Tittle : Crystal Legacy
Main cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo. Jung Soo Jung
Other cast : Choi Minho, Kim So Eun, Kim Sang Bum, Lee Junho, Infinite and other
Rating : PG – 19
Genre : romance, fantasy, magic
Scriptwriter : KimMissA
Disclaimer: Semua cerita, karakter, setting, alur, dll adalah milik dari masing-masing scripwritetr. Scripwriter sama sekali tidak terkait dengan pemilik, pencipta, atau produsen dari setiap media apapun. Tidak ada pelanggaran hak cipta dimaksudkan. Untuk tokoh utama, dan aktris ataupun aktor lainnya, bukan milik scripwriter, tapi milik orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Scripwriter memakai mereka hanya untuk keperluan cerita.
NO BASHING! Suka? Baca… nggak suka? Jangan dibaca! Tolong tinggalkan jejak, biar aku tau kalo cerita ini emang bisa diterusin atau nggak. Gomawo ^^9
**********
Kim Myungsoo POV
Apakah aku sudah berada di surga bersama Eomma, Appa dan Kim Bum hyung? Ajaib… aku tak merasakan lagi rasa sakit yang begitu menyiksaku. Perasaanku tenang. Tubuhku terasa sangat ringan.
“Kai… jari Myungsoo-ya bergerak” heh? Suara teriakan ini? Suara yang sangat aku kenal! Myungsoo pabo… ini suara Soo Jung-ah! Soo Jung? Kai? Apakah mereka berada dialam yang sama denganku sekarang? Daebak… kalian benar-benar sahabat yang paling aku cintai! Geunde… ini tak terlihat keren! Yang benar saja… kita bertiga mati karena monster-moster jelek itu!
Langkah kaki? Ada beberapa langkah kaki yang berlari kearahku! “Kenapa dia belum bangun juga?” ini suara Kai? Kai… kaukah itu?
“Molla… sesaat jarinya bergerak, kemudian dia tersenyum dan lihatlah itu kenapa dia memasang raut wajah seperti sedang berfikir?” Ini suara Soo Jung lagi. Eish… kalian asik bicara berdua! Selalu saja begitu!
“Apa dia sedang bermimpi yadong?” Yadong?!! Ya… Kai! Awas kau!
“Heh?” Soo Jung-ah jangan percaya ucapan Kai! Eish…
Jari siapa yang menempel diwajah tampanku ini?! kyut-kyut-kyut- Uwah… ini pasti jari Kai Ckkk! “Hoi… Myungsoo-ya, bangunlah” bangun? Benar juga… pantas saja gelap. Aku belum membuka mataku ternyata. Geunde… aku masih nyaman dengan posisi yang seperti ini. Tubuh terasa ringan dan segar. Dan ini pernah kualami sebelumnya…
“Mwoya…! Ya… Myungsoo-ya bangun! Senyumanmu membuat bulu kudukku berdiri” Soo Jung-ah… kau ini berisik sekali sih! Dengan berat hati kubuka perlahan kedua mataku. Silau! Akupun menutup kembali kedua mataku. Heh… surga itu ternyata silau! Kembali kubuka kedua mataku perlahan. Silau… hijau dan kuning… pohon???
Kini mataku terbuka sempurna. Pohon? disurga pasti banyak pohon kan. Indahnya…
“Ya…” tiba-tiba wajah seorang namja berada dihadapanku dengan suara memekik. Membuat kepala dan tubuhku terangkat untuk bangun.
“BUGH” “AppoOOoo” ringisku dan Kai bersamaan saat kepala kami saling membentur.
“Heh… dasar pabo” dumel Soo Jung memegang pundakku.
Dalam hitungan detik barulah aku tersadar, disekelilingku bukan hanya Soo Jung dan Kai, namun juga ada Sungjong dan keempat Warrior lainnya “Kalian…” gumamku “Apakah kalian tak berhasil selamat dari monster-monster jelek itu, dan mati sepertiku?”
Wah… kompak sekali saat mata mereka membulat.
1… 2… 3… dan “PLETAK!” sebuah sarung pedang milik Kai mendarat mulus dikepalaku “Mati? Nugu?! Kau dan Kami bertujuh ini!”
“Ya.. Appo!” kini mataku menatap tajam Kai.
Kai memang menatap mataku juga, namun tak butuh waktu lama, matanya menoleh kearah segerombolan orang saat aku mengikuti arah pandangnya, kupicingkan mataku dan aku yakin… itu penduduk Planet Seoul “Solma…” gumamku tak percaya saat melihat yeoja berambut cokelat panjang bergelombang, ternyata penyihir tak berguna itu juga mati! Ckck…
Tangan Kai menunjuk kearah penyihir tak berguna “Yeoja itu Bae Suzy, dia seorang Priest… dia yang menyelamatkanmu”
Mataku sontak menoleh kearah Kai “Menyelamatkanku?!” pekikku tercekat. Menyelamatkanku? Itu artinya aku…? kepalaku menunduk, mataku menatap baju yang robek ditubuhku, kusibakkan baju bersimbah darah yang kukenakan dan meraba perutku yang terkoyak oleh monster jelek tadi! Solma… tak ada luka sama sekali! Dia… penyihir tak berguna itu menyembuhkanku lagi?!
“Ne… berterimakasihlah padanya. Dan kau tau… hanya dia priest satu-satunya yang selamat!” ucap Soo Jung menepuk-nepuk pundakku.
“Priest satu-satunya?” gumamku.
Kai menganggukan kepalanya “Hmm… begitulah”
“Chamkan…” ucapku, kemudian mataku memandangi mereka yang sibuk mengumpulkan ranting pohon dan menghitung penduduk Planet Seoul yang ada di satu tempat yang sama denganku ini, hanya 28 orang? Ini juga sudah termasuk 5 anak kecil berusia 4-8 tahunan dan tentu saja sudah termasuk aku “Hanya inikah yang selamat?”
“Molla… aku harap masih ada yang lainnya” ucap Kai.
Geunde… Eomma… Eomma sepertinya mengatakan bahwa masih ada beberapa Priest yang selamat! Apa aku salah dengar? Aniyo… aku tak mungkin salah dengar! Kim Bum hyung… aku tak menemukan jasadnya! Ah… hyung, aku harap kau selamat dengan para penduduk lainnya! Karena tak mungkin dan sangat tak mungkin aku dan penduduk yang ada disini bisa memusnahkan makhluk dunia kegelapan, apalagi mereka semua belum genap berumur 20 tahun, hanya ada 3 ahjuma Elf yang mengawasi anak-anaknya! Bagaimana nasib Planet ini! Makhluk dunia kegelapan itu selalu beambisi untuk memenuhi nafsunya! Pasti ada alasan mengapa mereka menyerang Planet ini secara membabi buta! Apa yang mereka incar sebenarnya?!
“Hari sudah semakin gelap…” gumam Soo Jung “Yaa… Myungsoo-ya, tak maukah kau berterimakasih pada Suzy-ya?” sambungnya.
“BRUSSGh” Seorang namja tinggi bermata agak besar dengan garis hitam disekeliling matanya melemparkan cahaya berwarna merah pada ranting-ranting yang dikumpulkan penduduk Seoul, membuat ranting-ranting itu menjadi terbakar. Heh… dia daemon berelemen api. Kini para penduduk pun berkumpul mengitari Api itu. Yah… cuaca sudah mulai dingin.
“Minho-ya terlihat keren saat melemparkan cahaya merah itu” gumam Soo Jung tersenyum.
Kai mendekati Soo Jung “Kau mulai menyukainya, eoh?” dumelnya.
“Mwo? Aniyo… kau cemburu? Eish…” Soo Jung dengan segera memeluk Kai. Mwoya? Mereka ini tak dihadapanku dan juga tak dihadapan ramai orang masih bisa bermesraan seperti itu?! CKck… Aku cemburu? Ya… tentu saja aku cemburu! Mereka itu sahabatku dan selalu membuatku iri. Padahal mereka belum resmi berpacaran kan. Aku saja belum pernah memeluk yeoja yang kusukai! Eh… jangankan memeluk, bicara sepatah, dua patah kata saja tak pernah! Argh… saat aku membuang pandanganku, tak sengaja aku melihat penyihir tak berguna itu berjalan menjauhi tempat ini.
“Heh… mau kemana dia? Yeoja pabo… sudah tau tak bisa bertarung. masih berani-beraninya dia meninggalkan tempat ini sendirian!” Tanpa sadar aku bangkit berdiri dan melompat dari batu yang sedari tadi kududuki. Dan melangkahkan kakiku.
“Hyung… kau mau kemana?” aku menoleh saat suara Sungjong memegang pundakku.
“Eoh… aku mau buang air kecil” ucapku bohong.
“Baiklah…” gumam Sungjong melepas tangannya yang bertengger dipundakku.
Akupun kembali melangkah dan berjalan mengikuti penyihir tak berguna itu. Langkah demi langkah… hanya suara jangkrik, burung malam dan juga gonggongan anjing yang menemani kami. Kami? Aku dan dia saja berjarak 4 meter sekarang. “Brussh” Eoh… gemerincing suara air mengalir dan air terjun sepertinya. Terus melangkah… entahlah seberapa jauh aku dan penyihir tak berguna ini meninggalkan hutan terdalam, yang memang merupakan tempat persembunyian teraman. Heh… kuhentikkan langkahku dan kualihkan mataku kesamping, benar kan apa yang ku katakan, air mengalir itu ada dihadapanku sekarang. Indah… air yang mengalir memantulkan cahaya bulan. Hmm… bisakah kami menyelamatkan Planet ini?
“Eomma… Appa… aku berjanji akan mempertahankan planet ini sampai titik darah penghabisanku” lirihku. Ah… penyihir itu, kualihkan mataku kedepan. Mwoya… sudah berapa lama aku diam disini! Omo… kulangkahkan kakiku cepat. Berlari hingga wajah tampanku ini tergores dengan ranting pohon.
“Dimana dia!” ucapku frustasi.
Langkahku terhenti saat melihat banyaknya binatang kecil berterbangan didepanku, mereka membawa cahaya, sehingga hutan gelap ini menjadi terang dan indah, kunang-kunang “Hiks.. hiks…” mataku sontak membulat saat mendengar isak tangis seoran yeoja.
“Penyihir tak berguna… kaukah itu?” gumamku kembali melangkah mendekat ke asal suara. “Kreeeek” kakiku tak sengaja menginjak ranting.
Tak ada jawaban darinya. Yang bisa kulihat hanyalah punggung penyihir itu. Dan tak lama iapun menoleh.
Hah… dia sudah melihatku kan? Kenapa tak bereaksi apapun? Eish… “Ehem… penyihir tak berguna. Kenapa kau masuk kehutan yang lebih dalam? Daerah ini bukan daerah yang dimantrai untuk melindungi kita kan!”
Omo… sekarang dia mengacuhkan kata-kataku? Dan tak menatapku! “Ya…” pekikku kesal.
“HIks… hiks..” heh… dia menangis?
“Ya.. ya…” aku berjalan mendekatinya “Waeyo?” tanyaku. OMG Myungsoo… buat apa kau bertanya macam-macam, apa pedulimu padanya! Isakan tangisnya makin memilukan.
“Puk…Puk…” aku menepuk-nepuk puncak kepalanya “Uljima”
15 menit dia menangis dan selama itu juga beratus kali kata “Uljima” kulontarkan dari mulutku. Entah kenapa aku ingin sekali mengatakan ini padanya “Masih ada Priest lain yang selamat. Aku yakin dan sangat yakin”.
Tiba-tiba ia menatapku. Mwoya ige…!!! Kenapa saat mata kami saling bertemu, seperti ada aliran listrik yang menjalar dari kepala hingga kakiku! Heh… dasar penyihir tak berguna! Kupejamkan saja mataku!
Eung, sudah 5 menit aku menutup mataku, tapi aku bisa merasa, jika dia masih menatapku. Kubuka mataku perlahan. Aigooo… dia menatapku dalam. Eoh… memang wajahku ini tampan, aku tau itu. kkkkk…. OMo!!! Tangannya kenapa tiba-tiba meraba wajahku. Apalagi ini… aliran listrik seperti tadi mulai menjalar dari kepalaku hingga ujung kakiku! Jari-jarinya terus meraba wajahku, hangat. Mataku juga terus menelusuri wajahnya, matanya yang indah masih memerah, hidungnya yang mancung juga ikut memerah, dan bibirnya yang seksi. Seksi? Myungsoo ayolah berfikir sehat!
“Apakah ini sakit?” gumamnya.
Heh? Apa yang dia tanyakan? Apanya yang sakit?
Dia tersenyum melihatku ‘GREPP’ kedua tangannya merengkuh leherku dan menariknya. OMo… susah sekali aku menelan sallivaku!!! Wajahku hanya berjarak beberapa centi darinya, aku tak mau menatapnya! Kutolehkan wajahku sehingga dia hanya bisa menatap wajahku dari samping.
Omo… omo… ya!!! Kau penyihir tak berguna! Aku belum siap! Andwee….! Dia mendekatkan wajahnya padaku! Dengan cepat kupejamkan mataku, “in the bonds of warm” gumamnya yang seperti bisikan, yang kurasakan hanya hangat, bukan lunak dan basah dipipiku? Heh!!!
Kubuka mataku cepat “heal through warmth” gumamnya lagi, bisa kulihat cahaya merah muda yang terang kemudian meredup perlahan. Dia melepaskan kedua tangannya yang merengkuh leherku.
“Bereskan…” gumamnya.
Kuraba wajahku yang tadi terasa hangat, “Aa… apa yang kau lakukan?” tanyaku menoleh kearahnya.
Dia tersenyum padaku “Ada luka goresan diwajahmu dan itu mengeluarkan darah. Apa kau tak merasakan perih?” tanyanya.
Tergores? Ah… saat berlari tadi “Ani… aku tak merasakan apapun” Ya… ini percakapanku yang pertama dengannya kan! Tak hanya sepatah atau 2 patah kata?
“Kukira kau orang yang sangat menyebalkan!” dumelnya.
Menyebalkan? Aku?
“Ternyata aku salah! Kau cukup baik…” sambungnya “Aku juga berharap Priest lainnya ada yang bisa menyelamatkan diri. Jadi aku tak sendirian”
Aku hanya menganggukan kepalaku.
“KRESEEEEK” suara apa itu! Aku dan penyihir tak… Nggg.. baiklah Suzy maksudku, segera bangkit berdiri.
“Apa itu? Jangan bilang dia makhluk dunia kegelapan…” gumam Suzy.
“Diamlah dibelakangku!” ucapku, aku mengeluarkan Dragon Sword kesayanganku.
Tiba-tiba pohon didepan kami tumbang begitu saja “GROOOAWWWW!!!!” Monster! Astaga ini berbeda dari monster yang tadi kutemui! Kali ini jauh lebih terlihat kuat.
“Myung… Myungsoo-ya, lihatlah!!! Tak hanya satu monster!” Benar… ini jauh lebih banyak dari yang aku temui tadi.
“HEH… MAKHLUK LEMAH! DIMANA KALIAN MENYEMBUNYIKAN CRYSTAL ITU!” pekik salah satu monster yang terlihat seperti pemimpin.
Tak mungkin aku bisa mengalahkan mereka sendiri dan lagi Suzy sama sekali tak bisa bertarung, nyawanya akan dalam bahaya! “Suzy-ya… larilah! Beritahu mereka aku membutuhkan bantuan!” gumamku agar tak terdengar oleh monster-monster ini.
“Shireo… bagaimana dengan kau!” gumamnya.
Aku mendorongnya dengan kasar hingga dia jatuh tersungkur “Aku tak mungkin berlari kearah tempat persembunyian kita! Tempat itu sudah dimantrai! Cepatlah lari!”
“Myungsoo” gumamnya.
“Percaya padaku!” Suzy pun berbalik dan berlari meninggalkanku.
“GROOOAWWWHH!” mataku beralih ke monster jelek yang ingin mengikuti Suzy.
“JLEB” Dragon Swordku mulus mendarat tepat dipunggung yang mengarah ke jantungnya. “BRUK” baiklah satu monster teratasi.
“KAU!!! AKAN MENERIMA AKIBATNYA!” pemimpin monster itu mengaba-abakan monster lainnya untuk menyerangku.
Suzy… cepatlah! Aku berlari menghindari monster berwarna hijau yang ingin menghujamkan kapaknya diatas kepalaku, “Cih… dasar makhluk jelek” “KRESSS” aku berhasil memotong kepala monster lainnya.
“Hh… Hh” aku mengatur nafasku, sudah lebih dari 30 monster yang aku bunuh! Kenapa mereka masih tetap saja banyak! Kaki, tangan dan perutku sudah terluka semua, darah segar terus mengucur membasahi seluruh pakaian yang kukenakan. Kepalaku berat. Pandangan mataku mulai mengabur. Ahh… energiku sudah banyak terkuras.
“Myungsoo-ya! AWAS!!!” “JLEB” sebuah pedang yang kini hanya berjarak 1 cm dari telingaku, jika meleset sedikit saja, pedang itu akan memotong telingaku.
“Kim Bum hyung…” ucapku.
“Kerja bagus Nae namdongsaeng” dia kakakku, Kim Bum. Ia menepuk bahuku dengan tersenyum.
“stronger back through warmth” pekik seorang namja yang mengarahkan tongkat sihirnya padaku, seberkas cahaya berwarna ungu tepat menyentuh dahiku. Hagat? Ya… Energiku kembali lagi.
““in the bonds of warm” pekiknya lagi, masih sama… seberkas cahaya berwarna ungu menyentuh tubuhku, lukaku yang terbuka kini tertutup “heal through warmth” pekikkan dan cahaya ungu terakhir ini membuat badanku tak merasakan sakit lagi!
“Junho-ya… gomawo sudah melakukan heal pada nae namdongsaeng” ucap Kim Bum Hyung yang masih bertarung melawan monster-monster jelek ini.
Aku menoleh kebelakang “Mwoya ige” gumamku saat segerombolan penduduk berada di hadapanku. Warrior, Elf, Daemon dan Priest?
“Kau tau… kenapa monster-moster yang kau kalahkan dari tadi tak ada habis-habisnya?” pekik Kim Bum hyung.
Heh? Maksudnya apa?
“Lihatlah… bagaimana cara mengalahkan mereka” Kim Bumm hyung tersenyum kearahku.
Yang bisa kulihat, tebasan pedang Kim Bum hyung membunuh 1 monster, kemudian daemon berelemen api membakar monster tersebut. BANG! Monster itu menjadi debu?! MWOOOOO…. jadi apa yang kulakukan daritadi?! Kuperhatikan lagi, seorang elf memanahkan panahnya dari jauh dan merobohkan 1 monster, daemon berelemen es, membekukan monster tersebut. BANG! Es itu retak dan hancur. Ada 3 Priest?! Yang melakukan Heal! Argh… jadi aku hanya buang-buang tenaga daritadi?!
“Kau mengerti cara bertarung melawan monster jenis ini sekarang?” pekik Kim Bum Hyung tersenyum padaku.
Aku menganggukan kepalaku “Dragon Sword… ayo kita jatuhkan pemimpin monster itu” Aku berlari kearah monster paling besar.
“Ya… makhluk jelek!” pekikku.
“KAU AKAN MATI!” pekiknya padaku.
“Nafasmu sungguh tak enak! Tak pernahkah kalian menggosok gigi!” pekikku dan segera meloncat kearahnya “KRESSH” wajahnya kini terluka oleh tebasan Dragon Swordku.
“WOOAAARGGH!” pekiknya.
Aku kembali berlari dan membelakanginya, meloncat kearahnya “KRESSH” kepalanya terjun bebas ketanah. Seorang Daemon berelemen es merapalkan mantra dengan membuang cahaya biru keatas tubuh monster itu, Es mulai menjalar menutupi tubuh dan kepalanya “KRETEK..” retak dan “PYARRRR” pecah.
“Heh… Gomawo! Kim Myungsoo ibnida!” ucapku tersenyum pada Daemon berelemen es itu.
Dia tersenyum padaku “Kim Sungkyu ibdina” ucapnya.
“Myung… Myungsoo-ya” aku segera menoleh keasal suara yang memanggilku, siapa lagi jika bukan Kai.
“Gwenchana” tanya Soo Jung khawatir.
Aku menganggukan kepalaku dan menoleh kearah Suzy yang berada disamping Daemon berelemen api, namanya Minho jika aku tak salah ingat.
“Suzy-ya…” seorang yeoja berambut cokelat, panjang dan bergelombang berlari kearah Suzy, dia Priest.
“Eonni!!!” pekik Suzy yang segera memeluk yeoja itu.
Aku tersenyum melihat Suzy yang saat ini tengah tersenyum, walaupun air matanya tetap terjatuh.
“Ini… gunakan tongkat sihirmu, Eommamu memberikan ini padaku! Aku akan menceritakan semuanya nanti…”
“So Eun eonni… aku belum genap 20 tahun” gumam Suzy memandangi tongkat sihirnya.
“Saat ini sudah tak perlu lagi mematuhi peraturan! Kau lihat… inilah penduduk Planet Seoul yang tersisa. Kita harus memppertahankan Planet ini! Ara!!!”
“Nnee.. nee” Suzy menganggukkan kepalanya dan ikuta dalam formasi ketiga Priest lainnya.
************
To Be Continue