home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Past Or Future

Past Or Future

Share:
Author : WinterLim
Published : 31 Aug 2014, Updated : 16 Sep 2015
Cast : Suzzy Miss A, Seungri Big bang, Minhyuk CN Blue, Hyorin Sistar
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |6716 Views |1 Loves
Past Or Future
CHAPTER 2 : Kedua

Tidak terasa perjalanan dari bandara ke rumahku yang mungkin kalau dihayati lumayan membuat sakit hati. Jalanan yang dulu sering aku laluin, bunga – bunga yang bermekaran di sepanjang jalan mengingatkan goresan luka lama. Huft. Aku hanya bisa menarik napas panjang.

Tiba – tiba :

heartbeats fast

colors and promises

how to be brave

how can i love when i'm afraid to fall

but watching you stand alone

all of my doubt suddenly goes away somehow

one step closer – Christina Perri, A Thousand Years -

 

Dering telephone masuk berbunyi, belum selesai lagu kesukaanku, aku langsung mengangkat telephonenya.

“Hello…. “

“Yak! Suuuzzzyyyyyy…. Kenapa tidak mengabariku kalau sudah sampai Korea HA!” teriak Rena dari seberang sana. Aku tahu dia pasti bakalan ngomel.

“Mianhe Rena. Tadi ponselku hilang keselip. Aku udah berencana buat menelpon kamu kok. Maaf banget ya.” Jawabku dengan sedikit bersalah. Ini semua gara – gara namja yang sok kenal itu. Haish..

“ Kamu selalu saja begitu. Gampang lupaan. Masa sama sahabat sendiri lupa begitu sich?. Oke. Gimana keadaan Appa mu?” Terdengar suara Rena yang sudah tidak berteriak lagi padaku.

“Aku belum sampai rumah Rena sayang, sabar donk. Tar aku kabari ok”. Kataku sembari membuat gerakan Oke dengan tangan. Aku tau si dia gak bakalan lihat. Tapi mau gimana lagi, aku udh terbiasa sih..

“oke de. Jangan lupa kabarin aku ya. Maklum nih nelpon antar Negara mahal. Udah dulu ya. Inget kabarin aku. Bye Suzy sayang….”

“Tut.. tut..”

Rena kebiasaan deh. Aku belom selesai ngomong pasti udah ditutup duluan sama dia. Ya gak apa – apa lah. Untung masih ada Rena sahabatku yang mau selalu mendengar keluh kesahku.

“Nona, kita sudah sampai di rumah.” Ajusshi Kim membukakan pintu mobil untukku.

Aku keluar dari mobil, aku pandangi sekeliling rumah. Rumah mewah yang sekarang berbeda 180 derajat dengan rumah sederhanaku dulu. Ternyata bisnis Appa bener – bener berkembang dengan pesat selama aku tidak ada disini.

Ternyata keputusanku dulu untuk pergi dari Korea benar. Coba kalau aku masih disini, mungkin Appa tidak akan sesukses ini. Ya sudahlah masa lalu tetaplah masa lalu. Gak mungkinkan aku bisa mengulangnya kembali.

Akupun bergegas berjalan memasukki rumah yang terasa sangat asing bagiku sekarang. Sesampai di dalam rumah, aku melihat sesosok wanita tua yang rambutnya sudah mulai memutih.

“Eommaaa…” teriakku dari jauh. Yah wanita itu tidak lain adalah ibuku.

 “Suzy… akhirnya kamu datang.” Tangis eomma langsung pecah setelah melihatku.

“eomma, gimana keadaan appa?” tanyaku langsung sambil memeluk eomma.

“A…a….ap…ap…paa mu. Hikshikshiks. Mengalami stroke Suzy…” tangis eomma semakin menjadi – jadi.

“eomma… tenang. Sabar… pasti appa akan sembuh eomma. Kita doakan agar Appa sembuh.” Kataku berusaha menenangkan eomma yang sedih.

“Tapi… Suzy…”

“Eommaaa….. please.” Aku berusaha menenangkan eomma. Sebenarnya aku juga sangat gelisah dan tidak menyangka Appa bakalan separah ini. Kenapa disaat aku pulang ke Korea, harus ada kejadian kayak begini?.

“Eomma boleh aku melihat Appa?” tanyaku sambil melepaskan pelukanku dari eomma.

Tanpa bicara, Eomma langsung mengajakku ke kamar mereka yang berada di lantai satu. Aku kembali melihat sekeliling rumah. Sungguh sangat tidak disangka rumah ini sangat berbeda dengan saat aku tinggal disini dulu.

Akhirnya aku sampai di kamar Appa. Eomma lalu membuka pintu kamar. Seketika itu aku langsung menangis dan menutup mulut saking kagetnya dengan keadaan Appa.

“Appa..” gumamku saking kagetnya. Aku langsung berlari ke tempat tidur Appa.

“Apppaa… kenapa appa seperti ini. Kenapa Appa gak memberitahu aku keadaan Appa?” isakku tertahan sambil memegang tangan Appa.

“Su….su….zy…zyyy.. ka….mu… kem…ba…li… nak…” jawab Appa sambil terbata – bata.

“Appa… gak usah ngomong. Jangan maksain diri appa. Nanti Appa tambah sakit.” Aku berusaha menahan tangisku.

Aku bisa melihat senyuman di wajah Appa. Aku benar – benar anak yang kejam. Disaat Appa ku sedang sakit, aku gak pernah ada di sampingnya. Selama 5 tahun ini aku benar – benar marah dengan Appa sampai tidak pernah menghubunginya.

 

*FlashBack*

“Suzy. Kamu kenapa tidak pernah mendengarkan ucapan Appa Ha? Kamu mau perusahaan Appa bangkrut?” terdengar teriakkan Appa yang tidak biasanya di dengar olehku.

“Appa.! Appa lebih memilih dia daripada anak Appa sendiri?” Balasku berteriak kepada Appa.

“Plak” terdengar tamparan keras. Yah benar Appa menampar aku. menampar putri satu – satu nya. Aku tak percaya Appa bisa melakukan hal tersebut kepadaku.

“hikshiks.. Appa…. Appa Jahat!. Appa sudah gak sayang lagi sama Suzy.” Aku berlari meninggalkan rumah. Sejak saat itu, aku memutuskan untuk tinggal di Indonesia. Negeri asing yang menurutku bisa membantu menenangkan hati dan pikiranku.

*FlashBackEnd*

 

“Appaa.. Mianhe… Suzy salah sama Appa. Suzy gak pernah percaya kalau sebenarnya Appa beneran sakit selama suzy di Indonesia.”Tak terasa pipiku sudah mulai basah oleh air mata. Aku tau Appa pasti tidak akan marah pada diriku. Tapi, aku sudah sangat merasa bersalah dengan Appa.

“Appa… istirahatlah. Aku keluar dulu.” Aku berdiri dari tempat dudukku. Bisa aku lihat anggukan kecil dari Appa tanda beliau setuju aku keluar.

Diluar ruangan aku mendengar sesuatu.

“Nyonya Bae, ini tidak bisa dibiarkan. Bisa – bisa perusahaan akan bangkrut Nyonya. Keadaan Tuan sudah lebih dari 5 bulan begitu. Semua kontrak kerja tidak bisa berjalan tanpa ada beliau Nyonya.” Seorang pria paruh baya berbicara dengan Eommaku.

“Tapi… anda lihat sendirikan keadaan suamiku bagaimana. Dia terbaring lemah, bagaimana cara dia ke kantor?.” Terlihat eommaku memegang kepalanya dengan sebelah tangan.

“Mianhe,. Aku mendengar pembicaraan eomma dengan Tuan. Maksud anda apa tuan? Perusahaan akan bangkrut? Maksudnya? Tanyaku secara dengan mendadak muncul dari balik pintu tempatku tidak sengaja mendengar percakapan itu. Bisa kulihat Eomma dan Tuan itu terkejut.

“Anda siapa nona? Saya Park Shin Woo wakil Tuan Bae di perusahaan.” Kata pria itu menunduk sambil memberikan hormat.

“Aku Bae Soo Ji. Aku anak Tunggal Tuan Bae Soo Joong.” Aku pun menunduk memberikan hormat kepada tuan Park.

“Begini Nona, Tuan Bae sudah stroke sejak 5 bulan yang lalu. Sementara perusahaan harus terus berjalan. Sedangkan semua keputusan perusahaan ada di tangan tuan Bae. Tidak ada yang berani melangkahi keputusan tuan Bae. Perusahaan Cuma bisa berjalan apabila Tuan masuk ke kantor atau Nona yang harus menggantikan tuan di kantor.” Jawab Tuan Park panjang lebar.

Aku hanya bisa tercengang dengan apa yang aku dengar. Aku harus menggantikan Appa di perusahaan. Perusahaan yang menjadi saingganku dulu untuk mendapatkan kasih sayang Appa. Oh no…

“Suzy… eomma mohon, kamu mau mengantikan Appa mu sementara sampai Appa mu sembuh. Ayolah Nak, kamu tidak tega dengan keadaan Appa sekarang?” Tanya Eomma sembari mendesakku.

“huft….. akan aku pikirkan. Beri aku waktu untuk berpikir.” Jawabku sembari menarik napas panjang.

“ Oke Nona, kalau begitu besok pagi saya kembali lagi. Permisi Nyonya dan Nona.” Kata Tuan Park sambil menunduk dan berlalu pergi dari hadapan kami.

“Ajuuusshhiiii KIM!” teriakku memanggil ajusshi Kim.

“Ya Nona?” kulihat ajusshi Kim berlari menghampiriku.

“Tunjukkan kamarku, aku sudah lupa dengan keadaan rumah ini. Eomma aku mau menenangkan pikiranku dulu. Eomma tau kan apa maksudku.” Aku pun undur diri dari hadapan eomma.

Aku mengikuti Ajusshi Kim yang membawaku serta barang bawaanku ke lantai 2. Benar – benar perubahan yang sangat besar. Saat aku memasukki kamarku, betapa aku terkejutnya dengan kamarku. Tidak ada perubahan sama sekali. Kamar yang sangat – sangat aku rindukan jauh di lubuk hatiku.

“Nona Suzy, ini mau saya letakkan dimana?” terdengar suara ajusshi Kim dari arah pintu.

“Letak disini saja ajusshi. Gomawo Ajusshi.” Kataku mengucapkan rasa terima kasihku pada ajusshi Kim.

“sama – sama Nona.” Ajusshi Kim pun undur diri dari kamarku.

Aku memperhatikan sekeliling kamar, semuanya kelihatan sama dengan saat aku tinggalkan dulu. Lalu perhatianku tertuju pada foto di atas meja. Aku ambil, tanpa melihat siapa disana, langsung aku buang ke tong sampah dekat tempat tidurku.

Lalu aku teringat untuk menelepon Rena lagi. Eh daripada menelephone lebih gampang pakai Kakaotalk kan.

“Renaa… Appaku sakit stroke. Ternyata sudah 5 bulan dia sakit Ren. Aku nyesal gak langsung berangkat waktu Ajusshi Kim menjemputku di Jakarta.”

 

*FlashBack*

“Nona… Tuan sekarang sedang sakit di Korea. Nona gak ingin ketemu tuan?” Ajusshi Kim berusaha membujukku untuk kembali ke korea.

“Gak mungkin Appa sakit, paling Cuma akal – akalan appa aja supaya aku mau memaafkan dia.” Jawabku cuek.

“Tapi Nona…”

“Ga ada tapi – tapian. Ajusshi, ajusshi tau kan kenapa aku gak bisa kembali ke Korea? Aku belom siap. Dan nanti saat hatiku siap, aku pasti akan kembali.” Potongku sebelum ajusshi Kim semakin memojokkan aku buat kembali ke korea.

*FlashBackEnd*

 

Gak beberapa lama Renapun membalas

“iiisshhh dasar pelit pulsa. Nelpon kenapa? Terus sekarang keadaan disana gimana? Eomma mu bagaimana?”

Akupun mulai membalas kakao Rena,

“Ren, eommaku kelihatan sangat tua sekarang, apa gara – gara aku lari ke Jakarta dulu ya? Terus perusahan Appa sedang dalam kondisi tidak sehat Ren. Hampir bangkrut. Apa yang harus aku lakukan Ren.”

Sambil menunggu balasan dari Rena, aku merapikan bajuku terlebih dahulu. Saat aku buka lemari, bisa aku lihat baju – bajuku saat masi SMA tertata dengan rapi di lemari. AKu tau pasti eomma gak mau memindahkan semua ini karena takut aku kan marah.

Tidak beberapa lama kakao ku berbunyi

“Suzy… kamu gak boleh nyesel lho dengan keputusanmu. Kalau dulu kamu gak pergi, apa kamu bakalan ketemu dengan aku? apa kamu bisa menenangkan diri dan bisa kembali ke korea dengan tenang? Sekarang appamu sangat membutuhkan dirimu. Kamu harus bisa berguna untuk appamu sekarang.”

“tapi Ren.. kamu kan tau bagaimana kisahnya. Gimana caranya aku bisa mengurus perusahaan ini seorang diri. Kamu gak tau sich seberapa besarnya perusahaan appaku itu. Perusahaannya berhubungan dengan orang – orang terkenal. Aarrghhh sangat tidak nyaman tau.” Jawabku sembari membuang ponselku.

Aku mulai merenung. Kalau seandainya aku gak membantu Appa, apalah arti aku pergi. Aku tau Appa sangat menantikan perusahaannya berkembang dengan pesat. Meskipun aku tinggal di Indonesia, aku tidak pernah habis mencari tetang perusahaan Appa di internet. Aku tidak tertarik dengan yang lain kecuali perusahaan Fashion Appa.

Eottoke.. aku mulai mengacak – ngacak rambutku. “Ting Tong” Kakao ku berbunyi lagi

“Suzy… please kamu harus memikirkannya baik – baik ya. Jangan salah ambil keputusan. Kalau menurutku kamu harus bisa membantu Appa mu. Dan Good Night my friend”

Akupun mulai berpikir. Makin lama aku makin tertidur. Itu menandakan tubuhku sudah sangat kelelahan hari ini. Saatnya untuk beristirahat dan mulai memutuskan bakalan ngomong apa ke Tuan Park besok.

 

 

Please don't be silent readers ya.... Comment n like Oke.

Thank You

Winter

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK