Gyu Ri sedang berada di dalam mobil menuju perjalanan ke sekolah
“Kurasa aku akan pulang telat nanti. Jadi kau pulang duluan saja”
“.....”
“hey..aku bicara padamu Suga”
“sst..diamlah, kau mau berakhir dijalan ini? Aku sedang mengendarai motor”
“yya..! kau pelit sekali menjawab. Begitu mahalkah suaramu?”
“hh..baiklah. kita sudah sampai. Kenapa kau pulang lama?”
“aku ada kelas tambahan. Aku akan pulang naik bis saja”
“oke..kalau kau tidak mau oulang sendiri, kau bisa menelfonku”
Mereka pun turun dari motor dan menuju kelas. Tidak lupa dengan jeritan siswi yang centil. Telinga Suga panas mendengarnya. Ia sempat berpikir, apakah mereka tidak pernah melihat pria selain Suga?
“hh..omo! tugas Kimia ku tertinggal!” kaget Gyu Ri memandang Suga. Suga menatapnya datar dan memperlihatkan satu buku yang bertuliskan nama ‘Lee Gyu Ri’
“woah..gomawo Suga-ah” senyum Gyu Ri mengembang.Suga hanya bisa tersenyum dalam hati. Ia tidak mau kejadian dulu terulang lagi.
“semalam aku meminjamnya. Secara diam-diam”
“hah? Dasar maling!” Gyu Ri memukul Suga dengan buku. Dengan sigap Suga menangkis semua serangan sambil tersenyum kecil dan yang hanya boleh tau Cuma Gyu Ri seorang.
“ehem...semua murid harap tenang. Kita akan memulai pelajaran hari ini. Tapi sebelumnya, kita mempunyai murid baru. Saya harap kalian dapat berteman dengannya. Sialahkan masuk” ujar Jong Seonsaengnim
“halo. Nama saya Lee Sungjong. Atau Sungjong. Salam kenal” ucap murid bernama Sung Jong dengan ramah.
“silahkan duduk di kursi yang kosong”
“baiklah saem”
Sungjong duduk di bangku belakang Gyu Ri dan Suga. Gyu Ri melihat kebelakang. “hai” ucap Sung Jong”
“eh..hai”
“namaku Sungjong, kau siapa?”
“aku Lee Gyu Ri, panggil saja Gyu Ri. Kalau yang disebelah ku ini adalah” Gyu Ri membisikkannya ke Sungjong “manusia es pendek bernama Suga”
TUK!
“aku mendengarnya bodoh”
“yyak! Itu sakit! Aish..”
“haha..kalian lucu” ucap Sungjong dengan mengecilkan suaranya.
Palajaran pun dimulai dan berhasil membuat murid-murid di kelas tersebut sakit kepala berjemaah.
***
Saat istirahat, Gyu Ri ke kantin sendirian. Ia memesan makanan dan duduk di kursi kosong kesukaannya.
Gyu Ri berhenti makan dan mendongak ke atas, ia sudah tau kalau itu si pendek
“kau tidak makan?”
“aku kenyang. Aku hanya ingin minum saja” ucap Suga sambil memainkan minuman kaleng di tangannya
“ooh. Tumben sekali?”
“entahlah? Tugas tadi kau sudah siap?”
“belum. Nanti ajari aku ya, kau taukan, rumusnya itu seperti menghantui ku. Hii..aku disini..hihihi.aku disana. Aku dimana-mana, cepat hafal aku..huuu” Gyu Ri menunjukkan ekspresi lucunya. Suga hanya tertawa pelan agar tidak ketahuan murid lain.
“hai..boleh aku duduk bersama kalian?”
“oh Sungjong, tentu saja” jawab Gyu Ri.
“kau Suga kan?” tanya Sung Jong ke Suga. Suga hanya mengangguk. “salam kenal” ucap Suga. Sung Jong balas mengangguk.
“hei bodoh. Seharusnya Sung Jong yang mengucapkannya” bentak Gyu Ri. Suga tidak mendengarkannya, ia tetap fokus pada minumannya.
“haha..sudah. tidak apa. Hei, kalian tau? Anak kelas sebelah kita, yang bernama Yoondong? Dia baru saja menjadi murid baru tadi” oceh Sung Jong.
Suga terdiam memandang kosong minumannya. Ia menatap Sung Jong. “Yoondong? Kim Yoondong maksud mu?”
“ya. kau mengenalnya? Hh..menurutku dia kasar. Saat aku berjalan ke kantin, aku melihatnya sedang berkelahi dengan seseorang. Untungnya guru tidak tau”
“kau mengenalnya? Sejak kapan?” tanya Gyu Ri memandang Suga. Suga balas memandang Gyu Ri “tidak..aku hanya pernah mendengarnya. Tapi entah dimana” Suga meminum minumannya dan berdiri. “aku ke kelas duluan” Suga pun pergi
“kenapa dia?” tanya Gyu Ri. Sung Jong hanya mengangkat bahunya.
***
Suga baru saja menaiki motornya. Tampak Gyu Ri melambaikan tangannya ke arah Suga.
“oh? Kau tidak jadi kelas tambahan?”
“gurunya tidak masuk. Lagi pula aku baru ingat kalau aku ada kerja part time di caffe hari ini. Uhmm... aku duluan ya?” Gyu Ri melangkah pergi
“yya! Apa perlu aku antar?” Gyu Ri menggeleng. “tidak usah, dekat kok, hanya beberapa blok dari sekolah. Bye”
“kalau begitu berhati-hatilah” ucap Suga dan memasang helm nya. Seseorang menepuk pdaknya
“Suga oppa!” panggilnya
“uhm,, kau siapa?”
Gadis itu bersama temannya. “aku Krystal. Ah..oppa, kau sangat manis”
“...”
“oppa, oppa imut sekali” ucap Krystal sambil mencubit pipi Suga.
“yyak! Lepaskan! Mau mu apa ha?!”
“ah tidak..maaf. aku menyukai oppa” ucapnya sambil memegang lengan Suga
“oh?! Kau bukannya mantan.. Kim Jongin, kan?”
“oppa..jangan sebutkan nama dia, aku muak”
“shh...lepaskan lenganku. Aku tidak kenal kau. Jangan sok akrab denganku” Suga pun menghidupkan mesin motornya dan pulang.
“aissh...sialan. dia tidak menyukaiku”
“kau nya saja yang berlebihan” ucap temannya bernama Jia
“diam. Aku akan tetap mengejarnya”
***
Jam 09.00 malam. Di sebuah caffe, terlihat Gyu Ri sedang sibuk dengan pekerjaannya.
“silahkan pesanannya” Gyu Ri menyodorkan daftar menu pada seorang wanita.
“aku pesan cappucino satu dan tiramisu”
“baiklah. Tunggu sebentar ya” Gyu Ri berjalan ke arah dapur dan memberikan pesanan tersebut ke barista.
Setelah dibuat, Gyu Ri mengantarkan pesanan tersebut dan berdiri di depan pintu
Kring..Kring..
“oh. Silahkan masuk” ucap Gyu Ri sambil membungkuk.
“iya” Gyu Ri mendongak melihat orang itu. “Suga?”
“iya. Uhmm..bisa aku duduk sekarang?”
“oh ya..silahkan”
Suga duduk di kursi pojok yang sampingnya adalah kaca besar yang melihatkan jalan kota Myeongdong.
“ini pesanannya. Mau pesan apa?” ucap Gyu Ri
“aku tidak pesan apa-apa?”
“hah? Apa-apaan?”
“aku tidak pesan” ucap Suga “kau menyebalkan Min Suga” ucap Gyu Rin pelan dan menggepalkan tangannya geram.
Gyu Ri memutuskan untuk berjalan ke arah pintu
“maaf, aku mau pesan” ucap Suga sambil mengangkat tangannya ke atas. Gyu Ri mendatangi Suga
“kau bilang tidak mau memesan apa pun”
“aku minta cappucino satu”
“hey..kau ini sangat aneh”
“oh ya cheese cake nya satu”
“yyak! Min Suga! Jawab aku!”
“ehem..”
Gyu Ri menoleh pada pemilik caffe. Gyu Ri membungkuk minta maaf.
“baiklah jika itu maumu. Tunggu sebentar ya” ucap Gyu Ri sambil tersenyum paksa. Suga hanya tersenyum
“ini pesananmu. Silahkan”
“aku tidak mau”
“hah?!”
“aku mau ini smeua di bungkus untuk Gyu Ri”
Gyu Ri heran, apa yang ada di pikiran manusia es pendek ini?
“maksudmu?”
“tolong bungkuskan”
“hah?! Ehem..baiklah..” ucap Gyu Ri daripada ia di tegur lagi oleh pemilik caffe
Jam sudah menunjukkan pukul 9.30 malam. Semua pegawai caffe beres-beres dan membersihkan meja.
Disana, Suga tetap pada tempatnya
“maaf, kami akan tutup” ucap salah satu pegawai disana
“aku menunggu Gyu Ri” jawab Suga. Pegawai itu pun pergi dan menghampiri Gyu Ri.
Gyu Ri datang ke hadapan Suga “ada apa?”
“ayo pulang”
“eh? Kau menungguku?”
Suga mengangguk
“setengah jam?”
Suga mengangguk lagi
“hh..baiklah. lagi pula aku sudah selesai. Ayo pulang”
Suga dan Gyu Ri berjalan keluar caffe dan pulang menaikki motor. ‘kenapa anak ini susah sekali di tebak? Manusia macam apa dia?’
Sesampainya dirumah, mereka mengganti baju di ruangan masing-masing dan menonton tv. Suga tidak lupa membawa laptopnya.
“ini kopi untukmu” Suga menyodorkan kopi yang ia pesan tadi.
“ini kan punyamu”
“minum saja, aku tidak mau”
“h..kau ini! Kalau begitu tidak perlu susah-susah kan menyuruhku membungkusnya? Aku kan bisa meminumnya disana!”
“cerewet, nonton sajalah. Jangan menggangguku”
“dasar es pendek!”
“dasar cerewet!”
“es pendek!
“cerewet! diamlah! Aku sedang konsentrasi”
“terserahmu!” Gyu Ri meminum koi yang diberikan oleh Suga
“tapi kau tidak mau meminumnya”
“AARGHHH!!”