Gyu Ri sedang memakan sarapannya. Ia tengah bersiap-siap untuk pergi sekolah.
TIN TIN...
Suara klakson mobil terdengar dari luar. Ia segera mengambil tasnya dan berlari menuju mobil tersebut.
“cepat naik” ucap pria tersebut.
“aish..kau ini. Setiap pagi menyuruhku seperti ini. Yang baik sedikit kenapa?”
“cepat naik”
Gyu Ri menatap kesal kepada pria tersebut. Yang menjadi pertanyaan di otaknya sekarang adalah ‘kenapa pria ini bisa hidup dengan sifatnya yang dingin itu?’
Gyu Ri memutuskan naik dari pada ia berdebat terus dengan Suga. Ia tau, kalau ia berdebat, Suga lah juaranya.
Tepat saat sampai di sekolah, Suga memarkirkan mobilnya. Mereka keluar dari mobil.
“goamawo. Aku duluan” ucap Gyu Ri dan disambut oleh anggukan Suga
Selama jalan menuju ke kelas, Gyu Ri memikirkan perkataan ibu nya. “Gyu Ri sayang, jaga dirimu baik-baik dan juga Suga, jaga dia dan selalu bua dia nyaman” Gyu Ri terdiam. Ia merasa kasihan pada Suga. Tapi dibalik kasihannya, ia juga kesal. Kenapa dia bisa sedingin itu.
“uwaa...Suga Oppa!”
“waah..Oppa semakin keren saja”
“kyaa..Oppa!”
Gyu Ri menoleh ke arah segerombolan siswi wanita tersebut. “kenapa mereka menatap ku? Kan Suga yang diteriaki” gumam Gyu Ri. “Omo!”
Dengan santainya Suga berjala disamping Gyu Ri. Dengan gayanya yang cool. Yah..Suga terkenal di sekolah ini karena wajahnya yang tampan dan kepribadiannya yang cool.
“sejak kapan kau berjalan di sampingku?”
“sejak kau bilang. Aku malas berjalan belakang sendirian. Yang ada mereka semakin menjadi ganas”
“aish..yang benar saja! Bisa-bisa aku yang di ancam karena berjalan bersamamu! Bukan! Lebih tepatnya kau yang berjalan bersamaku!”
“tenang saja. Mereka tidak berani macam-macam kepadamu. Aku jamin itu”ucapnya sambil berjalan mendahului Gyu Ri
“makanya cepat cari pacar! Agar kita tidak satu rumah lagi! Dasar manusia es pendek!” rutuk Gyu Ri “pria tipe apa dia? Baik tapi dingin. Aakh...rasanya aku ingin menggigitnya.!!”
***
Bel istirahat berbunyi. Gyu Ri berjalan ke taman belakang sekolah sambil membawa bekal yang ia siapkan dari rumah.
Ia mencari tempat duduk yang nyaman, yaitu dibawah pohon.
“cha~ selamat makan!” Gyu Ri memakan roti isi yang ia siapkan sebelum Suga bangun tadi pagi.
Srkk..
Daun jatuh tepat di kepala Gyu Ri. Gyu Ri mengambil daun tersebut lalu ia mendongak ke atas.
ia pun menghela nafasnya saat ia tau siapa yang ada diatas sana. “hh..hari buruk pun dimulai” ucap Gyu Ri malas. “hey kau. Turun sekarang juga” tunjuk Gyu Ri
Orang yang di tunjuk Gyu Ri pun turun sambil membawa apel yang ia petik dari atas pohon
“kau bawa bekal apa?” tanya orang tersebut.
“jangan harap aku akan membagikannya kepadamu” Gyu Ri menyembunyikan bekalnya ke samping tubuhnya.
“aku tidak akan memintanya”
“apa kau yakin?”
“yakin”
GRU~
“ahahahaha..baru dibilang, perutmu sudah bunyi” tawa Gyu Ri lepas sambil menunjuk Suga
“aissh..baiklah baiklah. Aku lapar. Sebagai gantinya, aku berikan apel ini untukmu” Suga memperlihatkan apelnya.
“aku hanya memberimu satu tuan Min Suga”
“oke..oke” jawab Suga yang dari tadi memperlihatkan muka datarnya. Gyu Ri memberikan rotinya satu kepada Suga.
“kenapa aku tidak pernah mlihatmu tersenyum?” tanya Gyu Ri pada Suga yang mengunyah roti isi tersebut
“waktu kecil kan kau sudah melihatnya”
“hhey, itu kan sudah lama. Mana mungkin aku mengingatnya!”
“suatu saat mungkin” Suga melahap suapan terakhir. Ia meminum minuman yang ada disampingnya.
“huh..? yyak! Dari mana kau mendapatkan minuman itu!”
“dari situ” tunjuk Suga
“itukan minumanku!”
“mana ku tau” Suga melangkah pergi. Ia tersenyum kecil saat ia berhasil mengerjai Gyu Ri dan diakhiri dengan rutukan yang keluar dari mulut Gyu Ri.
“aish...aku rasa aku akan gila mempunyai teman seperti dia. Dan aoa ini? Oh?!” Gyu Ri mengambil minuman kaleng tepat disaat Suga duduk tadi.
“ini minuman untuk mu. Gomawo bekalnya”
ucap Gyu Ri membaca pesan yang tertempel pada minuman kaleng tersebut. “hh..setidaknya dia mengucapkan terimakasih”
***
Hari menjelang siang. Gyu Ri sedang menyiram bunga-bunga yang ada ditaman belakan rumah.
“Gyu Ri-ah, kau tau dimana earphone ku?” Suga berjalan mendekati Gyu Ri
“mana ku tau. Kan itu punyamu, bukan punyaku”
“kalau gitu, pinjam earphone mu dulu”
“tidak boleh! Cari punyamu sendiri! Pergi sana” usir Gyu Ri
“ayolah. Aku hanya pinjam sebentar”
“tidak boleh!”
Suga terdiam cukup lama. Ia pergi ke dalam rumah diam-diam. Ia mempunyai ide nakal. Diam-diam ia melangkahkan kaki nya masuk kerumah.
BYUR!
“jangan kau kira kau tidak tau kalau kau akan mengambil earphone ku diam-diam! Dasar maling!”
“yyak! Lihat baju ku! Basah!” Suga menatap tajam Gyu Ri,seakan-akan seperti tunggu-balasan-dariku. Suga mengacak-acak rambutnya yang basah.
Gyu Ri hanya bisa menganga melihat Suga mengacak-acakan rambutnya. ‘dia keren sekali...eh? apa yang ku pikirkan? Tidak! dia tidak keren! Dia hanya manusia es pendek!’
***
Gyu Ri berdiri dibalkon depan kamarnya. Ia merasa bosan. Dan sekarang ia hidup bersama manusia pendek yang dingin. ‘apa salahku sehingga aku bisa seperti ini?’ pikirnya. Ia hanya mengingat bayangan masa lalunya, ia hanya tau kalau orang tuanya meninggal karena dibunuh.
“apa yang kau pikirkan Nyonya Lee?” tanya Suga tiba-tiba yang sedang berdiri di samping Gyu Ri
“tidak. aku hanya merasa bosan” ucap Gyu Ri
Suga menyandarkan kepalanya ke bahu Gyu Ri. Hal itu sudah biasa bagi Gyu Ri. Itu pertanda kalau Suga sedang dalam keadaan tidak baik
“ceritakan saja”
“hh..aku tidak tau harus bicara apa. Aku hanya lelah”
Gyu Ri memandang Suga dan menarik kedua pipi Suga, sehingga kedua sudut bibirnya terangkat.
“nah, kalau kau tersenyum, itu lebih baik. Cobalah untuk tersenyum”
Suga masih diam. Ia mencoba untuk tersenyum tapi tidak bisa.
“aku..tidak bisa” lirih Suga
“kenapa? hanya tinggal menarik dua sudut bibir seperti ini” Gyu Ri menampilkan senyum nya. Sangat manis pikir Suga
Suga hanya bisa tersenyum kecil
“Omo! Kau baru saja melakukannya!”
“hanya sedikit. Berkat kau. Mungkin saat ini, kau lah orang yang melihatku tersenyum lagi.”
“aku tidak mengerti”
“sudah. Mari kita makan. Aku baru saja buat makanan kesukaanmu” Suga berjalan keluar kamar
“Sup rumput laut?” tanya Gyu Ri
Suga berhenti tanpa memandang Gyu Ri. Ia mengangguk. Tanpa Gyu Ri tau, Suga tersenyum.
Gyu Ri sudah bersiap di tempat makan sambil memegang sendok. Suga menaruh dua mangkuk berisi sup. Satu untuk Gyu Ri dan satu lagi untuknya.
“wah..kelihatannya enak sekali. Kau yakin ini aman untuk dimakan?”
“hey..kau kira aku akan menaruh racun di dalamnya? Mengakhiri hidup seperti itu tidak seru”
“yyak! Kau ini bicara apa sih?!” kesal Gyu Ri
Suga hanya menirukan suara Gyu Ri seperti anak kecil
“aish..benar-benar kau ini. Sudahlah,,mari kita makan” oceh Gyu Ri
***
Jam menunjukkan pukul 10 malam. Tampak Gyu Ri sedang menonton. Sedangkan Suga berkutat dengan laptop nya.
“kau belum tidur?”
“aku belum mengantuk. Kau sendiri?”
“aku harus mengerjakan sesuatu” ucap Suga tanpa mengalihkan pandangannya
“huh? Sepertinya penting sekali. Apa itu?” Gyu Ri mendekat ke arah Suga “biar ku lihat”
“tidak boleh. Kau mau tau saja” Suga menutup laptopnya dengan cepat. “ah..aku haus sekali”
Suga berjalan ke arah dapur, ia tidak menghiraukan Gyu Ri yang tengah merajuk.
“hehe..bodoh. laptopnya di tingal” Gyu Ri menyalakannya laptop Suga dan terdiam sejenak. “aiishh..password? apa password nya?”
Gyu Ri mencoba berpikir apa password yang benar. “hh..kenapa passwordnya susah sekali?”
“sekarang siapa yang bodoh?” tanya Suga saat ia sudah balik dari dapur. Gyu Ri mendongak melihat Suga.
Suga mendekat ke wajah Gyu Ri, lantas membuat Gyu Ri heran dan menjauh. Segera saja jari telunjuk Suga menyentuh dahi Gyu Ri dan mendorong kepala Gyu Ri ke belakang hingga Gyu Ri terjatuh
“makanya...jangan mau tau urusan orang”
“yyak! Kenapa kau mendorongku?”
“bukan aku yang melakukannya, tapi jariku” jawabnya sambil memperlihatkan jarinya.
“hhh...terserah katamu lah”
Gyu Ri kembali duduk dan menonton film, sambil memakan kue yang ada dihadapannya dengan kasar.
‘dasar cewek aneh’ batin Suga dan tersenyum dalam hati.
Tidak terasa jam menunjukkan pukul 11 malam, Suga merasa ada yang kurang. Ocehan Gyu Ri. “kemana anak itu?”
Suga meelihat ke sofa. Benar, ternyata Gyu Ri sudah tidur. Suga mendekatinya dan duduk melihat wajah Gyu Ri. Hidung yang mancung, rambutnya coklat kehitaman, pipinya yang chubby, dan bibir pink nya.
“aah..jangan dipirkan, lebih baik aku antar dia ke kamar” Suga menggendong Gyu Ri pelan dan membaringkannya di atas kasurnya.
Setelah itu, Suga pun keluar dan menuju kamarnya sendiri, tepat bersebelahan dengan kamar Gyu Ri.
‘entah kenapa masih ada yang aneh dalam hidupku’
“HUWAAAAAAA!!”
Suga kaget mendengar teriakkan Gyu Ri, ia pun berlari menuju kamarnya.
BRAK!
Suga mendorong pintu kuat dan menghidupkan lampu kamar Gyu Ri “kau kenapa?”
“siapa yang memindahkanku?!”
“aku, memangnya kenapa?”
“dasar es pendeeek! Sudah kubilang kalau kamarku jangan dimatikan lampunya! Kau mau mati hah?!”
“ng..? huahahaha! Mianhae, aku lupa. Hahaha. Makanya, jadilah permberani. Dasar penakut!”
Suga menutup pintu kamar Gyu Ri, tapi dengan cepat ia mematikan lampunya
“MIN SUGAA!”
please gimme your love and comment ^^