Hari ini jam sekolah hanya sampai setengah hari, Seohyun sudah merencanakan untuk kerja kelompok bersama Luhan di rumah Taeyong di daerah Apgeujong.
“Seohyun kajja kita berangkat sekarang”. Ajak Luhan.
“oh ne kau tunggu di depan ya, aku masih harus membereskan tugas bahasa inggris ini”. Jawab Seohyun. Kemudian Luhan keluar dari kelas, hanya tinggal Baekhyun dan Seohyun di kelas.
“kalian...mau pergi kemana?” tanya Baekhyun curiga. Seohyun masih belum menjawab pertanyaan Baekhyun karena sibuk membereskan tugas bahasa ingrisnya.
Dia tidak mendengarku?sama sekali tidak menjawab. “Seohyun...kau dan Luhan mau kemana?” Baekhyun sedikit berteriak.
“nde?ohh tunggu, the pattern of present...akhirnya, oppa kau tadi bertanya apa?”
“kalian mau kemana?”
“ohh itu kami..kami akan ke rumah Taeyong untuk kerjakan tugas kelompok, kalau begitu aku duluan oppa”. Seohyun segera meninggalkan Baekhyun.
kali ini dia tidak bersamaku, aku harus merelakan dia pergi dengan Luhan, lagi? Ohh sepertinya hari ini bukan keberuntunganku. Batin Baekhyun.
Rumah Taeyong
Mereka telah menyelesaikan tugas kelompoknya, kemudian ketika Luhan dan Seohyun dalam perjalanan pulang ponsel Luhan berdering tertera ‘appa’ ohpada ponselnya.
“yeoboseyo appa....ohh baiklah akan kubelikan segera..eoh..ne...*tut* Seohyun aku harus ke apotik apa kau mau ikut denganku dan setelah itu pulang bersama atau bagaimana?” Luhan.
“oh aku pulang duluan saja, di rumah oppa sedang menungguku aku harus menyiapkan makan malam”.
“apa kau yakin tidak ingin pulang bersamaku? Ini sudah jam 9 malam, bahaya kalau kau pulang jalan sndiri”. Luhan.
“ne aku yakin, sudah jangan khawatirkan aku, aku akan baik-baik saja..kalau begitu sampai jumpa besok Luhan
“ Seohyun meninggalkan Luhan lebih dulu. Kemudian menuju halte bis dengan berjalan kaki melewati gang-gang kecil yang gelap.
“oh apa tidak ada lampu jalan sama sekali di sini?sangat gelap, halte bis masih sekitar 4 kilometer lagi, anni kau pemberani Seohyun jadi kau harus berani”. Tegas Seohyun.
Setelah Seohyun melewati 2 kilometer perjalanan, dari depan pandangan matanya terlihat segerombolan pria yang sedang duduk di jalan gang yang sepertinya sedang mabuk-mabukkan. Ketika Seohyun melewati pria-pria itu, dia sedikit ketakutan karena mereka menatapnya dengan tajam lalu mengikutinya dari belakang.
Oh eomma..aku takut..aku takut, mereka mengikutiku...eohtttokke?eomma...appa...Baekhyun oppaaa!. batin Seohyun berteriak memanggil keluarganya, dan memanggil nama Baekhyun di akhir. Dia terus berjalan. Ketakutan, tidak ada yang bisa dilakukannya bahkan ponselnya pun mati.
Tidak jauh dari pandangan matanya sekitar 1 kilometer halte bis itu telah terlihat, dia juga melihat seseorang berdiri disana kemudian dia berlari menuju halte dan orang itu agar segerombolan pria tadi berhenti mengikutinya.
“ahh...hah...hah...ohh..hah..”. Seohyun lari begitu cepat sehingga membuat napasnya mendesah kuat. semakin dekat dengan halte dan orang itu, terus berlari dan terus berlari...kemudian *bruuugg*. Seohyun tidak sengaja jatuh dan memeluk orang yang berdiri di halte itu.
DI Rumah.
Jam dinding menunjukkan pukul setengah 9 malam, belum ada tanda-tanda Seohyun pulang. Baekhyun yang kelamaan menunggu di rumah dan perutnya sudah merasa snagat lapar, kemudian dia pergi keluar untuk mencari makan malam.
Baekhyun pergi ke kedai yang letaknya di Apgeujong, kemudian dia mencoba menghubungi Luhan setelah tiba pukul 9 malam di kedai itu. “oh Luhan..apa tugas kelompoknya sudah selesai?....ah anni, aku hanya bertanya saja...mwo?anni aku tidak bermaksud menanyakan dia bersamamu atau tidak...ohh dia tidak pulang bersamamu?ya! kau ini tidak gentle sekali, meninggalkan wanita sendiri pulang jalan malam-malam begini...ahh sudahlah!”
Seohyun pulang sendiri?Luhan tidak waras apa membiarkannya pulang sendiri, sekarang bagaimana?apa aku telpon saja...ahh tapi selama ini aku kan tidak pernah menghubunginya, tapi aku khawatir terjadi sesuatu yang buruk padanya, sudahlah ku hubungi saja. Batin Baekhyun.
Setelah Baekhyun membeli makan malamnya di kedai itu, dia bergegas jalan menuju halte bis yang letaknya 2 kilometer dari kedai itu. Dia berjalan terus dan sampai di halte itu, kemudian dia mencoba menghubungi ponsel Seohyun tapi sama sekali tidak bisa.
“kenapa dengan ponselnya, jangan-jangan ponselnya mati...aduh aku khawatir padanya apa dia sudah sampai di rumah?coba kuhubungi rumah....mwoya, tidak ada jawaban juga berarti dia belum pulang..ohh kenapa wanita itu berlari?”. Baekhyun melihat ke sebrang halte tempatnya berdiri, ada seorang wanita yang berlari diikuti oleh segerombolan pria-pria, setelah wanita itu mendekat pada Baekhyun dia baru menyadari wanita yang berlari ke arahnya itu adalah Seohyun.
*bruuugg* wanita itu langsung jatuh memeluk Baekhyun dan segerombolan pria tadi berhenti mengejar wanita itu setelah melihatnya memeluk Baekhyun.
“hah...hah....hah...aaa..hah...”. wanita itu mendesah dipelukan Baekhyun.
Mwo?dia Seohyun...oh dia Seohyun...Seohyun...Seohyun... “Seohyun....mereka sudah pergi”. Baekhyun.
Nugu?pria ini...dia kenal denganku?....tunggu....suaranya...aku kenal suaranya....dia... “hah..hah..hah..oppa..hah hah...hah..oppaa...hiks..hiks..oppa..hiks..oppa....” wanita itu mendesah sekaligus menangis karena ketakutan.
Baekhyun terpaku dan tetap membiarkan Seohyun memeluknya, “tenanglah...tenang...kau aman, ada aku disini...aku akan melindungimu...tenanglah....jangan takut aku akan melindungimu...” Baekhyun.
Bis yang ditunggu-tunggu tidak kujung datang, Baekhyun memapah Seohyun berjalan dia gemetaran, dia ketakutan, dia berkeringat karena lari, dia masih terus mendesah, mereka terus berjalan sampai akhirnya menemukan taxi.
Di dalam taxi Baekhyun memeluknya untuk membuat dia tenang, Seohyun pun berhenti mendesah berkat pelukan kakaknya itu.
Pelukan oppa sangat ajaib, membuat aku berhenti mendesah, benar pelukan oppa sangat berpengaruh padaku...seperti ada kekuatan yang melindungiku...dia juga bilang akan melindungiku...oh perasaan apa ini, aku merasa tenang dan nyaman di pelukan oppa. Batin Seohyun.
Sampailah mereka di rumah, Seohyun masih dipapah kakaknya masuk ke rumah. Baekhyun menduduki Seohyun di sofa kemudian memberikanya minum agar tenang. Diminumnya air yang diberikan Baekhyun.
“gomawo...oppa...gomawo”. lirih Seohyun.
“tadi aku ...menghubungi ponselmu...tapi tidak bisa...aku..”. omongan Baekhyun terpotong.
“mian oppa....ponselku mati..aku juga...aku juga tadi berpikir menghubungi oppa..” oppa kau datang melindungiku disaat yang tepat, tadi aku terus memanggil namamusaat ketakutan sampai akhirnya kau muncul dan kau bilang kau akan melindungiku.. Seohyun.
“oh geuronnikka....lain kali kau jangan pulang sendiri ketika malam...itu berbahaya...sebaiknya kau istirahat sekarang, aku ke kamar duluan”. Baekhyun memasuki kamarnya, berdiri di balik pintunya.
“oh jantungku...berdegup lagi...mwo tadi aku bilang aku akan melindunginya...ohh benarkah aku bilang seperti itu tadi...ohh betapa malunya aku...aisshh..” tapi aku juga merasa aku memang ingin melindungi Seohyun, bahkan ketika dia dalam bahaya aku ingin bisa melindunginya..semoga dengan ucapanku tadi itu bisa menunjukan bahwa aku sudah tidak membenci dia. Baekhyun.
Seohyun juga memasuki kamarnya dan memikirkan kejadian tadi.
Aku sangat takut....aku takut setiap bahaya yang menimpaku...aku takut jika dalam bahaya itu tidak ada Baekhyun oppa yang melindungiku...ucapannya tadi apa itu benar...dia akan melindungiku jika benar aku tidak akan takut menghadapi semua bahaya jika ada oppa yang melindungiku.
“oppa kau sudah berubah baik padaku, kau tidak membenciku aku tau...gomawo atas ucapanmu, aku sangat tenang oppa akan melindungiku..gomawo”. Seohyun