home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Remember Me?

Remember Me?

Share:
Author : Fg125
Published : 23 Jul 2014, Updated : 30 Aug 2014
Cast : Gongchan, Seonji, Taewoo, Dabin, Baewon, kakek misterius
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |4692 Views |3 Loves
Remember Me?
CHAPTER 7 : Help?

Aku hari ini malas ke sekolah. Setiap ke sekolah, aku pasti melihat hal-hal yang tidak aku sukai. Ah... Menyebalkan. "Eonni! Tumben bangunnya pagi, biasanya molor. Hari biasa atau libur pasti molor" Kata Miyeon yang sedang makan sandwich di sofa, "tidak tau nihh... Mungkin... Ah, pokoknya aku tidak tau" jawabku sambil mengaduk-ngaduk susu. "Seonji-a, cepat makan.. hari ini kamu ke sekolah lagi kan?" Tanya eomma di sofa, "mungkin.. Soalnya aku masih ada tugas disana", "tugas apa? Tugas cari pacar? Atau tugas ngerusuhin orang?" Balas Miyeon, "ya! Kau ini.. Pagi-pagi sudah ajak ribut aja. Udah ah, aku mau ke sekolah" aku berdiri, "Miyeon-a.. Jangan begitu. Kau tidak suka diejek tapi suka mengejek orang" kata eomma, "hehehehe.. Arasseoyo eomma" Miyeon kembali makan. Aku mengambil tas-ku dan pergi. Di bis, aku mendengarkan musik. Daripada bad mood, mendingan merelaksasikan diri dengan musik.  Bis terus jalan lalu berhenti, jalan lagi lalu berhenti, hingga sampai di 1 halte sebelum halte sekolah. Eum! Gongchan dan Cheonmi! Batinku. Aku cepat-cepat mengeluarkan snapbackku lalu menutup mukaku. Mereka berdiri tepat didepanku,2 langkah ke depan. Earphoneku tetap kupakai tapi lagunya aku matikan. Entah kenapa, aku ingin menguping pembicaraan mereka. "Oppa, kita mau kemana? Ke sekolah lagi?" Tanya Cheonmi sambil menggandeng Gongchan, "iya, aku masih harus mengurus sesuatu", "kau ini... Tidak bisakah kau meluangkan waktu untuk istirahat? Belakangan ini kau sangat sibuk. Dan waktumu untuk ku, juga sangat pendek sekarang.." Cheonmi ber-aegyo. Pffttt... Aegyo murahan batinku. "Heheheh... Kau semakin lucu. Apa boleh buat, aku kan OSIS.. Jadi OSIS itu tidak mudah. Tanggung jawabnya besar", "arasseo". Tiba-tiba bis rem mendadak. "Omo" kagetku. Cheonmi jatuh dipelukkan Gongchan. "Neo gwaenchana?" Tanya Gongchan, "eum! Aku tidak apa-apa, ​‎​heeheheh". Akhirnya, sampai juga di sekolah. Aku biarkan mereka turun duluan. Diam-diam aku lari dari halte masuk ke sekolah. "Ya! Seonmangchi, neo waeirae?? Kayak dikejar setan gitu" kata Dabin sambil makan di kelas, "ah, ani.. Aduh, capek banget. Gwaenchana.." aku langsung duduk, "eum! Kamu masih kerja lagi?" Tanya Dabin, "tidak tahu. Maunya sih kerja tapi aku ingin pindah area", "ayo! Aku juga mau pindah. Kira-kira area mana ya?". "Kalian disini?" Taewoo masuk, "Taewoo.. Kami boleh pindah area kerja tidak?? Tanyain Baewon dong" usul Dabin, "pas banget, di area photo-booth butuh orang", "mwo?! jinjja?! Kalau gitu ayo kesana!” Dabin berdiri dan langsung menarikku. Kami bertiga ke area photo-booth. Disana hanya ada 2 murid dan 1 fotografer. “Ini adalah fotografernya, dia alumni sekolah ini” kata Taewoo, “annyeonghaseyo” sapaku dan Dabin, “Oh! Kau fotografer professional ya? Perlengkapannya komplit sekali…. Keren!” puji Dabin, “ehehehe… mungkin, bisa jadi..” kata namja itu, “Seonji-imnida”, “Dabin-imnida..”, “Sandeul-imnida”. “Eung! Sandeul sunbae, aku banyak mendengar tentangmu saat aku kelas 10. Katanya kau sangat berbakat di jurnalistik. Terus pernah menang fotografi, iya kan?” tanyaku, “iya benar. Lomba itu yang membuatku seperti sekarang ini” kata Sandeul oppa. “Seonji-a, aku pergi dulu ya. Kalau ada apa-apa telepon aku..” bisik Taewoo. Kemudian Taewoo pergi. Aku dan Dabin disuruh menjaga kostum, peralatan dan lainnya. Tidak susah sih, tapi harus teliti. Jangan sampai ada yang hilang maupun rusak. Booth ini sangat ramai, aku dan Dabin hampir kebingungan melayani mereka.

Setelah 3 jam disana, orang-orang yang datang sudah mulai sedikit. Dan akhirnya bisa istirahat. “Bin, aku ke toilet ya. Kalau sunbae nyariin bilang aja aku ke toilet”, “ok”. Aku pergi ke toilet terdekat dan disana sangat ramai. Karena itu aku masuk ke sekolah dan ke toilet lantai atas. Disitu lebih sepi. Aku juga sekalian cuci muka. “Hmm… masih bad mood, beli ice-cream aja kali ya. Ya sudah deh, ice-cream..” kataku mengelap muka dengan tisu. Saat di koridor, tiba-tiba terdengar ada suara orang yang bernyanyi. Dan aku tahu suara siapa itu. Aku berjalan ke ruang musik. Ternyata Gongchan oppa! Dia sedang berdiri dan bernyanyi. *Tok, tok, tok.. oppa menoleh lalu melambai dengan ceria. Aku masuk. “Gongchan-a, kau sedang apa?”, “annyeong Seonji-a, aku lagi berlatih untuk teater besok”, aku berjalan mendekat, “keren! Suaramu sangat bagus.. sampai terdengar dari koridor. Itu lagu apa?” tanyaku, “singin’ in the rain” oppa mengasih liriknya, “wow.. daebak” aku membacanya. Dari dulu, aku dan oppa suka dengan teater. Itu sebabnya, kemarin yang seharusnya jadi Romeo and Juliet itu aku dan oppa. “Mau nyanyi bareng?” Tanya oppa tersenyum, “naega…? Eum.. boleh deh”. Oppa mengajariku lagu itu sekaligus tap dancenya. Sangat seru, sudah lama aku tidak berlatih teater. Sampai-sampai, aku lupa waktu. “Kau keren! Suaramu sangat bagus dan kau juga cepat menghafal dancenya” puji oppa, “jinjja? Ehehehe.. aku sudah lama menyukai teater. Dulu, ada seseorang yang mengajakku masuk ke dunia ini. Aku dan dia juga sering berlatih..”, “wah.. berarti orang itu orang yang sangat penting dong ya..”, aku menatap Gongchan. Gongchan-a.. yang ku maksud itu kamu.. aku Seonji, kau lupa? Batinku. “Eum.. ah! Aku ingat.. Life is..”, “Life is theater and theater is the mirror of life..” potongku, “kok kamu bisa tau?” Tanya oppa kaget, “kau selalu mengatakan itu saat berlatih. Itu quote teater mu. Katanya, quote itu kau dapatkan dari guru teatermu yang sudah kembali ke Australia.. benar kan?” tanyaku sambil berjalan ke kursi di depanku. “Eung?! Kau tau darimana?” Tanya oppa berjalan dan duduk di sampingku, “kau… ehm.. selama ini, aku tidak pernah mengatakan itu pada siapapun. Tapi, kamu tau darimana?” Tanya oppa menatapku, “oppa, kau lupa? Kau benar-benar lupa??” aku menatapnya balik, “apa maksudmu? Aku lupa apaan?” oppa bingung, “ya sudahlah. Lupakan saja..”. Aku lihat jam hp. Omo! Sudah mau jam 2 batinku. “Opp… eh maksudku, Gongchan-a, aku pergi dulu ya. Aku sudah kelamaan disini. Annyeong!!” aku kembalikan lirik itu dan pergi. Oppa masih terlihat bingung.

“Ya! Seonmangchi… kau kemana saja?” Tanya Dabin yang panik, “kau kenapa?”, “itu… tadi aku kan nge-charge hp di meja.. terus aku sibuk.. terus waktu mau diambil.. malah hilang. Eotteohke??”, “lagian.. aduh, sekarang gimana ya?” aku berpikir, “ah! Announcer!” teriakku bareng Dabin. “Jaeun-a, tolong jagain bentar ya!” teriak Dabin ke seorang murid yeoja. Kami berdua langsung berlari ke ruang announcer. Tanpa ketuk pintu, kami langsung masuk. “Oh! Kalian berlari kesini?” Tanya Baewon berdiri disamping mic, “itu… kam.. kami mau.. mau.. aduh.. aku capek..” kata Dabin, “mau cari hp hilang?” Tanya Baewon, “betul! Kok tau?” tanyaku, “ini hp-nya” kata seorang namja yang duduk disamping Baewon, “my handphone!!!” Dabin langsung mengambilnya, “makanya, jangan ditaruh sembarangan” omel Baewon, “katanya, hp itu ditemuin di toilet yeoja” kata namja itu, “di toilet?! Lah… kok” aku bingung, “aku tidak perduli hp ini jalan-jalan kemana tadi. Yang penting sekarang sudah di tanganku” kata Dabin. Tiba-tiba, sms masuk dari hp-ku, dilanjut dengan hp Baewon, hp namja itu, dan hp Dabin. Setelah ku lihat, “mwo?! Kok bisa..” aku kaget, “ahahha… ini Cheonmi kan???” tawa Baewon, “daebak!! Fotonya sangat jelas…” tawa namja itu, “ehehehehe… tapi siapa yang nyebarin?” Dabin bingung, “eotteohke?? Foto ini sudah tersebar..” bisikku ke Dabin, “gwaenchana, lagipula banyak kok yang tidak suka dengan dia. Tidak akan kenapa-napa” kata Dabin santai. Aku langsung menarik Dabin keluar. “Tapi.. ini dampaknya akan besar.. apalagi semua anak pada tau” kataku, “ah~ tidak akan.. tenang aja”, “lalu Gongchan gimana? Dia juga kena tau”, “kamu kenapa sih? Kok panik gitu? Kalau gitu ngapain kau menyuruhku untuk fotoin”, “aku.. aku kan cuma.. lagipula foto itu untuk asik-asik doang. Aku mana tau bisa tersebar”, “aish… kau harus belajar tenang dan santai. Sudah ku bilangkan.. gwaenchanayo”, “tapi nanti Gongchan gimana? Dia nanti juga sakit hati dan malu… aduh.. kok bisa ke sebar sih” aku panik, “kau ini aneh?? Gongchan siapa-nya kamu? Kalau itu sih urusannya dia. Kok kamu perduli banget sama Gongchan?” Tanya Dabin, “kok kamu gitu sih? Dia teman aku tau..”, “dwaesseo.. aku mau balik aja” Dabin pergi. “Ya…! …Etteohke?” kataku.

Aku pergi mencari Cheonmi, tapi aku takut untuk bertanya kepada orang lain. Aku takut kalau mereka akan curiga dan menyalahkanku. Aku mencarinya sendiri. Kemudian, aku menemukannya di ruang OSIS. Aku berdiri di depan pintu diam-diam. Dia sedang menangis dipelukan Gongchan. Gongchan juga ikut sedih. Aku memang tidak suka dengan Cheonmi tapi aku merasa bersalah setelah melihat oppa sedih. Lalu aku pergi. Aku mencari Taewoo. Ternyata dia sedang di stand takoyaki di luar gedung. “Taewoo oppa!” aku samperin dia, “Seonji-a.. baru aja aku mau mencarimu”, “oppa, ikut aku bentar. Jebal..”, “arasseo”. Kami berdua ke taman kecil belakang gedung. “Seonji-a.. yang foto Cheonmi itu kerjaan kamu ya?” Tanya Taewoo to the point, “ih.. oppa, bukan begitu. Kau ingat tidak yang aku kena flashdiction? Aku punya flashback tentang tuh anak, terus aku menyuruh Dabin memotonya. Awalnya hanya untuk asik-asik aja. Tapi, aku tidak tau kalau sekarang bisa tersebar. Yang nyebarin bukan aku atau Dabin, tapi orang lain. Soalnya tadi hp-nya Dabin hilang” aku langsung duduk di kursi taman, “jinjja? Baguslah kalau bukan kamu yang nyebarin..”, “tapi.. tetap saja aku merasa bersalah. Oh iya!! Kok jadi kesini sih ngomongnya. Itu… aku rasa, Dabin harus tau tentang semua ini. Kalau tidak, dia bisa terus salah paham denganku”, “caranya?”, “ya ceritain aja.. lagipula, aku masih punya buktinya dan kamu itu saksinya”, “eum… bisa aja sih. Ok, aku bantu. Kalau begitu, ngomongnya jangan di sekolah. Di CNU café aja besok”, “eung! Ide bagus!”.

Keesokan harinya di CNU café. “Mwo?!?! Maldo andwae… kalian sudah gila ya? Atau autis? Atau stress? Atau cacat mental? Itu satu-satunya mistis yang paling gila dan paling tidak aku percayai..” teriak Dabin sambil berdiri, “Dabin.. duduk” aku menariknya, “kalau kau tidak percaya, kami punya buktinya” kata Taewoo, “mana?” Tanya Dabin. Kami bertiga pergi ke rumahku. Dan aku mengambil kotak rahasiaku. “Ini… ini semuanya” kataku, “ini apa?”, “lihat ini, fotoku.. lihat sampingku. Seharusnya itu Gongchan, tapi sudah hilang”, Dabin melihat-lihat semuanya, “ah~ yang ini mungkin kau tidak percaya karena tanggalnya sudah lewat. Kalau gitu lihat yang ini. Foto tunanganku dan Gongchan, lihat tanggalnya..”, “omo! Hari minggu depan.. tapi.. aish.. inikan bisa di edit”, “kau ini keras kepala ya” kata Taewoo mulai kesal, “kau kenapa sih? Mana mungkin aku percaya”, “ok fine. Kalau gitu, apakah kamu bisa jelasin bagaimana aku tau semua tentang kejadian-kejadian aneh kemarin-marin? Aku menolong Gongchan, Cheonmi jatuh, dan apalah gitu..” Tanyaku menatap Dabin, “ya.. mungkin itu feeling aja” kata Dabin masih tidak percaya. “Kau masih tidak percaya!!!” aku berdiri dan Dabin kaget, “kau kira aku bercanda?? Untuk apa aku bercanda dengan hal seperti ini?? apa untungnya?? Aku tidak tau harus bagaimana lagi…” tiba-tiba aku menangis, “Seon-a..” Dabin bingung, “Gongchan itu teman kecil aku dan sahabat kita.. dia akan mati… kita harus menolongnya..” kataku. Aku menangis kencang. “Aku tidak mau dia mati..” tambahku. “Dabin-a.. kami tidak bercanda, kami serius” Taewoo meyakini Dabin. Dabin hanya diam. “Aku.. aku butuh waktu untuk berpikir” Dabin berdiri dan pergi. Taewoo mendekatiku dan memelukku. “Seonji-a.. uljima..” kata Taewoo. Dabin-a.. please.. percaya padaku. Aku tidak mungkin bohong.. batinku.

~TBC~

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK