home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Similar & Different

Similar & Different

Share:
Author : IkaaWulandari
Published : 09 Aug 2014, Updated : 18 May 2018
Cast : Park Ra Chel (OC), Cho Kyuhyun SJ, Puteri Ri (OC), Jung Yonghwa CNBlue, Yoochun JYJ, Hoya Infinite
Tags :
Status : Ongoing
15 Subscribes |21722 Views |27 Loves
Similar & Different
CHAPTER 2 : The Beginning

Ini hadiah karena I'm (not) a Princess jadi FF of the week. FF kedua Miss J yg udah jadi FF of the week. Buat I'm (not) A Princess, updatenya tungguin aja ya. tinggal bentar lagi kok. dijamin next chapter panjang banget. Tetep kasih LOVE LIKE COMMENT dulu buat kedua FF Miss J ini yaaaa.

******

 

Ra Chel berjalan keluar gedung menuju parkiran tapi saat ia berada di persimpangan, langkahnya terhenti. Ia menoleh ke kiri, tepatnya ke sebuah sisi di gedung yang bercat kuning kecokelatan.

Apa Yonghwa masih diruang latihannya? Apa ia tidak pernah merindukanku? Apa jangan-jangan benar gossip yang selama ini beredar? Batinnya sedih.

Tapi, ia langsung menjambak rambutnya sendiri untuk menyadarkan pikirannya.

Ya! Park Ra Chel, kau itu PO-PU-LER. Jangan sedih hanya karena satu lelaki. Kau bahkan bisa berganti sebanyak 5 kali dalam seminggu jika kau mau. Gumamnya dalam hati.

Lalu ia melanjutkan langkah kakinya dengan cepat menuju parkiran. Tanpa menyadari ada yang mengintipnya dari sisi yang tadi sempat ia pandangi.

Ra Chel menoleh kesana kemari mencari sesosok mobil yang kemungkinan sudah menunggunya. Tatapannya menuju ke satu mobil Audy hitam yang terparkir mulus disana.

“Gotcha! I’m coming Oppa”Ucapnya lalu berlari menghampiri mobil itu.

Tanpa basa-basi setelah sampai ia langsung membuka pintu di sisi penumpang di depan.

“Hello Big Brotha!”Ucapnya lalu masuk dan langsung mencium pipi lelaki yang ada di belakang kemudi itu.

“Ya! Aissh… kau jangan asal cium denganku. Kau sudah besar dan ingat, kita sering disangka berkencan”Omel sang lelaki.

Ra Chel tertawa.

“Aigoo, apa salahnya mencium Kakak sendiri eoh? Dan apa salahnya menjelaskan pada orang yang salah sangka itu jika kita Kakak dan adik?”Balas Ra Chel.

“Arasseo, arasseo. Hanya saja tetap saja bermasalah jika perempuan cantik yang melihat. Bahaya”Jawab lelaki itu.

“Hemmm… Yoochun Oppa, katakan saja jika aura Playboymu akan meredup jika ada gadis cantik nan populer sepertiku disampingmu”Balas Ra Chel.

“Sudahlah, sekarang kau mau pulang ke rumah atau ku antar kemana?”Tanya Yoochun

“Rumah saja, aku sudah lapar. Eh, kau tidak ke Hotel?”Tanya Ra Chel.

Yoochun lalu menyalakan mesin mobilnya dan mulai meninggalkan parkiran kampus Ra Chel dan berada di tengah hingar bingar jalanan.

“Nanti sehabis makan siang. Aku juga ingin pulang ke rumah dulu, mau makan siang di rumah saja”Jawab Yoochun.

“Aigoo, seorang Directur sepertimu memilih makan dirumah, makan masakan Ibu? Oh… oh.. oh”Balas Ra Chel mendramatisir.

“Dari pada kau, punya kekasih tapi tetap di antar jemput olehku”Balas Yoochun yang sukses menohok Ra Chel.

Ra Chel diam, tak bisa membalas perkataan Oppanya. Karena Yoochun memang tahu kisah cintanya. Merasa salah bicara, Yoochun mengacak rambut Ra Chel yang berwarna hitam itu.

“Mian, Oppa tidak bermaksud membuatmu sedih”Ucapnya.

“Aniya, gwenchana”Jawab Ra Chel lembut.

“Jika kau selalu begini, kenapa tidak diakhiri saja? Kau tidak perlu mempertahankan orang yang bahkan tak punya niatan untuk mempertahankanmu. Masih banyak lelaki Ra Chel”Balas Yoochun.

“Entahlah Oppa. Aku hanya menunggu dia mengatakan perasaannya yang sebenarnya. Aku hanya ingin dia menyadarinya, dan aku ingin membuktikan bahwa gossip itu benar atau tidak”Jawab Ra Chel yang menatap kosong ke depan.

“Gossip?”Tanya Yoochun.

“Gossip yang bilang bahwa aku dan Yonghwa berpura-pura pacaran untuk menaikkan popularitas”Jawab Ra Chel.

“Hahaha bahkan dari awal aku masuk Universitas aku sudah populer”Ra Chel tertawa getir.

“Tapi sebaiknya kau jangan menunggu karena akan membuatmu sakit nantinya”Balas Yoochun.

Rachel tak menjawab, ia hanya menghela napas.

Yoochun melirik Ra Chel yang diam dari ekor matanya. Inilah yang ia takutkan, Ra Chel yang biasanya ceria dan percaya diri, bisa menjadi lesu hanya karena satu orang.

 

*********

 

Puteri Ri melangkah dengan lembut dan mengendap agar tak diketahui Pengawal. Beginilah ia, selalu mengendap keluar untuk bermain pedang di sebuah lapangan tak jauh dari istana.

Ia keluar istana dengan melewati celah diantara semak, yang terdapat gerbang yang bolong disana. Tentu saja yang melakukannya dirinya sendiri. Ra Chel harus menunduk dan merangkak untuk melewatinya.

Hap, hap, hap, hap.

“Akhirnyaaaaaa”Ucapnya pelan setelah berhasil.

Ia segera berbelok untuk menuju lapangan tempat tujuannya. Tapi baru beberapa melangkah.

Grep….

Ada yang menahan pergelangan tangannya.

“Pantaskah seorang Puteri keluar istana dengan mengendap-endap dan menggunakan pakaian seperti ini?”Ucap seseorang yang suaranya menunjukkan kalau dia laki-laki.

APA? LAKI-LAKI? Batin Puteri Ri menjerit histeris.

Bukan! Bukan karena senang. Justru ia waspada, tangannya mulai merayap perlahan menjangkau pedang yang ia sampirkan di celananya.

Siapa dia? Pengawal tak mungkin bicara seperti ini. Dan tak sembarang memegangku. Gumam Puteri Ri dalam hati.

“Siapa kau?”Tanya Puteri Ri tanpa berbalik.

Tangannya kini sudah memegang pegang.

“Mungkin…. Seseorang yang ingin… menculikmu?”

Sreeeeeng……….

Dengan cepat dan sigap Puteri Ri menarik pedang dengan gerakan cepat berbalik dan mengarahkan pedang itu ke leher seorang lelaki di belakangnya.

“Waaaaah…….. jadi benar ini Puteri Ri? Jadi desas-desus itu benar? Tak kusangka ckckck”Ucap lelaki itu.

“Kau siapa? Berani-beraninya berkata seperti itu padaku? Apa maksudmu dengan desas-desus itu hah?”Ucap Puteri Ri.

“Bertanyanya satu-satu saja Puteri Ri yang manis. Tolong singkirkan pedangmu dulu baru aku jelaskan.

Puteri Ri tak bergeming, masih tetap pada posisinya.

“Kau mau tahu tidak? Kau tak perlu takut. Ucapanku soal menculik hanya bercanda. Lihat, aku tak bawa apapun bahkan pedang. Jadi sulit melawanmu yang menggunakan pedang itu”Ucapnya.

Puteri Ri menatap lelaki itu dari bawah ke atas. Benar yang dikatakan olehnya, ia tak membawa senjata apapun. Hanya pakaian ditubuhnya yang seperti menunjukkan seperti seorang Pangeran.

Puteri Ri tersentak.

APA?! PANGERAN? Teriaknya dalam hati.

Ia langsung menjauhkan pedangnya dari leher lelaki itu. Lelaki itu, menghela napas lega karena dapat meyakinkan Puteri Ri.

Lalu ia segera berlutut dengan satu kaki, tangan kanannya berada di atas paha kanannya yang tidak berlutut, dan kepalanya menunduk.

“Perkenalkan saya Edgar dari Kerajaan Fightern. Saya tak menyangka akan bertemu Puteri disini. Ternyata, desas-desus yang mengatakan bahwa Anda Puteri yang mempunyai tingkah bar-bar itu benar. Sayangnya, kau adalah calon isteriku”Ucap Edgar lalu mengangkat kepalanya dan mendapati Puteri Ri yang menganga lebar.

Pangeran Edgar ada dihadapannya. Orang yang akan ditunangkan olehnya, yang akan hadir di acara pertemuan nanti malam. Dia…. Benar-benar tampan.

Otakmu rusak Ri! Rutuk Puteri Ri dalam hati.

“Apa kau bilang? Aku bar-bar? Lalu apa maksudmu dengan ‘sayangnya’? kau pikir aku suka harus diPAKSA bertunangan dengamu?”Balas Puteri Ri dengan kesal.

“Bukankah Puteri itu seharusnya bersikap lembut? Kau kasar dan bahkan tak menuruti peraturan. Ah, betapa sialnya aku yang akan mendapat banyak pekerjaan. Kukira menikahimu pekerjaanku akan lebih mudah. Tapi bahkan akan menjadi lebih banyak”Jawab Edgar.

“Kalau kau menyesal, lebih baik kau batalkan saja. Dengan senang hati aku akan mendukungmu”Balas Puteri Ri.

“Tidak! Karena ya walaupun pekerjaanku lebih banyak, disamping mengemban tugas sebagai Pangeran dan calon Raja dua Negeri, aku harus menjinakkanmu dan membuatmu jatuh cinta yang kurasa akan lebih sulit dari pekerjaan lainnya. Tapi tak apa, karena kau cantik dan manis”Jawab Edgar sambil bersidekap.

“APA?!”Teriak Puteri Ri lalu memasang kuda-kuda untuk menyerang Edgar.

Satu….

Dua……..

“Mohon maaf Yang Mulia Tuan Puteri, Tuan Puteri diminta bersiap untuk acara nanti malam”Sebuah suara menginterupsi.

Kali ini Puteri Ri yakin yang bicara adalah Pengawal. Puteri Ri menurunkan Pedangnya dan memasukkan ke tempatnya kembali, lalu menoleh.

“Baiklah”Ucapnya anggun.

Melihat Puteri Ri berbicara anggun, Edgar mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum miring.

“Kali ini kau selamat”Ucap Puteri Ri pada Edgar.

Puteri Ri segera melenggang pergi diikuti Pengawal tadi.

Edgar yang masih ditempatnya menggelengkan kepala.

“Haaaah, padahal aku berharap dia merona tadi. Ah sudahlah”Gumamnya.

 

**********

 

Setelah mandi dan berganti baju, Ra Chel  menggeser pintu kamarnya dan keluar. Ia memperhatikan rumah yang ia tempati dari kecil dan bahkan sejak kakek neneknya masih ada. Ia masih heran kenapa Ibunya lebih memilih tetap tinggal dirumah Tradisional ketimbang rumah modern.

Ya, walaupun begitu, Ra Chel merasa nyaman dan hangat di rumah ini. Walaupun ia sudah tak punya Ayah.

Ra Chel berjalan menuju ruang makan, disana sudah ada Yoochun yang sibuk dengan Tablet PCnya.

“Kau sudah selesai mandi sayang?”Tanya Wanita yang kira-kira berumur 40an tapi masih sangat cantik itu.

“Ne, Eomma”Jawab Ra Chel.

Yoochun mengangkat kepalanya melihat Ra Chel yang kini duduk di hadapannya.

“Eomma aku sudah lapar”Ucap Ra Chel merengek.

“Ne, ini sudah matang”Jawab Wanita yang ternyata Eommanya.

“Ya! Gadis macam apa kau ini? Bukannya membantu Eomma”Ucap Yoochun.

“Aisshhh, aku kan lelah hehehe. It’s Okay kan Eomma?”Jawab Ra Chel.

“Ne… Aigoo kalian tidak boleh bertengkar di ruang makan”Ucap Eomma.

Ra Chel menjulurkan lidah mengejek Yoochun. Sementara Yoochun hanya bisa berdecak sebal.

Eommanya menaruh mangkuk yang berisi sup, lalu menata semua makanan di meja. Ya, mereka makan secara lesehan. Bahkan Ra Chel merasa bagaikan di drama Korea yang satu keluarga makan seperti ini. Hanya saja, kurang lengkap tanpa Ayah.

“Waeyo?”Tanya Yoochun yang menyadari Ra Chel melamun.

“Ne? Aniyo, geunyang, pasti akan lebih lengkap jika makan dengan Ayah”Jawab Ra Chel.

Eomma yang sedang menata mangkuk dan sumpit pun menatap sedih Ra Chel. Lalu kembali ke aktivitasnya.

“Kan sudah ada Eomma dan Oppa”Jawab Eomma.

Ra Chel mengangguk.

“Eomma tidak ke Boutique?”Tanya Yoochun yang berniat mengalihkan pembicaraan.

“Nanti setelah ini. Waeyo?”Tanya Eomma balik.

“Kenapa Eomma tidak jual saja Boutique itu? Eomma kan bisa istirahat saja dirumah. Aku kan sudah bekerja keras meneruskan Hotel untukmu dan Ra Chel”Jawab Yoochun.

“Ne, Eomma. Aku juga tak ingin Eomma kelelahan. Lalu, Boutique itu juga hanya untuk menyewakan kostum-kostum aneh itu”Lanjut Ra Chel.

“Ra Chel, itu kostum Negeri Dongeng, bukan aneh-aneh. Masih banyak pelanggan yang suka menyewa kostum. Dan untuk Yoochunku, ini bukan masalah uang dan istirahat. Sama seperti Hotel warisan Harabuji, Boutique itu juga warisan Halmoni. Untuk istirahat, Eomma kan selalu istirahat cukup”Jawab Eomma.

Ra Chel tersenyum mendengar suara Eommanya. Oh, betapa lembutnya dan anggunnya ketika berbicara. Sikap keibuannya yang menjadi favorit Ra Chel untuk selalu bermana ria dengannya. Ia merasa bahagia dan bersyukur mempunyai keluarga seperti ini.

 

*******

 

Diwaktu yang sama, ditempat yang berbeda, Puteri Ri yang baru datang dengan Gaun birunya yang membuatnya nampak cantik segera membungkuk dengan anggun.

“Maafkan saya, Yang Mulia Raja Enderson dan Ratu Quiya, karena datang terlambat dan tidak menyambut kedatangan kalian. Selamat datang di Kediaman Ayah, Raja Arlame di Kerajaan Anyelir ”Ucapnya lembut.

“Terima kasih Puteri Ri, tidak apa-apa. Kami mengerti keterlambatan Puteri untuk mempersiapkan diri bukan? Lihatlah Pangeran Edgar, calon pendampingmu sangat cantik bukan?”Tanya Ratu Quiya.

Huuuuh, kenapa tidak langsung makan saja? Aku sudah gerah harus memakai riasan seperti ini. Puteri Ri sibuk menggerutu.

Cih, cantik, tapi bagaimana bisa ia dipuji tapi sama sekali tidak tersipu? Gumam Pangeran Edgar sambil mengamati Puteri Ri dari atas sampai bawah.

“Silahkan duduk Puteri Ri”Ucap Raja Enderson.

“Ya, sebaiknya kita langsung menyantap makanan lebih dulu agar maksud pertemuan ini segera dijelaskan”Setuju Raja Arlame.

“Terima kasih”Jawab Puteri Ri lalu menghampiri kursinya dan segera duduk dengan lembut.

Puteri Ri mengambil celemek berwarna biru yang ada di hadapannya, lalu ia sampirkan di pangkuannya.

Makan malam itu pun terlaksana dalam keheningan dan tenang, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu emas yang bersentuhan dengan wadah kaca yang terisi hidangan.

Makanan pembuka, makanan utama, sudah dihabiskan. Kini, semuanya menyantap hidangan makanan penutup agar-agar rumput laut. Sambil menyantap makanan itu, pembicaraan pun mulai dilakukan.

“Jadi, Raja Arlame, bagaimana menurutmu? Kapan waktu yang tepat untuk diadakan pertunangan antara Puteri Ri dan Pangeran Edgar?”Tanya Raja Enderson.

“Ah ya, bagaimana jika tiga hari lagi? Kurasa lebih cepat lebih baik”Jawab Raja Arlame.

“APA AYAH?”Puteri Ri berteriak dan mendapat tatapan yang sulit dimengerti oleh Kedua Raja dan Ratu.

Hanya Pangeran Edgar yang tersenyum miring.

“Ehmm, mohon maaf, maksudku, apa itu tidak terlalu cepat Ayah? Aku dan Pangeran baru saja bertemu hari ini. Menurutku, kami butuh pendekatan terlebih dahulu”Ucap Puteri Ri lemah lembut.

Ratu Quiya tersenyum lalu menoleh pada Rajanya dengan senyum yang masih sama. Raja Arlame menghembuskan napas lega karena anaknya masih bisa mengendalikan diri.

“Aku setuju dengan pendapat Raja Arlame. Kerajaan kita memerlukan ikatan secepatnya, pasti Puteri tahu bukan? Ada baiknya Pertunangan diadakan secepatnya, setelah itu kalian bisa saling mengenal satu sama lain. Lalu setelahnya Pernikahan diadakan”Jawab Raja Enderson.

“Bagaimana Puteri Ri? Kau setuju bukan?”Tanya Ratu Quiya.

Menundukkan kepalanya seraya berpikir. Ia ingin sekali menolak, bahkan menolak Pertunangan ini. Tapi, sebagai Puteri, apa ia tega membiarkan rakyatnya merasa waspada karena tidak ada kekuatan yang meyakinkan mereka untuk hidup tenang. Inilah kelemahan Kerajaan Anyelir, tidak mempunyai Ratu, dan tidak mempunyai Pangeran yang menjadi Calon Raja. Kekuatan yang dimiliki Kerajaan Anyelir hanyalah dibagian Kepemerintahan. Sementara Kekuatan yang sesungguhnya dimiliki Kerajaan Elang. Bahkan beberapa keturunan Kerajaan mempunyai kekuatan tersendiri.

Apa Pangeran itu juga mempunyai kekuatan? Tanya Puteri Ri dalam hati.

“Jadi bagaimana Puteri?”

Puteri Ri tersentak dari lamunannya, karena suara berat dari Raja Enderson menginterupsinya.

“Aku serahkan keputusan pada Pangeran Edgar, Yang Mulia”Jawab Puteri Ri.

Pandangan semuanya beralih ke Pangeran Edgar yang terlihat santai, sangat tenang malah.

Katakan tidak setuju, tidak setuju, tidak setuju, suara hati Puteri Ri berdemo menyerukan kata hatinya.

“Aku setuju, memang itulah yang terbaik”Jawab Pangeran Edgar tegas.

Salah, kau bodoh Ri, jelas saja dia menyutujuinya, dia menyebalkan dan mempunyai rencana tersendri untukmu, terdengar suara iblis yang merutuki Puteri Ri.

Membuat Puteri Ri mengerutkan wajahnya.

Tidak, kau benar. Memang itu yang seharusnya dilakukan calon pendamping dan calon Ratu. Kalaupun kau menolak, cepat atau lambat semuanya akan tetap terjadi, suara malaikat berbisik di telinganya.

Puteri Ri menghembuskan napas.

Tidak kau salah, pasti Pangeran tampan itu akan menyiksa Puteri, suara iblis menyela.

Kau yang salah, tidak kah kau lihat kewibawaannya? Ah, pasti dia menjadi pendamping dan Raja yang baik kelak, suara malaikat membantah.

Puteri menggelengkan kepalanya dengan cepat, mengusir suara-suara itu yang membuatnya semakin pusing.

“Kau baik-baik saja Puteri?”Tanya Raja Arlame dengan wajah cemas.

Puteri tersadar dan berusaha tersenyum manis.

“Aku baik-baik saja Ayah, emm... Ayah, bolehkan aku pamit ke taman belakang?”Tanya Puteri Ri.

“Oh tentu saja, tapi setelah itu kau harus istirahat sayang”Jawab Raja Arlame.

“Untuk anakku Pangeran Edgar, nanti malam kau ikut kami pulang. Lalu lusa kau baru bisa kemari untuk mempersiapkan Pesta Pertunangan kalian”Ucap Raja Enderson.

“Baik Ayah”Jawab Pangeran Edgar.

Setelah memberi salam perpisahan, Puteri Ri berjalan menuju taman belakang. Namun, setelah langkahnya tak terlihat oleh semua orang, ia berjalan dengan gontai. Mewakili ketidak berdayaannya melawan segalanya.

Dan disinilah ia, di hamparan taman bunga yang luas, ia menghirup udara sebanyak-banyaknya, serasa tidak ada waktu lagi untuk bernapas.

Setelah puas, Puteri Ri berjalan diantara bunga matahari dan bunga sepatu. Tangannya merentang melambai mengenai bunga-bunga yang bertemu telapak tangannya.

“Ibu, bisakah kita bertemu sekali saja? Aku ingin mencurahkan semuanya denganmu. Mengapa hanya padang bunga ini yang kau tinggalkan? Walaupun aku bisa merasakan kasih sayangmu disini, tapi tetap saja yang lebih kubutuhkan kehadiranmu. Aku kesepian Ibu, aku bingung, apa yang harus kulakukan?”Gumam Puteri Ri lirih.

Dari kejauhan, langkah kaki terdengar menghampiri. Puteri Ri menghapus air matanya yang sempat jatuh dengan cepat. Lalu senyuman manis ia lontarkan untuk menggantikan wajah sendunya tadi.

“Apa yang kau lakukan disini?”Tanya seseorang.

Puteri Ri segera berbalik. Dihadapannya, seorang lelaki yang memang tampak gagah dan berwibawa dengan jubah yang dikenakan. Hanya saja, sikapnya berbeda dengan wajah tampannya dan kewibawaannya itu.

“Mau apa kau kemari?”Tanya Puteri Ri balik.

“Aku yang memberi pertanyaan lebih dahulu Nona, Yang Mulia Puteri, calon pendampingku”Jawab Pangeran Edgar lalu tersenyum jahil.

“Sudahlah, tempat ini seharusnya membuatku lebih baik, tapi berubah menjadi menyebalkan sepertimu”Balas Puteri Ri ketus lalu melangkah.

Sebuah tangan menahannya ketika langkah kakinya hendak melewati Pangeran Edgar.

“Maaf, aku hanya ingin mengajakmu berkeliling, aku belum tahu banyak daerah Kerajaan Anyelir”Ucap Pangeran Edgar jujur dan kali ini tanpa nada jahil dan yang lainnya.

Puteri Ri menatap sepatu kaca tanpa haknya, lalu tangannya melepas tangan Pangeran Edgar yang menahannya.

“Maaf, kali ini aku tidak bisa, aku ingin pergi berburu”Jawab Puteri Ri.

“Ta…”

“Untuk menenangkan suasana hatiku yang sedang buruk, dan aku ingin sendiri”Potong Puteri Ri.

“Baiklah”Jawab Pangeran Edgar menyerah.

Puteri Ri melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti.

“Jangan pikirkan tentang Pertunangan itu, jalani saja”Ucap Pangeran Edgar yang tentu didengar Puteri Ri yang berjalan tanpa menghentikan langkahnya.

 

LOVE LIKE COMMENT ditunggu. XOXO

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK