home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Do You Love Me More Than I Know?

Do You Love Me More Than I Know?

Share:
Author : lianosss
Published : 12 Sep 2013, Updated : 14 Mar 2015
Cast : Kang Na Ra, Sehun and Kai
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |11992 Views |15 Loves
Do you love me more than i know?
CHAPTER 1 : Do You Love Me More Than I Know ?

[POV KANG NA RA]

Aku tak tahu, apa aku mulai melewati batas. Kecintaanku pada Sehun seperti candu. Namun tak rela melepas Kai dari sisiku. Kai terlalu baik untuk kusia-siakan. Dia memiliki segala kriteria pria idaman setiap wanita. Tetapi, hati ini tak dapat berbohong. Aku jauh lebih mencintai Sehun.

Sehun tak setampan Kai. Tak sekaya Kai. Dia juga tak sebaik Kai. Tapi, entah mengapa sosok Sehun justru menyusup jauh lebih hebat ke dasar hatiku. Aku terus mengubur dalam-dalam perasaan ini, hingga...
 

"Kang Na Ra.. aku menyukaimu..." Ucap Sehun ditempat sepi yang ada hanya aku dan dia saja.

Aku tahu Sehun akan mengucapkan kalimat itu, tapi aku tidak tau Sehun akan mengatakannya hari ini. Hari dimana seharusnya aku dan Kai merayakan hari jadi ke 1 Tahun. Tetapi Kai harus mengurungkan dirinya untuk bertemuku karena ada hambatan dengan kerjanya. Aku mengerti pekerjaannya sangatlah lebih penting karena Kai tulang punggung dari keluarganya. Ayah dan ibu Kai sudah meninggal sejak kita belum bertemu. Hanya tinggal 2 adiknya saja. Mereka menggantungkan hidupnya dengan Kai. Maka dari itu aku harus sangat mengerti keadaannya.


"Apa kau serius dengan ucapanmu itu Sehunna?" Tanyaku agak ragu.

"Ne.. Tapi aku tau tak seharusnya berbicara seperti ini. Hanya ingin meluapkan perasaanku saja. Kau tak perlu membalasnya. Aku juga tak memberi pertanyaan sangat sulit padamu.." Jawabnya dengan sangat gampang.

"Lalu untuk apa kau berbicara seperti itu?" Tanyaku lagi.

"Hanya ingin meluapkan perasaanku sejak 1 tahun yang lalu..." Jawab Sehun.

"Mwo?? 1 tahun yang lalu?" Jawabku kaget.

"Ne... aku memang bodoh. dan kalah cepat dengan Kai haha. Yasudahlah... kau pasti akan bilang bahwa aku pengecut kan? Iya sangat pengecut aku dulu..." Paparnya tanpa canggung.

"Kau membuatku sangat bingung..." Ucapku sambil memejamkan mata.

"Bingung? Wae?" Tanyanya.

"Aakkuu... aakkuuu.. menyukaimu...." Ucapku terbata-bata.

"MWO???! Jinjja???!" Sehun kaget mendengar ucapanku.

"Ne... Mianhae Sehunna~ Aku yang sekarang bodoh dan pengecut! Mianhae!" Ucapku yang masih memejamkan mata karena tak berani menatap mata Sehun.

"hahaha sudahlah.. aku sebenarnya tau kau juga menyukaiku..." Gumamnya. "Hoh? Kau tau dari mana?" Tanyaku penasaran.

"Sejak kau mengirimkan sms padaku dan mengucapkan selamat malam terus menerus tiap malam, sejak kau menatapku setiap kita bertemu walaupun disaat itu ada Kai..." Ucapnya.

Aku menerka-nerka ucapan Sehun. Astaga! Bodoh, jelas saja Sehun mengetahuinya. Apa Kai juga tau bahwa aku menyukai temannya? Aku mematung sejenak. Kemudian mengerjap-ngerjapkan mata.

"Hari ini aku dan Kai-". "Ne... Chukae!!" Potong Sehun.

 "Kau tau juga?".

"Kai selalu mencerita saat dia menyukai seorang wanita padaku. Dan dia juga menceritakannya bahwa dia telah mempunyai kekasih yaitu kau..."

"Lalu aku harus bagaimana Sehunna? Aku memang menyukaimu tetapi Kai sangat baik padaku. Dan aku tak rela melepaskannya..." Ucap ku merengek polos.

"Aku tau ini sangat berat,, lupakan perasaanmu padaku... Kai sangat membutuhkan wanita sepertimu... aku mengalah karena memang ini yang terbaik..." Ucap Sehun.

Aku hampir tak percaya Sehun bisa melepaskan perasaannya demi temannya sendiri. Mengapa sifat dinginnya sudah berubah?

"Yasudah.. kuantar pulang. Ini sudah terlalu malam...." Ucapnya.

Diperjalanan, aku selalu memikirkan hal-hal bodoh! Memutuskan Kai demi Sehun. Ah! itu tidak bisa! dulu aku pernah berniat memutuskan Kai, alhasil Kai mengetahuinya dan tiba-tiba Kai melakukan hal-hal bodoh. Aku tak mau itu terjadi lagi.

"Sudah sampai Kang Na Ra... Jangan terlalu memikirkan hal-hal bodoh yang membuat kalian berdua bertengkar..." Ucap Sehun yang membuyarkan lamunanku.

"Ne.. Gomawo~" Aku turun tanpa ada basa-basi sedikitpun pada Sehun. Semoga Sehun mengerti.
"YA! Kang Na Ra! Jamkamman~"
Sehun berlari dari mobilnya dan *CUPP* Seluruh aliran tubuhku berhenti sekejap. Apa maksudnya? Ini membuatku sangat bingung! Mengapa kau lakukan ini Sehunna?
 
"Hoh? Aaapa inii?" Tanyaku gugup

"Itu ciuman pertamaku... aku tak akan memberikan untuk wanita yg bukan ku sukai..." Ucap Sehun lalu meninggalkanku di tengah gemuruhnya hati ini.
~~~~
Aku mengerang kesal saat tiba-tiba jendela kamar ku terbuka dan memancarkan ke mataku.

"Aku belum siap untuk membuka mata... bisakah 1 jam lagi?" Ucap ku merengek.

"Baiklah... aku tunggu 1 jam lagi..." Ucap seorang namja.

YA! suara itu tak asing untukku. Aku membuka mata perlahan-lahan. Kaget.

"Kai-ssi... kau?" Sangat kaget melihat Kai berada dikamarku.

"Ne.. 1 minggu ini aku libur. Apa kita masih bisa merayakan 1 tahun kita?" Ucapnya.

"Kau sangat menginginkannya? Baiklah.. aku mandi sekarang..." Ucapku yang sedikit masih bermalas-malas di kasur.

"Chagiya~ Hari ini kita mau kemana?" Tanyaku riang.

"Hm...aku ingin ke sebuah pulau yang hanya ada kita berdua saja.." Jawabnya agak misterius.

"Memangnya ada?" Tanyaku lagi.

"Ada aku sudah booking tempat itu. Harusnya kemarin kita pergi kesana. Tapi kau tau, pekerjaanku tidak bisa ku tinggal.." Jawabnya.

"Hem.. arra! Apa tempatnya indah dan nyaman?"

"Kita lihat saja nanti. Menurutku sangat indah dan nyaman..." Gumam Kai
 

"Woah! this beautiful place! Kau memang pandai memilih tempat Kai..." Ucapku kagum.

 

"Ne.. Arraseo! Ohiya... Disana villa kita hanya ada 2 kamar.. apa kau mau kesana?" Tanya Kai.

 

"Hem.. aku mau istirahat..."

 

"Nah ini kamarmu dan ini kuncinya. Dan kamarku ada disebelahmu, jika kau takut bisa tidur denganku dikamar ini..." Paparnya.

 

"Hem... gomawo~"

 

Aku masuk ke dalam kamar. Dan langsung menyalakan lampu, karena takut kegelapan. Itu sebabnya mengapa Kai bilang kamarnya berada disebelah kamarku. Tanpa alasan apapun aku langsung membaringkan tubuhku ke tempat tidur yang sudah tersedia. "Huh.. sangat melelahkan perjalanan hari ini...."


Kurasakan seberkas sinar menembus kelopak matau. Aku mengerang pelan, tak rela tidurku terganggung lagi. Kuputar posisi tidur menghadap samping sembari tangan meraba-raba mencari guling. Aku menhentikan rabaan. Tanganku menjamah sesuatu yang keras dan lebar. Ku kerutkan kening sambil menebak apakah itu. Perlahan, aku membuka mata kemudian membelalak saat tiba-tiba saja kutemukan Kai sedang berbaring di sebelahku, bertelanjang dada! Kuturunkan mata mengangkap posisi tanganku. Tepat berada diatas perut Kai.

Astaga, Kai membuatku sangat terkejut. Kai mengerang pelan sambil merenggangkan otot.
"Kamu sudah bangun?" Tanya Kai.

"Hem.. sejak kapan ada disini?"

"2 jam yang lalu...kau mengigau memanggil-manggil namaku dan Sehun... Aku khawatir, dan akhirnya aku malah tertidur juga disini.."

"Ah? Jinjja??" Tanyaku tak percaya.

"Ne...kau memanggil namaku dan Sehun, apa kau ingin bertemu Sehun?"

"Ah~Aniya... hanya mimpi aneh... Kau tak mandi?"

".. Kau saja yang mandi dulu... aku ingin pergi ke depan, menghirup udara segar..." Ucap Kai.

"Oke..."

"Astaga, mimpi apa aku semalam? Bodoh! memanggil nama Sehun juga. Semoga saja Kai tak berpikir macam-macam" Gerutuku.
 ~ ~

"Tak ada baju yang bagus, sepertinya aku mulai bosan dengan baju-bajuku ini...apa Kai juga akan bosan?"

"Aniya. Aku tak bosan... Kau pakai baju yang sudah sering kulihat, kau akan tetap cantik.." Potongnya yang tiba-tiba ada di belakangku.

"YA! Kau membuatku kaget Kai-ssi..."

"haha Mian...Sudah ganti bajumu... kita pergi diving..."

"Mwo??? diving??? Kau tau aku tidak berenang! Ya! Kau ingin membunuhku???!" Kaget mendengar ajakan Kai.

"Ne.. arraseo~ Aku akan mengajarkanmu... sudah jangan berpikir yang negative, kau bisa asal kau mau.." Gumamnya.
 

Aku melihat Kai sangat senang sekali berenang. "Ayo... jangan kakimu saja yang menyentuh air. Badanmu juga..." Ajak Kai.

 

"Aku takut..." Ucapku polos.

 

"Ya! ppalli-ppalli.." Ucapnya sembari memberi tangannya untuk menopangku menuju air.

 

"Wuah~ Dingin..."

"Bagaimana? takut?" Tanyanya.

 

"Hem..Aniya~" Aku membohongi Kai dan membohongi diriku sendiri. Bodoh! Kai terus mengajariku, tanpa berhenti untuk beristirahat sekalipun. Aku juga berusaha untuk bisa menyeimbanginya tapi...

 

"Ahh!...." Teriakku." Wwaee??" Ucap Kai khawatir.

 

"Kakiku kram...bisa kah kita menepi?". Kai menopangku menuju ketepian.

 

"Apa sakit sekali?" Tanya Kai,sambil memijat kakiku perlahan.

 

"Hem..kau sama sekali tak memberiku beristirahat.. dan akhirnya seperti ini..." Jawabku.

 

"Mianhae...." Raut wajahnya sangat menunjukan bahwa ia merasa bersalah.

 

"Sudahlah.. mungkin aku yang salah.. belum diving aku harus merasa sakit seperti ini..." Ucapku menenangkan hati Kai.

 

"Baiklah ku gendong kau sampai villa ya.. kurasa kakimu tak mampu berjalan cukup jauh.." Ucapnya


"Chagiya~" Ucapku sambil melihat Kai yang sedang asik bermain ipadnya.

"Hem..."

"Aku ingin menyampaikan se..suatu.." Ucapku gugup.

"Mwoya??"

"Apa kau sangat menyayangiku?" Tanyaku.
 Kai lalu menghentikan permainan di ipadnya dan menatapku tajam.

"Lihat mataku..." Ucapnya.

"Coba bisakah kau merasakan apa perasaanku ini tulus padamu?" Tambahnya. Aku bisa merasakannya. Tapi ketulusan cintamu tak pantas untukku.

"Apa kau masih ragu?" Tanyanya.

"Aniya~ hanya ingin meyakinkan diriku saja..." Jawabku.

"Kai... jika aku mempunyai namja chingu lain, aapa kkau akan meninggalkanku?" Tanyaku.

"Ani~ Aku tak akan meninggalkanmu.." Jawabnya.

"Wwae??". "I love you even though you're having an affair with another man.."
 

"what you say seriously?" Tanyaku hampir tak percaya dengan ucapan Kai. 

 

"Did you really do that?" Tanya Kai yang membuatku mulutku bungkam.

 

"Aku hampir saja melakukan itu padamu..." Gumamku dalam hati.

 

"Then what we'll be eating dinner?" Tanyaku.

 

"Hem... kita akan makan malam di pinggir pantai, kau mau??".

 

Tiba-tiba layar hp ku menyala ada sms masuk. Aku sengaja tak menderingkan hpku. Dan yang kulihat dilayar adalah

 

OH Sehun.  - Kau masih bersama Kai? I miss you..-

 

Apa maksud sms Sehun ini? Dia merindukanku? 

 

"Aku tak mungkin membalas smsnya sekarang. Kai pasti akan curiga." Ucapku dalam hati. 

 

"Ada apa?" Tanya Kai penasaran. "Ah~ Ini Sehun hanya meledekku..." Jawabku. 

 

"Meledek apa?" Tanyanya lagi.

 

"Kita disini jangan berlama-lama dia merindukan kita berdua haha bodoh sekali..." Jawabku hambar.


"haha dasar pria bodoh... Baiklah aku siapkan makan malam dulu.. Kau boleh membersihkan dirimu dulu..." Ucapnya.

"Ne..."

"Ya! Kang Na Ra..." Panggil Kai.

" I want you to be mine and I need you to be mine" Ucapnya yang membuatku tak bergerak sedetikpun.

"Aku tak mungkin menghancurkan hati Kai begitu cepat..." Ucapku dalam hati.

"Astaga! aku belum membalas sms dari Sehun.."

Aku cepat-cepat mencari hpku.
-Sehunna~ mianhae.. aku mungkin akan melupakan perasaanku padamu... Kai sangat membutuhkanmu... dan aku tak mungkin melepaskannya.. Jeongmal mianhae...- Tak ragu jariku menekan send. Aku mungkin akan menyesal.

Duduk salah. Berdiri salah. Tidur pun salah. Melakukan apa saja, semua berkategori salah. Yah, aku gelisah dengan semua tindak tandukku belakangan ini, ditambah tadi, saat ku dinner dengan Kai. Dia memberikan kalung dan cincin untuk melamar ku secara tiba-tiba. Ini skenario yang sangat rumit. Bukan ini mauku. Kai malah menjadi semakin-makin padaku. Apa yang harus aku lakukan? Aku belum menjawab lamaran ini. Kai mengerti keadaan yang sangat tiba-tiba ini. Untungnya dia sangat pengertian dan baik padaku. Dan... bagaimana dengan perasaan Sehun? Jika dia tau aku dilamar oleh temannya sendiri? Aku tau hati Sehun tak setegar yang ku lihat...

Hpku berdering. Kulihat layar hpku. Mataku membelalak. Sehun?!

"Annyeong~" Sapaku di telp.

"Annyeong~ Bagaimana kabarmu?" Tanya Sehun tenang.

"Baik.. kau?"

"Sedikit kurang baik..." Jawabnya.

"A,,aku ingin memberi taumu sesu..atu tapi kau jangan bersedih Sehunna~" Ucapku.

"Mwoya??" Tanyanya penasaran.

"Aaakuu.. akuu... dilamar Kai..." Jawabku terbata-bata. Semoga saja Sehun bisa menerimanya.

"Ne. Arra! Lalu, bagaimana kau menjawab ya kan?" Ucapnya dengan tenang seperti tidak terjadi apapun. Mengapa dia tidak kaget? Apa dia sebenarnya tidak menyukaiku?

"Hanya itu reaksimu?" Tanyaku bingung.

"Maksudmu? Aku harus bereaksi seperti apa?" Jawabnya ikut bingung.

"Ah~ aniya.. ku kira kau akan kaget mendengarnya.." Gumamku.

"Aku tau sebelum dia melamarmu. Kai selalu cerita apapun yang pernah kalian lakukan dan apa yang akan Kai lakukan untukmu. Aku sangat senang jika Kai sudah berani melamarmu. Sedikit bersedih, tapi apa daya.. itu semua sudah jalanku. Jangan menghambat, karena ku. Jangan membuat Kai kecewa hanya karena ku. Jika seperti itu... Kai akan marah denganku dan tak mau berteman denganku lagi..." Paparnya panjang lebar.

"YA! Sehunna~ Aku tak bisa memendamnya. Apa aku bisa sekuat dirimu? "


"Kau bisa! Aku yakin. Kai sangat membutuhkanmu. Kamu adalah kehidupannya. Aku sebagai temannya akan mendukung penuh itu. Walaupun itu sedikit menyakitkan.. Yasudah.. ini sudah larut malam... kau tidur dengan nyenyak dan jangan berpikir negativ. Annyeong~"

"Ne... Gomawo~ Annyeong!" Apa aku benar-benar bisa seperti Sehun? Aku adalah kehidupan Kai? Apa Kai sangat menggilaiku? Ini benar-benar membuat ku gila.

Tok...tok...tok...
"Chagiya~ Kau belum tidur?" Terdengar suara Kai dari balik pintu kamar ku.

"Hoh? Belum... Wae??"

*CREK!*

"Apa aku boleh menemanimu tidur malam ini?" Tanyanya yang sudah berada di dalam kamarku. "Hem... boleh.." Jawabku.

"Aku tak bisa tidur... masih memikirkan jawabanmu..." Ucapnya. Kaget. Itu reaksi pertamaku.

"Hoh? Jinjjayo? Ah~ Mianhae..." Ucapku.

"Hem... sudah.. itu bukan kesalahan.. aku saja terburu-buru melamarmu... pasti kau kaget mendengarnya."

"Kai-ssi... Apa kau benar-benar sayang padaku?" Tanyaku polos.

"Ne... untuk apa aku melamarmu, kalau tidak serius.." Jawabnya enteng.

"Apa buktinya?" Tanyaku lagi.

"Kau ingin buktinya?" Tanya Kai dengan wajah meledek.

*CUPP*

Kai mencium bibirku. Tuhan.. Aku tidak mengerti harus bagaimana sekarang. Mematung, itu yang kulakukan setelah Kai menciumku.

"Apa itu kurang?" Tanyanya.

"aa...-"

*CUPP*

 Kedua kalinya Kai menciumku untuk pertama kalinya selama 1 tahun ini. Aku masih mematung dan memandangi lekat-lekat wajah namja yang menciumku baru ini.

"Kauuu...." Masih belum bisa berbicara.

"Kau? Masih butuh bukti lagi?" Tanyanya dengan raut wajah sedikit meledekku.

Aku hanya menggelengkan kepala. Aku tau, wajahku waktu itu memerah. Bukan hanya itu, rasanya seperti sedang berada diudara. Apa ini yang kutunggu dari Kai?
 

"Yasudah.. kau tidur saja. Aku masih belum bisa tidur... Aku akan menjagamu dari sini.." Ucap Kai yang begitu perhatian padaku.

 

"Ne...Good Night~" Ucapku.

 

~ ~

 

Mataku tiba-tiba membuka. Aku yakin ini masih pagi. Kulihat jam buram-buram masih terlihat jam 5 pagi. Aku melirik ke sofa dan kudapati sesosok namja yang semalam menciumku. Dia sedang tertidur nyenyak. Tampan. Itu kata pertama yang kulontarkan dalam hati. Aku mendekatinya dan duduk disebelahnya. Ku tatap wajahnya sambil mengusap pipinya dan lihat, bibir tebal itu. Hanya akan bisa kutemukan di Kai.

 

"Kau sangat baik... Apa aku bisa sebaik dirimu? Aku sungguh bodoh! Mianhae..." Ucapku saat Kai sedang tidur.

 

"Kau tau betapa bodohnya aku? Akuuu... mencintai temanmu sendiri... Sehun. Mianhae Kai-ssi... aku tau kau tak akan mendengar permintaan maaf ini. Aku hanya bingung dengan apa yang terjadi. Aku harus bagaimana?" Ucapku yang masih memandangi Kai. Kai sama sekali tak bereaksi. Apa mungkin dia tak mendengarnya?

 

Aku lalu kembali ketempat tidur dan membalikkan badanku untuk membelakangi Kai. Aku menangis tanpa suara, karena takut Kai tau. Dia pasti akan sangat khawatir melihatku menangis seperti ini. Setelah semua perasaanku sudah tenang. Aku lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk Kai. Daging. Dia sangat menyukai daging. Entah dari mana dia menyukai benda yang akan membuat lemak diperutnya itu. Apapun alasannya, Kai selalu menghiraukannya.

 

"Kai belum bangun? Ini sudah jam 7?" Ucapku bingung.

 

" Tidak seperti biasa... ada apa ya?" Tambahku.

 

Lalu aku pergi menuju kamar. Kulihat Kai sudah tidak ada disofa kamarku.

 

"Pergi kemana dia?" Tanyaku penasaran sambil mencarinya kekamar dan kutemukan dia di dalam kamar mandinya. Aku kaget melihat Kai seperti ini. Apa dia mendengar semua curhatanku tadi pagi?

 

"Apaaa yang kamu lakukan Kai????!" Tanyaku bernada tinggi.

 

"Kau mengigau???? Mengapa bisa ada didalam kamar mandi? Bajumu basah. Dari jam berapa ada disini?" Tanyaku panik. Kai tak menjawabku sama sekali."Kaiiii!!!" Bentakku.


"Wae??" Ucap Kai pelan.

 

"Wae?? Kauuu.. membuatku panik dan khawatir...tapi kamu masih menanyakannya..." Ucapku dengan nada tinggi.

 

"Apa kau benar-benar mencintai Sehun?" Tanyanya mendadak membuatku berhenti berbicara dan mematung dihadapannya.

 

"Apa benar kau mencintai Sehun?" Tanya Kai lagi.


"A... aniya~ Kau.. bagaimana bis-"

 

"Aku tau itu sejak lama. Aku tau Sehun menyukaimu.. Aku tau kau juga menyukainya.. Apa aku penghalang kalian??" Ucap Kai tenang.

 

"Aish... sudahlah, ayo ganti bajumu kau bisa sakit demam nanti" Ucapku menghiraukan ucapan Kai.

Aku membawa Kai ke kamar dan menggantikan bajunya. Kai masih terlihat murung. Tidak ada sepatah katapun saat aku menggantikan bajunya.

 

"Aaapaa..kau masih kedinginan?" Tanyaku ragu.


"Peluk aku sekarang..." Ucap Kai.

 

"Mwo?" Aku kaget.

 

"Aku hanya minta peluk aku sekarang!" Ucapnya dengan sedikit bernada tinggi. Aku memeluknya dan pikiranku menerka-nerka. Meminta maaf didalam hati. Aku tak mungkin membuatnya malah semakin parah.

 

"Mianhae...." Ucapku lalu meneteskan airmata di bahu Kai.


"Kukira dengan aku mengajakmu kepulau ini, kau akan lebih melupakan Sehun... Aku salah. Ini bukan salahmu. Mencintai itu bukan hal yang salah. Hanya saja, waktu yang salah. Aku bisa mengerti perasaanmu sekarang... Apa aku pernghalang kalian?" Tanya Kai sambil memelukku erat.

"Ah~ Aniyaaaaa... Kai-ssi.. aakuu mencintaimu lebih dari yang kamu tau, jika aku memilih Sehun. Aku tak akan mau pergi kepulau ini bersamamu..Aku memang menyukainya. Tapi hanya sebatas perasaan yang terpendam. Aku tau sakit untukmu mendengar ini...Aku hanya ingin kau tau, aku lebih menyayangimu... Kau bukan penghalang... Aku memang memilihmu dari awal..." Ucapku panjang lebar.

"Lalu.. mengapa kapan kau akan menjawab lamaranku?" Tanya Kai sambil melepas pelukanku dan menatapku lekat-lekat.

"Aaku sudah memikirkannya.. aku menerima lamaranmu... jadi, apa kita bisa berhenti membicarakan tentang perasaan ku terhadap Sehun lagi?"

"Jinjja? Kau mau? Apa kau tak akan menyesal nantinya?"
 

"Aniyaa~ Ini sudah keputusanku Kai. Aku mencintaimu.. apa itu kurang cukup?" Tanyaku.

 

"Kurang... aku perlu bukti yang kuat jika kamu mencintaiku..." Jawabnya sambil meledekku.

 

Astaga! Jangan kau menyuruhku untuk melakukan hal sepertimu Kai-ssi!!

 

"Aku harus berbuat apa?" Tanyaku. Kai memejamkan matanya. Aku tau maksud Kai apa. Tapi apakah pantas wanita yang memulai duluan? 2 menit Kai memejamkan matanya.

 

"YA! Kang Na Ra, aku menunggumu..." Ucap Kai kesal.

 

"YA! Aku tak mau! Kau gila.. haruskah aku yang memu-"

 

*CUPP* Kai menciumku selama 5 menit. Itu waktu yang cukup lama. Hanya merasakan, tidak berani berontak. Kai memang sangat membutuhkanku. Aku tak salah memilihnya.


2 Bulan sudah aku dan Kai menanti hari dimana pernikahan kami akan diselenggarakan. Kai sangat antusias sekali. Akupun senang melihatnya seperti itu. Aku menyiapkan kartu undangan. Dan mengecek kembali siapa saja yang akan kami undang di acara pernikahan ku dan Kai. Tapi tunggu... dimana kartu undangan yang bertulisan Oh Sehun? Apa Kai sengaja tak mengundangnya?

"Chagiya~ Kau tak mengundang Sehun di acara kita?" Tanyaku.

"Hoh? Aku rasa itu sangat membuatnya terpukul..." Jawab Kai mengerti perasaan Sehun.

"Kau yakin? Bagaimana jika aku yang memberitaunya lewat telp..." Usulku.

"Ne..." Kai menyetujui usulku. Aku memegang hpku, kucari nama Oh Sehun dan dapat! CALL! Mengapa jantungku jadi berdetak tidak karuan? Lupakan Kang Na Ra.. ingat 2 hari lagi kau akan menikah dengan Kai. Jangan merusak moment ini.

" Yeoboseyo?" Sapa Sehun.

" Annyeong Sehunna~ Apa kabar?" Ucapku hambar

"Baik... kau?"

"Cukup baik, aaa ada hal yang akan kuberitau padamu..." Ucapku

"Mwoya???" Tanya Sehun penasaran.

Aku berjanjian dengan Sehun di cafe tempat biasa aku, Kai dan Sehun berkumpul. Tempat pukul 7 malam.

" Dimana Sehun?" Tanyaku sambil menyapu pandanganku ke halaman cafe.

" Annyeong Na Ra-ssi" Sehun mengagetkanku.

" Dari mana saja kau?" Tanyaku.

"Ini..." Sehun menyodorkan kotak berpita merah.

"Apa ini??" Tanyaku penasaran.

"Jangan kau buka disini... nanti saja jika sudah dirumah..." Jawabnya.

"Sehunna~ aku juga akan memberikanmu sesuatu...ini" Ucapku sambil menyodorkan kartu undangan pernikahanku dengan Kai.

"Astaga... kau akan menikah? Chukae! Aku tidak sangka... kau menjawab lamaran Kai dengan positif.." Ucap Sehun yang sama sekali tidak kaget melihat undangan itu.

" Kai belum memberitaumu kan?" Tanyaku bingung.

" Belumm..." Jawab Sehun tenang. "Lalu kau sama sekali tidak kaget? Atau kecewa?" Tanyaku lagi.

"AH~ Ani ani... Aku sudah merelakanmu dengan Kai." Jawabnya.

"Jinjjayo?" Tanyaku hampir tak percaya.

"Ne...kau meragukanku?" Tanya Sehun. "Aniya~..." HENING

"Baiklah... sepertinya ini sudah malam... apa kau masih mau disini?" Tanya Sehun.

"Ani.. apa kau mau mengantarku pulang?" Tanyaku.

Sehun mengangguk dan tersenyum padaku. ~

"Gomawo~ Sudah mengantarku sampai dirumah.." Ucapku.

"Ne..."

*CUPP*

Aku mencium Sehun. Sehun kaget melihat ku menciumnya.

"Anggap saja cium perpisahan... Kau sudah mengajarkanku bagaimana setia pada pasangan...Gomawo Sehunna~" Aku langsung masuk kerumah tanpa ada salam perpisahan lagi.

-Sampai bertemu 2hari lagi- Oh Sehun. Sms itu masuk setelah aku membereskan baju dan pakaianku.

 "Mungkin ini lebih baik,,," Ucapku pelan.

~~
Kusambut pagi ini dengan penuh semangat. Tak seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun dengan jantung deg-degan. Aliran darah dalam tubuhku rasanya ingin membeku. Aku tersenyum sambil menyentuh dada, memintanya untuk tenang. Rasanya aku hampir meledak! Hari yang kutunggu-tunggu akhirnya tiba juga! Aku gugup itu yang menemaniku sekarang. Semua keluarga dan teman-temanku dan Kai sudah berkumpul. Jika ini mimpi tolong jangan bangunkan aku dari mimpi ini.

Sebentar lagi pemberkatan pernikahanku. Keringat dingin sedikit bercucuran. Semoga saja Kai tidak sepertiku. Semua berjalan dengan hikmat aku dan Kai sekarang sudah menjadi pasangan suami istri. Tidak ku sangka secepat ini Kai menikahiku. Semua tamu undangan pun datang. Tapi aku tak melihat Sehun. Kemana dia? Apa tak datang? Mataku mencari-cari ke setiap sudut dan mengamati wajah tamu undangan.

"Itu dia.. sedang duduk sambil memegang bunga mawar? Untuk siapa?". Aku segera menujunya.

"YA! Sehunna!.." Teriak ku dengan gaun panjang yang harus ku angkat tiapku berjalan dan ditambah lagi heels 12cm ini. Komplit membuatku sedikit kesal dan harus berjalan dengan anggun.

"Annyeong~" Sapaku.

"Annyeong... you look beautiful Na Ra.." Ucap Sehun berdecak kagum.

"Ah~ Jinjja? Gomawo~" Ucapku sedikit malu.

"Ah~ Ku cari dari tadi, kau tak terlihat. Ternyata kau disini..."

"Ah~Mian.. aku sedang menunggu seseorang.." Ucapnya.

"Jinjja? Nuguya?" Tanyaku penasaran. Seorang wanita datang menghampiri Sehun. Cantik.

"Nah itu dia.. kenalkan ini yeoja chinguku..." Ucap Sehun. Aku hampir saja terlonjak kaget. Sehun sudah punya kekasih?

"Annyeong~" Sapa yeoja chingu Sehun. Aku masih tak percaya.

"Kang Na Ra..?" Panggil Sehun yang menyadarkanku.

"Ah.. Ne.. annyeong.. sudah berapa lama kalian berpacaran?" Tanyaku.

"Baru 1 bulan..." Jawab Sehun.

Tiba-tiba Kai memanggilku dan mengajakku kembali ke panggung.

"Ah baiklah... aku sudah dipanggil Kai.. Selamat menikmati makanannya ya,,, Kalian pasangan yang serasi" Ucapku.

"Kau sedang berbicara pada siapa tadi?" Tanya Kai padaku.

"Sehun.. kau tau ada kabar gembira, Sehun menbawa seorang yeoja. Dan kau tau.. dia adalah kekasihnya.." Gumamku.

"Ah jinjjayo?" Tanya Kai tak percaya. Aku mengangguk senang. Akhirnya semua indah pada waktunya. Dan aku tau siapa yang lebih menyayangiku.

"Kang Na Ra..." Panggil Kai.

"Mwo?"

" Did you know, i love you more than you know..." Ucap Kai.

"I know it. All will be wonderful. I'm not wrong chose you. and I do not regret marry you Kim Jong In..."

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK