home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Crystal Legacy

Crystal Legacy

Share:
Author : tiamissa
Published : 14 Sep 2013, Updated : 19 Nov 2013
Cast : Bae Suzy (MISS A), Kim Myungsoo (INFINITE), Jung Soo Jung (F(X))
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |573763 Views |14 Loves
Crystal Legacy
CHAPTER 4 : Part 2

Tittle : Crystal Legacy
Main cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo. Jung Soo Jung
Other cast : Choi Minho, Kim So Eun, Kim Sang Bum, Lee Junho, Infinite and other
Rating : PG – 19
Genre : romance, fantasy, magic
Scriptwriter : KimMissA

 

Disclaimer: Semua cerita, karakter, setting, alur, dll adalah milik dari masing-masing scripwritetr. Scripwriter sama sekali tidak terkait dengan pemilik, pencipta, atau produsen dari setiap media apapun. Tidak ada pelanggaran hak cipta dimaksudkan. Untuk tokoh utama, dan aktris ataupun aktor lainnya, bukan milik scripwriter, tapi milik orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Scripwriter memakai mereka hanya untuk keperluan cerita.

NO BASHING! Suka? Baca… nggak suka? Jangan dibaca! Tolong tinggalkan jejak, biar aku tau kalo cerita ini emang bisa diterusin atau nggak.

**********

 

Author POV

Yeoja berambut cokelat, panjang dan bergelombang terus berjalan mendekati rombongan Warrior, ia tak memperdulikkan perkataan temannya yang berusaha mengghalanginya.

‘Grepp’ langkah kakinya terhenti, tepat saat tangan besar itu sekali lagi memegang pergelangan tangannya dengan kuat, agar tak lagi bisa ditepis “Suzy-ya… kau tak perlu menyelamatkannya. Bukankah dia sudah memakimu!” pekik Minho kesal.

 

Gambar

 

Suzy segera berbalik menghadap Minho “Dia memang sudah memakiku. Aku juga sebenarnya setuju dengan perkataanmu. Biarkan saja dia mati secara perlahan karena kehabisan darah. Geunde, jika seperti itu… bukankah kita sama persis seperti monster-moster itu?! Tak mempunyai rasa belas kasihan” ucapnya datar.

“Ne?” Minho mulai melonggarkan tangannya dari pergelangan tangan Suzy.

“Apakah kau tau? Selama ini aku menganggap makhluk dari dunia kegelapan itu hanyalah dongeng. Aku tak suka dengan mereka karena mereka benar-benar tak memiliki rasa belas kasihan! Makhluk terjahat yang tega membantai kaumnya sendiri hanya demi memenuhi nafsunya!” perkataan Suzy membuat tangan Minho yang sebelumnya melonggar menjadi terlepas seutuhnya dari pergelangan tangan Suzy.

“Su… Suzy-ya” gumam Minho yang mulai tersadar. Walaupun dia keturunan Iblis. Ia tak mau dibilang bahwa dia termasuk dari golongan makhluk dunia kegelapan.

Beberapa penduduk yang berada di kubu merekapun berjalan kearah Suzy. Mereka mulai tersadar setelah mendengar perkataan Suzy.

“Dia… namja yang memakiku itu mungkin memang dingin dan tak bisa menjaga cara bicaranya. Warrior lainnya yang berada disana juga mungkin memang tak mau berbaur dengan kita, entah karena mereka merasa paling kuat atau ada alasan tertentu yang membuat mereka seperti itu. Geunde… kita memiliki tujuan yang sama kan?” Suzy mulai menatap kedua bola mata Minho.

Minho membalas tatapan Suzy, ia merasa nyaman dan hangat, amarahnya seperti menjadi debu yang tertiup angin, hilang begitu saja. Ada ketulusan dimata Suzy. Entah karena Suzy memang seorang Priest yang memiliki kekuatan special ataukah… “Tujuan yang sama. Kau benar. Kajja… jika tak cepat, dia mungkin akan mati” gumam Minho.

Suzy tersenyum mendengar ucapan Minho. Suzy membalikkan badannya dan mulai berjalan kearah segerombolan Warrior yang berjumlah sekitar 8 orang, dibelakangnya diikuti oleh Minho, Sulli, Woohyun, Seongyeol, Dongwoo dan beberapa penduduk lainnya.

Kaki Suzy kini terhenti saat seorang namja menatap tak percaya kearahnya “Ka.. kalian” pekik namja itu. Sehingga Warrior lainnya ikut menatap kearah kubu Suzy. Kecuali seorang yeoja yang sedang berjongkok. Tangannya terus terjulur diatas baju yang penuh dengan cairan merah.

“Kai.. darahnya tak mau berhenti! Eotthokee…” ucapnya panik. Cairan bening tak henti-hentinya keluar dari ujung kedua matanya.

Seorang namja yang namanya baru saja di sebut segera merobek baju yang dimilikinya. “Soo Jung-ah, berhentilah menangis!” “KRiekkkk” saat akan mengikatkan potongan baju tersebut pada perut namja yang terluka itupun…

“Biar aku yang menyembuhkannya” ucap Suzy dengan melangkahkan kakinya. Sehingga Kai menghentikan gerakannya.

“Ba… bagaimana kau bisa menyembuhkannya?” ucap yeoja bernama Soo Jung.

Suzy berjongkok disamping Soo Jung “Aku Priest”.

“Solma… bukankah kau yeoja ditoko bunga itu?”  lirih Soo Jung.

“Priest? Ba… bagaimana mungkin masih ada Priest yang selamat?” gumam Kai ragu.

Soo Jung bangkit berdiri agar Suzy bisa leluasa bergerak. Minho dan yang  lainnyapun mulai mencari tempat, agar tak mengerubungi Suzy dan namja yang terluka itu. Sehingga hanya menyisahkan Suzy, Soo Jung dan Kai.

 

***********

Bae Suzy POV

Aku memandangi wajah namja yang saat ini terbujur lemah tak berdaya, peluh keringat tak henti-hentinya mengucur dari dahi namja ini, deru nafasnya terdengar sangat berat. Tanganku mulai menyibakkan baju yang dikenakannya keatas.

Astaga… pantaslah darah mengalir begitu banyak. Luka ini sangat lebar dan dalam! Seperti terkoyak! Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah namja ini ikut bertarung melawan monster-moster itu?!

Jari jemari tanganku menulusuri lukanya. “Ahkh..” desahnya. Segera kualihkan mataku memandangnya, matanya tertutup, alisnya berkerut, dia menahan sakit.

Sakit? Tentu saja sakit. Tapi tenanglah… kau tak akan merasakan sakit lagi setelah ini. Kembali kugerakkan jari jemariku menelusuri lukanya “in the bonds of warm” ucapku merapal mantra, membuat seberkas cahaya berwarna merah muda terpancar, jaringan-jaringan dari luka yang terkoyak itu mulai bersatu, perlahan saling mengikat dan membuat luka tersebut tertutup.

Kini kuangkat tanganku sehingga berjarak beberapa centi dari permukaan kulit nya “heal through warmth” gumamku merapalkan mantra terakhir. Beberapa detik kemudian cahaya merah muda itu meredup.

“Kai… lihat itu! Syukurlah… Myungsoo. Baru kali ini aku melihat Priest melakukan heal!” ucap yeoja yang bernama Soo Jung.

Aku dongakkan kepalaku kearah Soo Jung yang tengah berdiri, kulihat namja bernama Kai itu menganggukan kepalanya sambil tersenyum senang. Heh? Kenapa mereka berpelukan seperti itu? Bukankah yeoja ini… yeojachingunya namja dingin ini, eh.. siapa namanya? Myungsoo? Ckck… apa pedulimu Suzy. Abaikan mereka. “Chogi…” ucapku pada Soo Jung.

“Ne?” Soo Jung melepas pelukannya pada Kai dan ikut berjongkok disampingku.

“Aku sudah selesai. Bisakah kau bersihkan darah yang ada ditubuhnya? Jika sudah selesai, aku akan memberikan energi pada namjachingumu” ucapku.

“Namjachingu? Nugu?” Soo Jung membulatkan matanya saat menatapku, kemudian mengalihkan pandangannya kearah Myungsoo. “Hah… Aniyoo.. ” Soo Jung menyilangkan kedua tangannya “Myungsoo bukan namjachinguku. Kau pasti salah paham tentang kejadian pagi tadi, Eish…”

“E…eoh” aku menganggukan kepalaku.

“Ini bisa kau gunakan untuk membersihkan darahnya” tiba-tiba Kai menyodorkan sebotol air dan potongan kain pada Soo Jung. Soo Jung pun menerimanya. Geunde…

“Nah… bagaimana jika kau saja yang membersihkan darah yang menempel di tubuh Myungsoo. Lihatlah… seluruh tanganku dipenuhi darah Myungsoo. Aku harus membersihkannya juga” Soo Jung memberikan sebotol air dan juga potongan kain padaku. Dengan segera ia bangkit berdiri dan berlalu meninggalkanku sendirian. Mwoya ige!!! Kenapa harus aku! Yaaa!!!

“Hhhh…” lenguh Myungsoo. Eish… yang benar saja! Aku harus membersihkan darah-darah ini dari tubuhnya! Andweeee…! Lebih baik kusalurkan energi padanya. Dengan begitu namja ini bisa membersihkan tubuhnya sendiri.

Baiklah… akan aku bersihkan keringat ini dulu. Aku baik bukan? Potongan kain itu kuusapkan perlahan menelusuri dahinya, sesaat setelah aku membersihkan keringatnya, aku memandang wajahnya yang saat ini terlihat nyaman, tak seperti tadi. Tanganku kini berada beberapa centi dari dahinya “stronger back through warmth” ucapku merapal mantra diikuti dengan cahaya merah muda dan beberapa detik kemudian meredup.

Aku bangkit berdiri meninggalkan botol air dan potongan kain disampingnya, kutepuk-tepukkan tanganku dan tersenyum menatapnya, “beres… kau tak akan merasakan sakit lagi dan saat kau bangun, kau akan merasa segar” akuupun berlalu pergi. Heh? Dejavu? Sepertinya aku pernah melakukan hal seperti ini. Ah… aku jadi terngat namja kecil itu.

 

************

 

Author POV

Warrior dan yang lainnyapun berbaur antara yang satu dan yang lainnya. Menceritakan alasan mereka yang tak mau berbaur karena kepanikan mereka terhadap Myungsoo. Dan juga… jika mereka meminta pertolonganpun tak akan ada yang bisa membantu.

“Geureu… jadi begitu” ucap namja bertelinga panjang dan runcing bernama Woohyun.

“Kau tak menyangka kan bahwa diantara kami masih ada Priest?” ucap Minho pada Kai.

Kai menganggukan kepalanya “Ne… tetuah Priest yang berhasil menyelamatkan diri mengatakan bahwa tak ada satupun Priest yang selamat saat perkumpulan tadi. Mereka sama sekali tak bisa bertarung, hanya bisa saling memberikan energi dan menyembuhkan, para monster-monster itu terus memberi serangan tanpa ada Priest yang memberi serangan balik. Membuat pertahanan mereka tak berlangsung lama”

“Bagaimana keadaan tetuah itu?” tanya Seongyeol.

Kai menundukkan kepalanya “Sayangnya sesaat setelah tetuah Priest itu memberi kabar, seorang daemon ajhusi dengan mata tajamnya mengatakan bahwa para monster mendekat kemari! Dan itu dibenarkan oleh Elf ahjuma yang bisa mendengarkan deru langkah monster-monster itu! Eomma, Appa, para ahjuma dan ahjusi yang lainnya menyuruhku berlari dan bersembunyi”

“Ja… jadi maksudmu, mereka semua menghadang dan bertempur melawan monster-monster itu! Dan tetuah Priest itu melakukan heal seorang diri! Solma… itu tak akan berhasil” ucap Dongwoo lirih.

“Bagaimana temanmu bisa terluka seperti itu?” tanya Minho.

Kai mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk dan menatap Minho “Myungsoo? Ah… itu..”

************

Flash Back-ON-

Author POV

Seorang namja sedang menarik pergelangan tangan yeoja berambut merah panjang bergelombang “Kenapa kau mengikutiku, Soo Jung-ah!” dumelnya.

“Ya! Kim Myungsoo! Sudah kubilang hanya seekor ulatkan! Kenapa kau memarahi yeoja toko bunga itu!” jawab Soo Jung kesal.

Myungsoo segera menoleh kearah Soo Jung “Aku memarahi penyihir tak berguna itu agar dia bekerja lebih baik dan tak asal melayani pembeli!” ucapnya ketus.

“Mwoya? Penyihir tak berguna? Maksu..” Ucapan Soo Jung terhenti saat melihat kerumanan orang berlari kearahnya. Myungsoo yang melihat perubahan raut wajah Soo Jung segera menoleh kebelakang.

“M..mwo?!” pekik Myungsoo.

Seorang namja berlari kearah mereka, “Kai!” pekik Soo Jung.

Kai berhenti dan mengatur nafasnya “Myungsooo-ya, Soo Jung-ah… kajja” ucapnya menarik pergelangan tangan Myungsoo dan Soo Jung.

Namun Myungsoo menepis tangan Kai “Ada apa ini? Kenapa kalian berlari seperti ini!”

“Mon..ster… makhluk kegelapan. Mereka menyerang planet ini! Para ahjuma dan ahjusi serta mereka yang memiliki senjata sedang menghadang monster-monster itu, termasuk Kim Bum hyung” ucap Kai dengan nada tersengal-sengal.

“Solma…” pekik Soo Jung tercekat.

Myungsoo yang tak menjawab apapun berjalan berlawanan arah dengan para penduduk yang sedang berlari berhamburan “Kim Myungsoo! Mau apa kau!” pekik Kai.

Myungsoo menghentikan langkahnya “Apakah aku terlihat seperti pengecut yang bisa-bisanya lari saat kedua orang tua dan hyungku satu-satunya sedang bertarung untuk melindungiku?!” gumamnya.

“Myungsoo-ya” lirih Soo Jung dan Kai bersamaan.

“Kita sama sekali tak memegang senjata! Apa kau lupa?! Senjata akan diberikan kepada kita saat usia kita genap menginjak usia 20 tahun!” gumam Kai.

“Kai benar Myungsoo-ya. Jika kau bersih keras kembali, kau hanya akan mengantarkan nyawamu sendiri” sambung Soo Jung.

Myungsoo terkekeh mendengar ucapan kedua sahabat yang sangat ia cintai “Sejak kapan kalian mematuhi peraturan seperti itu?”

“Ne?” Soo Jung membulatkan matanya.

Kai yang mengerti perkataan Myungsoo, mulai melangkahkan kakinya kearah Myungsoo “Baiklah… kita langgar aturan itu seperti biasanya” Kai Merangkul bahu Myungsoo.

“Myungsoo-ya, Kai! Ini bukan perburuan yang sering kita lakukan!” pekik Soo Jung.

Myungsoo dan Kai menoleh kearah Soo Jung “Memang bukan… tapi ini akan lebih menarik! Apa kau tak bosan hanya berburu binatang buas dihutan?” ucap Myungsoo.

Soo Jung terlihat menegang saat mendengar ucapan sahabatnya itu, “Myungsoo-ya”

“Bagaimana Soo Jung-ah?” tanya Kai.

Soo Jung merasa agak ragu dengan keputusan yang akan diambilnya, Geunde, hatinya bergetar saat melihat senyuman yang terulas dari wajah Myungsoo dan Kai “Baiklah… kita ambil pedang masing-masing!”

“Kajja…” tiga sekawan itu berlari berlawanan arah dengan para penduduk yang usianya tak jauh berbeda dengan mereka. Saat dipersimpangan mereka berbelok kearah kanan dan terus berlari hingga sampai disebuah rumah reot kecil yang terbuat dari potongan-potongan bambu.

Ketiganya masuk kedalam rumah tersebut, Kai mengangkat tumpukan-tumpukan jerami, saat sudah terlihat sebuah papan kecil Myungsoo pun berjongkok dan membuka perlahan papan kecil tersebut, “KRIEek” yang terlihat hanya tumpukan rumput-rumput kering, Myungsoo terus menyingkirkan rumput-rumput kering itu hingga terlihatlah beberapa pedang yang berkilau.

Myungsoo tersenyum, “Sudah hampir sebulan” gumamnya mengambil pedang berwarna hijau berkilau.

Gambar

“Aku merindukanmu Wind Sword” ucap Soo Jung mengambil pedang yang diberikan Myungsoo.

Myungsoo pun mengambil pedang milik Kai.

Gambar

“Uwah… annyeong Lion Sword” ucap Kai senang dan mengelus pedang miliknya.

Myungsoo semakin tersenyum lebar saat pedang miliknya kini ia pegang.

Gambar

“Dragon Sword… siapkah kau beraksi?” ucap Myungsoo terkekeh.

“Kajja…” ajak Soo Jung.

Merekapun bergegas menuju tempat para orang tua dan juga yang lainnya menghadang monster-monster tersebut. Benar dugaan mereka pertarungan sudah dimulai dan sudah selesai? Tak ada lagi monster disini, yang ada hanya Warrior, Elf dan Daemon yang sudah terkapar diatas tanah.

“Apakah kita sudah terlambat?” gumam Soo Jung dengan mata yang merah.

Mata Kai tertuju pada seorang tetuah Priest yang tadi sempat mengingatkannya, tubuh petuah tersebut sudah bersimbah darah. Dia sudah mati, matanya terbuka, kai berjongkok dan telapak tangannya ia gerakan dari dahi menuju kebawah, mata petuah Priest tersebutpun tertutup “Istirahatlah dengan tenang” gumam Kai.

Myungsoo terus berjalan menyusuri mayat-mayat yang yang terkapar diatas tanah berumput hijau, banyak darah yang bersimbah… mengingatkan dia pada sebucket bunga mawar yang ia lemparkan tadi, mereka gugur seperti  kelopak-kelopak mawar yang ia buang tadi. Tangannya mengepal saat ia melihat seseorang yang ia kenal, jantungnya berdetak kencang, langkahnya bergetar.

“Eomm..ma” gumamnya dengan segera berlari menghampiri yeoja paruh baya yang sedang susah payah melambaikan tangannya.

“Myung… Myung… Soo-ya” ucap Eomma Myungsoo tersengal-sengal.

Myungsoo segera memangku kepala Eommanya “Gwenchana… bertahanlah!” pekik Myungsoo, membuat Soo Jung dan Kai menoleh kearahnya.

Eomma Myungsoo tersenyum, air matanya menetes “Myung… Soo-ah, ma.. sih.. a.. da.. bebe.. rapaaa.. priest …la…gi yang see…. laamaaat”

Rahang Myungsoo mengeras melihat Eomma nya menderita seperti ini “Priest! Sudahlah! Penyihir tak berguna! Kenapa tak menyelamatkanmu, eoh! Eish….!” ucapan Myungsoo terdengar kecewa dan frustasi.

“Ah..juma” pekik Kai dan Soo Jung bersamaan saat melihat kondisi Eomma Myungsoo.

Tangan hangat bersimbah darah itu mulai menyentuh wajah putranya dan tersenyum lagi “Eomma ya..ng meno..laknya.. Eomm..ma ingin menyu..sul App..pamu. Hyuu..ngmu..di..sela..hhhh” tak butuh waktu lama, tangan itu terjun bebas menghantam tanah dan matanya tertutup rapat.

“Ahjuma…..!” pekik Soo Jung dan Kai bersamaan lagi.

“Eo..mma! Andweee! Andweee!” Myungsoo mengguncang-guncangkan tubuh Eommanya. Namun sia-sia, tak ada respon dari wanita paruh baya itu.

Soo Jung dan Kai terlihat shock dan mencari jasad kedua orang tua mereka masing-masing. Benar… orang tua mereka masing-masing sudah tiada sekarang. Karena tak mungkin menguburkan jasadnya, yang bisa mereka lakukan hanyalah mendekatkan kedua jasad suami istri tersebut.

“Beristirahatlah dengan tenang Eomma.. Appa” ucap ketiganya.

Ketiganya kembali menyusuri jalanan yang bersimbah darah. “GRROAWW” suara itu membuat Soo Jung memeluk Kai.

“Omo… mereka masih disini!” ucap Soo Jung.

Myungsoo yang geram mengepalkan tangan kirinya dan mempererat pegangan tangan kanannya pada Dragon Sword “Apakah kalian siap?”

Kai menganggukan kepalanya pasti. Soo Jung yang sempat terkejut, saat melihat tatapan mata Myungsoo, iapun melepas pelukannya dari Kai dan ikut mengangguk. “Kajja” ucap Kai.

Tak lama mereka berjalan ia melihat segerombolan monster yang sedang mengepung 5 warrior tanpa senjata yang umurnya mungkin 1 tahun dibawah Myungsoo.

Monster itu… memiliki bentuk tubuh besar, tinggi sekitar 2,5 meter, kulitnya tak seperti kulit penduduk planet Seoul, yang ia miliki ialah kulit berwarna gelap dan sepertinya keras, tak ada rambut yang ada hanya tanduk, matanya merah menyala dengan gigi runcing tak beraturan, setiap monster memiliki senjata berbeda dikedua tangannya!

“Dasar pengecut!” pekik Myungsoo.

Segerombolan monster itu segera menoleh kearah Myungsoo. “GROOOOWWWHHH!” Deru nafas yang sangat berat itu mulai mendekat kearah Myungsoo, Kai dan Soo Jung.

Myungsoo segera berlari dan meloncat… “JLEB” “Bagaimana rasanya? Apakah Dragon Sword kesayanganku ini begitu hangat?” ucap Myungsoo.

“GRWOOOWWH” pekik Monster itu 1… 2 … 3… “BRUK” dan tumbang.

Myungsoo mencabut Dragon Sword yang telah melubangi leher monster tersebut dan tersenyum.

“Kalian tak akan selamat!!!!” ucap Monster lainnya dan berlari keraha mereka.

Kai dan Soo Jung pun ikut beraksi menyusul Myungsoo yang sudah lebih dulu menyerang. “Wah… melanggar aturan itu ada bagusnya juga!” pekik Kai.

“Awas Kai dibelakangmu!” pekik Soo Jung. Dilihatnya Kai segera menghindar “Heh… peka sekali dia!”

“Yaa… Soo Jung! Tak usah banyak bicara! Dibelakangmu Pabo!” dumel Myungsoo yang sedang memotong leher salah satu monster.

Soo Jung yang mendapat teriakan dari Myungsoopun segera berdumel dan tentu saja berhasil menusuk jantung sang Monster “Aih… Wind Swordku penuh dengan darah monster-monster jelek ini!!!”

Sudah lebih dari 20 monster yang tumbang. Myungsoo memungut beberapa senjata milik para monster yang tumbang “Gunakan ini” ucap Myungsoo sembari melemparkan senjata tersebut pada 5 Warrior yang merasa takjub dengan ke 3 Warrior didepannya.

“Ne…?” seorang namja berwajah cantik itu bingung karena usianya belum mencapai 20 tahun, namun tetap menerima senjata yang diberikan Myungsoo.

“Siapa namamu? Kalian ingin membalas kematian keluarga kaliankan?” ucap Myungsoo.

Ke 5 Warrior tersebut menganggukan kepalanya, “Lee Sungjong ibnida. Geunde… kami belum berusia 20 tahun”

“Jadi?” sambung Myungsoo.

Mereka menunjukkan senjata yang mereka pegang.

Myungsoo mengerti dan mengangguk, “Aku juga belum genap 20 tahun. Jadi bagaimana?”

“Heh?”

“Ayolah…! Jika kalian melanggar aturan disaat seperti ini, kalian tak akan pernah mendapat hukuman” Myungsoo tersenyum dan membalikkan badan untuk membantu kedua sahabatnya.

5 Warrior tersebut saling pandang dan akhirnya ikut bertarung bersama ke 3 Warrior lainnya.

“Wah… mereka juga membantu?” pekik Soo Jung saat melihat Warrior lainnya bertarung.

“Jangan panggil Myungsoo dengan sebutan L jika dia tak bisa membujuk mereka!” ucap Kai yang sedang mencabut pedangnya dari mata monster. “Eish… matanya menempel dipedangku!” Kai segera menyingkirkan bola mata yang menempel dipedangnya.

Soo Jung terkekeh “L? Aku lupa sebutan itu untuknya. Yah… beres! Tinggal 1 moster di ujung sana!”

“OMo!!!!” pekik Kai.

Membuat Soo Jung mmenoleh “Yaa… bahaya!” Soo Jung dan Kai segera berlari kearah namja Warrior yang membawa sebuah Kapak besar.

“SungJong! Awas!” pekik Myungsoo yang dengan segera  mendorong Sungjong. “Breeeeek” dengan mulus kuku-kuku runcing itu mangkoyak perut Myungsoo. “ARRGH” pekik Myungsoo. Tangan Monster tersebut semakin dalam mengkoyak tubuh Myungsoo.

“KRASSSH” Soo Jung memotong tangan monster itu.

“ARRGHH!!!! Sial! Tanganku!” teriak monster tersebut “Awass kali” “KreeeES!!! ucapan monster itu terhenti saat Lion Sword membelah tubuhnya menjadi 2 bagian.

“Myungsoo.. myungsoo” Soo Jung yang mengguncang-guncangkan tubuh Myungsoo mulai panik. “Eothokeee.. darahnya”

Dan dengan segera mereka berlari kearah hutan yang terdalam.

Flash Back-END-

**************

Bae Suzy POV

Mwoya… jadi seperti itu ceritanya? Mataku yang sedaritadi menatap Kai, kini beralih menatap Myungsoo yang tertidur pulas diatas batu besar dan tentu saja ditemani Soo Jung.

“Aku jadi merasa bersalah, Hyung” ucap namja berwajah cantik.

Kai menepuk pundak namja tersebut “Sudahlah Sungjong, lagipula Myungsoo sudah baik-baik saja kan”

Namja cantik bernama Sungjong itu menganggukkan kepalanya “Ne…”

“Sepertinya senjata-senjata yang kalian bawa ini berguna!” ucap Minho, bisa kulihat dia mulai meneliiti setiap senjata.

Kai menganggukan kepalanya dan tersenyum “Semoga…”

“geunde, kalian para daemon kan tak membutuhkan senjata?” tanya Seongyeol yang ada disebelahku.

Minho, Suli dan Dongwoo mengangkat tangannya, seberkas cahaya berwarna biru terpancar dari genggaman tangan Sulli dan Dongwoo sedangkan Minho memiliki cahaya berwarna merah.

“Wah… kau elemen Api?” tanya Dongwoo pada Minho.

Minho menganggukkan kepalanya “padahal aku ingin memiliki elemen Es”

“Aku harap kita bisa mengalahkan mereka!” Kai mulai terlihat antusias.

“Sebenarnya apa yang mereka incar?” ucapku. Yang sontak membuat mereka menoleh padaku. Minho, Sulli dan Dongwoo pun menurunkan tangan mereka.

“Yaa… kau benar Suzy-ya! Mereka pasti mengincar sesuatu kan!” Woohyun mulai angkat bicara.

*************

To Be Continue.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK