Jam pelajaran kosong. Terlihat semua murid di kelas Gyu Ri sedang bermain, menggsip dan memamerkan barang mewah
“hh..ck! dasar pamer” dengus Gyu Ri malas sambil menopang dagunya.
“kau mau ke kantin bersama?” ajak Suga “kulihat mood mu tidak bagus”
“tidak terimakasih. Kau duluan saja. Aku akan menyusul”
Suga mengangguk dan bergegas ke kantin. “Suga kemana?” Tanya Sungjong.
“dia ke kantin. Paling minum atau makan. Kenapa?”
“tidak, aku hanya mau mengajaknya main bola kaki dengan yang lain”
“kurasa dia mau. Coba saja ajak dia” Sungjong pergi keluar kelas dan mencari Suga. “hh..kurasa aku akan ke kantin juga”
Di koridor, Gyu Ri berpas-pasan dengan Yoondong
“kau..Gyu Ri kan?”
“darimana kau tau?”
“hanya tebakan. Kau kemana?” tanya Yoondong lagi
“ke kantin. Kau mau ikut?”
“tidak. kemana sahabatmu, Suga?”
“dia di kantin. Aku mau menyusulnya. Aku duluan”
Yoondong memegang tangan Gyu Ri. Ia menatapnya lama. “apa hubungan mu dengan Suga?”
“kau ingin tau sekali hah? Lepaskan. Mood ku sedang tidak mendukung”
“hey manis..tidak baik marah-marah. Aku hanya bertanya”
Gyu Ri menghempaskan pegangan Yoondong dan menatapnya tajam “mau mu apa hah?! Lebih baik urus saja urusanmu” bantah Gyu Ri
BRUK!
Yoondong mendorong Gyu Ri ke dinding hingga membuatnya meringis kesakitan. Ia ingin pergi, tetapi Yoondong mengurungnya dengan kedua tangannya yang menumpu dinding
“apa yang mau kau lakukan?”
“entahlah. Kurasa aku menyukaimu?” ucap Yoondong mendekatkan mukanya kearah Gyu Ri
“aku tidak suka padamu. Beginikah kau memperlakukan wanita huh? Kasar sekali” Gyu Ri menepis tangan kiri Yoondong.
“ck..selama aku hidup, baru kali ini ada seorang wanita yang berani padaku” ujarnya menatap tajam Gyu Ri. Begitu juga Gyu Ri, ia menatap balik Yoondong.
“yah! Wanita itu aku! Kau kira aku takut padamu? Jangan samakan aku dengan wanitamu yang lainnya” Gyu Ri pergi dari hadapan Yoondong dan berjalan menuju kantin
‘gadis yang menarik’pikirnya.
Di kantin, Gyu Ri duduk disamping Suga. Ia memegang bahunya sendiri
“bahumu kenapa?” tanya Suga mendekat ke arah Gyu Ri
“tidak, hanya pegal saja” ucapnya. Suga memijit bahunya yang pegal.
“lain kali cobalah untuk menggerakkan badanmu, jangan bermalas-malasan” Suga mencubit pipi Gyu Ri “aww..sakit!”
Krystal yang tidak sengaja lewat untuk membeli minum, melihat tingkah Gyu Ri dan Suga. Hatinya panas “tssk..kenapa harus gadis itu? Apa aku perlu memberinya pelajaran? Seenaknya saja menggoda Suga. Suga itu hanya milikku!” gumamnya sambil menatap mereka intens.
Krystal menghampiri mereka berdua “hai..kau Gyu Ri kan?”
Gyu Ri menatap Krystal “iya. Kenapa?”
“tidak..aku hanya menyapamu. Aku ke kelas dulu ya. oh ya, akhir-akhir ini banyak ya wanita yang menggoda Suga. Itu sangat menjijikkan” ucap Krystal sambil meminum minumannya
BRAK!
“yyak! Apa kau menyindirku hah?! Siapa yang menggoda Suga! Jaga bicaramu!” bentak Gyu Ri memukul meja dan berdiri memandang Krysta tajam
“maaf Gyu Ri, aku tidak menyindirmu. Aku hanya heran saja dengan tingkahmu terhadap Suga” Krystal pergi melangkah menjauhi mereka berdua
“sudahlah. Abaikan saja orang seperti dia. Dia hanya mencari sensasi”
“tapi kan..aku tidak terima!”
“sudahlah” Suga menarik lengan Gyu Ri agar ia duduk kembali. “lihat mukamu. Aigoo..jangan seperti itu. Itu jelek” Suga mencubit kedua pipi Gyu Ri hingga membuat dirinya seperti tersenyum. Suga tertawa
“apa yang kau tertawakan?”
“haha..kalau dipaksakan, tambah menyeramkan. Hahaha”
“dasar es pendeeekk!!”
Krystal sebenarnya tidak benar-benar pergi ke kelas. Ia melihat apa yang dilakukan Suga terhadap Gyu Ri “kenapa bersama dia, Suga bisa tertawa? Kurasa aku harus cepat memiliki Suga” gumamnya.
***
Gyu Ri pergi ke caffe. Ia diantar oleh Suga menaiki motor
“sudah sampai. Terimakasih” ucap Gyu Ri sopan pada Suga
“baiklah. Kalau kau mau di jemput, telfon saja”
“setelah ini kau kemana?”
“aku pergi ke rumah Chanyeol saja. Kami ada latihan basket untuk turnament lusa”
“benarkah? aku harus datang melihatmu bermain. Lagi pula lusa kan hari bebas. Bolehkan?”
“boleh saja. Asal jangan menggangguku” ucap Suga tersenyum dan mengacak rambut Gyu Ri
“aish..menyebalkan! pergi sana. Hush!”
“kau mengusirku? Baiklah..siap-siap saja kau menginap disini” Suga pergi dari hadapan Gyu Ri. Gyu Ri terperangah mendengar kata-kata Suga “huwaa!! Adakah hari yang tentram tanpa kata-kata yang menyebalkan dari manusia es pendek itu?!”
Gyu Ri melangkah memasuki caffe. Ia memakai baju kerjanya. Saat orang datang berkunjung, dengan sigap ia melayaninya.
Kring..Kring..
Orang ersebut membuka pintu saat Gyu Ri melayani pengunjung.
“sebaiknya kita duduk disana saja” ucap orang tersebut.
“ah! Itu Yoondong! Kenapa dia ada disini?” batin Gyu Ri, padahal ia sedang bersiap menerima pesanan dari orang yang ia layani.
“hey..kau tidak mendengarnya? Dia memesan tiramisu dan aku cappucino” ucap orang yang duduk di hadapan Gyu Ri
“ah..mianhae. aku melamun. Mianhae. Pesanan mu akan segera kuantar”
Gyu Ri menyerahkan kertas pesanan tersebut kepada barista dan berdiri menunggu. “lebih baik melayani pengunjung yang ada di meja nomor 3 itu” tunjuk Jong Suk. “ah..kenapa tidak kau saja?”
“aku sedang sibuk. Pesanan yang ku layani segera siap. Nah, pergi sana” Jong Suk mendorong Gyu Ri sambil membawa buku menu ke hadapan pengunjung meja nomor 3
“silahkan pesanannya” ucap Gyu Ri menutup mukanya dengan kertas pesanan
“aku pesan vanilla latte dan temanku frappucino”
“baiklah, akan ku antar pesanannya” Gyu Ri berjalan terburu-buru
“sebentar” Gyu Ri diam di tempat “apa aku mengenalmu?”
“tidak, kau salah orang” Gyu Ri segera ke barista
Gyu Ri terdiam di samping Jong Suk.”kau ini kenapa?”
“tidak. aku permisi ke kamar kecil sebentar. Kau antarkan pesanan ke nomor 3 ya?” belum sempat Gyu Ri berjalan, tangannya sudah di cengkram Jong Suk
“eits..mau kabur? Memangnya kenapa? kau terlihat gugup”
“tidak. aku benar-benar ingin ke kamar kecil”
“baiklah. Kau ku lepaskan”
Gyu Ri berlari ke kamar kecil dan mencuci mukanya. “apa benar itu Yoondong? Hh..tapi setidaknya aku selamat”
Drrtt..Drtrtt..
“halo?”
“Gyu Ri-ah, aku kesana ya, aku mau memesan beberapa kopi untuk yang lain”
“iya..”
Tuut..tuut..
“hh..Suga datang. Semoga ia tidak melihat Yoondong. Kalau dia melihatnya, akan ada bencana di caffe ini. Bisa-bisa caffe ini hancur! ANDWAE!”
“kau kenapa?” tanya Suzy yang baru saja masuk ke kamar kecil
“ah bukan..aku..aku tidak apa-apa..hehe..lanjutkan”
Gyu Ri keluar dari kamar kecil sambil senyum-senyum di depan Suzy
“dia kenapa?” gumam Suzy
Gyu Ri berdiri di depaan meja tempat mengantar pesanan.
Kriing..Kriing..
“Gyu Ri-ah..aku pesan cappucino lima” ucap Suga enteng
“tunggu sebentar” Gyu Ri pergi menuju barista
Di lain tempat, Yoondong yang sedang mengobrol tiba-tiba melihat Suga datang.
“ehem..sebentar, aku mau memesan kopi dulu” Yoondong beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke arah Suga
“hai Suga. Kau disini juga ternyata”
DEG! ‘anak ini..kenapa bisa disini?’
“ini pesananmu...” Gyu Ri terdiam melihat Yoondong dan Suga. Yoondong memandang ke arah Gyu Ri “hai..manis?”
“mau apa kau?” tanya Gyu Ri
“aku hanya mau memesan coffe latte satu. Bungkus saja. Aku mau membawanya pulang” ucap Yoondong menatap Gyu Ri nakal
“aku akan memesankannya dulu. Lebih baik kau duduk saja disana”
“aku tidak mau. Sehabis ini, kau harus ikut bersamaku”
“hentikan!” bentak Suga. Ia menyeret Gyu Ri dari sana dan membawanya pulang. Yoondong masih terdiam di tempatnya dan tersenyum ke arah Suga
“yyak! Kau ini kenapa? kerja ku belum habis”
Tanpa pikir panjang, ia membalikkan badannya sebentar “namamu Jong Suk kan? Permisikan dia. Aku ada urusan dengan anak ini” Jong Suk hanya mengangguk.
***
Suga menutup pintu rumah. ia duduk di sofa dan memijit dahinya, Gyu Ri duduk disamping Suga dan memandangnya kesal.
“kau ini kenapa? kenapa kau tiba-tiba menyeretku?”
“aku tidak suka kau dekat-dekat dengan Yoondong! Dia itu kejam!”
“tapi kan dia tidak berbuat macam-macam padaku tadi! dia hanya memesan kopi, tugasku hanya mengantarkan pesanannya!”
“Lee Gyu Ri..!”
“kau lihat? Kerjaku berantakkan gara-gara kau!”
“Lee Gyu Ri...!”
“kau itu yang kejaam! Dasar manusia es pendek!”
“LEE GYU RI!”
“aku membencimu!”
GREB!
Suga memeluk Gyu Ri erat. Ia tau kalau berdebat masalah seperti ini, Gyu Ri tidak akan diam “aku tidak mau kehilangan lagi.. jangan dekati Yoondong”
Ia pun melepaskan pelukkannya. Suga menangis di hadapan Gyu Ri. Gyu Ri merasa bersalah. Ia memegang pipi Suga dan memandang Suga.
“kau...maksudmu apa?”
“kau tidak tau betapa sakitnya kehilangan orang yang kau cintai.. kau tidak akan pernah tau. Meninggal tidak wajar” Suga menan tangisnya tapi tidak bisa. Gyu Ri menghapus air mata Sugalembut
“aku..aku minta maaf..maaf..” Gyu Ri memeluk Suga. Ia menepuk punggung Suga pelan agar Suga tenang. “aku berjanji tidak kan meninggalkanmu”
‘apa Suga cemburu padaku? Apa Suga menyukaiku?’ pikir Gyu Ri dalam hati
“lebih baik kau mandi. Batalkan latihanmu. Nanti kau tidak konsen dan lelah”
Suga beranjak dari sofa dan segera mandi.
‘apa maksudnya meninggal tidak wajar? Apa ada hubungannya dengan Yoondong?’