Seohyun dan Luhan meninggalkan Baekhyun yang hanya berdiri tidak berdaya karena keadaan yang terlihat di depan matanya, Luhan yang mencintai Seohyun sepertinya dia memiliki banyak stock cintanya untuk Seohyun tidak seperti Baekhyun yang masih menunggu dan mencari untuk meyakinkan perasaan yang sesungguhnya.
Baekhyun sama sekali tidak kembali lagi ke sekolah melainkan dia merenungkankan drin di suatu taman di daerah Gangwon-do Yanggu. Dengan mengendarai motor yang berkecepatan tinggi, dia menancapkan gasnya menuju tempat itu. Di tempat itu dia merenungkan segalanya.
Mengapa urusan cinta selalu begitu sulit?jatuh cinta bukanlah hal yang menyenangkan, semua hal yang disebut cinta hanya akan membuat kita tersesat dan tidak akan pernah mendapatkan jalan kembali, aku sungguh menyesal dengan perasaan cinta yang telah menyiksaku sangat banyak, tapi entah kenapa aku tidak bisa menghindarinya?aku orang yang begitu naif...gumam Baekhyun.
Kemudian seseorang membuyarkan renungannya, seorang nenek yang menghampiri tempat Baekhyun duduk.
“aigoo...anak muda, halmouni perhatikan sejak tadi kau duduk sendiri di sini melamun heheh..” nenek.
“ohh..anni halmouni(nenek),kaki ini membawa ku malangkah ke tempat ini, aku hanya merenungkan sesuatu, ohh apa halmouni tinggal dekat sini?” Baekhyun.
“ne aku tinggal di sekitar sini dan aku bekerja untuk mengurus taman di sini, jadi kau ke sini karena sedang ada masalah, masalah apa keluarga..atau mungkin karena cinta?” tebakan nenek itu tepat sekali, sehingga membuat Baekhyun sedikit merasa malu.
“o..eu...ya salah satu dari keduanya hehe..sepertinya halmouni bisa membaca pikiran ku ya hehe...” Baekhyun.
“hehehe....tentu saja aku tau, karena aku juga pernah muda sepertimu dan merasakan hal itu, sungguh menyenangkan bisa merasakan cinta anak muda, memang terkadang ada saja hal yang menyakitkan dalam cinta tapi jika kita yakin semua itu akan terasa sangat indah dan berharga”. Pikiran nenek itu dan yang Baekhyun rasakan saat ini sangat jauh berbeda.
Tapi yang kurasakan sekarang cinta itu malah menyakitkan aku, aku menjadi tersesat dalam cinta aku tidak tau bagaimana harus berbuat dalam cinta...”ah aku harus kembali ke sekolah, halmouni sampai jumpa lagi”. Baekhyun.
Setelah Baekhyun selesai berbincang dengan halmouni tadi dia berpamitan dan kembali ke sekolah untuk mengembalikan motor Woobin.
*********************
Di rumah.
Jam dinding menunjukan pukul 18.00 KST tidak ada tanda Seohyun kembali pulang ke rumahnya, Baekhyun menunggunya di ruang keluarga sesekali dia mengecek keluar rumah, pukul 21.00 KST masih belum terdengar ketukan pintu rumah pertanda Seohyun pulang.
“apa dia menginap di rumah Luhan, ah mwoya! Baek kau kan sedang berusaha untuk melupakan perasaanmu stop aku harus stop untuk selalu khawatir pada dia. Aisshh...tidak bisa! Ahh..michigetne...aah...mungkin jika aku tidur aku bisa berhenti khawatir padanya”. Baekhyun kembali ke kamarnya.
Oppa...Baekhyun oppa...aku disini...oppa aku disini, apa kau tersesat? Oppa aku disini, kau bisa temukan jawaban semua yang menjadi pikiranmu.., cinta itu lah yang akan membawamu kembali...oppa jangan takut kau tidak akan tersesat dalam cinta itu...oppa..Baekhyun oppa...
“ahh...mwo?aku bahkan melihat dia dalam mimpi, suaranya juga terdengar jelas dalam mimpiku..apa maksudnya aku tidak akan tersesat?ahh..sepertinya aku sudah lebih gila lagi..aaa..” Baekhyun.
aku tidak bisa menghapus perasaan ini, mimpi tadi apa?Seohyun...apa mungkin kau masuk dalam mimpiku untuk memberikan semua jawabannya, mungkinkah kau tau jawaban itu? Gumam Baekhyun.
Keesokan harinya ketika Baekhyun keluar kamar melangkahkan kakinya menuju kamar mandi seseorang dari luar rumah membuka gagang pintu yang ternyata Seohyun.
“apa Luhan sudah baikan?”Baekhyun memulai percakapan. Seohyun menjawabnya dengan menganggukan kepala. “eoh..oppa sudah mau siap-siap, kalau begitu aku buatkan sarapan...aku ke dapur dulu”. Seohyun terlihat canggung setelah kembali dari rumah Luhan.
Ada apa dengannya, dia terlihat canggung padaku.....oh mungkinkah Luhan sudah membongkar semuanya...semua rahasia yang kumiliki itu?semoga tidak, tapi....“aiiishh!” gumam Baekhyun.
Mereka berduan sudah bersiap dengan seragam, sepatu dan perlengkapan sekolah yang lainnya kini mereka sedang duduk berdua berhadapan di meja makan menikmati sarapan. Keduanya terlihat menjadi canggung entah siapa yang harus memulai percakapan.
“ehhm..aku sudah kenyang, terimakasih sarapannya,aku berangkat lebih dulu”. Baekhyun bergegas untuk menghidar dari kecanggunggannya. Dia melangkahkan kakinya keluar pitu gerbang rumah, kemudian berhenti di lampu jalan dekat rumahnya. Seohyun pun keluar dari rumahnya, dia berjalan melewati Baekhyun menundukan kepalanya.
“Seo..Seohyun berhenti!” Baekhyun memerintahkannya berhenti melangkah. Dia berhenti masih dengan menundukan kepalanya, teringat cerita Luhan semalam.
*flashback*
Seohyun sampai di rumah Luhan mendorong kursi rodanya dan membantu kekasihnya berbaring di kamar.
“bagaimana kejadiannya kau bisa tertabrak sampai tulang kaki kirimu retak?oh aku ketakutan saat menerima telpon dari ahjusshi yang menolongmu”. Seohyun begitu menghawatirkan musibah yang menimpah kekasihnya.
“tadi aku berniat menolong anak perempuan yang hampir tertabrak mobil, alhasil aku berkorban untuknya dan kakiku yang jadi sasaran heheh...oh aku senang sekali seperti ini jadi kau bisa memberi perhatian lebih padaku...ehmm Seohyun-aa boleh kutanya sesuatu padamu?” suasana sedikit hening ketika Luhan berbicara.
“apa yang ingin kau tanyakan?” Seohyun.
“apa kau mencintaiku?....seberapa besar cintamu padaku?”pertanyaan Luhan membuat Seohyun merasa canggung.
“ya! apa maksudmu?bukankah aku sudah mengungkpakannya padamu waktu itu, kenapa sekarang kau menanyakan itu?”Seohyun.
“aku ingin tau saja, bisa saja perasaanmu berubah padaku dan ragu dengan perasaanmu, apa kau yakin dengan cintamu untukku?”ketika Luhan bertanya hal itu, tiba-tiba saja terlntas bayangan Baekhyun dalam pikiran Seohyun.
“hah?....kenapa aku jadi membayangkan oppa?....apa aku yakin?saat aku jawab waktu itu aku hanya memikirkan ya aku mau mencintainya karena Luhan sangat baik dan aku tidak bisa menolaknya aku tidak ingin membuatnya sakit hati jika perasaannya tidak terbalas lagi..oh..ya tentu aku yakin..ya aku..yakin”. Seohyun tergagap.
Geotjimal! Seohyun bohong dia tidak yakin denganku, terlihat ekspresi wajahnya meragu, ragu akan perasaannya padaku..mungkinkah dia sekarang menyukai Baekhyun. “oh..jika kau yakin..(luhan mendekatkan wajahnya pada Seohyun)....apa kau akan menolak aku melakukan..” Luhan mencoba untuk mencium bibir Seohyun, tapi Seohyun menghindarinya.
“wae? Kenapa kau mundur, aku kan kekasihmu apa aku tidak boleh mencium kekasih ku?kau bilang kau yakin...apa sekarang kau tersesat?” tanya Luhan sinis.
“nde?” Seohyun hanya terlihat bingung.
“mau kuberi tau sesuatu yang mungkin bisa membuatmu terkejut?”
“nde?”
“ini tentang Baekhyun, dia kakak tirimu, dia menyukaimu....dia menyukai adik tirinya...eoddae mengejutkan bukan? Oh jebal, lihat sekarang ekspresimu berubah , wae kau terkejut?” jelas Luhan.
“mwo??Luhan....”
Kemudian Seohyun meminta Luhan untuk merahasiakan bahwa dia sudah tau kenyataan tentang perasaan Baekhyun padanya dengan membuat kesepakatan Seohyun tetap menjadi kekasih Luhan walau cintanya tidak benar-benar ada, dalam perjalanan pulang dia terus memikirkan semua ucapan Luhan.
Oh kenapa hatiku sekarang meragu?aku seperti tersesat, kenapa saat aku menerima cinta Luhan aku..aku hanya merasa tidak enak jika harus menolak cintanya, tapi tiba-tiba terlntas bayangan Baekhyun oppa, apa benar yang Luhan ucapkan oppa menyukaiku?
*flashback end*
***********
“Oppa aku harus berangkat, ini sudah telat jika kau ingin bicara setelah pulang sekolah saja ya, nan kalkkae?” Seohyun meninggalkan Baekhyun.
Di Sekolah
Luhan tidak masuk sepertinya masih belum terlalu baik untuk berangkat sekolah, bangku sebelah Seohyun menjadi kosong, Baekhyun yang duduk di meja depan terus memperhatikan ke arah Seohyun masih bertanya-tanya dengan sikap cangung Seohyun.
Tiba saatnya pulang sekolah. Seohyun berjalan menuju halte bis disusul Baekhyun di belakangnya.
“Seohyun tunggu! Seohyun!”panggil Baekhyun. Dia(Seohyun) terus menghindari kakaknya sehingga membuat Baekhyun terpaksa menarik tangannya agar adiknya itu mau mendengarkan.
Apa yang harus kulakukan?berhenti kemudian mendengar semua kenyataan bahwa oppa menyukaiku?semoga dia tidak bertanya hal-hal aneh, baiklah aku berpura-pura saja. “euh...wae oppa?apa ada yang mau kau bicarakan denganku?” Seohyun menutupi kehawatirannya dan bersikap biasa.
“oh euh..geu..geu saram..Luhan, apa dia sungguh baik saja lalu kakinya..”Baekhyun pun berpura-pura menutupi kecurigaannya merasa masih belum siap menanyakan kecanggungan Seohyun padanya.
“oh dia..kakinya tulang kakinya retak, dia bilang itu karena menolong anak perempuan yang hampir tertabrak jadi dia terluka hmm..apa oppa mau menjenguk orang itu?aku mau kembali ke sana”. Seohyun.
“ah..euh..sebenarnya aku ingin menjenguknya, tapi kami sedang musuhan jadi merasa sedikit tidak enak hehhe..menurutmu apa sebaiknya aku menjenguknya?”Baekhyun dengan tampang modusnya.
“menurutku kau harus menjenguknya oppa, bagaimanapun dia temanmu kan, kalau begitu kajja kita berangkat bersama”. Seohyun kembali berjalan menghadap ke depan selangkah demi selangkah diikuti oleh Baekhyun.
Sampai di rumah Luhan, Baekhyun makin canggung karena takut akan Luhan yang mungkin membongkar semua rahasia itu yang bahkan sebenarnya sudah terbongkar saat kemarin malam. Seohyun memasuki kamar Luhan lebih dulu Baekhyun bersembunyi di luar kamar.
“oh wasseo...wah apa ini caramu menunjukan keyakinan itu, dengan selalu memberi perhatian lebih padaku?...bukan kah seharusnya kau....”Luhan berhenti bicara karena melihat Seohyun menaruh telunjuk di bibirnya memberi isyarat untuk tidak membicarakan hal kemarin.
“apa kau sudah baikan...aku datang ke sini bersama oppa, dia mau menjengukmu..oppa masuklah”. Seohyun.
Apa maksud omongan Luhan?kenapa dia berhenti bicara? “gwaen...chana?...” baekhyun.
“ohh musuhku, tentu saja wae?apa kau merindukan aku?haha..Seohyun-ku buatkan aku burbur aku lapar heheh”. Luhan berpura-pura manja pada Seohyun.
Di kamar Luhan kini hanya tinggal Baekhyun dan pemilik kamar, Luhan memulai percakapan dengan menutupi kenyataan.
“apa kau masih belum bisa menghapus perasaanmu uh?kau lihatkan perasaanmu padanya hanya akan membuatmu terluka dia hanya menyukaiku dia kekasihku, lalu bagaimana jika dia tau tentang perasaanmu?..dia menganggapmu sebagai kakaknya, itu tidak akan berhasil Baek”. Luhan.
“entahlah...aku sudah mencobanya, aku terus berusaha mencoba...tapi kenyataan ini aku..aku merasa dengan perasaan ini aku bahagia walau terluka, aku tau itu mungkin tidak bisa terjadi antara aku dengannya...tapi Luhan aku mohon padamu jangan suruh aku menghapus perasaan ini itu malah membatku semakin sendiri, tersesat..dan karena adanya perasaan ini aku merasa hidup..hidup lebih baik dan hanya ingin mencintainya untuk hapuskan semua kebencian itu..aku mencintainya bukan karena dia adikku, aku mencintainya sama seperti cintamu padanya”. Baekhyun.
Seohyun mendengar pembicaraan mereka berdua di tangga, kemudian dia benar-benar yakin sekarang dengan ucapan Luhan. Sebenarnya orang yang Seohyun cinta adalah kakak tirinya itu sendiri, tapi dia tidak bisa mengungkapkan karena berpikir itu hanya akan membuat keduanya terluka, bahkan saat-saat Baekhyun membencinya dia tetap memiliki perasaan itu dan percaya Baekhyun akan berubah menerima Seohyun dalam kehidupannya sebagai adik. Tapi keadaan sekarang berkata lain, Baekhyun malah mencintainya bukan sebagai adik, tapi cinta yang sebenarnya seperti Luhan yang mencintai Seohyun.
Mwo?oppa...batin Seohyun.