home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Time Boils The Rain

Time Boils The Rain

Share:
Author : Monie47
Published : 01 Sep 2014, Updated : 12 Jan 2016
Cast : Kris EXO, Jung Laura (OC)
Tags :
Status : Ongoing
2 Subscribes |29111 Views |9 Loves
Time Boils The Rain
CHAPTER 14 : Remember You

Eternal a page part 14

 

Luhan lari sangat terburu-buru saat memasuki rumah sakit. Ia dan Hyejin sangat kaget saat Kris menelepon memberitahukan Laura mengalami kecelakaan. Semoga keadaan Laura tidak semakin buruk setelah mengalami ini, doanya.

 

Begitu Luhan sudah dekat dengan ruangan ICU, ia melihat Kris terduduk lemas di lantai dengan kepala tertunduk di sudut ruangan luar ICU. Kali ini Kris pasti benar-benar mengalami guncangan yang begitu berat. Baru saja ia menemukan Laulau nya tapi sekarang Laura nya mengalami kecelakaan seperti ini. Luhan langsung memeluknya saat ia mendekati Kris.

 

”lagi-lagi ini salahku!!! Gara-gara aku! Laura yang menderita lagi seperti ini!!!!” Kris menangis histeris menyalahkan dirinya sendiri saat Luhan memeluknya.

 

”tenangkan dirimu Kris!" Luhan mencoba menarik Kris untuk berdiri namun gagal. Kris sudah tidak punya tenaga untuk menopang tubuhnya sendiri untuk berdiri. Akhirnya Luhan duduk di lantai juga berhadapan dengan Kris.

 

Ia memperhatikan Kris yang berada di depannya. Wajahnya yang dipenuhi air mata dan kemeja putihnya terkena noda darah. Membuat penampilan Kris berantakan sekali. Benar-benar terlihat kacau. Jauh sekali dengan penampilannya sebagai Kris Wu seperti biasanya. Tapi sepertinya Kris tidak memperdulikannya. Dipikirannya hanya keadaan Laura saja.

 

Setelah 2 jam mereka menunggu. Akhirnya dokter yang memeriksa Laura keluar. ”apa kalian keluarga dari Jung Laura-ssi?”

 

Luhan berdiri mewakili. ”saya teman Jung Laura. bagaimana keadaannya?”

 

Dokter itu menghela nafasnya lalu tersenyum. ”keadaannya sekarang baik-baik saja. Walaupun kepala dan tangannya mengalami benturan, tapi itu semua tidak mengalami luka yang begitu serius. Hanya saja tangannya yang mengalami patah tulang harus di bebat selama beberapa minggu. Kalian bisa menjenguknya walaupun sekarang ia belum siuman.” jelas dokter itu.

 

”syukurlah~” Kris mengusap wajah dengan kedua tangannya. ia lega mendengar penjelasan keadaan Laura tadi. Laulau nya baik-baik saja.

 

”kau mau masuk ke dalam?” Luhan membantu Kris untuk berdiri. Lalu mereka berempat masuk ke dalam ruangan ICU.

 

Kris langsung duduk di samping tempat tidur Laura ketika mereka masuk ke ruangannya. Mengambil tangan Laura yang tidak di infus dan menggenggam erat di wajahnya. ”sekali lagi maafkan aku Laura..” isaknya parau.

 

Hyejin tidak bisa berbicara. Ia terus menangis saja di sebelah Kris sambil berdiri. Kenapa Laura begitu banyak mengalami kejadian dikehidupannya?

 

Mereka terus menemani Laura sampai menjelang pagi. Kris masih terus bergumam minta maaf kepada Laura yang masih belum siuman. Ia tidak bisa memaafkan dirinya sekarang.

 

”awas Kris.. kau jangan menengok ke belakang.. ” mereka semua mendengar Laura menginggau dalam tidurnya.

 

”Laura? tenang Laura aku ada disini..” Kris mengusap lembut pipi Laura menenangkannya.

 

Tapi tiba-tiba Laura mengigau lagi. “kau jangan menengok ke belakang Kris.. lihat kedepan kalau mengendarai sepeda..”

 

Kris heran mendengar igauannya Laura. Mengapa ia menginggau sama persis dengan perkataannya ketika mau kecelakaan 13 tahun lalu? Kris berdiri dan membungkuk membisikkan sesuatu ke telinga Laura. “aku disini.. aku baik-baik saja Laura..”

 

“lihat di depan mu ada mobil Kris.. lihat di depanmu..” Laura mengigau sambil menggelengkan kepalanya dengan kuat. Keringatnya memenuhi wajah Laura. Kris semakin khawatir dengan keadaan Laura. “Laura tenanglah.. aku ada disini bersamamu..” Kris membelai pipi Laura dengan kedua tangannya.

 

Hyejin segera menekan tombol memanggil dokter dan perawat. Kenapa Laura menjadi seperti ini?

 

Laura terus saja menggelengkan kepalanya dengan kuat sambil terus menyebut nama Kris.

“awas Kris.. mobil itu akan menabrak kita.. Kris!!!” tiba-tiba Laura teriak dan terbangun dengan keringat memenuhi wajahnya seperti orang habis bermimpi buruk.

 

“Laulau aku ada disini.. tenanglah!” Kris langsung memeluk erat tubuh Laura.

 

“Kris.. aku takut kecelakaan sepeda waktu dulu.. apa kau baik-baik saja?” Kris terkejut mendengar Laura berkata seperti itu di bahunya. Laura ingat tentang kecelakaan 13 tahun lalu? Kris berani bersumpah ia tidak pernah mengatakannya pada Laura tadi malam. Ia hanya menceritakan pada Hyejin dan Luhan saja. Ia tidak tega menceritakannya pada Laura tentang kecelakaan itu tadi malam, karena itu akan membuatnya semakin sedih kalau menceritakan kepadanya. Tapi mengapa sekarang Laura menanyakan tentang kecelakaan waktu itu, apakah ia sudah mengingatnya?

 

”aku baik-baik saja.. kenapa kau mengungkit kecelakaan sepeda waktu itu? Memangnya kau mengingat semuanya?” tanya Kris perlahan dari balik punggung Laura.

 

Laura mengangguk di bahu Kris. ”waktu itu hujan deras sekali, kau terus memaksaku untuk pulang.. lalu ada sebuah mobil yang menabrak ban belakang sepeda kita dan... oohh aku takut sekali Kris! apa benar kau baik-baik saja?” Laura memeluk Kris lebih erat.

 

Kris tidak bisa berkata apa-apa lagi. ia hanya meneteskan air matanya. Ia sangat bahagia sekali dengan mukjizat ini. Laura telah mengingat masa lalunya. Sudah mengingat dirinya lagi. Kris semakin mendekap erat memeluk Laura di tubuhnya.

 

***

 

Di ruang tamu apartemennya Laura sibuk mengetik mengejar sisa pekerjaan yang ditinggalinya seminggu ini. Selama seminggu Laura harus beristirahat di rumah sakit. Karena kecelakaan menyelamatkan Kris waktu itu, Kris sangat khawatir terhadap benturan di kepala Laura. karena itulah seharusnya Laura sudah pulang tapi seminggu ini ia harus bolak-balik masuk ke ruang scan untuk memeriksa otaknya lagi. Kris memaksakan ke pihak rumah sakit agar pemeriksaan terhadap Laura dilakukan lebih intensif lagi. sampai benar-benar dinyatakan sembuh. Padahal Laura merasa kepalanya baik-baik saja.

 

Rasanya susah sekali mengetik dengan satu tangan. Tangan kanan Laura masih di bebat dengan perban. Dokter menyatakan patah tulang ditangannya masih belum sembuh. Sekitar 2 minggu lagi kemungkinan perbannya bisa di buka. Laura juga masih merasakan nyeri di tangannya.

 

Tapi ini sudah memasuki bulan deadline untuk pekerjaannya. Heechul-ssi sepertinya tidak akan memberi toleransi memberinya perpanjangan waktu. Karena bulan ini Kris sudah mau mengadakan konser dengan grup EXO.

 

Laura menghentikan ketikannya dan menatap foto Kris di layar laptop. Artis besar ini ternyata adalah Kris nya. Apakah ini sudah takdir ia datang kesini mendapatkan pekerjaan yang diberikan Heechul-ssi untuk mencari tahu semua tentang dia, sehingga Laura mendapatkan jawaban tentang masa lalunya. Bahwa Kris Wu adalah cintanya.

 

Terdengar pintu bel apartemen berbunyi. ”masuk saja tidak dikunci!!" Laura teriak ke seseorang yang ada di luar.

 

Laura mendengar suara pintu terbuka tapi matanya masih tetap ke layar laptop. Tak lama kemudian ia mendengar suara omelan seseorang yang baru saja masuk ke dalam.

”kenapa kau tidak mengunci pintunya!? Ini sudah malam dan sangat berbahaya!”

 

Laura menoleh dan mendongak menatap seseorang yang berdiri di sampingnya. Pria ini sama persis dengan foto yang ada di layar laptop. Kris Wu sudah ada di apartemennya. Bedanya, wajahnya tidak tersenyum seperti yang ada di foto melainkan wajah marah yang ia pasang.

”maafkan aku.. ku kira Hyejin akan pulang cepat. jadi tidak kukunci sampai ia pulang.” ujar Laura meminta maaf sambil memandang memohon ke arah Kris.

 

Tampang marah di wajah Kris memudar. Ia menjatuhkan dirinya ke sofa dan duduk disamping Laura. ”lain kali kau harus menguncinya setiap saat.”

 

Laura mengangguk. ”tapi kenapa kau ada disini?” tanyanya lalu mengetik lagi.

 

”memangnya aku tidak boleh menjenguk Laulau ku?” kepala Kris terkulai manja di bahu Laura.

 

Tangan kiri Laura seketika itu berhenti mengetik dan membelai pipi Kris dibahunya. ”boleh setiap saat.. tapi sekarang aku sedang sibuk.” Laura langsung memalingkan mukanya dengan cepat ketika wajah Kris mendekat mencoba meraih bibirnya saat ia menoleh tadi.

 

”Laulau~” erangnya manja. Wajah Kris memelas sekali seperti anak kecil yang di rebut mainannya. Tapi Laura mengabaikannya. Kalau ia melihat wajah itu kemungkinan ia tidak akan melanjutkan pekerjaannya. ia akan melantarkannya demi wajah itu.

 

Kris menyenderkan tubuhnya ke sofa. Ia masih bergumam memelas. ”tega sekali kau Laulau.. betapa tersiksanya aku dari pagi menunggu syuting sampai selesai hanya ingin untuk bertemu denganmu..”

 

Laura mendengus tawanya. Orang ini sedang mencoba merayunya. Tapi ia tidak boleh tergoda. Karena tidak ada waktu lagi untuk pekerjaannya.

 

”Laulau~~!!” erang Kris lagi. Kris sudah tidak tahan lagi di abaikan oleh Laura seperti ini. ”apa sih yang kau kerjakan?” katanya melongokan kepalanya ke laptop Laura. ia ingin tahu apa yang dikerjakan Laura sehingga mengabaikan dirinya seperti ini.

 

”kau sedang menulis tentangku??” Kris tidak menyangka saat melihat foto dirinya di layar laptop Laura.

 

”iya! Dan kau sangat berisik sekali..” jawab Laura tanpa menolehkan kepalanya dari layar laptop.

 

Kris memencet hidung Laura sehingga menghadap ke wajahnya. ”buat apa kau capek-capek menulis tentangku sedangkan aku ada disini?”

 

”appo!!” Laura memukul kepala Kris agar melepaskan tangannya dari hidungnya. Hidungnya sudah memerah ketika Kris melepaskannya. ”ini sudah pekerjaanku.”. Laura menggosok-gosok hidungnya yang mulai tersumbat sekarang.

 

”sini! Biar sumbernya saja yang langsung mengerjakan!” Kris menggeser kaki Laura lalu duduk dibawah sehingga dadanya sejajar dengan meja dan laptopnya.

Ia membaca tulisan Laura lalu mulai banyak komentar.

 

”apa ini? Tinggiku bukan 170 cm tapi sudah bertambah menjadi 180 cm..” ia langsung menggantinya.

”ukuran sepatuku bukan 3,5 tetapi 4..”

”aku tidak suka musim dingin, musim semi yang ku suka..”

 

”nama-nama wanita yang diatas itu kurang satu? Atau sudah lengkap semua??” celetuk Laura.

 

Kris melihat nama-nama Jessica, Angela Baby dan Jia berjajar di atas tulisan biography. Ia tersenyum kecut saat melihatnya. ”mereka semua hanya temanku. Itu semua hanya gosip..” ia mengibas-ibaskan tangannya. Lalu mendongakan kepalanya dilutut Laura. ”kenapa? kau cemburu ya??” katanya sambil tersenyum jahil.

 

Laura menatap wajah Kris yang terbalik di lututnya dan memukul dahi Kris. ”tidak!”

 

”haa~ kau tidak mencintaiku..” gumamnya menegakan kepalanya lagi dan menyenderkan punggungnya di kaki Laura.

 

”aku tidak cemburu karena aku percaya kau hanya mencintaiku..” Laura meletakan dagunya di kepala Kris dengan melingkarkan satu tangannya ke leher Kris. memeluknya.

 

Kris menarik tangan Laura sehingga wajahnya berada di samping wajah Kris sekarang. ”benarkah kau mencintaiku?” Kris tersenyum nakal. Laura menarik sudut bibirnya. Sebelum senyumnya mengembang bibirnya sudah dilahap oleh bibir Kris. dan mereka terus berciuman melupakan pekerjaan Laura.

 

Laura pusing berciuman dengan kepala miring seperti ini. Lengannya mengajak leher Kris agar ia berbalik menghadap dirinya. Kris mengikutinya masih tetap melumat bibir Laura. Sekarang posisinya berlutut dihadapan Laura, sejajar dengan Laura yang duduk di sofa.

Kris meraih kepala Laura agar ciumannya semakin dalam. Ia terus memasukkan lidahnya ke dalam mulut Laura. Melahap terus bibir Laura tanpa henti. Kris merasakan gairahnya semakin meningkat saat tangan Laura membuka kancing kemeja Kris dan membelai lembut dadanya. Kris mendesah pelan. Bibirnya segera turun kebawah mulai menciumi leher Laura. Kris merasakan kenikmatan yang berbeda saat ia menghirup leher Laura. Aromanya membuat birahi Kris semakin meluap. Kris menurunkan sweater Laura agar ia bisa menciumi bahunya juga. Tubuh Laura lama-lama semakin terdorong kebelakang membiarkan Kris menikmati sensasi yang dikeluarkan oleh kulitnya. Laura merasakan Kris sudah naik ke sofa sehingga tubuhnya terkunci antara sofa dan tubuh Kris.

 

”aaaww!!” erang Laura kesakitan saat tubuh Kris menekan ke tubuhnya agar ia bisa menciumi leher belakang Laura. Tak sengaja dada Kris menekan ke tangan kanan Laura yang di bebat perban.

 

Kris langsung beringsut ke samping menghentikan ciumannya. ”sorry!” ucapnya meminta maaf dan langsung memeriksa tangan Laura. Papan yang menopang tangan Laura bergeser di dalam perban, sehingga perban di tangannya terbuka.

 

”dimana kau menaruh perban-perbanmu?” tanya Kris sambil berdiri. Wajahnya panik sekali. Seharusnya ia lebih berhati-hati tadi dan tidak lupa kalau tangan Laura masih belum sembuh.

Laura menjawab sambil meringis kesakitan. ”ada di atas tempat tidurku..”

 

Kris langsung melesat ke dalam kamar Laura mengambil perban.

”biar aku ganti perbanmu..” kata Kris setelah keluar dari kamar Laura dan duduk disampingnya. Ia membuka sweater Laura dengan sangat hati-hati. Lalu menggunting pelan perban-perban yang robek di tangan Laura.

 

”sakit?” tanya Kris saat ia memegang tangan Laura menahannya agar tidak terkulai ketika ia membetulkan papan didalamnya.

Laura menggeleng. ”tidak terlalu..”

Ia memperhatikan Kris yang sedang membelit-belitkan perban di tangannya. cekatan juga dia melakukannya, batin Laura.

 

”sudah!” Kris menggunting perban terakhir yang menjulur keluar.

”rapi juga.. tidak jauh berbeda dengan para perawat di rumah sakit.” gurau Laura menilai hasil kerja Kris.

Kris tertawa disamping Laura. ”karena aku adalah perawat nomor 1 di Korea!” kedipnya genit.

Laura tertawa melihat kedipan itu. ”genit sekali~” tangan Laura mengusap mata Kris.

 

Kris meraih tangan Laura di wajahnya dan menarik tubuh Laura agar mendekat padanya. ”sudah malam, kau harus istirahat.” ia menidurkan kepala Laura didadanya.

 

”justru yang istirahat itu kau.. sehabis syuting kau langsung kesini kan?” Laura menjulurkan kakinya ke atas meja. Nyaman sekali rasanya berada didada Kris seperti ini. Merasakan detak jantung dan nafas didadanya yang naik turun.

 

”tapi kesehatanmu belum sembuh benar..” ujar Kris. Laura semakin mengantuk merasakan Kris berbicara sambil memainkan rambut didahinya. Dan tangan satunya mendekap erat Laura didadanya. Di peluk seperti ini membuat mata Laura terpejam. Ia sudah tidak tahan lagi menahan rasa kantuknya. Ia juga sempat merasakan Kris mencium puncak kepalanya sebelum ia terlelap.

 

To be continued...

 

Yay! Akhirnya di update jugaaa! Hehehe gimana? Masih mau dilanjut keromantisan Kris & Laura? Leave ur comment! :D

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK