home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Remember Me?

Remember Me?

Share:
Author : Fg125
Published : 23 Jul 2014, Updated : 30 Aug 2014
Cast : Gongchan, Seonji, Taewoo, Dabin, Baewon, kakek misterius
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |4692 Views |3 Loves
Remember Me?
CHAPTER 6 : Hard & Hurt

Hari Kamis, aku dan Taewoo bolos sekolah. Kami berdua pergi ke toko antik untuk menanyakan tentang penglihatanku ini. “Seonji-a… kita harus nunggu berapa lama lagi?” Tanya Taewoo yang pegal berdiri, *tok, tok, tok… “Kakek! Kakek!” teriakku sambil mengetuk pintu. “Kita sudah menunggu selama 2 jam disini… dari jam 9 pagi… sekarang aku lapar” Taewoo ngoceh, “ah kau ini… kalau lapar ya makan dulu sana, berisik banget”, “tapi, kau gimana?”, “tidak usah pedulikan aku. Oh iya, waktu beli makan.. tolong sekalian beliin aku ya”, “ah~ baiklah. Kamu mau makan apa?”, “apa saja boleh.. udah sana”. Taewoo pergi. Lampunya nyala, tulisan open, kok pintunya malah di kunci? Batinku. Tiba-tiba, pintunya terbuka sendiri. “Ok.. ini sangat aneh” kataku lalu masuk. “Kakek! Kamu dimana?... aku mau..”, “maaf nona, kamu mencari siapa?” Tanya seorang namja muda yang turun dari tangga samping kasir, “eung?! Oh.. aku mencari kakek misterius yang biasa duduk di kasir” kataku sambil memerhatikan namja itu. Dia ganteng ya batinku. Namja itu jalan mendekatiku. “Oh, kakek itu kakekku. Dia sedang pergi.. ke… Busan kalau tidak salah”, “jinjja? Eum.. pulangnya kapan?”, “mollayo, dia tidak bilang” namja itu bingung. “Berarti kau cucunya, iyakan?” tanyaku, “majayo… joneun Jinyoung-imnida”, “Seonji imnida” balasku. Matanya sangat bagus batinku. “… ah! Seonji-ssi? Aku baru ingat, kakekku menitipkan ini.. dia bilang aku harus memberinya kepada seorang yeoja yang bernama Seonji” katanya sambil berjalan ke lemari. “Igeoyo..” Jinyoung oppa memberikan aku amplop surat. “Ini… ini apa?”, “tidak tau, tapi ini untukmu”, “arasseoyo… gomawoyo Jinyoung-ssi”, dia mengangguk dan tersenyum. Lalu, Taewoo masuk. “Seonji-a, aku sudah membelinya… eum?? Nugu?” Taewoo bingung, “ah.. ini cucu kakek itu” kataku, “ne, annyeonghaseyo” sapa Taewoo, “annyeonghaseyo” balas Jinyoung oppa. “Kalau gitu, kami pergi dulu ya… bye” kataku sambil mendorong Taewoo keluar.

Aku dan Taewoo pulang dengan bis. Dan aku membuka amplop itu kemudian membaca suratnya. #Untuk Seonji, saya tahu bahwa kau akan datang mencariku. Dan saya tahu bahwa kau terjebak di flashback-prediction time. Ini adalah hal yang wajar bagi seseorang yang time-travel. Tapi, kamu harus bisa mengontrol penglihatanmu. Jangan sampai kau menggunakannya untuk kejahatan karena itu akan berbahaya. Gunakanlah kemampuan ini dengan bijak. Salam, kakek. “Apa itu? Surat dari siapa?” Tanya Taewoo, “ah.. ini dari kakek. Perkataanmu dan kakek sama, harus menggunakan kemampuan ini dengan baik” kataku, “oh.. sebenarnya, selain kamu harus menggunakannya dengan bijak… kamu juga harus bisa membedakan antara flashback dan prediction. Kalau kau melihat flashback dan mengubahnya sekarang sihhh tidak masalah. Yang jadi masalah adalah jika kamu melihat prediction dan mengubahnya sekarang” Taewoo menatapku. “Maksudmu apa?” Tanyaku bingung, “aku sendiri bingung… apa yang barusan ku bilang? Yang jelas ikuti saja. Cari tau sendiri” balas Taewoo. Aku mengangguk. Sampai di rumah, seperti biasa.. aku mengunci diri di kamar untuk berpikir. “Flashback?? Prediction?? Sepertinya aku mulai mengerti… beneran ngerti tidak ya?” kataku sambil garuk-garuk kepala. Aku bingung. Aku tiduran lalu duduk di kursi lalu duduk di lantai lalu tiduran dan seterusnya. Aku bosan… batinku. “Jam 2… OH!!! Jam 2! Gongchan oppa biasanya kalau tidak sekolah dia ke CNU café jam 2, kalau bukan les ya minum kopi. Aku stalk aja ah” kataku berdiri dari lantai dan mengambil tas.

Aku kesana naik taksi, supaya cepat sampai. Sebelum aku masuk, aku melihat-lihat dulu dari luar café apakah ada oppa. “Ah, pusing. Aku masuk saja” kataku. Aku ke kasir. “Oh! Kau… kau baru ya?” kataku kaget melihat pegawai kasir yang bukan CNU oppa. “Eung?! Ah.. bukan, aku bukan pegawai baru. Aku hanya membantu CNU hyung untuk hari ini” kata namja chubby itu, “jinjjayo? Ok, arasseo”, “mau minum apa?” tanyanya, “matcha latte”, “baik. Matcha latte satu… CNU hyung! Matcha latte satu” teriaknya menghadap dapur, “arasseo Baro-ya!”. Jadi namanya Baro batinku. “Tunggu sebentar ya” senyum Baro oppa. Sambil menunggu, aku melihat sana-sini mencari Gongchan. Ah! Dia disana, pojok belakang dekat jendela dan dia… bersama Cheonmi ternyata batinku. Mereka duduk depan-depanan. “Ini lattenya silakan” Baro memberiku lattenya dan aku membayar. Aku berbalik ingin pergi. Tapi… ah aku samperin saja, namanya juga teman.. join bareng tidak apa-apakan *hahahaha batinku. Aku berjalan mendekati mereka. “Annyeong Gongchan-a, Cheonmi-ya” aku sapa mereka, Cheonmi hanya menoleh, “O.. Seonji-a!! annyeong” sapa oppa. Aku duduk di sebelah Cheonmi. “Sedang apa kau disini?” Tanya Cheonmi, “ya, minum kopi-lah masa minum susu..” balasku, “kok kamu bisa disini?” Tanya oppa tersenyum, “aku kebetulan lewat dan ingin minum latte, terus ketemu kalian deh” jawabku tersenyum. “Matcha latte? Kau suka ini?” Tanya oppa, “iya, aku suka rasa ini dari dulu”, “seperti eomma ku dong… dia juga suka matcha latte” kata oppa tertawa. “Oh iya Gongchan-a, kapan kau les barista lagi disini?” tanyaku reflek, “dari mana kau tau?” Tanya oppa bingung. “Ah oppa… tuh kan aku hampir lupa. Gara-gara nih orang nih” Cheonmi melirikku, dia mengambil sekotak coklat dari tasnya, “ini untuk oppa… happy anniversary!!!” Cheonmi membukanya, “Oh! Jadi kalian anniv… chukahae”. Pffftt… anniv? Timing yang bagus untuk merusak kencan kalian batinku. “Iya anniv, tapi kau merusak semuanya…” Cheonmi ngambek, “geumanhaeyo Cheonmi ya… tidak apa-apa kok. Aku senang bisa ketemu teman disini” senyum oppa, “ini ayo makan…” suruh Cheonmi, aku hanya melihat mereka. Suasana pacaran disini sangat berbeda ketika aku dan oppa berpacaran batinku. Tiba-tiba, saat oppa baru mau mengambil… “tunggu!” aku tarik kotaknya, “ini coklat almond dan kacang mete ya?” tanyaku menatap Cheonmi, “waeirae? Kalau iya emangnya kenapa?” jawab Cheonmi, “kau ini… kau kan pacarnya masa tidak tau. Gongchan alergi dengan kacang-kacang seperti ini”, “kamu… kamu tau dari mana?” Tanya Gongchan kaget, “aku… aku tau aja. Mungkin feeling” jawabku gugup. Aduh~ kok aku bisa reflek di depan Cheonmi sihhh batinku. “Oppa, kau tidak pernah mengatakan ini” Cheonmi menatap Gongchan. Aku langsung berdiri dan membawa latte ku. “Ah… sebaiknya aku pergi saja. Maaf mengganggu” aku pergi. Aku cepat-cepat pergi ke halte bis dan pulang. Di kamar, aku tiduran. “Aduh… eotteohke??? Kalau mereka berantem gimana ya??? Aduh… ini semua salahku. Kalau mereka putus gimana ya??? Aduh… meori apa!” aku bingung. “Ah! Iya… Taewoo oppa!” aku mengambil hp dan meneleponnya. “Oppa-ya… tolong aku, ini urgent.. kasih aku nomor Gongchan dong, punya tidak?”, “sepertinya punya.. untuk apa?”, “ceritanya panjang.. besok aku ceritain, tapi sekarang kasih aku nomornya ya. Cepat sms… ok, bye” aku tutup telepon. Taewoo kemudian sms. Nomor Gongchan aku save. Telepon sekarang atau nanti malam saja ya? Batinku.

Sudah jam 8, sudah cukup malam untuk telepon. Selesai makan malam, aku masuk ke kamar dan menelepon Gongchan. “Iya, ini siapa?”, “Gongchan-a, aku Seonji… aku ingin minta maaf soal tadi”, “minta maaf? Waeyo?”, “euh… aku sudah merusak anniv kalian”, “ahahahaha… kau ini lucu, gwaenchana. Kau tidak perlu minta maaf, ahahhaha”, “serius.. aku merasa bersalah. Tau sendirikan Cheonmi itu begitu, dia pasti marah sekarang”, “ahahaha… geogjeonghajima, dia sudah biasa ngambek. Tidak apa-apa, jinjjayo”, “ah… tapi tetap saja. Aku merasa bersalah”, “sudahlah.. gwaenchanayo. Oh iya, kamu tau darimana tentang alergiku? Terus, kok kamu tau kalau aku les disana?”, “aku… aku… eung, oppa. Aku dipanggil adikku, sudah dulu ya.. annyeong” aku menutup telepon. Ah~ oppa… aku minta maaf bukan karena Cheonmi, tapi karenamu batinku. “Ya sudahlah… aku mau tidur” kataku.

Akhirnya, hari pertama festival. Aku senang bisa bekerja saat festival. Sebelumnya aku-kan hanya pengisi acara karena disuruh Gongchan. Aku pergi ke sekolah pagian karena persiapan. Saat di kelas, aku, Taewoo, Dabin dan Baewon sedang briefing lagi. “Mwo??? Kau mau aku jadi sadako??” teriakku ke Baewon, “iya, kalau bukan kamu siapa lagi? Yang yeoja pada tidak mau dan yang namja kan mereka jaga di depan. Sebenarnya sih ada yang jadi sadako tapi masa dia terus” kata Baewon, “ahahahha… ternyata benar, kau jadi hantu disana… ahahahah” tawa Dabin, “lagi pula, kamu cocok jadi hantu” ejek Taewoo. Mereka bertiga tertawa. “Aish… mwoya?!” kesalku, “jadi, mau tidak?” Tanya Baewon, “arasseo.. terserah kau saja” kataku. Aku dan mereka bertiga ke Scream house. Mereka ikut karena mau lihat penampilanku sebagai sadako. Kelasnya jadi keren dan seram… keren! Batinku. Aku didandan di dalam dan mereka menunggu diluar. Setelah selesai, aku keluar kelas. “Puahahahaha…. Ternyata kau cocok banget jadi hantu…” tawa Dabin, “jjang!! Daebak!!” tambah Baewon, “kau seram sekali… hihihihi…” ejek Taewoo, “ah kalian ini! awas saja kalian… kalau macam-macam denganku.. akan ku hantui” kataku sambil mengangkat kedua tangan. “Ampun!!!” teriak mereka bertiga. Kami tertawa. Festival-pun dimulai, aku belum dapat giliran untuk jadi hantu. Jadi, aku dan Dabin jalan-jalan. Dabin memakai kostum circus karena dia kerja di café circus. Di luar gedung banyak stand makanan dan ada panggung kecil juga. Sangat ramai. “Ini enak sekali.. aku sudah lama tidak makan ini” kata Dabin sambil mengunyah sosis babi, “ini juga enak… ice cream green tea. Menyegarkan” kataku, lalu ada 3 yeoja yang datang menghampiri kami. “Boleh foto bareng?” Tanya seorang, “boleh.. boleh..” kataku dan Dabin serentak. “Gomawoyo…” mereka pergi, “ahahaha… sudah seperti artis saja kita” kataku. “Ah! Ke aula yuk… ada teater lohh” tarik Dabin. Aku dan Dabin ke aula. Sebelumnya, yang seharusnya teater itu aku dan Dabin. Aku menjadi peran utamanya. Tapi sekarang siapa yang jadi Juliet? Batinku. Di aula, aku dan Dabin berdiri di dekat pintu samping panggung. “O! Cheonmi! Ngapain dia?” Tanya Dabin. “Oh Romeo… Romeo… dimana kamu? Aku rindu denganmu. Romeo.. keluarlah” kata Cheonmi di panggung, “euw.. jadi dia yang jadi Juliet. Sangat tidak cocok, Juliet kan baik dan kuat.. sedangkan dia… munafik dan lemah… ahahaha” ejek Dabin, aku hanya diam dan melihat. “O! Gongchan! Dia yang jadi Romeo??? Daebak!” tambah Dabin. Aku masih diam. Jantungku berdebar lagi, entah karena kesal atau cemburu. “Not bad… mereka cocok juga” Dabin memuji. Kemudian ada adegan ciuman dan penonton bersorak menyukainya. “Dabin-a.. aku pergi dulu” aku langsung keluar aula. Ah~ eotteohke? Maeumi apa… jantungku terus berdedar batinku. Aku berjalan cepat lalu aku menabrak seseorang. “Eung? Cheonmi-ya… neo waeirae?” Tanya Taewoo, “Tae… Taewoo-ya…” aku mulai menangis. Aku terus menangis. Taewoo menarikku pergi, pergi ke taman kecil. “Jangan menangis… ada apa?”, aku tidak menjawab, lalu Taewoo memelukku. Tangisanku semakin kencang setelah dipeluk. “Kau tadi di aula?”, aku mengangguk, “ah~ aku mengerti..”. Taewoo memelukku dan menepuk kepalaku dengan pelan. “Uljima… make-up mu nanti luntur” kata Taewoo, tangisanku semakin kencang, “a..arasseo… arasseo. Aku akan diam”. Aku menangis cukup lama, sekitar 15 menit baru reda.

Aku dan Taewoo balik ke scream house. “Neo gwaenchana?” Tanya Taewoo di depan pintu, “aku tidak apa-apa… kembalilah. Aku masuk ya”, Taewoo mengangguk dan pergi. Sekarang adalah shiftku untuk menjadi sadako. Aku bersembunyi di balik tirai hitam. Lampunya sedikit redup, ini yang membuat kelas ini seram. “Hihihihih…” aku keluar, “Ah!!! Eomma-ya!!!” teriak seorang yeoja lalu lari. Keren.. ternyata benar, aku cocok jadi hantu! Batinku. Banyak yang datang ke scream house, mereka suka dan aku semakin suka. Sudah 2 jam aku disitu, aku capek tapi aku sangat senang bisa melihat aib orang. Kemudian ada pelanggan lagi yang masuk. Eung! Gongchan dan Cheonmi, gimana ini? batinku. Aku tidak bisa keluar, entah kenapa kakikku tidak menurut. “Oppa-ya, aku takut” kata Cheonmi sambil memeluk tangan Gongchan dengan erat, “kau ini lucu sekali… hihihihi” tawa oppa. Aku hanya melihat dari belakang tirai. Tidak sengaja Cheonmi menyenggol boneka hantu disampingnya. “Omo!!! Oppa!!!” teriak Cheonmi, saat kepalanya berbalik…. *chukk.. mereka ciuman. Ah~ wae? It’s hard and hurt…. Batinku. Air mataku mengalir lagi.

~TBC~

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK