home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Remember Me?

Remember Me?

Share:
Author : Fg125
Published : 23 Jul 2014, Updated : 30 Aug 2014
Cast : Gongchan, Seonji, Taewoo, Dabin, Baewon, kakek misterius
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |4692 Views |3 Loves
Remember Me?
CHAPTER 5 : Flashback Or Prediction???

Waktu itu, aku sedang berada di ruang musik. Aku dan Dabin latihan teater disana bersama murid lain. Kemudian Taewoo mencariku, dia bilang Gongchan masuk UKS (Unit Kesehatan Sekolah). Aku dan Dabin langsung menjenguknya. Ternyata oppa pingsan tertimpa tangga. Dan bajunya kotor sekali tersiram cat biru. Kepalanya terluka, walaupun tidak parah tetap saja aku khawatir. Sekarang… aku senang bisa menolong oppa. Tapi, kok bisa tiba-tiba terlintas di kepala ya kejadian ini?. Aku bingung. Kepalaku sakit, aku mencoba membuka mataku. Pelan-pelan aku buka mata. Ada cahaya terang yang menyinariku… O! lampu putih batinku. Aku melihat kesana-sini.. aku dimana? Batinku. Kemudian, aku melihat seorang namja yang duduk di samping kananku. “Seonji-a… neo gwaenchana?” tanyanya. Aku hanya mengangguk. Lalu, dia memapahku untuk duduk. “Ah.. Gongchan-a, kok kamu disini?” tanyaku, “aku khawatir kalau kamu kenapa-napa.. makanya aku tidak berani pergi sebelum kau bangun” kata oppa, “jeongmal? Eung.. na gwaenchana”, “tadi… jeongmal gomawo, kalau kau tidak mendorongku… aku pasti sudah terbaring disini” jawabnya, “ahahaha… tidak apa-apa. Aku senang bisa menolong oppa”, “eung? Oppa?”, “ah~ ani… aniya. Dwaesseo” aku keceplosan. Tiba-tiba, “oppa-ya?! Neo gwaenchana???” Cheonmi datang menghampirinya. Yeoja ini sangat menyebalkan, selalu saja merusak suasana batinku.  “Oh… aku tidak apa-apa. Untung aku ditolong  Seonji… dia penyelamatku” senyumnya. “Jinjja?? Seonji-ssi… neo jjang-iya” puji Cheonmi, “aniya… sebagai teman, aku hanya menolong…” jawabku. “Ah… oppa, tadi kau dicari Baewon. Dia lagi di ruang OSIS” kata Cheonmi, “ok, arasseo… aku kesana sekarang. Seonji-a annyeong” Gongchan pergi. Setelah oppa keluar, “sejak kapan kamu kenal oppa?” Tanya Cheonmi, “hah? Aku…”, “kalau belum terlalu kenal jangan sok dekat dengannya” katanya sambil mengibas rambutnya, “apa maksudmu?” tanyaku kesal, “kau kira aku tadi beneran memujimu? Jangan harap…. Dan satu lagi, jadi teman oppa sih boleh, tapi jangan lebih dari itu. Gongchan oppa itu milikku” lalu Cheonmi berbalik badan. “Ya!!! Kamu kira kamu siapa? Cuma pacar aja belagu… ah! By the way on my way to the busway, kalau pulang jangan naik bis 047 ya nanti” kataku kesal, “apaan dah…” Cheonmi keluar. Tuh anak… sudah kuduga, sangat menyebalkan batinku.

Saat pulang sekolah, aku dan Dabin pulang bersama. Taewoo pulang dengan Baewon. Aku dan Dabin ke halte bis, kami naik bis yang sama. Lalu bis-nya datang. Mudah-mudahan rencanaku berhasil batinku. Aku dan Dabin duduk paling belakang. Aku window-seat. “Dabin, cepat keluarkan hp-mu”, “wae?”, “keluarkan saja… nanti aja kejadian lucu yang harus kau foto”, “arasseo… kau aneh, hal lucu apa?” Tanya Dabin bingung. 5 menit kemudian, Cheonmi datang. Anak kecil 5 baris di depanku tiba-tiba menjatuhkan ice-creamnya. Lalu… “Omo!!” teriak Cheonmi yang jatuh dan menabrak orang. “Puahahahahaha…” tawaku dan Dabin sambil menutup muka dengan tas. “Kau dapat?” bisikku, “tentu.. aku kan pro” tawa Dabin. Untung saja Cheonmi tidak melihatku di belakang batinku. Cheonmi turun duluan jadi, dia tidak tahu kalau aku dan Dabin melihatnya jatuh. Saat berjalan di komplek… “Ya, tadi si Cheonmi udah kayak orang bego…. Ahahahaha “, “babo banget” kataku, “karma tuh… lagian dia menyebalkan. Di luar sih baik tapi dibelakang dia sangat menyebalkan” kata Dabin, “emangnya kau diapain?”, “tau tidak? Waktu kerja kelompok, di depan seonsaeng mulutnya manis banget… udah kayak madu dicampur gula. Waktu guru pergi, dia bossy banget… dia tidak kerja apapun, cuma nyuruh-nyuruh.. udah kayak ratu” balas Dabin. Aku cuma tertawa. “Tapi… kau tau darimana kejadian itu?” Tanya Dabin, “ah… itu… ehm, cuma feeling aja” kataku. “Jinjja? But it doesn’t seem like it…” jawab Dabin curiga. “Oh… udah sampai gang, aku duluan ya. Nanti kirim fotonya ya!! Annyeong!” teriakku sambil lari. “Ok.. Annyeong!” teriak Dabin dari belakang.

Sampai rumah, aku mengunci diriku di kamar lagi. Lalu aku duduk di meja belajar setelah melempar tas-ku ke tempat tidur. Aneh… penglihatan lagi? Bukan deh, itu flashback batinku. Kok flashback? Kan flashback itu masa lalu yang teringat masa kini, kalau penglihatan itu masa kini yang melihat masa depan…. Heh??? What am I talking about???? Aku bingung batinku. Aku geleng-geleng kepala diatas meja. Tiba-tiba, “ah! Taewoo!” teriakku. Aku langsung meneleponnya. “Kok tidak diangkat???... ah, jam segini dia kemana ya???” kataku. Ah! Lapangan basket outdoor! Batinku. Aku langsung keluar rumah sambil membawa tas biruku. Aku mencari Taewoo disana. Ternyata benar, dia lagi main basket dengan temannya. Aku tunggu di pos satpam depan lapangan itu. “Sebentar lagi” kataku sambil melihat jam hp. Tiba-tiba langit menjadi gelap, aku lari menghampiri Taewoo yang duduk di bangku. “Taewoo-ya! Ini payung….” Aku memberi payung lipat yang ku ambil dari tas. “Oh… kok kamu disini?” Tanya Taewoo. Lalu, hujan turun. Aku membuka payungnya dan ku tarik Taewoo ke dalam payung. “Cie…. Siapa tuh? Neo yeojachingu?” Tanya seorang namja, “aku iri sekali…” tambah satu namja lagi. “Ayo cepat!!! Sudah hujan!!!” teriak namja yang lain. Kami semua lari ke pos. “Kamu kok bisa kesini?” Tanya Taewoo, “ceritanya panjang… sama satu lagi, aku butuh bantuanmu” kataku. “Ayo pulang..” suruhku, “chingu-ya! Aku pulang dulu ya. Annyeong!” teriak Taewoo, “mau kemana? Nge-date?” tawa seorang namja. Aku dan Taewoo langsung pergi. Kami berdua tidak langsung pulang karena hujannya terlalu deras. Kami pergi ke restoran kecil. “Ah…. Hujannya deras sekali, untung kamu datang kalau tidak aku harus pulang dengan basah kuyup” kata Taewoo, “itulah yang aneh…” kataku sambil menuang the, “aneh? Waeyo?”, “aku terjebak di flashback-prediction”, “maksudmu? Kamu flashback lalu flashback itu menjadi prediksi di waktu ini?”, “majayo!!! Kok tau?”, “oh, itu cuma tebakkanku. Jadi, kamu tau kalau sekarang hujan makanya kamu datang?” Tanya Taewoo sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil, “gimana ya? Waktu itu… malam ini aku pernah meneleponmu untuk apa gitu aku lupa, lalu kamu bilang kamu kena flu gara-gara hujan” jawabku, “ah~ geurae?... baguslah, aku terhindar dari flu… ahahah” tawanya. “Ih… kau ini, aku bingung nih… kira-kira flashback ini membahayakan atau membantu ya?”, “tergantung… kamu niatnya baik atau buruk. Simple aja”, “benar juga ya” aku mengangguk. “Ayo makan… mumpung masih panas” suruh Taewoo. “Ah… hampir lupa, kamu masih belum kasih tau rencanamu” Taewoo mengagetkanku, “Uhuk, uhuk… ah kau ini. Jangan terlalu buru-buru, kau kira mudah apa?? Aku pusing… aku tidak tahu caranya… belum lagi oppa kan sekarang bareng Cheonmi. Udah ah… makan aja” kataku. Selesai makan, aku pulang dengan Taewoo.

Keesokannya, hari Rabu. Seperti biasa aku bangun kesiangan dan terburu-buru. “Eomma! Aku pergi dulu, annyeong!”, “tapi… sarapanmu!”, “tidak usah, kasih Miyeon aja!!!” teriakku sambil lari keluar. Aku lari secepat mungkin ke halte. Untung pas aku sampai bis-nya juga baru sampai. Tidak ada tempat lagi, aku terpaksa berdiri. Lalu, bis rem mendadak. Aigoo, ada apa dengan supirnya batinku. “Ah! Gongchan oppa” kataku melihat Gongchan masuk bis. Dia berjalan ke arahku. “Oh! Seonji-a! annyeong”, “hehehehe.. annyeong Gongchan-a”, “itu.. kamu sudah melepas perbannya?” Tanya oppa sambil menunjuk kepalaku, “oh.. iya, sudah tidak berdarah soalnya”, “jangan dilepas… nanti infeksi” oppa mengeluarkan hansaplast dari tasnya. “Ini…” oppa menempelkannya ke keningku. Lalu, dia menepuk kepalaku. “Beginikan lebih baik… eheheh” oppa tersenyum. Andai saja kau ingat padaku, selain ditepuk aku juga akan dipeluk batinku. Sesampainya di sekolah, aku masuk ke sekolah bareng Gongchan. Jantungku berdebar kencang, aku sangat gugup. Kami berjalan di depan sekolah. Eum! Aku flashback sesuatu lagi. “Ah…!!! Gongchan-a!” aku berhenti berjalan, “ada apa? Kau kenapa?” oppa ikut berhenti, “ehm… ingat peringatanku baik-baik. Bel istirahat pertama, kau harus langsung ke kelas 12-C ya… dan pindahkan cat-cat yang berada diatas meja. Soalnya, nanti tumpah ke gorden yang di bawahnya…” kataku panik, “apa maksudmu?” Gongchan bingung. “Ya! Seonmangchi!” teriak Dabin datang menghampiriku, “O! annyeong Gongchan-ssi… Seon, ayo ke kelas cepat! Pembagian tugas festival udah diumumin” Dabin menarikku. Kami mulai berlari. Aku menoleh ke belakang, “ingat ya!!! Jangan lupa!!! Gorden itu penting!!!” teriakku.

Aku dan Dabin ke kelas melihat pengumuman di papantulis. Oh… ternyata Dabin bertugas di tempat Circus café dan aku…. Mwo?! Scream house? Aishhh…. Batinku. “Asa! Circus café.. aku suka café!” teriak Dabin, “masa aku di scream house… jadi apa aku? Zombie? Vampire? Sadako?” kataku, “enjoy aja… seru juga tau kalau jadi hantu… kamu bisa menakuti orang yang kau sebal…. Ahahahaha” tawa Dabin, ”apaan sih… serius, aku masa jadi hantu…” keluhku. Beberapa lama kemudian, aku ruang scream house. Murid-murid disitu sedang mendekor kelasnya menjadi rumah hantu. Aku membantu mereka. Mengecat, menempel, menjahit, dan banyak lagi. Tidak disadari bel istirahat pertama berbunyi. “Ah! 12-C!” aku berdiri dari lantai, “May… aku keluar dulu ya. Tolong lanjutin” kataku, “Ok…” jawab May di depanku. Aku berjalan cepat ke kelas 12-C di lantai 4. Aku berdiri diluar. Aku tidak melihat Gongchan batinku. Aku mencarinya lewat kaca. “Eotteohkaji?” kataku. Tak lama, Gongchan datang. Aku menutupi mukaku. Gongchan masuk ke kelas dan dia tampak bingung. Gongchan.. ayolah.. pindahkan catnya, atau aku masuk aja?... ah jangan… nanti jadi gimana gitu… batinku. Aku terus menatap Gongchan. Dan akhirnya dia memindahkan catnya. Setelah itu ada 2 namja yang kejar-kejaran dan masuk ke dalam. Lalu salah satu dari mereka menabrak meja yang sebelumnya ditaruh cat. “Hei… hati-hati!” teriak seorang yeoja yang sedang menjahit gorden di lantai. Ah~ lega akhirnya… batinku. Tapi… aku kan tidak mengalami kejadian ini… kok aku ada penglihatannya ya? Aku bingung batinku. Lalu Gongchan keluar. “Oppa! Eh.. maksudku Gongchan-a” panggilku, oppa menghampiriku. “Eottae?” kataku, “kau… bagaimana kau?? Kok bisa?” tanyanya bingung, “tidak tahu… mungkin cuma feeling”, “jinjja? Daebak! Kau luar biasa” kata oppa kaget, “oh tidak juga…” tawaku. Aku dan oppa balik ke lantai 2. Saat mendekati ruang guru… “oppa! Jangan lewati pintu kantor guru dulu” aku menahan oppa, “wae?”. Kemudian ada seorang yeoja yang berlari melewatinya. *Brakk.. dia terpeleset. Ada tumpahan air ternyata, aku baru sadar. Lalu yeoja itu berdiri dibantu temannya. “Oh!!! Kamu kok…” oppa menatapku, “ayo jalan” aku tersenyum. Saat di depan pintu scream house, “oppa! Jangan masuk dulu!” aku menarik Gongchan ke pinggir. Pintu terbuka dan seorang namja terjatuh karena peralatan hantu bawaannya terlalu berat. “Hah?! Kau…???” oppa menatapku lagi, aku sendiri juga bingung. “Annyeong oppa” kataku lalu masuk ke dalam. Gongchan pergi dengan muka bingung. Eung??? Penglihatanku kok semakin dashyat? Ada apa ini? batinku.

~TBC~

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK