|| Title: My Lovely is Miss Arrogant || Author: Phiyun || Genre: Romance | Hurt | Sad | Comedy|In Family| Friendships || Cast: Bae Suzy (Miss A) | Kim Myungsoo / L (Infinite) | Park Jiyeon (T-ara) | Siwan (Zea) | Taecyeon (2Pm) | Member suport : 2pm | Infinite & Miss A ( Cameo ) || Thame Song : Hateful Person (Beast)
Halloo... Readers. Cerita ini Terinspirasi dari OST Big miliknya Beast , tapi alur ceritanya 100% beda sama Filmnya. Lebih seru lagi kalau bacanya sambil dengerin lagunya. Pemain yang ada didalam cerita real milik penulis ya kalau di dunia kenyataan milik keluarganya dan agencynya. Heheee... XD
Tulisan yang bergaris miring itu kejadian di masa lalu ya, semoga para readers tidak bingung saat membacanya (^-^)v
*** Happy Reading ***
~Summary~
Why My Eyes Always Look at You
Maybe I Fall in Love With You ?
~~~ooo~~~
“ Aku akan baik – baik saja , ajuhma tidak usah khawatirkan aku. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Mulai hari ini bibi jangan memanggil aku Jiyeon ya panggil aku Suzy. Aku minta bantuannya ya bi.. ”
“ Tapi nona Jiyeon? aku tidak mau anda menderita lagi. Saya tidak mau kamu kehilangan sesuatu yang penting didalam dirimu untuk yang sekian kalinya ”
“ Aku tahu ini akan sangat sulit untuk ku dan bibi tapi hanya ini yang bisa aku lakukan untuk mempertahankan dirinya ”
“ Apakah tidak ada cara lain nona ? ”
Jiyeon tiba – tiba terdiam dengan wajah yang sedih , dia hanya menundukan kepala lalu dia mulai mengalihkan pembicaran yang tadi.
“ Bibi apakah aku boleh memangilmu dengan sebutan Eomma ? ”
“ Apakah nona tidak malu bila memanggil aku dengan sebutan eomma ? aku hanyalah seorang pelayan ”
“ Untuk apa aku malu ? kamu yang sudah merawatku senjak bayi. Kamu sudah menggantikan posisi ibuku semenjak dia meninggal saat melahirkan aku. Jadi untuk apa aku malu. Apakah bibi tidak mau mempunyai seorang anak seperti aku ? ”
“ Tidak sama sekali nona Jiyeon aku sudah mengagap mu sebagai anakku sendiri sejak dulu. Aku malah merasa sangat beruntung bila mempunyai anak seperti mu. Kalau begitu bisakah kau menjawab pertanyaanku barusan? ”
“ Kalau kau memang mengagapku adalah ibumu pasti kamu akan menjawab pertanyaanku barusan ” ucap batin wanita separu baya itu
“ Baiklah eomma. Aku akan menjawab pertanyaan mu. Tidak ada jalan lain lagi yang bisa aku lakukan ”
“ Satu lagi pertanyaan ku . Apakah laki – laki itu pantas mendapatkan pengorbanan darimu? Sedangkan dia tidak pernah mengharapkanmu untuk disisinya”
“ Aku tidak tahu tentang itu, namun sekarang aku hanya bisa berharap pengorbanan yang sudah aku lakukan adalah jalan yang terbaik untuk kita semua dan untuk mendapatkan hatinya. Tapi apakah ini waktu yang tepat untuk melakukan rencana yang sudah aku buat ? ”
~~~ooo~~~
Flashback
2 hari yang lalu *
Terdengar suara yang sangat ribut disepanjang lorong jalan. Jiyeon mengikuti darimana asal suara keributan itu. Diapun berlari dan dia berhenti tepat di depan pintu kamar (Harabeoji=kakek)nya. Betapa terkejutnya Jiyeon saat melihat Harabeojinya sudah tergeletak di bawah lantai sedangkan ada laki – laki yang setengah paru baya berdiri didepan Harabeoji sambil berteriak – teriak dan memakinya secara kasar.
“ Dasar orang tua tidak berguna! Bisanya Cuma menyusahkan aku saja ! Kenapa kamu tidak sekalian saja mati dengan anak laki – laki kesayanganmu itu! Hahh... !!! ”
Laki – laki separu baya itu kemudian mengangkat sebelah tangannya bersiap – siap untuk memukul Kakek. Saat aku melihat itu aku langsung berlari ke arah kakek untuk menghadang pukulan itu.
“ Plakk.. !!! ”
Terdengar suara pukulan yang keras. Mataku tertutup pada saat itu dan aku mulai merasakan panas di sebelah pipiku dan aku mulai membuka mata.
“ (Samchon=paman) apa yang kamu lakukan? Dia adalah Ayahmu sendiri kenapa kamu melakukan hal seperti itu ”
“ Apa – apaan ini anak! Kamu itu masih anak ingusan yang tidak tahu apa – apa ” sambil mendengus
“ Kata siapa aku tidak tahu apa – apa ? Aku sudah tahu busuknya diri kamu paman”
“ Ahhh !!! berani sekali kamu berkata seperti itu ? kau minta aku tampar lagi ! ”
Salah satu tangan pamannya sudah mulai mengangkat lagi untuk menampar Jiyeon. Tapi Jiyeon tidak takut dan dia langsung menatap tajam mata pamannya dan berkata.
“ Haruskah aku menyebarkan kebusuknya dirimu ke seluruh media paman ? aku diam dari dulu bukan karena aku tidak tahu tapi aku diam karena bersabar menahan saat melihat ketamakanmu dan semua itu aku lakukan semata – mata hanya untuk Kakek. Aku tidak mau kesehatannya Kakek. Makin memburuk karena melihat kelakuan burukmu Paman”
“ Kamu itu masih terlalu muda sayang untuk mengetahui semua itu. Kamu berkata seperti itu hanya ingin menggertakkukan. Tapi itu tidak akan mempan. Hahaha... ” dengan nada yang sinis
“ Aku tidak menggertakmu. Aku mengetahui semuanya. Memang waktu itu aku masih terlalu muda dan tidak mengerti tapi kini tidak karena ini sudah 10 tahun berlalu. Aku sudah tahu semua akal bulusmu Paman ”
“ Kalau begitu apa yang kamu tahu tentang aku ? ”
Dengan nada yang mengejek pamannya mulai menantang Jiyeon untuk memberi tahu apa yang sudah Jiyeon Ketahui tentangg dirinya. Lalu Jiyeon mulai memberitahu apa yang dia sudah ketahui.
“ Baiklah kalau Paman memaksa aku akan memberitahu mu. Aku tahu bulan- bulan ini kamu mengganti obat Kakek dengan pil penenang dosis tinggi tapi itu tidak bertahan lama karena aku sudah mengganti semuanya tanpa sepengetahuanmu dengan obat yang sebenarnya ”
“ Aku juga tahu kalau Paman sudah mengambil paksa semua saham almarhum ayahku tapi sayangnya Paman tidak tahu kalau investor yang mempunyai saham 45% itu adalah aku”
“ Apa ? itu tidak mungkin? Kamu pasti becanda ” dengan wajah tidak percaya
“ Untuk apa aku berbohong? Sebelum Ayah meninggal dia sudah memberikan saham itu padaku dan sekertaris Ayah langsung mengubah nama pemilik saham itu bukan Jiyeon tapi T-ara agar Paman tidak tahu. Dan ternyata taktik sekertaris appa sangat berhasil menipumu. Jadi aku masih punya saham disana 45%”
“ Sedangkan Paman hanya memiliki saham 40% sisanya 15% adalah kumpulan milik saham orang lain. Jadi kapan saja aku bisa menendangmu dari perusahanan berlian milik Ayahku. Kurang baik apa aku padamu Paman selama ini ? ”
Mendengarkan ucapan Jiyeon barusan membuat geram pamannya, kakinya mulai melemas dan bergetar. Tapi dia tidak mau menunjukan itu pada keponakannya karena dia tidak mau terlihat lemah dimatanya.
“ Dasar kamu dengan ayahmu sama saja !!! sama – sama kurang ajar ! gak tau diuntung ! sama kaya orang tua ini sama – sama kaya benalu ! Pergi kalian dari sini aku sudah muak dengan kalian semua !!! ”
“ Apa ? apakah tidak kebalik adanya aku yang mengusirmu dari sini !! ini rumah yang Ayahku bangun dari jerih payah keringatnya sendiri . kamu tidak ada hak untuk mengusirku dan Kakek dari sini ”
“ Oh iya... aku lupa kasih tahu sama kamu bahwa rumah ini bukan milikmu lagi tapi mulai hari ini rumah ini milik ku , ini buktinya ”
Lalu Pamannya membuka map yang berada di tangannya dan lalu dia memperlihatkan surat sertifikat rumahnya yang sudah di pindah kepemilikannya dengan namanya di depan keponakannya. Jiyeon tidak habis pikir mengapa pamannya begitu jahat pada dirinya dan kakeknya.
“Paman , kenapa kamu begitu jahat kepada kami ,apa salah kami padamu sampai – sampai Paman tega melakukan itu ? ”
“ Kamu tidak salah Jiyeon-aa tapi kamu cukup ambil andil juga disini. Kenapa kamu harus menjadi anak laki – laki itu dan lagi awal semua ini adalah gara – gara orang tua ini mengapa dia lebih menyanyagi dirinya dari pada aku ? Seandainya ayahmu tidak datang kesini dan tetap di desa tidak mungkin kejadiannya seperti ini ! ”
“ Tapi Paman dan Ayah kan bersaudara apakah sesama saudara tidak bisa memaafkan? ”
“ Hahaha!! Apa saudara ? kita berdua ini tidak mempunyai ikatan darah apapun dan juga laki – laki tua itu pun bukan siapa – siapa aku lagi ? kita ini sedari awal hanyalah orang asing ”
Jiyeon makin bingung dengan maksud pamannya, mengapa pamannya tidak mau mengangap dia dan kakeknya sebagai keluarga. Tiba – tiba datanglah wanita paru baya dari luar pintu lalu dia masuk kedalam sambil membantu kakeknya berdiri dari lantai.
“ Ya... Tuhan ada apa dengan dirimu tuan besar, mari saya bantu anda bangun dari sini ”
Setelah membantu kakek Jiyeon menaruhnya diatas ranjang lalu lengan Jiyeon ditarik oleh wanita paru baya itu untuk pergi dari tempatnya.
“ Ayo nona kita pergi ”
“ Tunggu dulu Bi.., apakah kamu tahu maksud ucapan Paman barusan saja ? aku masih kurang mengerti ? ”
Wanita paru baya itu terlihat ragu – ragu saat menjawab pertanyaan nonanya. Tapi dia tidak mungkin menyembunyikan lagi rahasia yang seharusnya dia ketahui.
“ Sebenarnya nona dan tuan bukanlah saudara , ayah nona dan ayah nona Suzy adalah anak angkat yang di angkat oleh kakek nona ”
“ Apa ? ”
“ Nah sekarang kamu sudah mengertikan? Jadi enyahlah kalian semua dari rumahku ini !!! ”
Lalu paman Jiyeon langsung keluar dari ruangan tersebut. Jiyeonpun langsung jatuh terduduk lemas, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. kepalanya saat ini terasa berputar – putar tidak karuan.
“ Bibi... aku masih tidak mengerti maksud pesan terakhir Ayah ? Kata Ayah, sekali keluarga tetap keluarga dan aku harus selalu memaafkan orang – orang yang telah menyakitiku. Apa mungkin Ayah sudah mengetahui suatu saat nanti aku akan mengalami kejadian seperti ini? Tapi nampaknya aku tidak bisa memaafkan Paman untuk kali ini. Apa yang harus aku lakukan Bi... ?? ”
Kedua mata Jiyeon mulai berkaca – kaca , bibirnyapun mulai bergetar dan sesekali Jiyeon mengigit bibir bawahnya karena menahan air matanya. Melihat itu wanita paru baya itu mendekati nonanya lalu memeluknya di dalam dekapannya. Lalu dia berkata
“ Suatu hari nanti nona akan mengerti maksud dari perkataan almarhum tuan. Nona harus kuat ya dalam menghadapi ini, Bibi yakin nona pasti bisa menghadapinya ” sambil menepuk pelan punggung Jiyeon.
Ucapan yang di katakan oleh pengasuhnya membuat dirinya tidak bisa menahan air matanya seketika air mata yang dia bendung akhirnya mengalir begitu saja di pipinya. Jiyeonpun mulai menangis terisak – isak di pelukan pengasuhnya. Pengasuhnyapun ikut mengeluarkan air mata karena merasakan apa yang dirasakan oleh nonanya.
“ Malangnya sekali nasipmu nona, kamu bahkan dianggap seperti orang asing di dalam rumahmu sendiri, banyak orang yang merendahkanmu disini sepertinya ini jalan yang terbaik buat kita untuk pergi dari sini. Lebih baik kita tinggal di desa walaupun kita hanya tinggal di gubuk kecil tapi disana banyak kehangatan dan kebahagiaan dari pada di rumah yang besar ini tapi di kelilingi oleh ketamakan ” ucap batinnya.
Setelah menenangkan dirinya , Jiyeon lalu menghampiri kakeknya yang sedang berbaring lalu tangan kakeknya di genggam lembut oleh Jiyeon. Saat Jiyeon akan menatap kedua mata kakeknya ternyata mata kakeknya sudah sembab dan mengalirlah airmata kakeknya dia kedua pipinya dan jatuh begitu saja.
Jiyeon lagsung menghapus airmata itu. Sebenarnya Jiyeon juga ingin menangis tapi di tahan karena dia tidak mau kakeknya melihatnya bersedih. Lalu dia berkata dengan suara yang bergetar begitu pula dengan bibirnya karena dia harus membendung air matanya sambil menggengam tangan sang kakek.
“ Kakek , maukan Kakek ikut bersama kami pergi dari sini ? sepertinya sudah tidak ada lagi tempat untuk kita disini. Aku tidak peduli kita akan tinggal dimana nantinya asalkan ada Kakek dan Bibi di sisiku itu sudah cukup bagiku untuk bisa bertahan melalui hal ini ”
~TBC~
~~~ooo~~~
Haloo... Readers... ketemu lagi sama Phiyun disini :)
Oh iya Bagaimana ceritanya menurut kalian ?
Dicerita selanjutnya pasti bakalan seru karena ada rahasia yang belum terbongkar. Penasaran sama kelanjutan ceritanya ? ayo jangan lupa berikan komennya dan Lovenya ya
pls dont sillent readers !!?
Khamsahamida ( ^-^)v