home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Time Boils The Rain

Time Boils The Rain

Share:
Author : Monie47
Published : 01 Sep 2014, Updated : 12 Jan 2016
Cast : Kris EXO, Jung Laura (OC)
Tags :
Status : Ongoing
2 Subscribes |29111 Views |9 Loves
Time Boils The Rain
CHAPTER 9 : You're Laulau!
Eternal A Page part 9
 
”damn!” Laura memukul setir dengan tangannya saat melihat dirinya di kaca spion. Ia lupa berganti pakaian!
 
Bagaimana ini? Ia sudah mau sampai di Gangnam dan tidak mungkin ia pulang lagi untuk berganti pakaian, lagipula kunci apartemennya ada di Hyejin.
 
Kris sudah melihatnya dia seperti ini. Apalagi tadi ia benar-benar melihatnya. Sudahlah, Laura tidak mau ambil pusing dengan pakaiannya. Kris berada di club Laura belum pernah melihatnya langsung, ini adalah kesempatannya.
 
Laura melihat nama restoran yang Hyejin sebutkan tadi. Berarti clubnya ada di depan restoran itu. Laura langsung memarkirkan mobilnya saat melihat nama club yang diberitahu Hyejin.
 
“Hyejin? Aku sudah sampai.” Laura menelepon Hyejin saat ia mematikan mesin mobilnya.
 
“iya aku melihat mobilku terparkir di depan club. Ya sudah aku tunggu disini. Jika aku masuk mungkin Kris kenal dengan mantan pacarku ini.” kata Hyejin sambil memperhatikan mobil yang di parkir Laura dari balik jendela restoran.
 
“ok! See ya!” Laura menutup ponselnya lalu bercermin di kaca spion. Ia membuka ikat rambutnya agar tergerai. Mengatur sedemikian rupa agar terlihat lebih rapi dan mengambil kacamata dari dalam tasnya. Ya sudahlah begini saja, dia akan mengambil jarak jangan sampai Kris melihatnya di dalam.
 
Laura menyambar tas nya yang berisi perlengkapan jurnalisnya, alat perekam dan kamera. Lalu keluar dari mobil.
 
Ketika memasuki club itu ia diminta tanda pengenalnya. Laura memberikan kartu penduduk warga Canada nya. Saat melihat kartu itu petugas itu tersenyum kepadanya, beda sekali ekspresinya sebelum ia memberikannya. Apa mungkin dia warga negara asing maka ia agak di hormati masuk ke club mewah ini? Tak tahulah. Laura tidak mau memperdulikannya yang penting ia bisa masuk ke club ini dengan mudah.
 
Setelah menukarkan kartu penduduknya dengan sebuah gelang, Laura masuk kedalam.
Ia sudah bisa mendeskripsikan bagaimana keadaan didalam saat di mobil tadi. Suara musik yang menggema dan kepulan asap rokok. Sebetulnya Laura sangat tidak menyukai ini, tapi ia harus bertahan untuk pekerjaannya.
 
Laura mulai mencari dimana kira-kira Kris berada. Dia memasuki ke daerah VIP pasti ia ada disini. Laura membayar lagi sebelum ia masuk.
 
“oh! Kau kewarganegaraan asing?” kata petugasnya dalam bahasa inggris saat melihat gelang Laura.
“ee? Oh iya benar aku dari Canada.” Jawab Laura dalam bahasa inggris juga. Ternyata gelang ini membedakan dirinya warga negara asing atau tidak. Mungkin mereka membedakannya saat menukarkan kartu penduduknya tadi.
 
”selamat bersenang-senang malam ini!” seru petugas itu semangat saat memberikan card nya pada Laura. Mata Laura mulai menjelajah ke setiap sudut mencari keberadaan Kris.
 
Itu dia! Laura melihat Kris sedang duduk bersama seorang pria di sofa sudut ruangan. Tempat itu sepertinya untuk para tamu khusus atau member. Laura melihat palang emas yang melintang membedakan area itu berbeda dengan area disampingnya. Tentu saja karena dia seorang artis berada di tempat seperti itu.
 
Laura duduk di bangku single yang mengitari bartender. Ia memilih tempat yang pas agar pantauannya terhadap Kris masih bisa terlihat.
 
“nona kau mau pesan minum apa?” tanya seorang pelayan bartender saat Laura duduk.
 
”orange juice saja.” jawabnya tetap ke arah Kris tanpa menoleh ke pelayan itu.
 
Kris melirik arlojinya. Sudah jam 8 lewat, Luhan kenapa belum datang? Ia sengaja langsung kesini setelah syutingnya selesai agar cepat mengetahuinya siapa yang akan di ajak Luhan nanti. Tapi orang itu belum muncul juga.
 
”kau tidak minum?” tanya Kevin shin menyodorkan segelas vodka kearah Kris.
 
Kris mengambil minuman itu lalu langsung menegaknya sampai habis.
 
”kau kenapa? Haus??” Kevin terkekeh melihat Kris langsung menghabiskan minumannya.
 
Kris tidak menjawab tapi menjulurkan gelasnya minta diisi lagi. ”Luhan lama sekali!” serunya kencang.
 
”sedikit lagi mungkin dia datang”. Kata Kevib sambil menuangkan vodka kedalam gelasnya Kris.
 
Laura masih terus memperhatikan Kris. Ini sudah gelas keempat yang ia minum. Sepertinya ia berencana akan mabuk lagi malam ini.
Tak lama kemudian Laura melihat Luhan masuk bersama seorang wanita. ia menyipitkan matanya agar melihat lebih jelas. Kacamatanya tidak mempunyai fungsi sama sekali. wanita yang pendek itu seperti artis China...
 
”Angela baby!!” teriak Kris menyapanya saat ia datang bersama Luhan. ”kau datang!?!!” lalu memeluknya memberi salam.
 
”Kris!! Sudah lama kita tidak bertemu!” teriak Angela meninju lengan Kris setelah ia dipeluknya sambil tersenyum.
 
”jadi dia yang bertemu denganmu di bandara?” tanya Kris ke Luhan sambil tertawa.
 
Luhan mengangguk dengan cengiran lebarnya. ”benar!”
 
”kau baru sampai dari China?" Kris mengajak Angela duduk disampingnya.
 
”apa??” Angela tidak terlalu mendengar perkataan Kris tadi karena suara musik yang kencang sekali.
 
Kris mendekatkan mulutnya ke telinga Angela. ”kau baru sampai dari China!!?” katanya lebih kencang.
 
”iya! Aku baru hari ini sampai ke Korea. Rencananya aku akan pemotretan lagi disini.” Jawab Angela tak kalah kencang.
 
Dada Laura kembali sesak saat Kris berdekatan dengan Angela seperti itu. Apakah ia cemburu? Atau ini akibat ia terlalu banyak menghisap asap rokok disini? Laura memukul-mukul dadanya pelan lagi dan menyesap orange juicenya agar detak jantungnya yang berburu kencang lebih tenang.
Dia harus cepat-cepat mengambil gambar dan keluar dari sini. Laura sudah tidak tahan lagi. ia mengambil kamera pocket dari tasnya dan menzoomnya agar Kris lebih terlihat dari balik jaketnya.
 
”Angrla? Kau mau memesan minuman lagi? Aku akan memesan di bartender itu.” Kris mendekatkan mulutnya lagi ke telinga Angela saat berbicara dan menunjuk ke arah bartender.
 
Ini kesempatannya! Kris terlihat sangat dekat dengan Angela. Laura menekan tombol kameranya untuk mengambil foto mereka berdua. Tapi lampu blitz menyala dari kamera Laura.
 
Shit!. Laura lupa mematikan lampu blitznya! 
 
Ia harus segera pergi sebelum ada yang menyadarinya ia mengambil foto disini.
Kris melihat sebuah lampu blitz menyala dari balik jaket seorang wanita yang duduk di bangku bartender itu. Ia curiga wanita itu mengambil foto dirinya.
Ia memperhatikan wanita itu lagi. Sepertinya ia tidak asing dengan wanita itu. 
 
Aa! Dia wartawan yang tadi siang! Bajunya sama persis dengan wartawan itu.
Ia melihat wartawan itu pergi meninggalkan kursinya ke pintu keluar.
 
Sial! Ternyata Mrs. J.L itu terus mengincarnya. Kris membanting gelasnya ke meja dan berdiri akan mengejarnya.
 
”Kris ada apa?” Luhan bingung melihat Kris tiba-tiba marah seperti itu. Yang lainnya pun juga terheran melihat sikap Kris yang tiba-tiba berubah.
 
”wartawan sialan itu! Aku akan mengejarnya!” Kris meninggalkan teman-temannya yang masih kebingungan dengan kelakuannya.
 
”tunggu Kris!” sergah Luhan. tapi terlambat Kris sudah berjalan cepat kearah keluar.
 
Gawat! Gawat! Laura setengah berlari saat keluar dari ruangan VIP. Ia harus pergi dari sini secepet mungkin. Ia terburu-buru saat meminta kartu penduduknya lagi di pintu masuk. Tapi tiba-tiba ada yang menahan tangannya.
Laura menoleh ke belakang. Kris sudah berdiri dihadapannya sambil memegang tangan Laura.
 
”bisa kita bicara sebentar?” kata Kris menekankan suaranya menahan marah.
 
”lepaskan aku.” ucap Laura pelan dari sela-sela giginya. Ia tidak mau petugas ini mengetahui akan adanya keributan.
 
Laura mengambil kartu penduduknya dan mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman Kris. Tapi cengkramannya sangat kuat sekali. Tangannya sudah mulai kesakitan sekarang.
 
”diluar!.” perintah Kris dan menarik tangan Laura sehingga ia ikut keluar dari club itu.
 
”serahkan kamera itu padaku.” desis Kris ketika mereka sudah berada di luar club.
 
”kamera apa!?”. Laura mencoba berbohong. Dan memalingkan wajahnya karena ditatap tajam oleh Kris.
 
”kamera yang memotret diriku. Kau jangan pura-pura tidak tahu, Mrs. J.L!!" suara Kris masih tetap pelan tapi nadanya seperti tidak menahan emosinya lagi.
 
Gawat! Kris mengenal dirinya! Bagaimana ini?
Laura menengok ke kanan dan ke kiri. Mencari jalan keluar. Ia harus cepat-cepat pergi dari sini.
Ia melihat mobilnya tidak jauh terparkir dari situ. sedikit berlari mungkin ia bisa mencapai mobilnya.
 
”lepaskan aku! Kalau tidak aku kan teriak!” ronta Laura melepaskan tangannya lagi dari cengkaraman Kris.
 
”tidak akan kulepaskan sampai kau memberikan kameranya!”. Kris sedikit berteriak, emosinya sudah mulai keluar..
 
Gawat! Kris semakin marah, batin Laura.
 
”baiklah! Aku akan memberikan kameranya!”. Laura merogoh tasnya dengan menggunakan tangan yang masih bebas mencari-cari kamera dan kunci mobilnya. Ia akan segera kabur saat memberikan kameranya kepada Kris.
 
”ini!” Laura menyerahkan kameranya kepada Kris. "dan lepaskan tanganku!” pintanya kasar.
 
Kris melepaskan cengkramannya dan mengambil kamera Laura. ia membuka memory card dari kamera itu dan mematahkannya menjadi dua.
 
Saat Laura melihat Kris sedang sibuk dengan kameranya, ia langsung berlari cepat ke arah mobilnya. 
”hey tunggu!!” teriak Kris ketika melihat Laura berlari.
 
Laura terus berlari dengan kencang tidak memperdulikan Kris berteriak memanggilnya. Ia cepat-cepat menekan tombol kunci mobilnya lalu masuk kedalam.
 
Sial! Wartawan itu mencoba kabur darinya. Ketika mengejarnya Kris melihat ada sesuatu yang terjatuh dari Laura. Ia memungutnya dan ternyata Kartu penduduk wartawan itu.
 
Tiba-tiba Ia tekejut saat membaca nama yang tertera disana.
JUNG LAURA. VANCOUVER. CANADA.
 
Dada Kris langsung berdebar saat itu juga. Tidak mungkin, ini tidak mungkin Laulau nya! Kris menggelengkan kepalanya tidak percaya. Tapi nama dan asal wanita ini benar-benar sama. Bagaimana mungkin?
 
Ia masih benar-benar tidak ingin mempercayainya, tapi semua pikirannya berubah ketika ia melihat tanggal lahir yang tertulis disitu, 15 Oktober 1990. tidak salah lagi, dia benar-benar Laulau nya!
 
”LAULAU!!" Kris berteriak kencang ke arah Laura. tapi sayang mobil Laura sudah melaju kencang pergi meninggalkan tempat itu.
 
Itu memang benar Laura. itu memang benar Laulau nya! Kris berteriak lagi sampai orang-orang yang di jalan melihat ke arahnya.
”LAULAU!!" ia tidak perduli orang-orang mau berkata apa melihat seorang Kris Wu berteriak di jalanan.
 
"Laura!"
 
”Kris!"
 
Suara Luhan dan Hyejin teriak bersamaan.
 
“Kris! Kenapa kau berteriak-teriak disini???” Luhan berlari menghampiri Kris.
 
“Laura! Laura!!”. Hyejin berteriak memanggil Laura ke arah mobilnya yang sudah pergi.
 
“kau mengenalnya??” Kris bertanya ke Hyejin yang berhenti disampingnya dan tidak menjawab pertanyaan Luhan.
 
Hyejin menoleh dan langsung bertanya marah ke Kris, “aku temannya! Dan ku lihat tadi dari dalam restoran kau bertengkar dengannya! Apa yang terjadi!?”
 
”jadi kau benar teman orang itu!!?? Teman Laulau???” Kris terus memastikannya tanpa perduli Hyejin sedang marah-marah pada dirinya.
 
”Kris!? Apa yang terjadi??” Luhan meraih bahu Kris agar ia menengok ke arahnya. Luhan semakin bingung apa yang terjadi dengan Kris. Tadi di dalam club ia sepertinya sangat marah tapi kenapa sekarang di luar Kris berubah menjadi seperti ini? Teriak-teriak memanggil Laulau yang Luhan terheran, siapa Laulau??
 
”ini! Benarkah ini miliknya!?” Kris memberikan kartu penduduk Laura ke Hyejin. Memastikan kalau itu memang benar milik Laura.
 
”iya! ini benar milik Laura..” kata Hyejin saat memeriksa kartu tersebut.
 
”tapi tunggu...” Hyejin baru menyadari sesuatu. ”kenapa kau tahu nama panggilan Laura??”
Hyejin heran saat Kris meneriakkan nama Laulau tadi.
 
”jadi benar? Laura ini memang di panggil Laulau??” Kris berbalik bertanya. Sepertinya harapan dia sudah semakin nyata sekarang.
 
Hyejin mengangguk. ”kau benar mengenalnya??”
 
”Kris, Aku masih tidak mengerti siapa Laulau itu??” Luhan mendesakkan pertanyaannya yang tidak di jawab-jawab oleh Kris sejak tadi. Ia memang benar-benar tidak mengerti.
 
Kris menoleh ke Luhan sambil tersenyum lebar dan menghela nafasnya panjang. Ia merasa puas dan lega dengan ini semua.
”Laulau adalah bagian dari hidupku. Hidupku dari masa lalu yang telah hilang..” jawabnya.
 
Hyejin menatap ke arah Luhan, mungkin ia mengerti apa maksudnya Kris. Tapi Luhan menggeleng, ia juga tidak mengerti.
 
”lebih baik kau menceritakan semuanya Kris". saran Luhan.
 
To be continued...
 
POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK