluconmu lagi aku sedang ingin tertawa sekarang.” Pinta Luhan. “lelucon?hmm...oh apa makanan kesukaan Kim Jeini?” Seohyun memberikan soal lelucon pada Luhan.
“hhmm...cheongdam...ttokpoki?” Luhan. “ tteng..anni...makanan kesukaannya adalah Kimchi dan Kimbab..” jawab Seohyun. “ohh wae?” Luhan. “Karena namanya dimulai dengan Kim...kekeke...” Seohyun. “mwo?hahahah..haha kekke...haha lucu sekali..”Luhan. “apanya yang lucu?lelucon apa itu, sama sekali tidak lucu.” Bisik Baekhyun.
“aku sudah..sekarang giliranmu, nyanyikan sebuah lagu untukku...”pinta Seohyun. “menyanyi..hmm..~goom sae mariga~...geut.” Luhan menyanyi dan Seohyun memberikan tepuk tangan. “suaranya jelek sekali...” *bisik* ejek Baekhyun. “kita sampai..kajja turun.”Luhan dan Seohyun turun dari bis dan susul Baekhyun.
Mereka telah sampai di tujuannya festival Busan, di sana banyak sekali hal-hal menarik. Ada stand-stand, pawai, tempatnya dipenuhi orang-orang yang merayakan festival Busan. “kajja...” ajak Luhan. “huaaa daebak..eh kajja kita lihat pawai itu...”Seohyun menarik tangan Luhan, sementara Baekhyun yang menguntit mereka kehilangan jejak dan terpisah dari Seohyun dan Luhan.
“huh..huh..huh...aisshh..aku kehilangan jejak mereka..aduuhh ramai sekali disini aku tidak bisa melihat mereka kalau seperti ini..bagaimana ini?sudahlah aku telusuri saja semua jalan di sini.” Baekhyun berusaha menemukan keberadaan Luhan dan Seohyun.
Seohyun sangat senang ketika melihat pawainya, “Seohyun apa ada yang ingin kau makan, aku akan beli sesuatu.” Tanya Luhan. “belikan aku ttokpoki saja dan cola..gomawo.”Luhan meninggalkan Seohyun, Baekhyun akhirnya menemukan tempat Seohyun berdiri dia berlari untuk bisa mencapai ke tempat Seohyun dan berdiri di belakangnya.
“huaa..keren...”Seohyun terpesona melihat pawai itu sehingga membuatnya tersenyum, Baekhyun yang berdiri di belakangnya juga ikut terpesona tapi bukan pada pawai melainkan melihat senyum Seohyun dan perasaan senangnya. “dia tersenyum....dia senang....*dug dug dug* dan jantungku berdetak lagi...kenapa?hal ini selalu terjadi ketika aku memperhatikan dia...”kata hati Baekhyun. Tanpa sengaja Seohyun menoleh kebelakang dan melihat sosok pria memakai baju hitam,topi cokelat dan kacamata hitam dan pria itu terus menatap Seohyun, “hah kenapa pria ini terus menatap aku?siapa dia?Luhan...kau dimana?”ucap hati Seohyun yang merasa ketakutan.
Dan Seohyun coba menghindar pergi dari pria itu, tapi tiba-tiba saja pria itu menarik lengannya, “maaf apa anda mengenalku?” tanya Seohyun penasaran pada pria itu lalu pria itu melepas tarikan tangannya dan pergi. “jantungku terus berdetak ketika melihatnya....dan rasa benci ini tiba-tiba lenyap ketika melihat dia tersenyum....apa mungkin aku....” Baekhyun terus berfikiran aneh setelah pergi dari tempat itu.
Ketika Baekhyun menarik lengan Seohyun, Luhan sudah melihatnya karena dia berdiri di tempat yang berjarak 1 meter dari Seohyun, dia sudah mengetahui pria itu Baekhyun. 5 menit setelah pria itu pergi Luhan mnghampiri Seohyun, “ja...ttokpoki dan cola punyamu..” Luhan memberikan pesanan milik Seohyun. “Luhan..tadi ada seorang pria yang tidak ku kenal, dia terus memperhatikan aku dan dia juga menarik lenganku. Aku bertanya apa dia mengenalku lalu dia pergi..”Seohyun merasa aneh dengan pria tadi.
“ohh benarkah?seperti apa pria itu?bukan penjahat kan?” Luhan berpura-pura tidak tahu tentang pria itu. “dia memakai kacamata hitam, topi cokelat dan baju hitam...awalnya aku mengira dia penjahat, tapi ketika dia menarik lenganku.....ada yang aneh?!” Seohyun menceritakan pria tadi pada Luhan. “ohh begitu..bukan dia bukan penjahat...huuaa hari ini menyenangkan bukan?hahah”Luhan mencoba mengalihkan fikiran aneh Seohyun tentang pria itu yang sebenarnya adalah Baekhyun.
“sepertinya rencana ini hampir berhasil...aku tau Baekhyun dalam hatinya tidak membenci Seohyun..dia hanya merasa takut...di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin bisa berubah...cinta saja bisa berubah benci, mengapa benci tidak bisa merubah cinta?” kata hati Luhan.
Di Rumah
“aku pulang...”Seohyun memberi salam tetapi tidak ada orang yang menyambutnya. *krek* Baekhyun keluar dari kamarnya, “mereka tidak di rumah mereka pergi keluar..”*krek* Baekhyun masuk lagi setelah menjawab salam Seohyun seperti itu. “ohh....apa dia sudah makan?*mengetukpintuBaekhyun*oppa...apa kau sudah makan?” Baekhyun tidak menjawab Seohyun, “sebaiknya aku masakan saja.” Seohyun memasak makan malam untuk Baekhyun, mencoba memberi sedikit perhatian.
Setelah selesai memasak Seohyun berbaring di sofa ruang tengah karena kelelahan. Baekhyun keluar dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil air, *geuuurr* perutnya mengeluarkan suara pertanda dia lapar, “hah...*membacamemoSeohyun* aku tau oppa belum makan jadi aku masakan makan malam untuk oppa,makanlah yang banyak..dia masak semua ini untukku*geuuurr*ahh aku sebaiknya aku makan. “
Baekhyun menghabiskan makan malamnya dan bermaksud kembali ke kamar, dia melihat Seohyun tertidur di sofa. “kenapa dia tidur di situ?....aku tidak mungkin membangunkannya.....apa peduliku....tapi...aku gendong saja. “ Baekhyun menggendong Seohyun ke kamarnya. Seohyun tertidur nyenyak sehingga membuat Baekhyun memandanginya, terus memandangi Seohyun tidur. *dug dug dug* jantung Baekhyun berdetak lagi, “ini terjadi lagi...perasaan apa ini?aku merasa benci telah hilang....apa sekarang aku mulai menyayanginya?tapi aku tidak berani menunjukan perasaan itu...mianhae Seohyun. “ selalu dalam hatinya Baekhyun merasa kebencian itu hilang, di luar dia tidak menunjukannya. “waktunya belum tepat...”Baekhyun.
Baekhyun meninggalkan kamar Seohyun dan masuk kekamarnya. “waktu yang belum tepat?apa maksud perkataan oppa ?” Seohyun ternyata terbangun ketika Baekhyun keluar kamarnya.
Pagi harinya mereka terlihat bersamaan keluar kamar dan sudah siap berangkat sekolah. “oppa...geugo..apa oppa yang memindahkan aku ke kamar tadi malam?” tanya Seohyun. Baekhyun hanya memberi anggukan pertanda benar. “ohh gomap..ta...” Seohyun, dia melihat ada yang berubah dengan sikap Baekhyun. Pertama kalinya Baekhyun menjawab pertanyaannya bahkan dengan anggukan, “kajja kita berangkat bersama...”sentak ucapan Baekhyun ini membuat Seohyun terkejut, “ah..ohhh...ne kajja, oppa duluan...oppa jalan di depanku...” Seohyun menerima ajakan Baekyun, tapi dia masih merasa aneh dan canggung.
*krrriiinnggg* ponsel Seohyun berdering tertera nama Luhan,“yoboseyo..ohh...gwaenchana...ne...aku...aku bersama...temanku..ne.” Seohyun tidak memberi tahu Luhan siapa orang yang berangkat sekolah bersamanya, karena takut Baekhyun kecewa akan perjanjian saling tidak mengenal.
“pasti Luhan yang menelponnya...tapi kenapa dia tidak bilang saja kalau dia bersama aku??apa dia masih mengingat perjanjian itu?ahh aku memang bodoh!!harusnya aku tidak membuat ultimatum itu..aisshh” Baekhyun menyesali ucapannya sendiri yang di ultimatumkan pada Seohyun.
Seohyun turun dari bis lebih dulu dan meninggalkan Baekhyun karena berfikir ultimatum Baekhyun itu masih berlaku, “oppa na kkalkae..” Seohyun berdiri dan turun dari bis. Setelah beberapa langkah berjalan Baekhyun ikut turun menyusulnya dan mengikuti jalannya dari belakang. *tuk tuk tuk* sepatu Seohyun megeluarkan suara seperti itu lagi, tapi kali ini Baekhyun tidak merasa risih lagi dengan suara sepatunya, bahkan ketika mendengar suara sepatu Seohyun jantungnya juga ikut berirama seirama suara sepatu *dug dug dug*. “lagi...dan terus terjadi...benar...perasaan benci itu hilang sekarang...aku tidak tahu awal bagaimana jantungku terus berdetak keika bersama Seohyun..dug dug dug...jantungku terus berdetak...lagi..dan lagi...karena Seohyun.” Ucap hati Baekhyun.