Pagi hari sudah datang. Sinarnya menembus kaca dan menerpa muka Gyu Ri. Gyu Ri menggeliat, tetapi tidak bisa. Seperti ada yang mengikatnya
“HYAAA!!”
BUK!
Suga membuka matanya sedikit karena ada bantal yang menimpa mukanya. Ia menatap Gyu Ri malas dan kembali tidur dengan posisi membelakangi Gyu Ri
“huwaa!! Kenapa kau tidur di sini?! Kau kan punya kamar sendiri!”
“nngg.....?”
“heh es pendek! Kembali ke kamarmu!”
“........”
“aargh! Kau ini benar-benar”
Gyu Ri mendorong Suga dengan tangannya. Tetapi Suga tetap bertahan pada posisinya.
Selang beberapa menit, tidak ada yang mendorongnya lagi. Suga menghadap Gyu Ri. Ia terkekeh pelan melihat muka merah Gyu Ri di pagi hari
“kau.. kembali ke kamarmuu!” teriak Gyu Ri sambil menunjuk pintu.
GREB!
Sga menarik Gyu Ri ke pelukannya. Ia mengajak Gyu Ri kembali tudr
“berisik..lebih baik kau tidur kembali”
“aakkh...kau ini kenapa jadi begini?! Lepaskan akuu”
“jangan teriak. Nanti orang sebelah mendengarnya” Suga memeluknya makin erat.
“hyaa!! Kata-katamu sungguh menyebalkan! Sugaaa!! Kau pria mesum!”
Suga beranjak dari kasur dan pergi turun kebawah. “apa aku terlalu kasar?” gumam Gyu Ri.
Gyu Ri mencuci mukanya dan bergegas turun mencari Suga. Tepat! Suga berada di tempat yang Gyu Ri kira. Ia melangkah ke arah Suga.
“kau marah?”
“ng..?”
“aku....minta maaf”
Suga hanya tersenyum dan menyuruh Gyu Ri berada disampingnya
“kau sedang apa?”
“aku hanya membuat flower crown” ucapnya tanpa memandang Gyu Ri.ia sibuk dengan urusannya. Sedangkan Gyu Ri memerhatikan apa yang Suga buat
“selesai. Ini untukmu. Itu tanda permintaan maafmu di terima”
Gyu Ri memandang flower crown yang di berikan Suga kepadanya. Suga mengambil dari tangan Gyu Ri dan meletakkannya di atas kepala Gyu Ri
“cantik”
“gomawo” ucap Gyu Ri malu-malu
“tapi mukamu tidak mendukung”
PLETAK!
“kau ini sering membuat orang kesal. Apa enaknya sih?”
“molla? Hanya kesenangan tersendiri bagiku” jawab Suga sambil mencabut rumput di sekitarnya dan menaburkannya ke atas kepala Gyu Ri.
“yyak! Kau!”
Gyu Ri mengejar Suga sampai keluar rumah. lari Suga sangat kencang sehingga Gyu Ri tertinggal jauh di belakang. “MANUSIA ES PENDEEEKK!” teriaknya. Suga hanya tersenyum dan pergi ke tempat favoritenya, ayunan di tepi danau. Disana sangat sepi, tapi pemandangannya sangat indah. “haha..dia pasti tau aku dimana”
Gyu Ri berjalan mencari Suga. Ia tau dimana es pendek berada.
GRAP!
“oh? Yoondong?”
“hai.. kau mau kemana?”
“aku mau berjalan saja. Oh ya, soal semalam, aku minta maaf ya, juga Suga. Dia memang seperti itu. Kenapa kau bisa disini?”
“aku mengikutimu. ahaha..tidak. hanya lewat saja tadi. Soal semalam aku mengerti. Bagaimana kalau kau ikut aku makan di kedai sana?” tunjuk Yoondong
“bagaimana ya? aku harus mencari Suga. Dia pasti khawatir”
“tidak mungkin. Kau kan hanya makan sebentar. Memang kau sudah makan?”
Gyu Ri hanya menggeleng pelan. “kajja!” tarik Yoondong sambil tersenyum lebar
***
Suga memainkan bunga yang ia petik. Ia memandang bunga itu lama. “hh..dimana Gyu Ri? Apa dia marah? Kekeke~ sebaiknya aku segera menyusulnya” Suga pun beranjak dari ayunan dan berjalan ke rumah.
Saat dijalan kecil yang sunyi, ia bertemu Gyu Ri dan Yoondong berjalan berdua.
“oh Suga! Kenapa kau disini? Ini jjajangmyeon untukmu” Suga hanya menatap Gyu Ri dataryang sedang menyodorkan jjajangmyeon untuknya. Lalu matanya berganti arah memandang Yoondong.
“apa? Aku hanya mengajaknya makan. Dia belum makan dari tadi. ada ang salah”
“iya, kau salah. Kenapa kau mengajaknya?”
“hey..santai. lihat, Gyu Ri saja tidak marah. Iyakan?” Yoondong mengacak rambut Gyu Ri “yyaa!” teriak Gyu Ri seperti anak kecil
“jauhkan tanganmu dari Gyu Ri”
Yoondong menjauhkan tangannya, tetapi tangannya malah berpindah menjadi merangkul Gyu Ri
“kubilang, JAUHKAN TANGANMU DARI GYU RI KU!”
‘apa? Gyu Ri mu? Maksudnya?’ pikir Gyu Ri
“aku tidak mau, Gyu Ri milikku” bantah Yoondong
BUGH!
Satu pukulan mendarat di wajah Yoondong.
“Suga! Kau ini kenapa?”
“kau yang kenapa! kau mau saja diajak oleh pria mengerikan seperti dia. Kenapa hah? Bisa kah kau tidak jauh-jauh dariku?” Gyu Ri terdiam mendengar ucapan Suga
“sudah selesai bicara? Kau kira aku tidak bisa melawanmu hah?”
BUGH!
Darah segar keluar dari bibir Suga. Suga tidak terima di perlakukan seperti itu, ia menghajar Yonggukhabis-habisan. Posisi Suga di atas Yoondong memegang kerah bajunya.
“BERHENTI! Kalian kira aku apa ha? Di perebutkan seperti ini?!” teriak Gyu Ri sambil menangis. Ia tidak tahan melihat mereka berdua dan segera berlari.
“uhuk..dia sangat manis..apa kau tau sesuatu?” tanya Yoondong dan masih sempat tersenyum menatap Suga. Suga hanya menatapnya tajam sambil mencengkram kerah bajunya. Perlahan kepala Yoondong ke arah Suga dan membisikkannya sesuatu
“aku menyukai....Gyu Ri. Lebih baik kau jaga Gyu Ri baik-baik, karena kau tidak akan tau kapan aku mengambilnya darimu”
BUGH!
Pukulan Suga terakhir. Ia sangat membenci Yoondong. ia pergi pulang dan berhenti sebentar “ jika kau masih menyukai Gyu Ri, aku tidak segan segan akan menghajarmu lebih dari ini. Kau kira aku tidak ingat kejadian masa lalu?! Semuadah itu aku lupakan? Dasar bodoh!”
Yoondong yang terkapar lemas hanya terbatuk-batuk. “kau masih mengingatnya? lihat saja”
***
Gyu Ri duduk di tepi kasur dan menangis sekencang2nya. Ia melempar bantal dan barang-barang yang lunak. Karena barang yang lain itu mahal, dibeli dengan uang pikirnya. Kenapa harus dirinya yang membuat orang lain menderita? Ini bahkan baru pagi hari. Ia memutuskan untuk tidur saja daripada harus memikirkan kejadian tadi.
Suga masuk ke kamarnya dan duduk di kursi meja belajar. Ia merasa kalau Yoondong sudah kelewatan. Ia mengacak rambutnya, lalu membuka laci mejanya, berharap mendapatkan sesuatu yang membuat moodnya bagus.
“surat? Sejak kapan?”
Suga membaca surat tersebut. Ia membulatkan matanya sempurna dan menyimpan surat tersebut di laci dan menutupnya. Entah senang, kecewa, dan benci.
***
Siang hari.
Suga pergi ke rumah Chanyeol karena semua temannya sudah berkumpul disana. Karena turnament basket di mulai besok
“oh Suga! Kau datang? Yya! Mukamu kenapa?” tunjuk Donghae ke bibirnya sendiri.
“tidak apa-apa, hanya sedang latihan bela diri” ujarnya datar
“ayolah ceritaka, aku penasaran” rengek Sungjae. Suga menaikkan satu alisnya. “kau ingin tau sekali”
“ya sudahlah, abaikan saja pertanyaanku tadi. kita langsung latihan saja”
Mereka ber enam (Suga – Chanyeol – Sungjae – Kyuhyun – Donghae- Myungsoo) segera ke lapangan basket yang berada di belakang rumah Chnayeol.
Krystal yang rumahnya dekat dengan Chanyeol,bukan, lebih tepatnya saudara Chanyeol, sedang berjalan keluar. ia menuju rumah Chanyeol ingin mengambil buku yang dipinjam si jangkung.
“itu Suga? Ah! Ini kesempatan bagus! Aku akan mengikutinya” Krystal duduk di tepi lapangan sambil memandang Suga.
‘uh? Sejak kapan dia ada disitu?’
DUK!
“hahaha, ya Suga-ah! Kau melamun? Hahah, kepalamu jadi sasaran bolanya”
“aishh..kalian. aku kira ponselku berdering, makanya aku diam” ucapnya berbohong. Ia duduk sebentar di kursi lalu di susul dengan yang lain
“kau kenapa? sepertinya kau sedang tidak baik” ucap Chanyeol
“tidak. aku hanya lelah. Oh ya, Krystal itu kan saudaramu, kenapa ia ada disini?”
“ia membeli rumah di dekat sini. Kenapa?” Chanyeol tersenyum misterius
“kau kenapa? oh ayolah! Kau kira aku menyukainya? aku hanya mengenal namanya saja!”
“memangnya aku bertanya kau suka atau tidak?”
“yah..terserah kau sajalah”
“yya kalian! Dengar aku tidak? bagaimana sore ini kita pergi ke rumahku? Ibu ku masak banyak. Ia menyuruhku mengajak kalian, bagaimana?” tanya Kyuhyun. Semua mengangguk.
***
Gyu Ri bersiap-siap pergi kerja. Ia mengurungkan niatnya menelfon Suga, ia takut jika Suga marah, dan memutuskan untuk berajalan kaki saja. Hari tidak panas dan tidak dingin. “semoga tidak hujan” batinnya.
Setelah sampai, ia di panggil Jongsuk
“ada apa?”
“semalam kau kenapa? meninggalkan pekerjaan begitu saja”
“kau tau? Tidak ada gunanya aku melawan Suga. Ia terlalu kuat”
“oooh..ya sudah, cepat kau bekerja, nanti pemilik datang” ucap Jongsuk dan disambut anggukan Gyu Ri.
***
Hari sudah malam, Suga memasuki rumah . “ssh..dingin sekali. Sepertinya akan hujan. Kalau bukan saudara Chanyeol, pasti aku sudah bisa pulang dari-tadi” kesalnya sambil melihat seisi rumah
“Gyu Ri-ah.. kau dimana?” Suga diam sejenak lalu menepuk jidatnya, ia lupa kalau Gyu Ri sedang kerja, tapi ini bahkan sudah waktunya untuk pulang kerja.
Suga mengetuk kamar Gyu Ri, tetapi pintu tidak ikunci. Kosong. Ia pergi ke dapur, tidak ada juga
“uhmm..aku harus menjemputnya”
“yah..hujan” ucap Gyu Ri berdiri di depan caffe. Sebenarnya ia bisa pulang diantar Jongsuk, tetapi ia enolak karena ia berpikir hari tidak akan hujan. Ternyata salah.
“brr..ini dingin sekali” ucapnya sambil menggosok kedua telapak tangannya
“itu Gyu Ri? Hhmm..” ia membuka kaca mobilnya “Gyu Ri-ah! Lee Gyu Ri!” teriaknya di tengah hujan deras
“ah..Yoondong?” umamnya pelan, tapi ia masih muak melihatnya. Ia pun mengalihkan pandangannya
“ya! cepat masuk! Kau mau mati kedinginan? Cepat!”
“tidak usah, aku tunggu disini saja. Lagpula hujan akan berhenti sebentar lagi”
Kau bodoh? Lihat ke atas, gelap sekali!, cepat masuk!”
Gyu Ri memikirkan perkataan Yoondong. ada benarnya juga, ia paling tidak kuat dengan hujan. Denagn hati yang terpaksa, Gyu Ri pun masuk kedalam mobil. ‘ku harap Suga tidak akan marah’
Tidak lama, datang Suga dengan mobilnya. “kemana anak itu? Ini sudah tutup” Suga menghubungi Gyu Ri, tetapi tidak aktif “sial! Kau dimana Gyu Ri-ah..”