|| Title: My Lovely is Miss Arrogant || Author: Phiyun || Genre: Romance | Hurt | Sad | Comedy|In Family| Friendships || Cast: Bae Suzy (Miss A) | Kim Myungsoo / L (Infinite) | Park Jiyeon (T-ara) | Siwan (Zea) | Taecyeon (2Pm) | Member suport : 2pm | Infinite & Miss A ( Cameo ) || Thame Song : Hateful Person (Beast)
Halloo... Readers. Cerita ini Terinspirasi dari OST Big miliknya Beast , tapi alur ceritanya 100% beda sama Filmnya. Lebih seru lagi kalau bacanya sambil dengerin lagunya. Pemain yang ada didalam cerita real milik penulis ya kalau di dunia kenyataan milik keluarganya dan agencynya. Heheee... XD
*** Happy Reading ***
~Summary~
Why My Eyes Always Look at You
Maybe I Fall in Love With You ?
~~~ooo~~~
“ Siwan-aa... Kamu memang sudah gila ... ”
Siwanpun akhirnya mengurung niatnya untuk mengikuti Jiyeon yang dikiranya adalah Suzy.
Sedangkan Jiyeon hanya terdiam didalam mobil bersama Taecyeon. Taecyeonpun memulai pembicaraan untuk mencairkan suasana saat itu.
“Jiyeon-aa apakah kamu masih marah kepadaku ? ”
“ Ti-tidak Taecyeon oppa ”
“ Lalu kenapa kamu diam saja dari tadi ? Apakah kamu tidak senang jalan bersama aku ? ”
“ Aku su-suka sekali oppa , tapi aku masih merasa tidak enak dengan kekasihmu. Bagaimana kalau dia melihat kita berdua lagi ?”
“ Kalau masalah itu kamu tidak usah khawatir , karena aku dan dia sudah tidak ada hubungan sama sekali ”
“ Jadi kita sekarang mau makan apa ? ” tanya Taecyeon
“ Terserah Taecyeon oppa, aku ikut saja ”
***
Ditempat lainnya Siwan tampak tidak konsentarsi dengan apa yang dia lakukan. Di rumah sakit dia hanya duduk diam terpaku dengan tatapan yang kosong. Melihat itu para asisten dokter yang lain menyarankan Siwan untuk beristirahat dirumah hari ini.
Awalnya dia tidak mau tapi karena Siwan merasakan kepalanya sangat sakit tiba – tiba akhirnya dia dengan berat hati pulang kerumah. Saat dia tiba dirumah , Siwan bertemu dengan ibunya di rumah.
Ibu Siwan tampak khawatir melihat wajah anak laki – lakinya pucat dan sayu. Ibunya Siwan akhirya mendekati anaknya yang hendak menaiki anak tangga untuk pergi kekamarnya.
“ Siwan... apa yang terjadi padamu , nak ? Apakah kamu sakit ? ”
“ Aku tidak apa – apa omonim...”
“ Tapi wajahmu sangat pucat ? ayo eomma antarkan kamu kerumah sakit ” ucap ibu Siwan dengan nada yang khawatir.
“ Tidak usah omonim , aku baik – baik saja kok, istirahat sebentar juga aku sudah baikan. Kalau begitu aku permisi ke kamarku dulu omonim ”
“ Yasudah... istirahatlah nak ... nanti kalau ada yang kau butuhkan panggil saja eomma ”
“ Terimakasih omonim ...” balas Siwan
Setelah sampai di dalam kamarnya Siwan berganti pakaian lalu Siwan merebahkan tubuh di atas ranjangnya. Sesekali kedua matanyapun tertutup tak berapa lama kemudian akhirnya Siwan pun tertidur dengan lelap
***
Di tempat yang lain, Myungsoo sedang berjalan sambil menggendong Suzy. Tak berapa lama kemudian Myungsoopun memberhentikan sebuah taksi kemudian Suzy diturunkan dengan hati – hati kedalam taksi tersebut.
Setelah Suzy sudah masuk kedalam taksi barulah Myungsoo menyusul. Myungsoo lalu memberikan secarik kertas yang berisi alamat yang akan mereka kunjungi berikutnya pada supir taksi tersebut.
Supir taksipun langsung berjalan menuju tempat yang sudah Myungsoo berikan padanya. Suzy merasakan harap – harap cemas. Suzy merasa takut karena tadi Myungsoo berkata pada dirinya bahwa dia akan mengajaknya ketempat yang lebih menyeramkan dari pada tempat yang tadi.
Maksud hati Suzy mau berkata pada Myungsoo bahwa dia tidak mau pergi kesana akhirnya niatnyapun di urungkan karena Myungsoo juga sudah mengancamnya. Kalau dia tidak menurutinya nanti dirinya akan di tinggalkan di tempat yang menyeramkan saat tadi
Didalam mobil Myungsoo dan Suzy hanya terdiam tidak ada atu orangpun yang memulai pembicaraan sampai tiba di tempat lokasi. Taksipun berhenti Myungsoopun lalu keluar dari dalam taksi tersebut. Suzy mulai bingung kenapa Myungsoo begitu dingin terhadapnya ? apakah dia melakukan sesuatu yang salah lagi sehingga dirinya di perlakukan seperti itu terhadap Myungsoo.
Tiba – tiba pintu taksi disebelah Suzypun terbuka dari luar. Ternyata yang membuka pintu tersebut adalah Myungsoo.
“ Kenapa kamu tidak keluar ? ”
“ Eh... ?? ”
“ Apakah kakimu masih terasa sakit ? sehingga kamu masih belum bisa berjalan ? ”
“ Ti-tidak ... aku sudah bi-bisa berjalan kok, ki-kita su-sudah sampai ya ? ” jawab Suzy dengan nada yang gugup
“ Ya kita sudah sampai, ayo keluarlah ”
Myungsoo lalu mengulurkan tangan kanannya ke Suzy . Suzypun lalu meraih tangan Myungsoo untuk keluar. Suzy mulai melihat sekelilingnya dengan ekspresi yang takut.
“ Ada apa Suzy ... ?? ”
“ Aahh... tidak apa – apa kok ”
“ Kenapa wajahmu terlihat sangat ketakutan sekali ? Oohhh jangan bilang kamu takut ? ”
“ Ti-tidak... Siapa yang takut ” sambil tersenyum dengan ekspresi bingung
“ Lalu kenapa kamu bertingkah seperti itu ? ”
“ Aku tidak takut kok, aku hanya bersikap waspada saja ”
“ Wajahmu tidak bisa membohongi aku , Suzy-aa. Terlihat jelas di wajahmu kalau kamu itu ketakutan ”
“ Kalau aku ketakutan kamu mau mendengarkan aku ? aku kan sudah bilang aku itu tidak mau kesini tapi kamu memaksa aku harus mengikutimu. Memangnya dimana sih tempat yang menyeramkan itu? Ayo kita kesana secepatnya . aku tidak mau berlama – lama di tempat ini ”
“ Wah ... jadi kamu sekarang sudah berani ? ”
“ Ya aku berani memangnya kenapa , kamu kira aku pengecut begitu ? ”
Myungsoo hanya membalas ucapan Suzy dengan angukan. Kemudian Myungsoo mulai merencanakan sesuatu untuk mengerjai Suzy. Myungsoopun mulai mendekati Suzy kemudian Myungsoo mengatakan sesuatu yang membuat Suzy membelalakan kedua matanya.
“ Suzy-aa kamu nanti disana harus menjaga ucapanmu ya, kamukan tahu kalau disana itu tempat yang sangat kental dengan sejarahnya. Dan banyak sekali yang berterbangan disana. Kamu juga disana jangan pernah berteriak karena nanti kamu akan menggangu wilayahnya ”
Suzy mendengarkan itu hanya bisa menelan ludah tanpa dia sadari ada banyak keringat yang mengalir begitu saja dari atas keningnya. Melihat itu Myungsoo hanya dapat menahan tawanya di belakang Suzy.
Again today
I will tell you every part of my heart
***
Setibanya disana Suzy nampak kaget sampai – sampai di membelalakan kedua matanya. Kakinya mulai bergetar hebat. Saking lemasnya Suzy harus memegang lengan Myungsoo sebagai penompangnya.
“Myungsoo... ini dimana ? ”
“ Nama tempat ini adalah Piazza San Marco bisa disebut juga St. Mark’s Square. Indahkan tempatnya ”
“ A-apa maksudku membawa ku kesini ? ”
“ Memangnya kenapa ? bukannya katamu tidak takut ? ”
“ Ta-tapi disini banyak sekali burung – burung yang berterbangan... apakah maksudmu penghuninya adalah mereka ”
Myungsoo membalas ucapan Suzy sambil menganguk – angukkan kepalanya sambil menatap kearah Suzy.
“ Apakah mereka itu jelmaan ” tanya Suzy dengan tatapan serius
“ Mungkin... siapa tahu ? ” sambil mengankat kedua bahunya bersama – sama
Tiba – tiba ada seekor burung merpati yang hinggap di bahu Suzy. Suzypun langsung berteriak dan langsung mengusir burung tersebut yang hinggap di bahunya. Suzypun bersembunyi di dalam dekapan Myungsoo karena saking takutnya.
Myungsoopun mulai menahan tawanya tapi dia tidak mampu lagi seketika Myungsoo langsung tertawa terbahak – bahak saat Suzy memeluk dirinya. Mendengarkan Myungsoo tertawa membuat Suzy merasa bingung.
“ Kenapa kamu tertawa ? ”
“ Habisan kamu lucu sih ”
“ Apa lucu ? ini tidak lucu tahu ! ”
“ Iya kamu itu lucu kenapa mau percaya begitu saja ucapanku ”
“ Apa maksud mu ? bukannya merpati itu siluman ? ”
“ Tidak lah... kamu terlalu jauh mengkhayalnya ”
“ Jadi tadi kamu hanya mengerjaiku saj gitu ? ”
“ Iya... hahaha... ”
Tawa Myungsoo senang di depan Suzy . Melihat itu, wajah Suzy berubah menjadi kesal.
“ Apakah kamu mau tahu apa yang paling lucu selain ini ? ” ucap Suzy
“ Apa itu ? ”
“ Ini yang paling lucu ”
Suzy langsung menginjak keras sebelah kaki Myungsoo dengan sepatu high heelsnya. Myungsoo wajah langsung berubah dari ekspresi tertawa berubah menjadi ekspresi kesakitan yang amat sangat.
“ Aaauuu.... apa kamu sudah gila !! ”
“ Kamu mau tahu apa yang lebih gila ? ”
Lalu Suzy menginjak kembali sebelah kaki Myungsoo yang satunya kemudian dia langsung menyikut perut Myungsoo dengan cukup keras
“ Aaaauuu !!!!! ” Teriak Myungsoo
Myungsoo jatuh tersukur di alun – alun kota itu. Myungsoo merintih kesakitan tapi Suzy tidak mau memperdulikannya. Kemudian Myungsoo mempunyai rencana dia lalu bangun kemudian dia pura – pura pingsan.
Melihat itu sontak Suzy langsung berlari menghampiri Myungsoo. Suzy terlihat sangat ketakutan karena dia takut kalau Myungsoo tidak akan sadarkan diri. Tampa berfikir panjang Suzy langsung melakukan CPR pada Myungsoo.
Saat bibir Suzy menempel di atas bibir Myungsoo untuk melakukan CPR. Kedua mata Myungsoo langsung terbuka lebar. Myungsoo merasa kaget bahwa becandaannya dikira Suzy adalah beneran. Saat Suzy hendak melihat dirinya cepat – cepat Myungsoo menutup kembali kedua matanya.
Saat bibir Suzy akan menyentuhnya bibirnya yang kedua kali Myungsoo merasakan hal yang aneh, kenapa dia malah merasakan sebaliknya. Dia merasa dadanya sesak dan sehingga sulit bernafas. Dan kedua tangannya tampa dia sadari mengepal dengan kencang.
Dan saat Suzy hendak melakukan CPR ke tiganya Myungsoo langsung mengakhiri kepura – puraanya. Melihat Myungsoo sudah tersadar Suzy terlihat senang. Saat Myungsoo hendak bangun untuk duduk Suzy langsung memeluk Myungsoo. Jantungnya Myungsoopun berdegup begitu kencang entah mengapa. Refleks Myungsoo langsung mendorong Suzy agar menjauh dari dirinya.
“ Apakah kamu baik – baik saja ? ” tanya Suzy
“ Eh... ya.. aku baik – baik saja ”
“ Apakah ada yang sakit ? ”
“ Ti-tidak a-ada ”
“ Kenapa wajahmu sangat merah ? ayo kita kerumah sakit ” ucap Suzy sembari membantu Myungsoo bangun.
Lalu Suzy meraba kening Myungsoo untuk mencek apakah dia demam atau tidak , tapi Myungsoo langsung menepis tangan Suzy dengan kasar.
“ Aku tidak apa – apa ”
“ Tapi kamu terlihat tidak sehat, Myungsoo-aah ”
“ Yang bisa memastikan aku sehat atau tidak aku sendiri , lebih baik sekarang kita pergi dari sini ”
“ Baiklah ”
Suzypun membantu Myungsoo berjalan dengan memegangi lengannya tapi Myungsoo langsung menariknya dari tangan Suzy.
“ Aku bisa berjalan sendiri ”
“ Tapi kalau kamu jatuh lagi bagaimana ? ”
“ Aku bisa mengurusi diriku sendiri ! ”
Suzypun makin yakin kalau ada sesuatu yang disembunyikan oleh Myungsoo pada dirinya. Karena tidak biasanya dia melakukan hal yang seperti itu
My trembling heart is strangely looking at you and racing
My cold eyes melt like snow and follow you around
***
Tampa terasa hari sudah menjelang Sore Siwanpun akhirnya terbangun dari tidurnya. Siwan mulai mengambil telefon gengamnya di samping meja tempat tidurnya dan dia langsung terkaget karena sekarang sudah menunjukan pukul 5 sore.
Diapun langsung bangun dari tempat tidurnya dan dia langsung mengambil jaketnya yang tergantung di bangkuk dan dia langsung pergi. Saat dia turun kebawah ternyata disana sudah ada ibunya.
“ Siwan-sii kamu sudah bangun ? Ayo kesini , makan dulu , nak ”
“ Maaf, omonim aku harus pergi dulu ”
“ Kamu mau pergi kemana ? Kamu kan sedang sakit ? Besok saja kamu perginya ”
“ Tidak bisa, Omonim. Ini sangat penting ”
“ Sebegitu pentingnyakah, apa tidak bisa digantikan oleh orang lain ? ”
“ Tidak bisa , aku pergi dulu. Nanti aku pulang secepatnya kerumah ” sambil berlari keluar rumah
“ Iya... hati – hati di jalan , nak ”
Siwan lalu menyalakan mobilnya lalu dia langsung pergi menuju rumahnya Jiyeon dengan kecepatan tinggi. Setibanya disana dia mengetuk pintu rumah Jiyeon. Lalu dibukalah pintu dari dalam rumah. Siwan berharap yang membukakan pintu itu adalah Jiyeon yang dianggab dia adalah Suzy.
Ternyata saat dia melihat yang keluar dari rumah ternyata bukan orang yang dia tunggu – tunggu. Melainkan pengasuhnya Jiyeon yang keluar dari dalam rumah.
“ Tuan Siwan, ada apa anda datang kesini ? ”
“ Bi, apakah nona Suzy ada ? ”
“ Nona Suzy sedang pergi ”
“ Pergi kemana ya? Kalau saya boleh tahu ? ”
“ Saya kurang tahu nona pergi kemana ? ”
“ Apakah nona Suzy pergi dengan Taecyeon ? ”
“ Eh...? apakah tuan mengenalinya ? ”
“ Iya kemarin saya diperkenalkan oleh nya. Kira – kira mereka pulang jam berapa ya ? ”
“ Saya kurang tahu tuan, tadi kata nona dia diajak untuk makan siang tapi sampai sekarang belum ada kabar darinya . Apakah ada hal yang penting yang ingin disampaikan pada nona ? ”
“ Ohh... tidak usah. Nanti saya akan kembali lagi kesini . bilang saja kalau nona Suzy sudah balik , kalau saya tadi kesini ”
“ Baiklah, tuan Siwan ”
Lalu Siwan masuk kedalam mobil kemudian dia membuka telefon gengamnya. Dia mulai menelefon seseorang tapi tidak ada balasan dari orang tersebut.
“ Kemana kamu Suzy, kenapa kamu tidak mengangkat telefon ku ? Apakah terjadi sesuatu pada dirimu ? ”
Lalu Siwan membuka kembali aplikasi dari telefon gengamnya dia mulai mengutak atik telefonnya tersebut. Akhirnya Siwan menemukan dimana Jiyeon berada sekarang. karena ternyata kemarin dia memasangkan di telefon genggam Jiyeon alat pelacak tanpa sepengetahuan Jiyeon.
“ Inikan di pantai , tapi daerah ini sangat sepi. Jarang ada pengunjung kesana. Apa jangan – jangan ? Aaish... Suzy itu kan terlalu polos bagaimana kalau dia di apa – apain sama Taecyeon ? Apalagi ini sudah hampir malam lagi ”
Siwan kemudian mengingat kejadian kemarin malam bersama Jiyeon saat di rumah dinasnya. Siwan dengan cepat menghidupkan mobilnya. Lalu Siwan langsung pergi menjemput Jiyeon.
***
Flash Back
“ Hhhhhaaaaaaa !!!!!!! ”
Siwan langsung berlari ketempat dimana suara itu berada
“ Ada apa Suzy ?? ”
Saat Siwan masuk kedalam keadaan di dalam rumah sudah gelap gulita, api yang di pemanas sudah hampir mati. Siwan langsung menghidupkan lampu dari telefon gengamnya. Dia mulai mencari Jiyeon tapi agak sulit karena saat itu sangat gelap gulita.
Akhirnya dia menemukan Jiyeon sedang duduk di pojok sofa dengan ketakutan di bawah lantai sambil menangis. Siwan langsung menghampiri Jiyeon lalu Siwan menghapus air mata Jiyeon yang menetes di pipinya.
Jiyeon langsung memeluk Siwan dengan erat sambil menangis tersedu – sedu di dekapannya dengan tubuh yang gemetar.
“ Sudah.. jangan menangis lagi. Aku ada disini sekarang , Jadi kamu tidak usah takut lagi ” Sambil membelai lembut kepala Jiyeon.
Setelah beberapa jam kemudian , Jiyeon pun sudah merasa baikan dia juga sudah bisa tenang. Siwanpun lalu berdiri untuk menambahkan kayu bakar untuk perapiannya. Saat Siwan akan berdiri Jiyeon langsung menarik tangan Siwan.
“ Kamu mau kemana Siwan-sii ? ”
“ Aku mau mengambil kayu bakar dulu di belakang rumah untuk menambahkan kayu perapian ”
“ Aku ikut ”
“ Tidak usah, kamu disini saja ”
“ Tidak mau, aku mau ikut ” dengan wajah yang memelas
“ Baiklah, ayo ”
Saat Jiyeon akan bangun dari duduknya tiba – tiba Jiyeon merasakan kedua kakinya sangat lemas dan seketikan Jiyeon langsung terjatuh kembali.
“ Apakah kamu baik – baik saja , Suzy-aa ? ”
“ Sepertinya kakiku tidak bisa bergerak , Siwan-sii . Bagaimana ini ? ”
“ Kalau begitu kamu tunggu disini saja dulu ”
“ Tidak ! Aku tidak mau ! ”
“ Bagaimana kamu bisa ikut, sedangkan kamu sekarang saja tidak bisa berjalan ? ”
“ Aku bisa kok... ”
Lalu Jiyeon berusaha bangkit dari duduknya tapi apa daya dia jatuh lagi kakinya sangat lemas saat ini. Tapi Jiyeon tidak patah semanagat dia bangkit lagi tapi dia jatuh kembali. Saat dia akan mencobanya yang ketiga kalinya.
Siwan langsung mengakat tubuh Jiyeon di belakang pungungnya.
“ Siwan-sii , turunkan aku. Aku bisa jalan sendiri kok ”
“ Mau sampai kapan kamu begitu terus ? kalau menunggu kamu bisa berjalan , aku sepertinya harus menunggu mu sampai pagi ”
“ Ta-tapi... ”
“ Suzy-aah... sepertinya tubuhnya lumayan berat juga ya ? ”
“ Benarkah ? maaf kalau aku berat. Kalau begitu turunkan saja aku ”
Jiyeonpun mulai meronta – rontakan tubuhnya agar di turunkan. Tapi Siwan tetap mengendong dirinya tampa memperdulikan ucapan Jiyeon.
“ Bisakah kamu tenang , kalau kamu bergerak seperti itu. Tubuhmu semakin berat ”
“ Maaf... ”
Jiyeonpun akhirnya mengikuti perintah Siwan
“ Bagaimana mungkin aku percaya begitu saja padaku, Suzy-aah. Tubuhmu sangatlah ringan. Apakah kamu merawat dirimu dengan baik ? ” ucap batin Siwan
Tiba – tiba lengan Jiyeon merangkul leher Siwan dengan lembut setelah itu Jiyeon berkata di telinga Siwan.
“ Appa ... ”
Mendengar itu Siwan langsung menghentikan langkah kakinya
“ Siwan-sii , punggungmu seperti punggung ayahku. Begitu hangat dan nyaman , punggung yang selalu aku rindukan setiap saat. Terimakasih Siwan oppa ”
Mendengar itu wajah Siwan tampak gembira. Karena Jiyeon tadi memanggilnya dengan sebutan oppa. Sebutan yang dia inginkan sedari tadi.
“ Baiklah... karena kamu sudah menjadi anak yang baik. Kali ini oppa mengijinkanmu memeluk punggung oppa sesuka hatimu untuk hari ini ”
“ Ne... Gomawoyo oppa ”
Flash back – end
***
Di tempat yang lainnya. Myungsoo berjalan menjauhi Suzy. Suzy merasa aneh mengapa tingkah lakunya Myungsoo sangat berbeda. Sebenarnya apa salahnya pada Myungsoo. Kenapa sikap dia sangat dingin terhadap dirinya.
Saat didalam taksi saja, Myungsoo hanya diam dan dia juga duduk di samping supir taksi. Biasanya dia selalu duduk disamping dirinya. Saat tiba di tempat tujuan dia juaga hanya diam seribu bahasa. Itu membuat diri Suzy semakin tidak nyaman saat di dekatnya.
“Myungsoo-aah... apa yangg terjadi padamu ? ”
“ Aku tidak apa – apa ”
“ Bohong ! kamu dari tadi tidak mempedulikan aku sepanjang perjalan. Sebenarnya apa lagi salahku padamu ? ”
“ Kamu tidak ada salah pada ku ”
“ Lalu kenapa kamu hanya diam membisu saat bersama diriku ? ”
“ Aku hanya merasa sedikit pusing saja, lagian memangnya aku harus selalu berbicara kepada dirimu di sepanjang jalan ”
“ Tidak ... sih tapi kan ”
“ Lagian kamukan tahu aku orangnya seperti apa , aku memang jarang berbicara tidak seperti dirimu ? Kamu itu selalu berfikir yang aneh – aneh tentang diriku ”
“ Maaf... aku tidak bermaksud seperti itu ”
“ Baiklah kali ini aku akan memaafkanmu , lain kali kamu jangan pernah berfikir yang aneh – aneh lagi ya tentang diriku ”
“ Oke... tapi kita sekarang ada dimana Myungsoo-sii ? ”
“ Kita sekarang ada di Trevi Fountain ”
“ Apa itu Trevi Fountain ? ”
“Trevi Fountain adalah kolam air mancur yang terletak di Trevi, Roma, Italia. Trevi Fountain air mancur yang paling terkenal di dunia dan tempat ini juga wajib di datangi oleh para turis. Katanya kalau kita kesini tidak ke Trevi Fountain terasa kita tidak pernah ke Roma ”
“ Wow... berarti tempat ini keren sekali... tapi kenapa orang – orang itu pada melempar uang koin disana ? Apakah itu kolam permintaan juga ? ”
“ Menurut mitosnya Trevi Fountain itu bisa di bilang kolam harapan. Jadi kalau kita melempar koin dengan cara membelakangi kolam tersebut melalui atas bahu dan masuk kedalam kolam tersebut , kita bisa kembali kesini lagi ”
“ Benarkah ? kalau kita memohon bila mendapatkan pasangan disini apakah bisa ? ”
“ Mungkin bisa ? Memangnya kenapa kamu menanyakan itu ? apakah kamu percaya dengan hal yang seperti itu ? ”
“ Aku tidak yakin 100% tapi kita tidak tahu kalau tidak mencobanya kan ? Myungsoo-sii bolehkan aku meminjam uang logam mu ? ”
“ Kamu serius ingin melakukan itu ? ”
“ Iya ... ”
“ Dasar, wanita kenapa suka dengan hal – hal yang menyangkut dengan jodoh ya ? aku tidak habis pikir ? ”
“ Sudahlah , kamu tidak usah pikirkan aku, kamu punya tidak uang logam aku mau pinjam dulu ”
Lalu Myungsoo meronggo – ronggo kantung celana panjangnya
“ Ini ”
“ Terimakasih ”
Suzy langsung berlari menghampiri kolam tersebut. Dia mulai mengamati orang – orang yang sedang melemparkan uang koin tersebut kekolam. Suzy mempelajari caranya dari turis – turis yang hendak melakukan itu.
Myungsoopun mulai mengeluarkan kameranya untuk memfoto keindahan Trevi Fountain. Sesekali Myungsoo juga memfoto Suzy yang sedang melihat para turis yang akan melempar koin dengan wajah yang serius.
Itu terlihat sangat lucu. Dan nampaknya Suzy benar – benar percaya dengan mitos itu. Lalu Suzy mulai bersiap – siap untuk melempar koin yang ada di tangannya kedalam kolam tersebut. Setelah berhasil memasukan koin tersebut Suzy lalu membalikkan badannya kemudian dia mulai berdoa sambil menutup kedua matanya.
“ Tuhan... ijinkan aku kembali kesini dengan jodohku nantinya. Semoga aku dapat menemukan jodohku disini. Aku berharap perjodohanku dibatalkan , karena aku ingin mencari pasangan hidupku sendiri tampa pakasaan orang tua. Tuhan... perlihatkanlah jodohku secepatnya yang sudah kamu siapkan untuk ku didepan kedua mataku. Semoga doaku dikabulkan olehmu. Amine... ”
Lalu Suzy membuka kedua matanya perlahan – lahan. Saat dia membuka kedua matanya , Suzy melihat sosok Myungsoo sedang berdiri di depan seberang kolam sambil tersenyum melihat air mancur tersebut.
Myungsoo lalu melambaikan tangannya saat melihat Suzy sedang melihat dirinya dari seberang. Tapi Suzy langsung membelakangi Myungsoo dan membuang wajahnya dari Myungsoo.
“ Tidak... Tidak... Tidak... itu Tidak... mungkin ! Tidak mungkin dia , pasti itu salah. Aku yakin ada yang salah disini ”
Tiba – tiba jantung Suzy berdegub dengan cepat saat dia membayangkan wajah Myungsoo.
“ Tidak... itu tidak mungkin. Suzy-aah kamu memang benar – benar sudah gila gara – gar perjodohan ini ”
Lalu Suzy berlari meninggalkan kolam tersebut. Melihat itu Myungsoo lalu mengejarnya tapi sebelum Myungsoo meninggalkan kolam tersebut Myungsoo juga melemparkan sebuah koin disana.
“ Semoga keinginan Suzy bisa terwujud semuanya ”
Setelah itu Myungsoopun menyusul Suzy yang sedang berlari didepannya. Myungsoopun akhirnya bisa menyusul Suzy.
“ Suzy-aah... kenapa kau berlari ? ”
“ Aah.. ? a-aku ... ” dengan terbata – bata
“ Kenapa ? kok kamu terlihat sangat gugup ? ”
“ A-aku ma-mau ... ”
“ Mau kemana ? ”
“ Ke-ke ka-kamar mandi... iya ke kamar mandi dimana ya , Myungsoo ? ”
“ Ooh,,, kamu mau ke kamar mandi ? bilang dong kalau mau kesana. Ayo aku antar ”
“ Iya... terimakasih , Myungsoo-sii ”
Myungsoo mengantar Suzy ke toilet sambil menggandeng tangannya. Anehnya Suzy merasa tidak keberatan saat tangannya di genggam oleh Myungsoo. Meskipun jantungnya sedari tadi berdegup dengan kencang.
A little bit more, little bit more
If you approached my heart
***
Siwanpun tiba di tempat dimana Jiyeon berada. Siwanpun keluar dari dalam mobilnya untuk menemukan Jiyeon. Siwanmu mengikuti keberadaan Jiyeon dari alat pelacak di telefon genggam miliknya. Siwanpun berhenti di depan mobil sedan hitam milik Taecyeon.
“ Sepertinya , Suzy lupa membawa telefon gengamnya. Berarti dia tidak jau dari sini ”
Siwanmu berlari untuk mencari dimana Jiyeon berada.
“Jiyeon-sii, apakah kamu haus ? kamu mau minum kelapa muda tidak ? ”
“ Sepertinya itu ide yang bagus oppa . aku mau ” balas Jiyeon sambil tersenyum
“ Baiklah kamu tunggu disini ya , aku beli dulu minuman untuk kita berdua ”
“ Baik .. oppa ”
Saat Taecyeon sudah pergi untuk membeli minuman. Jiyeon bangun dari duduknya dan dia mulai berjalan menghampiri deburan ombak dari pinggir pantai. Jiyeon mulai menegakkan badannya dan kemudian dia berteriak. Untuk mengeluarkan semua isi hatinya disana
“ Jiyeon-aah !!! semua akan baik – baik saja ! ”
“ Jiyeon-aah !!! kamu pasti bisa menghadapi semuanya ! ”
“ Jiyeon-aah !!! Semangat !!! ”
Setelah Jiyeon menegeluarkan semua isi hatinya. Wajah Jiyeon terlihat sangat gembira , Jiyeonpun tersenyum dengan puasnya. Saat kepala Jiyeon menegok kesamping wajah Jiyeon langsung berubah drastis. Karena tanpa Jiyeon sadari saat dia menengok kesamping Siwan sudah ada tepat di sampingnya.
“ Suzy-aah...??? ”
“ Siwan-sii... bagaimana kamu bisa ada disini ? ” dengan wajah yang gugup
“ Suzy-aah, Tidak... Siapa kamu ? Siapa dirimu sebenarnya ? ”
Dengan wajah yang tidak percaya dengan apa yang barusan saja dia dengar
~TBC~
~~~ooo~~~
Haloo... Readers... ketemu lagi sama Phiyun disini :)
Oh iya Bagaimana ceritanya menurut kalian ?
Kali ini aku buat ceritanya lebih panjang loh...
Dicerita selanjutnya pasti bakalan seru karena ada rahasia yang belum terbongkar. Penasaran sama kelanjutan ceritanya ? ayo jangan lupa berikan komennya dan Lovenya ya
pls dont sillent readers !!?
Khamsahamida ( ^-^)v