CHAPTER 12 : I Love You
Eternal a page part 12
Januari, 2014
”jadi itulah mengapa kau ingin tinggal di Canada? Karena Laura berada di Canada??” tanya Luhan saat Kris selesai cerita.
Kris mengangguk. ”benar.. aku selalu menunggunya disini. Tapi Laulau tidak pernah pulang lagi ke Korea. Jadi ketika 7 tahun lalu aku tinggal di Canada, aku selalu mencarinya. Hampir setiap hari aku meluangkan waktu khusus untuk mencari Laulau. tapi hasilnya nihil. Aku tidak bisa menemukan Laulau saat itu.” ujarnya sedih.
”sekarang ketika aku akan pergi kesana lagi, aku sudah menemukannya disini, di Korea. Tapi...” Kris tidak meneruskan kata-katanya lagi. Ia menenggelamkan wajah diatas kedua tangannya. Ia masih tidak sanggup menerima kenyataan Laura amnesia.
Hyejin menyeka air matanya setelah mendengar semua yang di ceritakan oleh Kris. "kau tahu Kris? Alasan Lauta datang ke Korea selain untuk bekerja. Ia ingin sekali mendapatkan jawaban tentang masa lalunya..” Akhirnya Hyejin berbicara.
Kris mendongak menatap Hyejin.
”ia merasakan sesuatu terhadap masa lalunya sejak kau menabraknya di toilet supermarket malam itu.” lanjutnya lagi.
Kris menatap heran Hyejin. Ia pernah menabrak dan bertemu dengan Laulau? Ia tidak pernah mengingat itu.
”aaaahh! Aku ingat!” celetuk Luhan.
Kris menoleh bingung ke Luhan. "kapan??”
”mungkin kau tidak ingat, waktu itu kau sedang mabuk. Kau menyebut wanita yang kau tabrak dengan nama Laulau. Jadi itu memang benar Laura??” Luhan bertanya ke Hyejin untuk memastikannya.
Hyejin mengangguk.
”walaupun terpisah lama sebetulnya kau masih mengenalnya dari sini.” Luhan menunjuk ke dada Kris. Hatinya.
Kris meremas dadanya. Selama ini hatinya memang sudah memberitahu Laura sudah ada di dekatnya. Namun dirinya selalu menyangkal. Ia tidak mau berharap yang terlalu tinggi kalau Laura berada disini.
”dan lagi..” Hyejin meneruskan. ”waktu itu aku bingung saat Laura mendengarkan lagu Time Boils The Rain mu dari internet.. Tiba-tiba saja ia langsung menangis.”
Kris menatap tidak percaya apa yang Hyejin katakan. Laura masih bisa merasakan lagu nya? Lagu yang ia ciptakan untuknya. ”benarkah? Hyejin! Ayo ceritakan semua tentangnya saat dia ada disini..” pintanya ingin tahu.
Hyejin terdiam memikirkan lagi. ”aah.. perasaannya selalu tak menentu saat berhubungan denganmu, Kris! aku kira dia sudah menjadi fansmu, ternyata perasaannya lebih dari itu terhadapmu..”
Refleks Kris memejamkan matanya dan menghirup nafas. Memberi otaknya penalaran apa saja yang baru dia dengar. Sebetulnya Laura masih mengingatnya.
”otak Laura mungkin sudah lupa ingatan tentang masa lalunya. Tapi hatinya tidak pernah lupa merasakan cintanya terhadapmu Kris.” Ujar Luhan. Perkataannya membuat hati Kris merasa lebih lapang saat mendengarnya. Ia merasa masih punya secercah harapan.
Kris membuka matanya. Hatinya kini lebih tenang. Ia sangat ingin menemui Laura sekarang. Ingin memberitahunya siapa dia.
”Hyejin, aku ingin menemuinya. Kau tahu dimana dia sekarang?” pintanya memohon.
”aku juga tidak tahu dimana dia sekarang.. kunci apartemennya ada di aku. Tidak mungkin ia pulang.” beritahu Hyejin.
”ponselnya?”
Hyejin menggeleng. ”tidak aktif..”
Kris memukul mejanya kesal. "Laulau~ dimana kau!!??” erangnya.
”atau.. Apa mungkin disana?” ucap Hyejin tidak pasti.
”dimana??” desak Kris.
”disekolah kalian dulu... tadi pagi ia baru kesana lagi. katanya ia merasa tenang saat ada di sekolah itu. tapi aku tidak pasti juga kalau dia ada disana. Sekarang sudah sangat malam. Tapi ia tidak punya tempat lagi.” kata Hyejin.
Kris mengusap wajahnya perlahan dengan kedua tangan. ”baiklah aku akan kesana.” ujarnya lalu berdiri.
”Kau yakin??” tanya Hyejin dan Luhan bersamaan.
Tanpa menjawab pertanyaan mereka berdua Kris langsung pergi keluar. Ia sangat begitu yakin.
***
Suasana sekolah sudah sangat gelap. Kris melirik arlojinya, jam 11 malam. Apa Laura benar ada disini?
Kris terus menyusuri luar sekolah dengan mobilnya. Ia melihat ada sebuah mobil merah terparkir di depan gerbang sekolah. Itu pasti Laura.
Laura duduk bersender ke batang pohon sakura. Ia sudah sangat mengantuk tapi Hyejin sampai sekarang belum meneleponnya. Apa dia belum pulang?
Laura membuka tas mencari ponselnya. Sial! Kameranya sekarang sudah tidak ada. Ia langsung teringat kejadian tadi di club. Betapa bodoh dirinya.
Sekarang Kris sudah mengenal dia. Bagaimana jika ia akan menemuinya? Ia pasti akan benar-benar marah dan pekerjaannya bisa berantakan. Akhirnya ia mengambil ponselnya. Tidak mau memikirkan kebodohannya lagi.
Damn! Ponselnya habis baterai. Pantas saja Hykin tidak bisa meneleponnya. Laura kau benar-benar sangat bodoh! Teriaknya dalam hati.
Terkadang ada untungnya Ia selalu membawa chargeran kemana pun. Selalu dibutuhkan disaat seperti ini. Tapi sekarang ia butuh listrik. Laura mencari-cari kemana kira-kira ia bisa mendapatkan listrik.
Laura menepuk jidatnya sendiri. Ini kan gedung sekolah, pasti didalamnya terdapat stop kontak yang teraliri listrik untuk mengisi baterainya. Ia lalu berdiri dan berjalan kedalam gedung.
Dibukanya pintu masuk. Ternyata tidak dikunci. Ia mulai jalan lagi masuk kedalam sekolah.
Kelas. Biasanya disana selalu ada stop kontak. Laura menyusuri lantai 1. tapi semua pintu sudah dikunci. Mesti kemana lagi ia mencarinya. Laura terus berjalan lagi dikoridor yang gelap. Entah kenapa ia tidak takut suasana seperti ini. Pikirannya hanya memikirkan listrik. Ia harus bisa mencharger ponselnya, jadi tidak sempat memikirkan hantu atau segala macam.
Ia mencoba menaiki tangga ke lantai 2, mungkin saja disana ada kelas yang bisa di buka. Ketika Laura sudah ada diatas tangga. Ia melihat sebuah ruangan yang lampunya masih menyala. Mungkin disana ia bisa mencharger.
Laura berjalan ke arah ruangan menyala itu. Ternyata ini adalah ruangan musik. Laura melihat ada sebuah piano didalamnya.
Baru ia akan melangkahkan kakinya, tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang.
”aaa!! Siapa kau!!??” teriak Laura kencang. Ia benar-benar kaget becampur takut. Kenapa tiba-tiba ada yang memeluknya? Apa jangan-jangan seorang pencuri yang mencoba membunuhnya? Pikiran Laura sudah melayang jauh kemana-mana.
Laura memberontak dari pelukan orang ini. Tapi dia terus memeluknya erat. ”maafkan aku..” Laura mendengar orang itu berkata maaf padanya.
”maafkan aku..” kata orang itu lagi. dan suaranya seperti menangis.
Laura membalikan badannya kebelakang dengan kasar. Ia ingin melihat wajah orang yang memeluknya.
”Kris!?” Laura terkejut saat melihat wajah orang yang memeluknya. Ia tidak percaya sama sekali. Kris Wu?? mengapa ia ada disini?
”Laulau~" erang Kris dan memeluk tubuh Laura lagi. ”maafkan aku..”
Laura semakin kaget mendengar Kris memanggilnya seperti itu, ”ba-bagaimana kau tahu nama panggilanku?” katanya terbata di bahu Kris.
Kris semakin erat memeluk tubuh Laura. ”karena kau adalah Laulau ku, bagian hidupku..”
Laulau nya? Ia bagian hidupnya Kris?? Laura semakin tidak mengerti. Otaknya benar-benar tidak bisa berpikir. Tapi ia bingung dengan hatinya. Jantungnya berdegup sangat kencang, tapi merasakan kenyamanan saat Kris memeluknya seperti ini.
”aku benar-benar tidak mengerti..” Laura melepaskan pelukan Kris. Dan Kris melepaskannya, tidak seperti tadi.
Laura akhirnya menatap wajah Kris. Wajahnya berbeda ketika tadi masih bersamanya di club. Tadi wajahnya sangat marah sekali dan sekarang wajahnya benar-benar berantakan. Apalagi matanya, sepertinya ia habis menangis.
”Laulau..” bisik Kris pelan saat Laura menatap matanya. Laura melihat kerinduan yang sangat dalam terpancar dari matanya itu.
”apa aku mengenalmu??” tanya Laura masih menatap mata Kris.
***
Kris menggandeng tangan Laura dan mengajaknya duduk dibangku piano. Persis seperti 13 tahun lalu.
Kris menoleh menatap Laura yang ada disampingnya. Wajah mereka sejajar. Kris terus menatap Laura lama sekali tanpa berkata apa pun.
Perasaan Laura semakin kacau sekarang. Kris menatapnya lembut sekali. Ia benar-benar tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Jantung nya terus berdegup kencang ditatap seperti itu. Perasaan yang aneh itu muncul lagi. perasaan kerinduan yang sangat dalam. Perasaan yang selalu ingin ia dapatkan jawaban jika memikirkan Korea dan masa lalunya.
Tangan Kris mulai menyusuri wajah Laura. Saat tangannya menyusuri dahi kanan Laura ia merasakan ada sesuatu seperti bekas luka. Kris melihatnya seperti bekas jahitan. ”apakah ini bekas luka kecelakaan 13 tahun lalu??” lirihnya.
Laura mengangguk. Kris mengetahui sebab bekas luka ini.
”maafkan aku...” lirihnya meminta maaf. Kris tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia selalu sangat menyesal jika mengingat kecelakaan itu.
Laura melihat air mata yang keluar dari mata Kris. hati Laura sangat perih saat melihat Kris menangis seperti ini. Ia mengusap air mata di pipi Kris. ia tidak mau melihat Kris menangis.
Saat mengusap pipinya, Laura melihat luka di sudut bibir Kris, sepertinya ini luka baru. ”sakit??” Laura menyentuh luka itu.
Kris menggeleng. Tangannya memegang tangan Laura di pipinya. Ia memejamkan matanya seolah ingin merasakan tangan Laura berada terus di wajahnya.
”aku tidak pernah ingat tentang masa laluku denganmu. Apa yang terjadi dengan kau dan aku waktu itu, aku benar-benar tidak ingat. Tapi aku tidak mengerti perasaanku sekarang ini. Setiap kali aku ada di dekatmu tiba-tiba jantungku selalu berdegup kencang, perasaan kerinduan saat di Canada terhadap Korea selalu muncul jika kau berada disampingku..” jujur Laura mengakui perasaannya.
"aku masih tidak tahu karena apa aku menjadi seperti ini..”
Kris tersenyum mendengar perkataan Laura. ia menjawabnya pelan. ”karena aku mencintaimu..”
Jantung Laura semakin berdegup mendengarnya. Laura menatap ke dalam bola mata Kris saat mengatakan perasaan yang sebenarnya. ”itu berarti aku mencintaimu?”
Kris tidak bisa menahan kerinduannya lagi. ia langsung memeluk erat Laura. memeluk belahan jiwanya yang telah lama hilang. Ia tidak ingin kehilangan Laura lagi.
Laura memperat pelukannya. Pelukan Kris membuatnya merasa nyaman. Rasa kerinduannya seperti sudah terobati. Inikah jawaban untuk perasaannya selama ini. Mendapatkan Kris kembali adalah jawaban semua pertanyaan dari perasaannya. Karena Kris adalah orang dari masa lalunya. Orang yang dirindunya selama ini. Orang yang sangat ia cintai.
”kau tahu tidak ini tempat apa??” tiba-tiba Kris bertanya di bahu Laura.
“ini ruangan musik?” tebak Laura.
Kris tertawa pelan di bahu Laura. Ia melepaskan pelukannya dan menatap Laura. ”ini adalah tempat aku memberikanmu sebuah hadiah..”
”sebuah hadiah?” Laura bingung.
”aku akan memberikanmu sekali lagi..” Kris membuka penutup piano dan mulai menekan tuts-tuts piano dengan jarinya.
Laura mendengar nada lagu yang dia dengar kemarin dimainkan oleh Kris. Lantunan nada-nadanya yang merdu selalu membuat Laura terharu saat mendengarnya.
Kris mulai menyanyikan lagunya. Suaranya sangat merdu terdengar di telinga Laura. Kris menyanyikannya begitu menghayati, Laura terpesona melihatnya. Dan tiba-tiba air matanya keluar, sama seperti ketika ia mendengarkan lagu ini di apartemennya kemarin.
Laura masih tidak mengerti dengan perasaannya terhadap lagu ini. Mengapa ia selalu menangis saat mendengarnya?
Kris menatap Laura lembut saat menyanyikan liriknya.
<em>”..Apakah kamu masih ingat itu?
Di musim itu,
Kita membuat keinginan besar tak terhingga
Bergandengan tangan menuju ke dalam perahu
membawa kita di seberang sungai dari kesedihan
Kamu mengatakan bahwa kamu tidak akan berpisah denganku,
dan bahwa kita akan bersama selamanya..
Tanggal berapa hari ini?
Hijau rumput tebal
Bulan terang menyertaimu ribuan mil jauhnya.."</em>
Kris memberikan sentuhan nada yang begitu merdu saat terakhir memainkannya.
Ia tersenyum menatap Laura. ”ini hadiah yang ku berikan saat itu. Lagu khusus untukmu. Dan sekarang aku sudah menyelesaikan lagu ini. kau dulu memintaku untuk segera menyelesaikannya..”
Kris mengusap air mata di pipi Laura. “dan ini juga reaksimu setelah aku memainkannya..” Kris tersenyum.
Jadi inilah mengapa waktu itu Laura tiba-tiba menangis saat mendengarnya. Hati nya mengingat saat Kris memberikannya kepada dia waktu itu. Lagu yang khusus dibuatkan untuknya. Air mata Laura terus mengalir. Ia bahagia sekali mendapatkan jawaban ini semua.
”dan kau belum memberikan judul pada lagu ini, kau bilang menunggu waktu untuk memberinya judul setelah selesai..” beritahunya lagi.
”dan sekarang aku sudah menyelesaikannya, kuberi judul Time Boils The Rain seperti kisah kita, karena kau bilang lagu ini untuk sebuah hubungan yang abadi, seperti kita...” Kris mendekatkan wajahnya dan mencium lembut bibir Laura.
Laura terkejut saat Kris mencium bibirnya. Tapi hatinya begitu bahagia saat merasakan Kris menciumnya. Ia membuka mulutnya menerima bibir Kris di bibirnya. Kris sangat senang sekali Laura menerima ciumannya. Ia terus melumat bibir Laura dan memasukan lidahnya semakin dalam. Mengecup pelan bibir manis Laura.
Kris jadi teringat saat ia pertama kali mencium Laura disini. Ciumannya begitu berhati-hati dan tidak ingin membuat Laura terluka. Berbeda dengan ciumannya yang sekarang. Yang begitu sangat haus kerinduan terhadap bibir Laura.
Laura melingkarkan tangannya dileher Kris dan menekankan bibirnya di bibir Kris. Ia merasakan Kris benar-benar sangat rindu padanya dari ciumannya yang sangat begitu agresif. Melumat bibir Laura terus menerus tanpa memberikan kesempatan kepadanya. Tapi Laura sangat menikmatinya.
”I love you..” ucap Kris di bibir Laura setelah mereka selesai berciuman.
Laura meraih bibir Kris lagi dan melumatnya sebentar. ”aku juga mencintaimu..” ia merasakan bibir Kris membentuk senyuman di bibirnya.
To be continued...
Hehehhe romantisnya belom sampe disini, masih ada lagi... So wait for next chapter! :D