“Apa? Kau gila?”Tanya Ra Chel.
“Tidak, hanya sementara Ra Chel. Sampai aku siap, kau benar aku tidak boleh menghindar. Tapi aku belum siap untuk saat ini”Jawab Ri.
“Lalu bagaimana dengan kehidupanku?”Tanya Ra Chel kesal.
“Aku yang akan menjalaninya Ra Chel”Jawab Ri.
“Kau gila Ri!”Balas Ra Chel.
“Tidak Ra Chel. Kumohooooon…..”Mohon Ri.
“Bagaimana jika ketahuan?”Tanya Ra Chel.
“Tidak selagi kita bisa menyamar dengan baik. Wajah kita sama persis”Jawab Ri.
“Tapi………..”
“Apa kau punya kekasih disana?”Tanya Ri.
“Apa? Kekasih? Baru saja putus”Jawab Ra Chel lesu.
“Bagus, jadi kau tak perlu merasa mengkhianati kekasihmu. Ayolah, kumohon. Anggap saja liburanmu”Balas Ri.
Ra Chel berpikir sejenak.
“Ak….aku tak bisa menjawab sekarang”Jawab Ra Chel.
Ri murung.
“Tapi lusa sudah pertunanganku Ra Chel. Lusa aku jamin tidak akan bisa keluar kamar”Ucap Ri.
Ra Chel jadi merasa bersalah.
“Besok! Besok aku akan datang jika aku bisa. Jangan murung seperti itu”Balas Ra Chel.
Seketika senyum Ri mengembang.
“Terima kasih Ra Chel. Aku akan menunggu disini sampai petang. Aku tak bisa jika malam, aku bisa mati ditangan Ayahku”Ucap Ri.
Ra Chel mengangguk. Sebenarnya entah ia memberikan harapan palsu atau tidak pada Ri.
“Dan, kuharap kau mau. Kau tak perlu khawatir, kau hanya tinggal menulis seluruh kegiatan, kebiasaan dan semua tentangmu dan berikan padaku. Begitupun denganku. Aku jamin tidak akan ketahuan”Ucap Ri lagi.
Ra Chel menunduk. Ia merasa ia memberi harapan palsu pada Ri yang sepertinya menganggapnya akan menyetujui.
“Aku harus pulang sekarang”Ucap Ra Chel.
Ri yang sedang sumringah merubah raut wajahnya sedikit kecewa.
“Haruskah?”Tanya Ri.
Ra Chel menatap Ri dan mengangguk pelan.
“Baiklah, aku juga harus kembali. Jangan lupa, aku tunggu kau disini”Ucao Ri.
Ra Chel hanya tersenyum
Aku tak janji Ri, jawabnya dalam hati.
Ra Chel membalikan badan dan perlahan mendekat ke pintu yang seperti lorong waktu itu atau pintu kemana saja yang hanya gudang rumah Ra Chel tujuannya.
“Ra Chel”Panggil Ri.
Ri menoleh.
Ri berlari dan memeluk Ra Chel.
“Aku tidak tahu, tapi aku membutuhkanmu Ra Chel”Ucap Ri yang membuat Ra Chel terdiam.
Ri melepas pelukannya, Ra Chel tersenyum lembut padanya.
“Aku pulang”Ucap Ra Chel kemudian tanpa menunggu lama lagi ia menyentuh air beriak yang ada di pintu itu dan tubuhnya tersedot kedalamnya.
Ri menghela napasnya kemudian berbalik dan keluar ruangan rahasia secara hati-hati.
*******
Ra Chel yang sudah masuk ke dalam kamarnya mulai berjalan mondar-mandir untuk memikirkan jawaban dari ajakan Ri. Logikanya seperti terus mengelak dan terus memberikan alasan-alasan agar ia bisa menolaknya dan tidak datang besok.
‘Terima saja Ra Chel, anggap saja suatu refreshing. Oppamu juga menyarankanmu untuk refreshing bukan? Agar kau bisa move on dari lelaki tampan itu’
“Siapa yang tampan eoh? Dia menyebalkan!”Umpat Ra Chel pada suara yang seperti bicara padanya itu.
‘Tidak Ra Chel, kau dan dia punya kehidupan dan dunia berbeda. Bagaimana jika ketahuan dan kau tak bisa kembali kesini?’
“Benar juga, aku tidak mau”Ucap Ra Chel.
Lalu Ra Chel merebahkan dirinya di tempat tidur, menatap langit-langit kamarnya yang ia tempeli bintang-bintang warna-warni dan bulan sabit besar.
“Bagaimana ini? Kenapa aku bisa bertemu Ri?”Tanyanya.
Szreeeekkk…..
Terdengar suara pintu tergeser.
“Ah, itu pasti Eomma”Ucapnya.
Ra Chel bangkit dan keluar kamar. Dari depan pintu kamarnya ia bisa melihat Ibunya yang sedang mencopot sepatunya dan mengganti dengan sandal rumah.
“Eomma sudah pulang?”Tanya Ra Chel.
“Tentu saja Ra Chel, kalau belum Eomma tidak mungkin disini hahahaha”Jawab Park Mira.
Ra Chel mengerucutkan bibirnya, digoda seperti itu. Lalu ia menghampiri Ibunya yang kini berjalan ke Dapur, mungkin akan memasak.
“Bagaimana Boutique?”Tanya Ra Chel.
“Waeyo? Kau mau ikut mengurus Boutique? Apa persepsimu tentang Boutique Eomma yang aneh sudah berubah?”Tanya Park Mira.
“Oh? Ani, ani. Aku hanya bertanya Eomma. Aku tidak mau mengurus Boutique warisan Halmoeni itu. Kupikir Boutique lebih bagus untuk menjual atau menyewa gaun atau dress atau semacamnya Eomma. Jika seperti itu mungkin aku mau”Jawab Ra Chel lalu membantu Park Mira membereskan belanjaannya.
“Kau tidak boleh begitu, berarti kau tidak menyukai apa yang dikerjakan Halmoeni, Ra Chel”Balas Park Mira.
“Mianhaeyo Eomma”Jawab Ra Chel.
“Tidak apa-apa. Yasudah, Kajja kita memasak”Balas Park Mira.
“Ne, Eomma”Jawab Ra Chel.
Ra Chel membantu memotong-motong lobak , sementara Park Mira menyiapkan bumbu-bumbu.
“Eomma, aku ingin bertanya”Ucap Ra Chel.
“Bertanya apa?”Tanya Park Mira.
Ra Chel menghentikan acara memotongnya.
“Jika ada yang berkata ia membutuhkanku, apa aku harus menolongnya?”Tanya Ra Chel.
“Selagi kau bisa menolong kenapa tidak?”Tanya Park Mira.
Mungkin aku bisa, tapi ini tidak masuk akal, jawab Ra Chel dalam hati.
“Tapi, aku bingung Eomma”Jawab Ra Chel.
Park Mira menghentikan aktivitasnya dan menatap Ra Chel yang sedang menatapnya dengan ekspresi putus asa.
“Ikuti kata hatimu, hatimu akan menuntunmu memberikan jawaban terbaik”Ucap Park Mira.
“Arasseo, gomawoeyo Eomma”Jawab Ra Chel.
Park Mira mengangguk sambil tersenyum lembut.
“Memang siapa?”Tanya Park Mira.
“Temanku”Jawab Ra Chel.
Park Mira kemudian teringat saat Ra Chel murung. Ia sudah tahu alasannya dari Yoochun, tapi ia ingin Ra Chel bercerita sendiri.
“Lalu, saat kau pulang dengan wajah murung itu, apa boleh Eomma tahu karena apa?”Tanya Park Mira.
Ra Chel menegang, ia seperti dipaksa memflashback kejadian bersama Yonghwa. Saat ia tahu semuanya.
“Itu……”
“Jika kau masih enggan bercerita….”
“Aniya, aku bukannya tidak ingin. Tapi aku jadi terus mengingatnya. Eomma tak perlu khawatir, itu hanya karena aku putus dengan Yonghwa. Dia ternyata mendekatiku dan mengajakku berkencan karena balas budi Eomma”Potong Ra Chel.
Kening Park Mira berkerut.
“Balas budi?”Tanya Park Mira.
“Aku pernah membantu Jurusan Seni Musik, yang secara tidak langsung membantunya karena ia Ketua Jurusan dan acara itu. Dia merasa punya hutang budi dan membalasnya dengan mengencaniku. Aku merasa bodoh. Seharusnya aku tahu, ia pribadi yang dingin. Tetapi tiba-tiba datang dan mendekatiku dengan pribadi yang berbeda, hingga aku terbawa susasana dan ikut antusias dengannya. Sampai kami berkencan dan sikapnya kembali menjadi pribadi yang dingin. Kemarin aku mendengar Yonghwa bercerita pada temannya. Dan itulah puncaknya, aku menyuruhnya menceritakannya”Jawab Ra Chel.
Tes…. Ra Chel mengusap air mata yang entah mengalir sendiri dari mata indahnya.
Park Mira merasa pilu melihat Ra Chel menangis, ia mendekat dan memeluk Ra Chel. Park Mira mengusap-usap kepala Ra Chel untuk menenangkannya.
“Sssshhhhh…. Kau tak perlu menangis. Kemana Ra Chel yang kuat eoh? Bukannya Kau tidak pernah menangis seperti ini?”Tanya Park Mira.
Lalu Ra Chel melepas pelukannya dan mengusap air matanya yang membasah di pipinya.
“Aku juga tidak tahu, air matanya jatuh begitu saja”Jawab Ra Chel.
“Jangan seperti ini lagi. Berhati-hatilah. Eomma tidak mau kau terluka dan menangis Ra Chel. Bukankah kau gadis yang kuat?”Tanya Park Mira.
“Ne, Eomma. Aku juga hanya tidak tahu. Aku tidak mencintai Yonghwa, tapi aku menangisinya. Kata Oppa, aku hanya kecewa”Jawab Ra Chel.
“Yasudah, sekarang kau beristirahat saja ne? nanti kalau sudah Eomma panggil, kita makan bersama”Ucap Park Mira.
“Nan Gwenchanayo Eomma”Ucap Ra Chel.
“Okay, sekarang kita lanjutkan memasak. Sebentar lagi Oppamu akan pulang untuk makan siang pasti”Jawab Park Mira.
Ra Chel tertawa lalu membantu melanjutkan memasaknya bersama Park Mira. Dia sudah menjelaskan pada Ibunya, minus Yonghwa yang membalas budi dengan melindunginya dari seseorang yang ia harap tak kembali.
********
“Dari mana lagi Puteri?”Tanya seseorang yang membuat Ra Chel berjengit menghentikan langkah mengendapnya menuju kamarnya.
Ia menoleh dan mendapati Raja Arlame yang tak lain Ayahnya itu sedang bertolak pinggang dibelakngnya.
“Hehehe…. Aku hanya berjalan-jalan ditaman bunga dan kolam”Jawab Puteri Ri.
“Tapi Pengawal tak menemukanmu dimana pun. Dan kalau kau kesana, kenapa harus pulang dengan mengendap-endap seperti habis kabur?”Tanya Raja Arlame.
“Eh?”Ri langsung menegakkan tubuhnya yang seikit membungkuk itu.
“Ketahuan Puteri Ri?”Tanya Raja Arlame.
“Tidak Ayah, aku tidak kabur. Aku hanya menenangkan diri. Percayalah”Jawab Puteri Ri dengan wajah sedih.
“Ayah percaya. Tapi kau harus tahu, lusa hari pertunanganmu dan kau diwajibkan mengasingkan diri di Kamarmu untuk mempersiapkan diri. Kenapa kau selalu susah dijelaskan dan membangkang?”Tanya Raja Arlame tegas.
“Maaf Ayah, aku masih belum terima dipaksa menikah dengan Pangeran Edgar”Jawab Puteri Ri.
“Sudah kubilang, ini demi kepentingan banyak pihak Puteri. Apa kau masih tidak mengerti? Pangeran Edgar Pria yang bijaksana. Kau tidak akan menyesal menikahinya”Balas Raja Arlame.
Tapi aku tidak mencintainya, Ayah tidak akan mengerti, jawab Puteri Ri dalam hati.
“Tap…”
“Jangan bantah Ayah lagi! Sekarang kau masuk ke kamarmu. Jika kau kabur saat pertunanganmu dan pernikahanmu, Ayah akan menyerahkan Tahta pada orang lain. Karena Ayah sudah tidak sanggup mengurusnya”Potong Raja Arlame lalu ia berbalik dan pergi.
“Ayah”Panggil Puteri Ri pelan tak menyangka ucapan Ayahnya.
Maaf sayang, hanya ini yang bisa Ayah lakukan. Demi semuanya. Demi kau dan dan hal yang tidak kau ketahui. Gumam Raja Arlame dalam hati.
Lalu, apa Ayah tahu ada orang yang berusaha mengambil kesempatan dalam usaha pernikahan ini? Aku tak masalah dia mengancamku. Tapi bagaimana jika dengan Ayah atau Kerajaan ini? Ibu aku harus bagaimana? Lirih Puteri Ri dalam hati.
Dan air mata lolos dari mata sebelah kanannya. Kemudian ia berbalik dan berlari masuk ke kamarnya.
Don't forget for LOVE and comment