home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Crystal Legacy

Crystal Legacy

Share:
Author : tiamissa
Published : 14 Sep 2013, Updated : 19 Nov 2013
Cast : Bae Suzy (MISS A), Kim Myungsoo (INFINITE), Jung Soo Jung (F(X))
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |573786 Views |14 Loves
Crystal Legacy
CHAPTER 9 : Part 7

Tittle : Crystal Legacy
Main cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo. Jung Soo Jung
Other cast : Choi Minho, Kim So Eun, Kim Sang Bum, Lee Junho, Infinite and other
Rating : M
Genre : romance, fantasy, magic
Scriptwriter : KimMissA

 

Disclaimer: Semua cerita, karakter, setting, alur, dll adalah milik dari masing-masing scripwritetr. Scripwriter sama sekali tidak terkait dengan pemilik, pencipta, atau produsen dari setiap media apapun. Tidak ada pelanggaran hak cipta dimaksudkan. Untuk tokoh utama, dan aktris ataupun aktor lainnya, bukan milik scripwriter, tapi milik orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Scripwriter memakai mereka hanya untuk keperluan cerita.

NO BASHING! Suka? Baca… nggak suka? Jangan dibaca! Tolong tinggalkan jejak, biar aku tau kalo cerita ini emang bisa diterusin atau nggak. Gomawo ^^9

***********

Bae Suzy POV

“Myungsoo-ya” pekik Kai berlari menghampiri Myungsoo “Dragon Sword milikmu!” sambungnya dan melempar pedang milik sahabatnya itu.

“Heh… bagaimana mungkin tempat ini ditemukanoleh monster-monster jelek itu” dumel Soo Jung menggelengkan kepalanya yang tiba-tiba muncul dari balik tubuh Kai.

DEG- omo… ada apa dengan jantungku?!

“Chagi… kita harus berjuang ne” ucap Kai.

CUP . tiba-tiba Kai mengecup sekilas bibir Soo Jung. Sontak mataku membulat. Kaget! Yaa… tentu saja!

CUP . Soo Jung mungkin merasa tak puas karena Kai hanya mencium bibirnya sekilas dan menarik tengkuk Kai sehingga bibir mereka kembali bertemu.

Ada apa dengan jantungku! Sesak? Aku tak suka melihatnya. Mwoya L… solma!

Tiba-tiba Myungsoo menutup kedua mataku dengan satu tangannya.

“Ya…!!! Kalian berdua!” pekik Myungsoo.

Kualihkan pandanganku pada Myungsoo. Eung… kini mata kami saling berpandangan. Eh… dengan cepat dia menurunkan tangannya dari mataku dan Sungjong. Dan…

CUP – OMO! Aa… apa yang kau lakukan Myungsoo! Bibirku dan bibirmu!

Kukerjapkan kedua mataku “kau juga dapat jatah dariku, eoh” ucapnya dengan tersenyum licik dan menjauhkan wajahnya dariku.

Hening… kusentuh bibirku, saat aku memutar pandanganku tanpa kusadari orang-orang yang ada disini, selain aku dan Myungsoo, tercengang dengan apa yang baru saja mereka lihat. Eoh… Minho? Sejak kapan dia ada disini?

Ada raut kecewa dimata Minho, ia menerobos masuk melewati Soo Jung dan Kai “Kajja…” ucapnya dan menarik pergelangan tanganku dengan kuat, sehingga aku mengikuti langkahnya.

Sambil terus melangkah aku melihat sekilas kearah Myungsoo “Yaa… eish! Dasar namja penganggu” dumelnya kesal, saat ingin menyusulku, Soo Jung, Kai dan Sungjong mungkin ingin meminta penjelasan padanya?

“Arrgh!!! Molla!!!” pekiknya kuat.

Minho masih terus menyeret pergelangan tanganku ‘TAP’ langkah kamu terhenti “Fire!!!” pekiknya. Membuatku menoleh “BRUUUSSRGH” saat cahaya merah yang ia lemparkan, 3 monster sekaligus yang ada dihadapan kami terbakar dengan sempurna.

Omo!!! 2 cm! 2 cm didepan hidungku anak panah melesat dengan cepat “GROOOAWW” kutelohkan kepalaku kesamping, monster itu terjatuh saat anak panah menancap tepat di jantungnya.

“Woohyun-ah… gomawo” gumam Minho.

“Cheonma…” Lagi-lagi kutolehkan kepalaku, Woohyun sedang tersenyum pada Minho.

“Yaa!!! Kau hampir memanah hidungku!” pekikku pada Woohyun.

“Eoh… mianhae Suzy-ah” ucapnya terkekeh.

“Eish…” desisku. Minho tiba-tiba mendorong tubuhku.

“Suzy-ah… kau bisa melakukan heal dari jarak jauh kan?” tanya Minho. Kuanggukan kepalaku.

“Geureu… kau disini saja bersama Woohyun dan Elf lainnya, ara” ucapnya dengan tegas dan berlari kearah gerombolan monster yang sudah dikepung para Warrior dan Daemon. Heh… mereka kan petarung jarak dekat. Tak sengaja mataku menatap pedang yang dipegang oleh monster yang tadi dipanah Woohyun.

“Suzy-ah… Eoddi?!” pekik Woohyun.

Kakiku melangkah mendekati monster tersebut ‘GREB’ pedang? Yaa… kenapa aku menyentuh pedang ini!

“Suzy-ah” gumam Woohyun. Eoh… dia menyusulku? “Apa yang mau kau lakukan dengan pedang itu?” sambungnya. Benar… apa yang mau aku lakukan dengan pedang ini? Entahlah… geunde ada perasaan rindu? Rindu? Solma… L???

“CRYSTAL ITU ADA DISANA!” pekik beberapa monster menunjuk kearahku. Membuat para Warrior dan Daemonpun mengalihkan pandangannya kearahku dan Woohyun.

“AKU JUGA MERASAKANNYA” jawab monster lainnya dengan terkekeh.

“Su… Suzy-ah! Monster-monster itu…” gumam Woohyun memundurkan langkahnya dan menyeretku.

“Monster jelek!” pekik Myungsoo berlari “KREESSH” pedangnya berhasil membelah tubuh monster itu menjadi 2, geunde…

“Myungsoo-ya!!!!!!” pekik Kim Bum hyung.

“KRAAASSH” “BRUGG” tubuh Myungsoo dengan cepat tersungkur diatas tanah. Kali ini punggung Myungsoo yang tercakar.

FIRE!” Minho melemparkan cahaya merah miliknya pada monster yang mencakar punggung Myungsoo “BRUSSSHGH”

Setelah itu mereka sibuk dengan lawan mereka masing-masing begitu juga dengan para Elf melesatkan anak panahnya.

Kulihat Myungsoo masih tersungkur diatas tanah. So Eun eonni melemparkan cahaya merah pada Myungsoo geunde itu tak berhasil karena tiba-tiba monster itu mendorong tubuhnya. Eonni!!! Aku… aku harus kesana! Saat ingin kulangkahkan kakiku, Woohyun menahan pundakku “Kau ingin cari mati!” pekiknya.

Sesaat aku menatap Woohyun dan kualihkan pandanganku pada So Eun eonni dan Myungsoo! Molla… dengan segera aku menepis tangan Woohyun yang bertengger dipundakku.

“YA! Suzy-ah” pekik Woohyun dan tak kupedulikan dengan mempercepat langkahku.

Ditangan kananku pedang milik monster yang tadi mati dan ditangan kiriku tentu saja tongkat sihir pemberian Eomma.

Kuhentikan langkahku “In the bonds of warm”  kulemparkan cahaya merah muda pada Myungsoo.

heal through warmth” gumamku lagi melemparkan cahaya merah muda pada tubuhnya.

Yang terakhir kualihkan pada dahinya “stronger back through warmth“.

Kulihat Junho Oppa membantu So Eun Eonni berdiri. OMO!!! Ya… dibelakang kalian, kulangkahkan kakiku semakin cepat.

“JLEEB” “SRROOOTTT” darah monster itu kini mengotori wajah dan pakaianku.

“Suzy-ah…” gumam So Eun eonni dan Junho Oppa.

Pedang yang kupegang ditangan kananku kini menancap tepat dijantung monster yang tadi ingin melukai Junho Oppa.

“SLAP” kutarik pedang tersebut “BRUK” dan monster itu terjatuh.

Perasaan apalagi ini! Rindu dan puas? Dan lagi… kenapa aku tiba-tiba bisa menggunakan pedang ini?!

Ah… aku tersadar dan ku edarkan pandanganku. Benar saja… mereka menatapku terkejut.

“Suzy-ah… neo gwenchana?” tanya Junho Oppa.

“Bagaimana kau bisa melakukan ini?” lanjut So Eun Eonni menatap pedang yang ada ditanganku.

“Ka… kalian mengincar Crystal Legacy bukan? Jadi lebih baik kalian menghadapiku!” ucapku spontan pada monster-monster yang kini menatap kearahku sinis.

“Mwoya ige! Suzy-ah!” pekik Junho Oppa.

Mataku kini menatap Minho yang terhempas akibat dorongan monster jelek itu dan jatuh tersungkur.

Gambar

Entahlah… keberanian darimana yang tiba-tiba menyelimuti hatiku! Dan membuatku memiliki tenaga yang jauh lebih besar dari sebelumnya dan ingin sekali mengghabisi makhluk dunia kegelapan ini! L apakah kau yang menginginkan ini?!

Kulangkahkan kakiku ragu pada awalnya, geunde… langkah demi langkahku semakin cepat, cepat dan cepat.

Kakiku kini melangkah kearah monster yang sebelumnya kulihat dihutan bersama Myungsoo “KREESSSH” “KRESSSh “pedang yang kupegang berhasil membuat tubuh monster itu terbelah tiga.

“AAAH…” teriakan histeris dari ahjuma-ahjuma Elf melihat yang baru saja kulakukan.

FIRE!” “BRUSSHGH” Eoh… kualihkan pandanganku, Minho? Syukurlah dia tidak apa-apa.

“Pabo…” lirihnya mengusap rambutku “Bagaimana kau bisa melakukan itu?” sambungnya.

“Eung… molla” ucapku tersenyum. Mungkin karena L yang menginginkannya. Dan kembali membantai monster-monster ini.

*********

Kim Myungsoo POV

Kulihat Suzy berlari kerah monster yang ingin menyerang Minho yang jatuh tersungkur.

“KRESSSH” “KREESHh” Ba… bagaimana bisa Suzy dengan cepatnya menggunakan pedang, membelah monster itu menjadi 3 bagian! Bahkan dia tak pernah sama sekali bertarung!

Minho bangkit berdiri “FIRE!” pekiknya membuang cahaya merah kearah potongan-potongan tubuh monster itu.

HEH!!! Apa dia benar-benar menganggap pernyataanku kemarin hanya main-main? Sudah kubilang jangan dekat-dekat dengan Minho! Apa-apan Minho itu! Seenaknya menyentuh puncak kepala Suzy!

“MATI KAU!” suara berat monster dari arah belakangku.

“SYUTTT” dengan cepat aku berbalik “CTIIIING” pedangku kini menahan pedang milik monster jelek ini!

“Kau yang seharusnya mati!!!” pekikku meloncat kebelakang dan berlari maju “KRESHH” kepalanya kini terpental jauh.

“ICE” pekik Sulli “KreEK” “KREEK” tubuh monster itu membeku “pyaaRR”dan tak lama hancur menjadi serpihan es.

“Gomawo Sulli” gumamku.

“Eoh… cheonma” ucapnya “Suzy ternyata pandai dalam bertarung, eoh. Lihatlah…” sambungnya menunjuk kearah Suzy.

Mataku mengikuti arah yang ditunjukkan Sulli. Hah… mataku sontak membulat. Ra… rasanya baru semenit aku membunuh 1 monster. Geunde… Suzy? Sudah lebih dari setengah monster yang ia habisi sendiri!!! Ne… tentu saja dengan Daemon lainnya yang ikut membekukan dan membakar monster tersebut. Ini gila!

“Apa ini efek dari Crystal yang bersarang ditubuhnya?” tiba-tiba Junho hyung angkat bicara.

“Mwo? Efek Crystal?” gumamku.

“Eoh… apa kau tak melihatnya? Dia bertarung seperti seorang Warrior lainnya” Ne… kau benar Junho hyung, bahkan terlihat lebih cekatan.

Monster terakhir yang dibekukan oleh Dongwoopun “PYAAAAR” pecah.

Heh… jadi apa gunanya aku? Jika aku tak bisa melindungimu?! Tubuhku kini merosot kebawah saat melihat monster terakhir itu menjadi serpihan es yang terbang terbawa angin. Suzy dan puluhan Warrior dan Daemon lainnya berjalan kearahku, tentu saja kearahku, keempat tetuah berkumpul disini. Disisi lain puluhan Elf juga berjalan kesini.

“Suzy-ah… kami ingin mendengar penjelasan darimu, tentang apa yang baru saja kami lihat” ucap Park ahjusi.

Suzy menganggukkan kepalanya.

“Geunde… sepertinya kita harus merapalkan mantra lagi untuk menyegel tempat ini” gumam Yoo ahjusi.

Akhirnya keempat tetuah itu merapalkan mantra-mantranya dan kali ini diikuti dengan seluruh penduduk.

Disguise all that are in the deepest jungle” rapalan pertama diucapkan Park ahjusi tetuah Daemon.

“Only the white power that can penetrate this space” rapalan kedua diucapkan Yoo ahjusi tetuah Warrior.

Disguise and disguise. protect from all the dark forces” rapalan ketiga diucapkkan Lee ahjshi tetuah Elf.

cover us with strength Ji-yaa” rapalan terakhir diucapkkan Junho hyung dengan mengangkat tongkat sihir nya keatas.

“CRING… CRING…” cahaya transparan itu menutupi seluruh hutan terdalam.Awalnya sangat terang dan beberapa detik kemudian meredu sehingga hutan ini terlihat seperti tak ada pelindungnya.

“Bagaimana bisa rapalan mantra yang sebelumnya tak bertahan lama? Sehingga monster itu bisa menemukan tempat ini?” tanya Junho hyung menurunkan tongkat sihirnya.

“Eung… seharusnya untuk beberapa hari kedepan rapalan mantra yang menjaga tempat ini tak akan melemah” gumam Yoo ahjusi.

“Maksud ahjusi?” lanjut Junho hyung.

“Sebenarnya… jika Crystal itu tetap tertanam didalam inti Planet Seoul, mantra yang menjaga hutan terdalam ini tak akan hilang, geunde… kita sudah menariknya keluar agar lebih aman dan memintanya memilih pelindung untuknya, dan tentunya ada resiko… mantra yang melindungi hutan ini melemah, sehingga membuka aura yang melindungi tempat ini, geunde… seharusnya untuk beberapa hari kedepan” lirih Yoo ahjusi.

“Aku rasa Ji-ya yang merupakan leluhur Priest sudah merasa tenang karena Crystal itu sudah ada yang melindungi” ucap Lee ahjusi.

“KLONTANG” “KLUUK” seluruh mata menoleh kearah Suzy saat pedang dan tongkat sihir yang ia pegang terjatuh “Ji-ya…” gumam Suzy. Kulihat kedua matanya perlahan menutup dan tubuhnya itu…

“Suzy-ah!” pekikku.

************

Flash Back -ON-

Author POV

“Separuh Crystal Legacy hanya mampu mempertahankan Planet ini selama sebulan kedepan. Setelah itu Planet beserta isinya akan musnah” lirih tetua Warrior.

“Appa… korbankan aku. Biarkan jiwaku bersatu dengan separuh Crystal itu” ucap L.

“Chagi… apa maksud perkataanmu?” yeoja paruh baya itu mendekati L.

“Appa… bukankah lebih baik 1 jiwa yang pergi daripada planet dan bahkan penduduk yang tersisa ini musnah?” L berlalu dari hadapan Eommanya dan mendekati sang Appa.

Tetuah Warrior yang merupakan Appa dari L mengepalkan kedua tangannya “Jangan berfikir gila!” pekiknya.

“Appa! Bukankah kau bilang separuh Crystal itu hanya mampu mempertahankan Planet ini selama sebulan lebih? Aku yakin kau sangat tau, ketakutan yang sekarang mereka rasakan” lirih L “lagipula… salah satu penyihir kegelapan itu memang ada yang sengaja membantu kita untuk mempertahankan separuh Crystal” sambungnya.

namja paruh baya itu semakin mengepalkan kedua tangannya “Kau harus menikah!” pekiknya tercekat.

Kedua mata L sontak membulat “Appa!!! Kau masih memikirkan pernikahanku! Eoh… planet ini  hanya akan bertahan sebulan lebih!” pekik L.

“Kau harus menikah!” ucap namja paruh baya sekali lagi.

“Yeobooo” kini yeoja paruh baya itu berlari kearah suaminya “andweee…” lirihnya menggelengkan kepala dengan air mata yang mulai menetes.

“Jika kau memang ingin menyerahkan jiwamu… kau harus menikah dan melepaskan keperjakaanmu” lirih namja paruh baya itu putus asa. L yang mendengar perkataan Appanya hanya bisa terdiam mematung.

“Yeobo!!!” pekik yeoja paruh baya yang segera berhambur kepelukan sang suami “andweee… jebal. Dia anakku satu-satunya… uri aegi!”

“Dia yang memilih jalan hidupnya sendiri” gumamnya.

“Geunde… yeoja mana yang mau dinikahi hanya dalam waktu sebulan!” tangis yeoja paruh baya itu semakin histeris “Tak akan ada…”

“KRIIEK” tiba-tiba pintu ruangan terbuka membuat ketiga orang yang sibuk dengan pikiran mereka menoleh.

“Ji… Ji-ya, sejak kapan kau?” gumam yeoja paruh baya yang mencoba menguasai perasaan sedihnya.

“Aku bersedia…” ucap Ji-ya.

Ketiganya hanya bisa mematung dengan mata yang membulat. Tak lama yeoja paruh baya itu berhambur memeluk Ji-ya yang masih berdiri didepan pintu “Apa kau yakin?”

“Semua rela berkorban… kenapa aku tak bisa?” lirih Ji-ya.

“Pernikahan kalian akan dilangsungkan besok” ucap namja paruh baya tersebut tegas.

*********

“Sudah lama kau tak mengajakku kerumah yang terbuat dari batang pohon milikmu ini” ucap Ji-ya tersenyum.

“…” L sama sekali tak menghiraukan ucapan sahabatnya itu.

“Eung…” Ji-ya mengibas-ngibaskan kedua tangannya tepat didepan wajah L “Eish… kau ini. Ada apa?” tanyanya.

“…” L masih tetap diam.

Ji-ya memanyunkan bibirnya dan melangkahkan kakinya untuk melihat-lihat isi rumah kecil milik calon suaminya tersebut, matanya kini memandang sebuah ikat rambut milik seorang yeoja pastinya “Apa ini milik yeojachingumu?” ucapnya tersenyum. Senyum? Senyum itu terlihat dipaksakan.

L yang sedaritadi diam akhirnya menoleh kearah Ji-ya “…” matanya mengamati ikat rambut yang ada ditangan yeoja dihadapannya, kakinya melangkah “SREEET” dengan cepat ia mengambil ikat rambut tersebut.

Ji-ya hanya bisa menahan sesak dihatinya, yaa… sudah sejak dulu Ji-ya mencintai sahabatnya, dia juga tau hubungan yang dimiliki L dan penyihir kegelapan itu, bahkan saat L mengikat potongan hanbok pada pergelangan kaki yeoja bernama Soo-, Ji-ya pun tau. Ji-ya selalu mengekor kemanapun L pergi, geunde iapun juga tau sampai batasan mana ia harus mengekori L.

“Kenapa kau mau menikah denganku? Kau tau… ini hanya akan berlangsung selama sebulan… setelah itu kau akan menjadi seorang janda” akhirnya L angkat bicara.

“Mwo…” gumam Ji-ya terkekeh “Kau mengkhawatirkan aku, eoh?” sambungnya.

“Ini tidak lucu” lirihnya.

“Eish… kalian semua rela berkorban. Kenapa aku tak bisa melakukan hal yang sama? Eoh… ani, aku tulus mau menikah denganmu. Haha… ini mungkin terdengar konyol. Bahkan aku sudah sejak lama tau hubungan yang terjalin antara kau dan yeoja bernama Soo- itu. Geunde… mau bagaimana lagi, aku memang hanya mencintaimu L” ucap Ji-ya tersenyum.

Kaget. Itu yang bisa dirasakan L. Bahkan ia tak pernah menyadari sedikitpun perasaan Ji-ya selama ini, yang ia rasakan hanyalah perasaan sayang yang diberikan Ji-ya padanya sebagai sahabat tak lebih “Neo…”

“Ne… ne… ne… aku juga tau alasanmu tak pernah mengajakku kerumah batang pohonmu ini. Geunde… aku hanya diam sampai kau yang bercerita padaku sendiri. Hhh… sayangnya kau sama sekali tak jujur” Ji-ya mengangkat bahunya dan menggelengkan kepalanya “Kau kira… aku akan memberitahu hubungan terlarangmu itu ya? Aniyo… tidak mungkinkan aku melukai perasaan orang yang aku cintai” sambungnya tersenyum, namun matanya berkaca-kaca.

“Kenapa kau tak bilang” lirih L.

“Mwo? Jika pun aku bilang… kau bisa berbuat apa? Kau kan sudah menjalin hubungan dengan yeoja lain” gumamnya menahan air mata yang mungkin akan menetes.

“Setidaknya aku bisa menjaga perasaanmu”

“Sudahlah… sebagai gantinya, sebulan ini kau harus menjadi milikku, ne” Ji-ya menarik nafasnya panjang dan tersenyum lagi. Setidaknya air mata yang ia tahanpun berhasil tak terjatuh “Biarlah aku saja yang mencintaimu dan kau… jagalah hatimu untuk Soo-”

‘GREB’ L berhambur memeluk Ji-ya “Mianhae…” gumamnya.

Ji-ya mengangkat tangannya dan membalas pelukan L , wajahnya dibenamkan diantara pundak dan leher L “Gomawo” lirihnya pelan.

************

“Dengan ini kalian resmi menjadi sepasang suami istri” ucap tetuah Priest. Riuh tepuk tangan terdengar bersahut-sahutan. Penduduk yang tersisa tentu saja tau maksud dari pernikahan yang terjadi ini.

Tak ada ciuman singkat dibibir Ji-ya, hanya ciuman hangat dikeningnya.

Kedua orang tua Ji-ya dan juga L hanya bisa tersenyum pahit melihat anaknya. Priest dan Warrior bersatu. Itulah yang terjadi siang ini.

“L… kau akan tinggal dihutan terdalam?!” tanya namja paruh baya itu pada putranya.

“Eung… aku akan tinggal dirumah batang pohon milikku, Appa. Dulu aku dan Ji-ya sering bermain disana kan” ucapnya tersenyum.

“Ya… L, kau seperti main rumah-rumahan saja, jika tinggal disana! Kaliankan bukan anak kecil lagi” dumel Eomma L.

“Tidak apa-apa eommonim, aku akan sangat bahagia jika kami tinggal disana. Lagipula aku tak ingin merepotkan kalian” Bela Ji-ya.

“Eomma dan Appa terserah kau saja Ji-ya” ucap yeoja paruh pada putrinya.

“Kami pamit, neee” L dan Ji-ya membungkukkan badannya .

“Eish… yasudah pergilah, sebelum aku berubah fikiran” ucap Eomma L berlalu meninggalkan mereka ke belakang.

*************

“Ya… L, sepertinya mereka benar… kita seperti bermain rumah-rumahan, eoh” lirih Ji-ya saat melihat kamar mandi mereka yang tak beratap “Bagaimana jika ada yang mengintipku?”

“Heh… mana ada yang datang ke hutan terdalam ini? Hanya ada aku dan kau, jadi tak mungkin ada yang mengintipmu kan” ucap L melepas hanboknya sehingga yang tersisa dalaman hanbok berwarna putih.

“Kau mandilah… airnya sudah kuambil dari sungai tadi” ucap L dan diikuti anggukan oleh Ji-ya.

Setelah selesai mandi, Ji-ya bermaksud memanggil suaminya untuk lekas mandi “Eoh… kau tertidur?” gumamnya saat matanya kini menatap punggung.

Suzy-Feminim“Eung… sepertinya kau tak bahagia menikah denganku” gumam Ji-ya menatap punggung suaminya.

Ji-ya pun melangkahkan kakinya keluar. Ia terhenti saat melihat kursi yang terbuat dari kayu “Hmmm… kursi ini masih ada sampai sekarang” gumamnya tersenyum mengingat masa kecilnya bersama L “apakah masih seberat dulu?” Ji-ya mengangkat kursi tersebut.

“Uwah… ini sangat ringan. Kkkk dulu aku dan kau menggotong kursi ini berdua kesini, pabo” lirihnya.

“Ji-ya…” suara parau seorang namja memanggilnya, membuat dia terkejut dan menoleh “apa yang kau lakukan disitu? Ini sudah malam, eoh” sambungnya.

Ah… siapa lagi jika bukan suaminya yang memanggil. Ji-ya menganggukan kepalanya dan berlari kecil menghampiri L yang berada didepan pintu “Habisnya kau tertidur, aku bosan didalam rumah” bohongnya. Padahal ia ingin ketenangan diluar, karena hatinya begitu takut jika L sangat tak bahagia jika ada disampingnya.

“Kau mandilah, airnya sudah kuganti… setelah itu kita makan makanan yang dibawakan kedua orangtua kita” ucap Ji-ya.

L menganggukan kepalanya dan berlalu kekamar mandi yang berada diluar. Melepaskan satu persatu pakaian yang masih menempel ditubuhnya. Dan berendam didalam bak bundar yang besar. L menengadahkan kepalanya, menatap bulan yang cahayanya begitu terang.

“Eoh… lama sekali dia mandi? Ini sudah sejam!” Ji-ya melangkahkan kakinya keluar.

“L… apakah kau masih lama?” tanya Ji-ya menghampiri pintu kamar mandi yang masih tertutup.

Tak ada jawaban sama sekali “Eung… aku masuk, eoh” Ji-ya mulai agak khawatir. ‘KRIEEK’ dilihatnya L yang masih berendam, kedua tangannya bertengger dipinggiran bak besar, kepalanya menengadah kelangit dengan mata yang tertutup.

“OMo…” Ji-ya berlari mendekati L “L… bangun. Kau masih bisa tertidur saat berendam di air sedingin ini?” Ji-ya menepuk pundak L, namun tetap tak ada jawaban.

Tiba-tiba Ji-ya teringat ucapan Ayah mertuanya “Jiwa L sedikit demi sedikit akan tersedot kedalam Crystal Legacy saat dia resmi menjadi suamimu, bahkan kekuatanmu sebagai Priest yang bisa menyembuhkan itu tak akan berguna lagi” mata Ji-ya sontak membulat.

“Solma…” gumamnya pelan. Dan mencoba mengangkat tubuh L. OMo… pekiknya dalam hati. Bagaimana mungkin ia mengangkat tubuh seorang namja yang tak menggunakan sehelai benangpun.

“Ahh… eottokee?” Ji-ya menatap tubuh L “Akh… molla” gumamnya lagi, mengambil handuk yang tersampir dan menutupi tubuh L.

Dengan susah payah Ji-ya memapah tubuh L “Eung…hhh” lenguhnya menahan berat dipunggungnya.

“BRUK” akhirnya Ji-ya berhasil menidurkan L diatas kasur lipat.

“Hhhh…” pekiknya tertahan “sejak kapan handuk itu terjatuh?” gumamnya membekap mulutnya saat matanya kini dengan sangat jelas melihat tubuh L.

Dengan cepat Ji-ya mengambil handuk yang terjatuh itu dan menutupi tubuh suaminya, serta mengenakannya dalaman hanbok berwarna putih.

“Ahhhrg” lenguhnya lagi, “BRUK” ia merebahkan tubuhnya disamping L.

Tak lama tubuh L bergerak, saat Ji-ya ingin bangkit, gerakannya kalah cepat dengan L yang saat ini sudah memeluk dirinya “Eh…” Ji-ya menolehkan wajahnya kearah L yang masih terpejam, entahlah… keberanian darimana yang ia dapatkan, Ji-ya mendekatkan wajahnya saat ia melihat bibir L yang sangat seksi.

CUP- Ji-ya menempelkan bibirnya tepat diatas bibir L. Dingin… itulah yang dia rasakan. Ia hanya ingin menghangatkan bibir dingin L, yang awalnya hanya menempel, ada keinginan lebih dihatinya, Ji-ya memejamkan matanya dan melumat bibir L, selang beberapa detik L juga membalas ciumannya, yang sontak membuat Ji-ya membuka matanya. Dilihatnya mata L yang masih terpejam.

Tangan Ji-ya yang sedaritadi bebas akhirnya beralih menekan tengkuk L, ciuman yang awalnya hanya saling membalas, kini semakin dalam “Ahhs…” sesekali Ji-ya mendesis saat ia berhasil mengambil oksigen. Sudah 15 menit lamanya mereka dalam posisi seperti ini. Kini bibir L menelusuri leher mulus Ji-ya. Desahan terus keluar dari bibir Ji-ya.

Puas didaerah leher kini L berpindah menelusuri pundak istrinya, ia terus menelusuri dan menarik baju putih Ji-ya yang menutupi dadanya “Soo-” gumamnya pelan.

Ji-ya yang sedari tadi mendesah sontak terdiam. Hanya terdengar decakan saliva L yang sudah membasahi bagian dada Ji-ya. L semakin menurunkan baju putih yang masih menutupi tubuh bagian bawah istrinya yang sedaritadi ia kira adalah Soo-

“Andwee” gumam Ji-ya menahan baju yang menutupi tubuh bagian bawah Ji-ya.

L membuka matanya perlahan saat mendengar suara yang tak asing baginya, dilihatnya tubuh bagian atas Ji-ya yang sudah tak berbalut pakaian. Nafasnya seolah tercekat dengan apa yang baru saja ia lakukan.

Ji-ya menarik baju putih miliknya, menutupi tubuh bagian atasnya “aku bukan Soo-” ucapnya kecewa.

*************

“Ji-ya… lihatlah” L menunjukkan kelinci yang ia tangkap.

“Eung…” Ji-ya hanya menganggukan kepalanya, sambil terus mengipasi kayu bakar tersebut agar apinya tak padam.

L duduk disamping Ji-ya “Kau masih marah padaku? Kejadian seminggu yang lalu…”

“Matamu bisa berair jika didepan asap begini, masuklah…” ucap Ji-ya tanpa menoleh kearah L.

L merasa tak enak hati akhirnya menangkup wajah istrinya dengan kedua tangannya, lalu mengarahkan kearahnya “tatap mataku saat kau sedang bicara pasaku, eoh” dumel L. Eh… Lmenggerakkan bola matanya kekanan dan kekiri menatap bola mata istrinya yang sedang berkaca-kacadan agak merah.

“Neo… mianhae” lirihnya.

“Wae? Mataku perih didepan asap seperti ini terus” lagi-lagi Ji-ya berbohong.

L menepis kipas yang dipegang oleh Ji-ya, kemudian menarik lengan Ji-ya sehingga ia bangkit berdiri.

‘HUP’ L kini mangangkat tubuh Ji-ya.

“Yaa… apa yang kau lakukan L!” pekik Ji-ya meronta-ronta.

“Ayo… kita lakukan” gumam L berjalan memasuki rumah batang pohon miliknya.

“Mwo!!! Yaa” pekik Ji-ya semakin kuat.

“BRAAAK” L membanting pintu rumahnya dengan kaki.

Direbahkannya Ji-ya diatas kasur lipat “Eung…” dengan cepat bibir L mendarat dibibir Ji-ya yang masih meronta. Ait mata  ji-ya yang sudah terjun bebas sama sekali tak dihiraukan oleh L.

“Sud…aah.. cu…kuppp, emmh” gumam Ji-ya saat ia berhasil menyelamatkan bibirnya namun kembali dilumat oleh L lagi.

“KREEK” kali ini baju yang dikenakan oleh Ji-ya dirobek paksa dan ia membuka pakaiannya sendiri.

“Yaa!!! AAhss” pekik Ji-ya. L menelusuri leher jenjang milik Ji-ya.

“Shireeooo” ucap Ji-ya terus menangis “aahhh”

**************

Ji-ya masih saja terus menangis dengan apa yang dilakukan oleh L tadi.

“Ji-ya…  uuljima, nee” lirih L yang masih memeluk tubuh istrinya.

“Aku bukan Soo-” ucap Ji-ya.

“Ne… kau memang bukan Soo-. Aku melakukan ini dengan cinta! Aku mencintaimu, bodoh!” gumam L.

“Bohong! Kau bohong, nappeun!” pekik ji-ya.

“Eishhh… aku juga tak tau apa yang aku rasakan Ji-ya! Mungkin cinta!  Aku tak suka kau mendiamiku terus-terusan, mianhae… jeongmal mianhae” lirih L. Ji-ya berhenti menangis dan diam tak menanggapi perkataan L.

L bangkit duduk, matanya melihat baju-baju yang berserakan, bahkan baju Ji-ya yang robek “astagaa… apa aku yang melakukan itu semua?” gumamnya.

Ji-ya menolehkan wajahnya menatap wajah L yang merasa malu “pabo… kau tak bisa lebih lembut padaku?” gumamnya menyeka air mata diujung matanya.

“Baiklah… ayo kita lakukan lagi” L menggeser tubuh istrinya “Omo… bercak merah apa ini? Eoh… darahmu!” pekik L.

Ji-ya menepuk pundak L dengan malu “tak usah memekik juga kan!” dumelnya.

L pun kembali melakukannya dengan Ji-ya.

*************

“L… tubuhmu dingin sekali” ucap Ji-ya khawatir.

Ji-ya terus merapalkan mantranya, geunde… sama sekali tak berhasil. Hari ini tepat sebulan pernikahannya. Peluh keringat mulai membasahi dahinya “Andwe…” gumamnya seraya berbisik.

Hari ini hari terakhirnya bersama L. ‘TOK’TOK’ siapa yang datang? Pikir Ji-ya. Tak akan ada yang datang kehutan terdalam. Tidak… tidak…

‘KRIIEEK’ pintu itu terbuka “Ji-yaa…” seorang namja paruh baya menyebut namanya.

Ji-ya melihat ayah mertuanya, tetuah-tetuah lainnya dan juga beberapa Penduduk Planet Seoul. Ya… hari inilah jiwa L akan menyatu dengan Crystal Legacy.

L yang sudah tak bisa bergerak dengan tubuh yang dingin dibaringkan diatas tanah berumput kering. Ji-ya hanya bisa menelan salivanya, bulir-bilir keringat terjatuh diwajahnya.

“Unite the two. Seoul became the patron planet” Keempat tetuah mulai merapalkan mantranya. Ada satu cahaya yang tertarik dari dalam tanah. Tubuh L melayang bersama cahaya tadi yang merupakan separuh Crystal Legacy.Tubuh L perlahan berubah menjadi cahaya dan menyatu dengan separuh Crystal tersebut.

“Ji-ya… saranghae” sebuah suara, yang mereka yakini adalah suara L terdengar samar-samar dan menggema.

“CRIIING” cahaya yang sudah menyatu itu masuk kedalam tanah lagi.

“Nado saranghae L…” gumam Ji-ya menahan tangisnya.

Semuanya kembali berkumpul. Akhirnya… planet ini tak akan musnah.

“Appa… bisakah jiwaku juga dikorbankan untuk melindungi hutan terdalam ini?” tanya Ji-ya ragu pada Appanya, yang tentu saja didengar oleh seluruh orang yang ada.

“Ji-yaa…! Apa maksudmu!” pekik tetuah Warrior yang merupakan Appa L.

“Aku tak mungkin membiarkan L sendirian disini. Aku akan melindungi Crystal itu” pekik Ji-ya berlari ketempat cahaya putih tersebut hilang.

“Ji-ya!!!” pekik namja paruh baya yang merupakan Appa Ji-ya.

“Bring my soul with the deepest jungle Oooh unite me with the deepest jungle, Let me protect him, the people I love with Ji-yaa strength” ‘CRIIING’ tubuh Jiya menghilang menjadi sebuah cahaya putih terang yang terbang keatas, membuat cahayanya menyebar disekitar hutan terdalam, sesaat kemudian cahaya itu menghilang.

“Dasar anak nakal…” lirih Appa Ji-ya.

Flash Back -END-

**************

Kim Myungsoo POV

ahce_gicaaeccnn-1

Aku menatap kearah Minho yang sedang mengelus rambut calon yeojaku! Sial!!! Coba saja aku yang ada didekatnya tadi, sudah pasti aku yang menggendongnya kan! Minho itu berani-beraninya menyentuh calon yeojachinguku!

“Eish… kau itu kenapa sih Myungsoo-ya” decak Soo Jung “Tadi juga kau tiba-tiba menciumnya”

Heh… pertanyaan bodoh! Jika aku menciumnya berarti aku mencintainya… hhh.

“Myungsoo-ya, kau tidak apa-apa? Yeoja yang kau cintai didampingi namja lain?” tanya Kim Bum hyung tiba-tiba.

“Mwoya igee?!” pekik Kai dan Soo Jung bersamaan.

“Ahhh… molla!” pekikku menjauh dari rumah pohon milik Suzy.

Dasar menyebalkan!!!

“Myungsoo-ya” suara seorang yeoja memanggilku.

“Heh… Sulli-ya?” gumamku.

“Eung… kuperhatikan daritadi, kau tak suka melihat Suzy-ah dekat dengan Minho-ya? Apa kau menyukai Suzy-ah?” ucapnya lancar.

“Mwo…? Apakah sangat terlihat jelas?” tanyaku.

Sulli menganggukkan kepalanya. Heh… geunde, Kai dan Soo Jung, bahkan Suzy pun tak peka dengan perasaanku ini. Ahh… mereka bertiga menyebalkan!

“Eung… aku sebenarnya menyukai Minho-ya” gumam Sulli. Mwoya??? Kenapa dia bercerita padaku.

“Kenapa kau tak utarakan saja perasaanmu?” tanyaku.

“Minho-ya menyukai Suzy-ah… jadi aku takut ditolak olehnya” Sulli menundukkan kepalanya.

Eoh… benar kan dugaanku, perasaanku ini memang tak pernah salah! Makanya aku menyuruh Suzy agar tak dekat dengan Minho! “tenang saja… Suzy-ah itu calon yeojachinguku” ucapku mantap dan tersenyum.

**************

To Be Continue

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK