home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Similar & Different

Similar & Different

Share:
Author : IkaaWulandari
Published : 09 Aug 2014, Updated : 18 May 2018
Cast : Park Ra Chel (OC), Cho Kyuhyun SJ, Puteri Ri (OC), Jung Yonghwa CNBlue, Yoochun JYJ, Hoya Infinite
Tags :
Status : Ongoing
15 Subscribes |21722 Views |27 Loves
Similar & Different
CHAPTER 3 : Broken

Miss J minta maaf banget nih, buat FF yg ini low update. soalnya Miss J dan beberapa author lagi, Dreamersradio sama Gagas media lagi ada poject nih. Terus buat yg nungguin kelanjutan I'm (not) a Princess, terus yg lagi bingung kenapa di ceritanya cuman ada 1 chapter doang. lagi lagi Miss J minta maaf karena I'm (not) a Princess lagi dalam rekontruksi, dan ada hubungannya sama project yg Miss J maksud. Tungguin aja ya kelanjutannya dalam bentuk yg berbeda hehehehe :)

******

 

Badannya meliuk mengikuti gerakan tangan dan kakinya, berbalik ke kanan dan kemudian mengibaskan keudara dan berbalik ke kiri dan menghantakan kakinya dilantai sesuai irama musik cepat yang mengalun.

Prok…prok…prokk…. Tepukan tangan diberikan untuknya yang sudah menari dengan lincah dan energik. Yang diberi tepuk tangan hanya tersenyum dan membungkuk hormat, seakan mengucapkan terima kasih.

“Great Ra Chel, tak salah kau diberi gelar Sang Dewi Tari”Ucap seorang wanita dengan pakaian modern berwarna hitam dan sepatu heels berwarna coklat tua.

“Thank’s Miss Jenn, bagaimana? Apa tarianku bisa ditandingi dengan saingan lain di festival nanti?”Tanya Ra Chel yang sedang meraih handuk dan membasuh keringat yang membasahi keningnya.

“Kurasa tidak ada. Tapi……… menurutku akan lebih bagus kau berduet kali ini. Aku yakin tidak akan yang bisa menandingi lagi”Jawab Miss Jenn.

Kening Ra Chel berkerut, ia tak mengerti maksud Miss Jenn.

“Berduet? Tapi bukankah akan lebih sulit? Aku harus mengatur ulang gerakan? Lagipula, siapa yang bisa berduet denganku?”Tanya Ra Chel.

“Kau tak perlu mengatur ulang semua, hanya dibeberapa bagian. Untuk partner, bagaimana jika Lee Ho Won? Kurasa dia dancer pria terbaik disini”Usul Miss Jenn dengan tangan yang bersidekap.

“Mwo? Aniyo Miss Jenn. Aku tak ingin berduet dengannya”Jawab Ra Chel cepat.

Secepat raut wajahnya yang berubah terkejut dan sekrang menjadi sedikit khawatir dan takut?

“Ya! Ada apa denganmu? Bukankah memang Ho Won itu dancer terbaik selain kau? Dia sampai menerima pertukaran Mahasiswa ke Kanada bukan?”Tanya Miss Jenn bingung.

“Tidak Miss Jenn, cukup satu kali saja saat Art Show perayaan Anniversary Universitas waktu itu Miss Jenn”Jawab Ra Chel memohon.

Miss Jen terlihat khawatir dengan penolakan memohon dari Ra Chel, tidak biasanya pikirnya. Biasanya Ra Chel akan terlihat antusias jika ini demi performa dancenya. Tapi kali ini, ia heran kenapa Ra Chel terlihat sensitive.

Miss Jenn memeluk Ra Chel hangat.

“Ada apa Ra Chel? Katakan”Tanya Miss Jenn.

“Aniyo, gwenchana. Hanya saja, bisakah aku melakukan solo dance saja? Atau jika berduet tidak dengan dia?”Tanya Ra Chel.

“Maksudmu Lee Ho Won?”Tanya Miss Jenn.

Ra Chel mengangguk.

“Tenanglah, aku carikan partner lain. Jika memang sampai Ho Won kembali ke Korea kita belum menemukan yang pantas, terpaksa tetap dia. Kau tak perlu khawatir, aku selalu mendampingi saat latihan. Aku tutor pribadimu disini bukan?”Ucap Miss Jenn.

Ra Chel merasa lebih tenang sekarang. Ia melepas pelukan lalu mengangguk.

“Thank you very much Miss Jenn”Ucap Ra Chel.

“Anytime, sweetie. Kalau begitu, aku pergi sekarang. Ada hal yang harus kulakukan”Jawab Miss Jenn.

“Okay, aku juga ingin menemui Yonghwa”Balas Ra Chel.

“Baiklah, selamat berkencan”Jawab Miss Jenn lalu berbalik.

Ra Chel pun juga berbalik menghampiri tasnya dan mengambil kemeja dan memakainya, tidak mungkin kan ia keluar ruangan latihan dengan menggunakan baju mini yang hanya sampai perut dan celana pendek diatas lutut?

Tanpa disadarinya, saat Miss Jenn sudah membuka pintu, ia menoleh kea rah Ra Chel dan tersenyum.

 

**********

 

Seorang lelaki berparas tampan, dengan rambut yang hampir menyentuh alisnya, dan tindikan di telinganya membuatnya terlihat seperti bad boy.

Jreeenggggg…… jarinya sedang memetik gitar yang ada di pangkuannya.

“Jadi, bagaimana hubunganmu dengannya? Apa kau akan memutuskannya?”Tanya seorang yang duduk dihadapannya.

Lelaki itu mendongak, menatap lawan bicaranya lalu mengendikkan kedua bahunya.

“Come on Yonghwa, kau tahu kan gossip yang sedang beredar? Dan aku tahu itu tidak benar. Jadi, sebelum reputasimu rusak, sebaiknya cepat putus saja. Eh, atau jangan-jangan kau benar-benar mencintainya?”Tanya seorang itu.

“Ya! Jang Min Seok! Bisakah kau diam? Aku sedang membuat intro untuk penampilan kita nanti. Dan aku tidak mencintainya, kau tahu jelas alasanku”Jawab Yonghwa.

“Ne, ne, ne, aku tahu, kau mengencaninya karena ingin membalas hutang budi bukan? Makanya kau ingin melindunginya. Dan orang yang mengancamnya sudah tidak ada disini, so, lebih baik kau selesaikan saja. Daripada kau membuatnya patah hati nanti. Ah, tapi tidak mungkin sepertinya, banyak sekali yang ingin menjadi kekasihnya, termasuk aku. Cantik, sexy, smart, pintar sosialisasi-YA!”Komentarnya terhenti dan terganti dengan teriakan mengaduh karena keningnya menjadi korban lemparan pick gitar oleh Yonghwa.

“Kau ingin aku menjahit mulutmu eoh?”Tanya Yonghwa.

Entah kenapa, tapi ia merasa kesal karena gadis yang berstatus kekasihnya dipuji dengan pandangan mengkhayal Min Seok tadi. Ya, walaupun ia tidak mencintai gadis itu, tapi tetap ia kagum dan menyukai gadis itu.

Ceklek…. Pintu ruangan terbuka, membuat Yonghwa dan Min Seok menoleh dan sangat terkejut kemudian setelah melihat yang datang.


*******

 

Ra Chel yang sudah berganti baju, langsung melangkahkan kakinya menuju jurusan Seni Musik yang gedungnya berada disebelah kanan Seni Tari. Banyak sapaan yang ia terima di Gedung Seni Musik, yang menandakan bahwa dirinya benar-benar populer, apalagi kebanyakan lelaki yang menyapanya.

Perjalannya terhenti ketika melihat sebuah ruangan tempat dimana kekasihnya suka berlatih dan menghabiskan waktu. Dia sangat tahu, tapi ia tersenyum miris ketika bertanya pada dirinya sendiri ‘apakah ia tahu dimana kau suka menghabiskan waktu latihan?’

Namun Ra Chel menghiraukan, lalu mendekat ke pintu itu, dan hendak mengetuk. Tapi, terdengar sebuah suara yang membuatnya tertarik untuk mengulur waktu mengetuk pintu.

“Ne, ne, ne, aku tahu, kau mengencaninya karena ingin membalas hutang budi bukan? Makanya kau ingin melindunginya. Dan orang yang mengancamnya sudah tidak ada disini, so, lebih baik kau selesaikan saja. Daripada kau membuatnya patah hati nanti. Ah, tapi tidak mungkin sepertinya, banyak sekali yang ingin menjadi kekasihnya, termasuk aku. Cantik, sexy, smart, pintar sosialisasi-YA!”

Entah siapa yang sedang berbicara dan siapa yang dimaksud. Tapi ada satu kemungkinan, dirinya sendiri. Ra Chel menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan lorong sedang sepi, dan tak ada yang mendengar selain dirinya. Lalu terdengar suara lagi.

“Kau ingin aku menjahit mulutmu eoh?”

Dan kali ini ia yakin ini suara kekasihnya. Satu lagi, jadi ia tahu alasan Yonghwa memintanya menjadi kekasihnya.

Tapi hutang budi apa? Batinnya berbicara.

Tanpa buang waktu ia membuka pintu dan masuk. Mendapatkan wajah terkejut Yonghwa dan seorang temannya yang mungkin satu Band. Oh iya Ra Chel ingat, dia memegang posisi Drummer di Band LITD.

“Yonghwa-ya, aku ingin berbicara padamu”Ucap Ra Chel datar.

Menyadari akan ada pembicaraan serius, Min Seok memilih undur diri karena merasa tak enak juga.

Setelah Min Seok pergi,

“Jadi, bisa kau jelaskah percakapan yang baru kau ucapkan dengan temanmu tadi?”Tanya Ra Chel.

Yonghwa terdiam, ia tak mungkin basa-basi. Tak mungkin menunda lagi, karena akhir-akhir ini sikap Ra Chel berubah padanya, yang sebelumnya manis dan tak menyerah berubah menjadi cuek dan terserah dengan perilaku dinginnya.

“Baiklah, aku akan menjelaskan karena kau pasti sudah mendengar tadi. Duduklah”Jawab Yonghwa.

“Lanjutkan saja”Balas Ra Chel tak sabaran.

“Aku memintamu menjadi kekasihku karena untuk membalas budi atas bantuanmu”Ucap Yonghwa.

“Aku tak merasa pernah membantumu”Jawab Ra Chel.

“Pernah, saat acara kreasi yang diadakan jurusan Seni Musik, kau ingat pernah tampil bukan untuk mengganti kekosongan penampil secara mendadak?”Tanya Yonghwa.

“Okay, I remember it. And then?”Tanya Ra Chel berusaha tenang.

“Aku merasa berhutang karena aku ketua acara tersebut. Hingga saat Art Show perayaan Anniversarry Universitas, aku kembali menjadi panitia dan tak sengaja melihatmu yang……… emm… kurasa butuh perlindungan dari seorang yang terlihat terobsesi padamu. Lalu aku memutuskan untuk mendekatimu untuk melindungimu dari orang itu. Dan itu berhasil, karena orang itu memilih pergi bukan? Jeongmal Mianhae, aku tak ada niatan lain. Tidak seperti yang ada di gossip”Jelas Yonghwa.

Ra Chel berusaha tegar dan menahan diri agar tidak emosi apalagi menangis. Ia melampiaskannya dengan menggenggam erat tali tasnya.

“Jika hutang budi alasannya, itu sepele. Aku melakukan dengan tulus, TANPA.IMBALAN”Ucap Ra Chel dengan penekanan di beberapa kata.

“Untuk melindungi, aku ucapkan terima kasih. Tapi aku tak butuh perlindungan karena aku bisa melindungi diriku sendiri. Kurasa sudah tidak ada yang perlu dilanjutkan. The game is over, aku pergi”Lanjut Ra Chel lalu pergi meninggalkan Yonghwa yang tak bereaksi.

Tubuhnya tak bereaksi, tapi hatinya terus merutuki dirinya sendiri karena melukai seorang makhluk yang paling istimewa di dunia. Dan sekelebat kenangan itu berputar seperti film di kepalanya.

 

********

 

Seorang lelaki berjalan dari samping panggung yang demikian besar dengan title spanduk besar bertuliskan ‘45TH ANNIVERSARY YONGGUK UNIVERCITY’ menuju backstage untuk memberi tahu penampil selanjutnya yang sepertinya masih di waiting room untuk bersiap-siap.

Kakinya yang beralaskan nike biru terus melangkah melewati tiap-tiap waiting room setiap penampil, hingga ia mendengar beberapa suara.

“Don’t touch me”terdengar suara dari seorang gadis.

“Kau lupa? Aku juga tadi sudah menyentuhmu saat duet menari tadi. Jadi, tadi dan sekarang apa bedanya hemm?”Dan sekarang terdengar suara lelaki yang menjijikan.

“Lepaskan! sudah kukatakan aku tak menyukaimu. Kau hanya partner danceku. Jika ada yang lebih baik darimu, sudah pasti kau akan kubuang”Jawab perempuan tadi.

Lelaki yang tidak sengaja menguping ini menoleh ke kanan dan kekiri, waiting room ini sepi.

Apa mungkin semua sudah ada di backstage? Gumamnya.

“Jadi begitu rupanya?”Terdengar suara lagi yang menyadarkan lelaki si penguping.

Sebaiknya aku tak menguping privasi orang, dan tak mencampurinya. Gumam lelaki itu lagi lalu berbalik.

“NO! I hate you, stay away from me!”Terdengar teriakan gadis itu lagi yang membuat si penguping menghentikan langkahnya.

Entah bisikan dari mana yang membuatnya mendekat ke sebuah waiting room yang terletak di sudut itu. Ia mengintip dari celah tirai putih sebagai pintu. Lelaki ini membelalakkan matanya melihat seorang gadis dengan pakaian sedikit terbuka sedang tersudut di meja rias, dengan tangan yang dicekal oleh seorang lelaki dan mengunci posisinya.

Apa-apaan lelaki itu? Gumamnya lagi.

“No!”Ucap gadis itu lagi.

Kali ini lelaki penguping yang sekarang mengintip itu melihat lelaki tadi hendak mencium gadis itu. Tetapi gadis itu terus meronta dengan menoleh-nolehkan kepalanya. Hingga membuat lelaki pengintip menyadari sesuatu, ia mengenaal gadis itu, tidak! Ia tahu gadis itu.

Dia yang-ehm sebenarnya aku malas mengakui, tapi gadis angkuh itu sudah membantu acara kreasi Seni Musik, gumam lelaki pengintip.

“No,  stay away your lips from me, jerk”Ucap gadis itu.

Lelaki pengintip membuka tirai itu dengan santai.

“Excuse me, jika tidak ingin aku laporkan pada Dekan atau Ketua Jurusan, sebaiknya hentikan ulahmu itu”Ucap Lelaki itu dengan tenang.

“Kau siapa? Tidak perlu ikut campur. She’s mine”Jawab lelaki yang kini sedang berdiri bertolak pinggang menghadap lelaki pengintip.

“Aku? Aku mengenalnya dengan baik. Bukan begitu, Ra Chel? sebaiknya kau keluar dari sini, bukankah kau sudah tampil tadi? Kau bisa berganti baju dan pulang mungkin?”Tawar lelaki pengintip.

Gadis yang masih kebingungan dengan raut yang menyiratkan ketakutan, kelegaan dan kemarahan itu mengangguk dan berjalan keluar waiting roomnya. Tapi saat berada di samping lelaki pengintip,

“Gomawo”Ucapnya lalu melanjutkan langkah kakinya.

 

********

 

Ra Chel ingat betul saat itu. Saat Yonghwa yang belum ia ketahui namanya secara tidak langsung menyelamatkannya. Dan bodohnya ia lupa, ia menjadi dekat dengan Yonghwa setelah kejadian itu. Yang ternyata bagian rencana berbalas budi Yonghwa.

Kenapa kau bisa tertipu Ra Chel? Kau harusnya menyadari sejak hari itu, dimana dia yang dingin mendekatimu, menyelamatkanmu, dan setelah memilikimu ia kembali menjadi pribadi sebelumnya. Gumam Ra Chel.

Ia mengepalkan tangannya, menahan emosi hingga napasnya memburu. Tidak! Ia tidak akan bisa menangis disini. Ini pantangan untuknya, tidak satu orang pun yang tahu dia bisa sangat rapuh jika seperti ini. Tidak ada yang boleh tahu jika ia diipu oleh seorang Lelaki popular yang mempunyai pesona sangat tinggi.

Yoochun Oppa! Ingatnya dalam hati.

Lalu ia mengambil ponselnya dari tasnya. Menelepon seseorang yang ia maksud.

“Oppa, tolong jemput aku secepatnya”Ucapnya.

“………..”

“Aniya, Nan gwenchana”Ucapnya lagi.

“……..”

“Okay, aku tunggu. Love ya”Jawabnya lalu mematikan ponsel.

Kemudian ia menghentakkan kakinya ke lantai sebagai pelampiasan dan melanjutkan langkah kakinya.

Salahkah ia kesal dan marah? Berhakkah ia marah dan kecewa? Walaupun entah ia mempunyai perasaan yang sebenarnya untuk Yonghwa atau tidak, sebagai keka-mantan kekasih lebih tepatnya. apakah ia dipebolehkan marah? MEMUSINGKAN!

 

*********

 

Sementara itu, Sang Lelaki, yang mengamati Gadis popular -yang tidak sengaja ia permainkan- hingga menghilang di balik lorong.

Ia menghela napas, mengusap rambutnya mewakilkan kefrustasiannya, kemudian masuk kembali ke ruang latihannya tadi.

“Bodoh kau Yonghwa! Neo Paboya, Nappeun Namja!”Omelnya pada diri sendiri.

Mianhae Ra Chel, aku hanya ingin melindungimu dari Ho Won. Ia terobsesi padamu. Aku punya perjanjian dengannya, aku menang dan ia pergi dari sini. Sekarang, kau aman dan…… tahu jika aku….. tak mencintaimu. Gumam Yonghwa.

 

*******

 

Setelah menyelamatkan Ra Chel dan melihatnya pergi dari waiting room, ia masih disana, bersama dengan lelaki yang tampak menyebalkan dengan tatapan menantangnya.

“Kau yakin mengenal Ra Chel?”Tanyanya.

“Kau saja yang tidak tahu Bastard!, apa kau bilang? She’s mine? Tapi kenapa ia berontak tadi?”Tanya Yonghwa.

Lelaki itu mengepalkan tinjunya, napasnya memburu membuat bahunya naik turun akibat ucapan Yonghwa.

“Apa maumu anak Seni Musik?”Desis Lelaki itu.

“Jauhi Ra Chel!”Ucap Yonghwa dingin.

Lelaki itu menaikkan sebelah alisnya, kemudian mendengus.

“Apa katamu? Kau kekasihnya? Kakaknya? Atau Ayahnya?”Tanya Lelaki itu.

“Jika dalam satu minggu aku berkencan dengan Ra Chel, kau harus menjauhinya”Jawab Yonghwa.

Dalam hati ia merutuki ucapannya, mengapa bisa? Seorang yang tak perdulian sepertinya bahkan bisa mengatakan akan mengencani Ra Chel? Tapi ia tak mungkin meralat ucapannya kan?

Lelaki itu tertawa.

“Kau yakin? Kau mengenal Ra Chel berarti kau tahu itu akan sulit bukan? Gadis sombong seperti itu, aku pastikan akan berlutut padaku. Silahkan saja berusaha, dan dengan senang hati aku akan menyambut kekalahanmu itu. Lalu, mendapatkan Ra Chel”Ucap Lelaki itu lalu tersenyum miring.

Yonghwa sadar, Lelaki ini terobsesi pada Ra Chel. Entah dendam atau alasan apa. Yang jelas, kini ia memang harus memenangkan permainan ini. Untuk melindungi Ra Chel, dan membalas budi pertolongannya. Karena dirinya, Jung Yonghwa, Ketua Mahasiswa Seni Musik, tidak menyukai jika ia memiliki hutang budi. Begitulah semua bermula.

 

*******

 

Ya, ini dia, terserah jika kalian mau menganggap Yonghwa seperti apa, lelaki yang jahat atau bagaimana. Ini memang kenyataan, meski ia mengakui pesona Ra Chel dan menyukainya, dia memang hanya menganggap hubungannya sebagai balasan atas pertolongan Ra Chel.

“Entahlah, tapi memang aku tak mencintainya”Gumam Yonghwa.

Lalu ia mengambil tas gendongnya yang tergeletak di sebuah meja di ruang latihannya, kemudian meninggalkan ruang itu, meninggalkan sisa-sisa kejadian barusan yang seperti terulang di dinding layaknya layar perak yang menayangkan sebuah film.

 

**********

 

Ra Chel membuka pintu mobil dengan tergesa dan tampang muramnya, lalu masuk ke rumah meninggalkan Yoochun yang masih bertanya atas sikapnya sepulang dari kampus.

“Kau sudah pulang?”Tanya Park Mira, ibunda Ra Chel.

Ra Chel yang berjalan menunduk menghentikan langkahnya. Sepertinya ia lupa mengucapkan sesuatu, lalu ia mendongak melihat Ibunya.

“Aku pulang, Eomma”Ucapnya pelan kemudian berlalu ke kamarnya.

Park Mira menatap pintu kayu kamar anak gadisnya.

Tak biasanya, pasti ada masalah, pikirnya.

Park Yoochun masuk kerumah dan segera dihujani pertanyaan yang ada di kepala Ibunya.

“Apa kau tahu adikmu kenapa?”Tanya Park Mira.

Yoochun yang sedang membuka sepatu dan kaus kakinya menatap Ibunya.

“Nan mollayo Eomma. Sejak masuk ke mobil…….ah tidak, sejak ia menghubungiku untuk menjemputnya, ia sudah terdengar sedang sedih dan muram”Jawab Yoochun.

Park Mira yang masih Nampak anggun dan cantik di usianya itu berpikir sejenak, kemudian kembali bersuara.

“Bisakah kau bicara dengannya setelah makan? Kau tahu, kau lebih bisa menenangkannya bukan? Sekarang biarkan dia sendiri dulu. Kau makan saja dulu, Eomma sudah menyiapkan makan”Ucap Park Mira.

“Tentu saja Eomma”Jawab Yoochun lalu tersenyum manis.

Sementara di kamar, Ra Chel menangis terisak tanpa suara. Ya tanpa suara, karena ia membekap mulutnya, menenggelamkan suaranya dengan guling bergambarkan mahkota-mahkota itu.

“Hiks…….. You’re so bad……. Kau jahat…. Aku tak pernah meminta balas budi. Bahkan aku melakukan semuanya bukan untuk membantumu…..hiks..hiks……”Ucap Ra Chel  sesaat setelah memandang foto Yonghwa dan dirinya yang ada di nakas.

“Ige mwoya?”Ra Chel bangkit dan bercermin di kaca yang menempel di lemarinya.

Ia menghapus air mata yang membasahi pipinya itu.

“Kenapa aku bisa menangis hanya karena lelaki dingin sepertimu?”Tanyanya sambil menatap telapak tangannya yang basah setelah menghapus air matanya.

Kemudian ia berbalik, menghampiri foto dirinya dan Yonghwa, foto yang menampakkan senyum lebarnya namun senyum terpaksa pada Yonghwa.

“Aku tidak mencintaimu kan? Nappeun Namja! Aku tidak mungkin mencintaimu…. Hiks…. Tapi kenapa aku menangis?”Tanya Ra Chel pada foto yang tak bisa bersuara itu.

“Mungkin kau memang mencintainya”

Ra Chel menoleh ke asal suara. Ada Yoochun yang berdiri di pintu kamarnya dengan wajah tampanya.

“Oppa”Ucap Ra Chel.

“Ternyata benar karena Yonghwa”Ucap Yoochun.

“Oppaaaaaa”Rengek Ra Chel lalu mendudukkan dirinya di tempat tidur sambil mengerucutkan bibirnya tanda ia kesal.

“Sekarang cerita padaku, dia melakukan apa padamu?”Tanya Yoochun.

“Oppaaaaa….hiks..hiks………”Dan Ra Chel pun mulai bercerita.

 

*********

 

Diluar kamar, Park Mira sibuk mondar-mandir di depan kamar Ra Chel. Menunggu Yoochun keluar dari kamar Ra Chel.

“Kenapa lama sekali?”Tanyanya pelan.

Ia benar-benar khawatir jika anak gadisnya itu menangis.

 

*********

 

“Menurutku, kau hanya kecewa Ra Chel-a”Ucap Yoochun.

“Tapi, kenapa air matanya tak berhenti mengalir Oppa? Hiks”Tanya Ra Chel lalu menghapus air matanya.

Yoochun tersenyum lalu mengacak rambut Ra Chel.

“Kau lupa? Kau hanya bisa mengangis di rumah, didepanku atau didepan Eomma. Tapi kau menyembunyikannya dan bersikap sebaliknya di luar. Padahal aku tahu sedikit saja melukai hatimu, itu pasti sudah membuat hatimu hancur lebur”Ucap Yoochun.

“Oppa, kau membuatku tambah ingin menangis…hiks….hiks….”Jawab Ra Chel.

Yoochun kembali tersenyum, kemudian memeluk Ra Chel dan mengusap kepalanya.

“Sudah, jangan menangis lagi. Carilah kesibukan, supaya bisa melupakan kejadian hari ini. Eomma pasti khawatir denganmu diluar… sshhhh….”Ucapnya menenangkan Ra Chel.

“Gomawo Oppa hiks…. Nanti aku akan bicara pada Eomma setelah lebih baik”Jawab Ra Chel.

“Baiklah, aku harus kembali ke Hotel, ada meeting”Ucapnya.

Lalu mengurai pelukannya dan mengecup kening Ra Chel. Kemudian pergi dari kamarnya.

Ra Chel kembali menatap foto yang tergeletak di nakas temoat tidurnya.

“Aku butuh refreshing dan renovasi suasana kamar ini”Ucap Ra Chel.

 

Gimana? LOVE, COMMENT. LIKE ditunggu dreamers

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK