Sebelumnya ........
“lalu dimana orang yang menabrak itu?”
“mungkin diluar ... tunggu saja ..” balas Taecyeon sambil melihat kearah pintu, dan saat itu juga pintu terbuka dan sosok seorang perempuan tinggi dengan rambut pendek sebahu dan paras yang sangat cantik dengan kulit putih susunya menambah kecantikan sosok wanita itu.
“oo ..” kejut wanita itu melihat sudah banyak orang diruangan itu “annyeonghaseo” sapanya dengan menundukan kepalanya.
“nunna ...” seru Wooyoung yang sangat terkejut melihat sosok wanita itu, matanya terbelanga tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tubuhnya mematung dengan matanya yang tak teralihkan pada wanita itu.
“oo wooyoung~ah ..” sapa wanita itu yang juga baru menyadari kehadiran Wooyoung.
Kini mata mereka bertemu penuh sirat dengan tubuh yang mematung ditempat mereka berdiri, hanya mata mereka yang bicara.
Part 2.
“oppa, kau mengenalnya?” sahut Suzy membuyarkan lamunan Wooyoung dan refleks melepas pandangannnya dari wanita itu.
Wanita itu pun tersadar dan kembali bersikap biasa saja. Perlahan dia berjalan mendekati tempat tidur Taecyeon.
“anda sudah baikan?” tanya wanita itu pada Taecyeon
“oo ne ..” Taecyeon sedikit terkejut kerena dia masih bingung kenapa raut wajah Wooyoung tiba-tiba berubah menjadi seperti itu “siapa nama anda?” tanya Taecyeon pada wanita itu.
“o iya, aku sampai lupa mengenalkan diri, aku Lee Jooyeon” ungkap wanita bernama Jooyeon itu sambil menjulurkan tangannya pada Taeceyon
“nee??” kejut Taecyeon saat mendengar perkenalan dari wanita itu.
“nee, waeyo?” bingung Jooyeon saat melihat raut wajah terkejut Taecyeon
“aa,, ani .. aku Taecyeon, Ok Taecyeon” Taecyeon menjabat tangan Jooyeon yang sejak tadi menunggunya.
Jooyeon tersenyum menerima jabatan tangan Taecyeon. Kini matanya menoleh pada Wooyoung yang masih berdiri di tempatnya dan tak melepas pandangannya dari Jooyeon.
“oo kenalkan, ini temanku Wooyoung, Jang Wooyoung” sahut Taecyeon membuyarkan lamunan Wooyoung
“aku sudah kenal, annyeong Wooyoung~ah” sapa Jooyeon dengan senyuman nan menawan yang membuat Wooyoung menjadi salah tingkah
“ne .. annyeonghaseo nunna” balas Wooyoung dengan menundukan wajahnya, Ia tak berani menatap mata Jooyeon.
“chogiyo .. agashi, neon nugundeyeo?” sahut Suzy yang langsung merubah suasana tegang diruangan itu.
“ya ! kau bisa sopan tidak?” desis Taecyeon yang menatap tajam pada Suzy “maaf, dia adikku, namanya Suzy, Bae Suzy” lanjut Taecyeon yang beralih pada Jooyeon
“Suzy, aku antar kau pulang” sahut Wooyoung yang memutuskan niat Jooyeon yang baru saja ingin mengadahkan tangannya untuk berkenalan dengan Suzy.
“nee?” bingung Suzy dengan ajakan Wooyoung.
“Taecyeon~ah, aku pulang dulu, aku akan mengantar Suzy pulang. Kanda!!” seru Woooyung sambil menarik tangan Suzy keluar dari ruangan.
Jooyeon masih berdiri ditempatnya menatap pungggung Wooyoung yang perlahan menghilang dibalik pintu.
***
Suzy dan Wooyoung menaiki bus untuk pulang kerumah mereka yang satu jalur itu. Mereka duduk dikursi paling belakang. Suzy duduk dipinggir jendela. Dia terus menatap keluar jendela. Seharusnya dia senang karena Wooyoung saat ini duduk didekatnya dan menawarkan diri untuk mengantarkannya pulang, tapi justru dia merasakan yang sebaliknya. Dia tak terima Wooyoung merahasiakan sosok wanita yang bernama Jooyeon tadi. Dia yakin Wooyoung tiba-tiba ingin mengantarnya pulang tidak lain karena hanya untuk menyembunyikan sosok wanita itu darinya. Itu yang membuat Suzy tak bergairah sama sekali, sekalipun Wooyoung duduk sedekat saat ini dengannya. Suzy yakin wanita itu pasti sangat berarti bagi Wooyoung, melihat dari ekspresi Wooyoung saat bertemu dengan wanita itu.
“suzy, ayo turun, kita sudah sampai” seru Wooyoung sambil berdiri dari duduknya dan mulai berjalan keluar dari bus.
Suzy pun dengan perlahan mulai beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari bus.
“kau sudah makan?” tanya Wooyoug pada Suzy
Suzy menoleh pada Wooyoung ‘oh my god dia menanyai aku sudah makan atau tidak, ini pertama kalinya, ada apa? Kenapa dia tiba-tiba seperti ini? aku seharusnya senang atau tidak?’ batin Suzy dengan terus menatap Wooyoung
“kau sendirian dirumah, kau bisa menginap dirumahku kalau kau tidak berani sendiri?” tawar Wooyoung
“oppa ..” Suzy menatap menyidik pada Wooyoung
“wae?” bingung Wooyoung
“kenapa tiba-tiba baik padaku?” Suzy mendekatkan wajahnya pada Wooyoung menuntut kejujuran dari kedua mata Wooyoung
Wooyoung meletakan jari telunjuknya pada kening Suzy dan mendorongnya menjauh dari wajahnya.
“ini aku lakukan untuk Taec-yeon bukan untukmu” balasnya dengan memberi penekanan pada nama Taecyeon
Suzy terlihat semakin kecewa, dia masih yakin kalau Wooyoung menyembunyikan sesuatu darinya.
***
Sampai dirumah, setelah makan malam bersama dengan Suzy yang akhirnya menginap dirumahnya, Wooyoung memilih untuk langsung masuk kekamarnya, meninggalkan Suzy bersama orang tuanya diruang tengah.
Wooyoung duduk dimeja belajarnya. HP nya kemudian bergetar. Wooyoung segera membuka 1 buah sms dari Taecyeon.
Taecyeon : Suzy sudah pulang?
Me : dia menginap dirumahku, maaf tidak memberitahumu
Taecyeon : gweonchana, aku senang setidaknya dia tidak sendiri dirumah
Me : bagaimana keadaanmu?
Taecyeon : besok aku sudah bisa pulang, Wooyoung~ah ternyata dia sangat cantik ya, sepertinya kedatangannya hari ini membuatku harus semakin terus memperingatimu, jangan melihat kearah Suzy.
Wooyoung terdiam menerima sms terakhir Taecyeon itu. Dia kemdudian perlahan membuka laci meja belajarnya. Sebuah buku kecil diambilnya dari dalam laci. Perlahan Wooyoung membuka buku itu. Sebuah foto terselip diantara lembaran buku itu. Dalam foto itu, seorang wanita dengan senyuman menawan menghiasi lembar foto itu. Sebuah nama tertulis ddalam foto itu. Jooyeon nunna. Itu yang tertulis.
“nunna, kau kembali tanpa memberi tauku. Bagaimana kau bisa melakukan ini?” ucap Wooyoung lemas sambil memandangi foto itu.
Wooyoung kembali melihat sms Taecyeon tadi. “aku harus menjauhi Jooyeon nunna dari Suzy kalau aku tidak mau kehilangan Jooyeon nunna untuk kedua kalinya” ucapnya yakin.
“nunna, kau tidak berubah, kau tetap cantik, bagaimana aku bisa berhenti mencintaimu dan mengharapkanmu. Aku tak akan bisa ..”
**Flasback**
*Saat Wooyoung berumur 6 tahun*
“jja, lukamu sudah kuperban” seru Jooyeon kecil pada Wooyoug kecil yang kakinya sedang terluka setelah terjatuh dari atas pohon untuk mengambilkan layang-layang untuk Jooyeon.
“uljima ..” Jooyeon mengusap kedua pipi Wooyoung yang basah karena air matanya.
“nunna, menikahlah denganku” seru Wooyoung dengan yakinnya pada Jooyeon
Jooyeon tersenyum senang mendengar lamaran lucu Wooyoung.
*Saat Wooyoung berumur 12 tahun*
“nunna ... menikahlah denganku” seru Wooyoung dibawah payung saat hujan deras menghalangi mereka pulang.
Jooyeon yang saat itu sudah berusia 15 tahun tertegun mendengaran lamaran kecil Wooyoung diderasnya hujan yang turun. Jooyeon kemudian mengembangkan senyumannya. Senyuman yang semakin membuat Wooyoung jatuh cinta padanya. Jooyeon kemudian memajukan wajahnya pada wajah Wooyoung. Jooyeon mengecup kecil pipi mungil Wooyoung, membuat Wooyoung terpatung dengan mata tebelanga menerima ciuman manis Jooyeon.
*Saat Wooyoung berumur 14 tahun*
Wooyoung berlari mengejar mobil Jooyeon yang akan berangkat kebandara. Dengan kerasnya Wooyoung berusaha mengejar kecepatan mobil Jooyeon. Sampai akhirnya mobil itu berhenti sebelum keluar ke jalan besar. Jooyeon keluar dari dalam mobilnya dan perlahan melangkahkan kakinya mendekati Wooyoung yang sedang merungkuk kelelahan dan mengatur nafasnya.
“nunna, kajima ..” pinta Wooyoung dengan nafas yang tak beraturan
“miane wooyoung~ah tapi aku tidak bisa tinggal sendiri disini”
“aku akan menjagamu ..”
“tidak mungkin, tanpa orang tuaku? Itu mustahil”
“nunna ... “
“wooyoung~ah .. aku pasti kembali, saat aku kembali nanti, aku pasti akan langsung mencarimu, percayalah” Jooyeon mengacak lembut rambut Wooyoung
“yaksu “ wooyoung mengeluarkan jari kelingkingnya
“oo yaksu ...” Jooyeon menyambut jari kelingking Wooyoung “kau sanggup menungguku?”
“tentu... dan saat kau kembali nanti, menikahlah denganku nunna” lanjut Wooyoung yang kembali membuat Jooyeon mengembangkan senyumannya setiap kali mendengar lamaran kecil Wooyoung.
**Flashback end**
“menikahkahlah denganku nunna” gumam Wooyoung dengan tetap memandangi foto Jooyeon yang dipegangnya.
***
“suzy~ah!” teriak Hyera memanggil Suzy dengan berlari dari depan pintu kelas “taecyeon oppa, bagaimana keadaanya?” tanya Hyera langsung saat sudah duduk dedepan Suzy.
“molla” jawab Suzy malas
“mwo? kau tidak tau keadaan kakakmu sendiri?”
“aah molla” Suzy menidurkan kepalanya pada tumpukan buku didepannya.
“pasti soal Wooyoung oppa lagi” tebak Hyera yang sudah hafal watak sahabatnya itu.
“molla ..” desah Suzy
Pulang sekolah Suzy segara berlari berniat menjemput Wooyoung kesekolahnya untuk menjenguk Taecyeon bersama-sama. Entah apa yang membuat Suzy merasa harus cepat menjemput Wooyoung hari itu, ada sesuatu yang mendorongnya.
***
Wooyoung keluar dari gedung sekolahnya segara menuju rumah sakit untuk menjemput Taecyeon. Tapi sampai didepan gerbang sekolahnya, sekumpulan murid berkumpul menghalangi jalan keluar. Tapi karena penasaran akhirnya Wooyoung menghampiri sekumpulan murid itu dan mencari tau apa yang membuat mereka berkumpul. Wooyoung mencoba mencari celah untuk mencari tau, dan ternyata sosok wanita tinggi dengan kaki putih jenjangnya tengah berdiri didepan gerbang, dan wooyoung tau siapa sosok itu.
”cantik sekali ...seksi, seksi ..” celoteh para murid yang ternyata sejak tadi memperhatikan wanita itu.
Wooyoung tak suka mendengarnya, dia langsung menghampiri wanita itu.
“nunna !” panggil Wooyoung membuat wanita itu berbalik ke arah Wooyoung dan ternyata benar dia Jooyeon
“woyoung~ah .. “ sapa Jooyeon dengan senyuman manisnya, senyuman yang membuat Wooyoung jatuh cinta
“nunna, tau dari mana sekolahku, dan kenapa kemari?”
“aku tau dari Taecyeon, aku menjemputmu untuk menjemput Taecyeon bersama-sama, hari ini dia akan pulang dari rumah sakit kan?” balas Jooyeon elegan
“ooh nee” jawab wooyoung malu-malu, tapi pandangan wooyoung teralihkan pada seseorang yang terlihat berlari kearahnya sekarang “oh my god !” serunya, Ya wooyoung melihat Suzy dari kejauhan sedang berlari ke arahnya “nunna, kita pergi sekarang saja, kajja!” gegas Wooyoung sambil menarik tangan Jooyeon
“wooyoung~ah, ini mobilku ..” seru Jooyeon sebelum Wooyoung menarik tangannya lebih jauh dari mobilnya yang terpakir didepan mereka.
“ooh gurae kajja” Wooyoung langsung membuka pintu mobil dan menyuruh Jooyeon masuk kedalam mobil, setelah itu dia berlari kesisi lainya dan masuk kedalam mobil.
“kajja nunna!” seru Wooyoung setelah masuk kedalam mobil.
Jooyeon sedikit bingung dengan ulah Wooyoung, tapi akhirnya dia memilih untuk menurut pada Wooyoung dan segara melajukan mobilnya pergi dari depan gerbang sekolah Wooyoung.
Saat mobil itu sudah pergi saat itu juga Suzy datang dan bediri tepat didepan gerbang sekolah Wooyoung. Suzy tak sempat melihat kepergian Wooyoung dengan mobil bersama Jooyeon.
“mungkinkah dia belum keluar kelas?” tanyanya sendiri dengan nafas yang terengah-engah.
Suzy melihat jam tangannya, “ini sudah jam pulang, kenapa oppa belum keluar juga?” gumamnya “baiklah aku akan menunggu disini saja” tekat Suzy.
***
Wooyoung terdiam di dalam mobil, jantungnya berdegub kencang, dia terus menghembuskan nafas cemasnya, Ia tak tau harus bicara apa wanita impiannya yang saat ini sangat dekat dengannya.
“wooyoung~ah ..” Jooyeon mulai membuka suaranya, karena tak tahan dengan kesunyian yang dibuat Wooyoung.
“ooh nee .. “ kejut Wooyong
“tidak ada yang mau kau tanyakan padaku?” tanya Jooyoen sambil tetap menyetirkan mobilnya.
‘pertanyaan? Apa maksudnya, janji lamaranku padanya?’ batin Wooyoung dengan manatap wajah Jooyeon “apa yang harus aku tanyakan?” balas Wooyoung ragu
“kau tidak penasaran, kenapa aku ada di Seoul sekarang?”
‘untuk menepati janjimu kan?’ balas Wooyoung dalam hatinya “aku lebih penasaran, kenapa nunna tidak pernah memberiku kabar? apa nunna membaca semua email ku?”
Jooyeon terdiam mendengar pertanyaan Wooyoung. “aku sudah tidak menggunakan alamat email yang terkahir aku berikan padamu” jawab Jooyeon
“yee ?” bingung Wooyoung
“maaf, tapi aku senang akhirnya bisa bertemu denganmu lagi” Jooyeon menoleh dan memberikan senyuman menawannya pada Wooyoung, membuat jantung Wooyoung berdebug lebih dari sebelumnya. Wooyoung langsung membuang wajahnya dari pandangan Jooyeon.
‘oh tuhan .. dia harus menjadi istriku’ batinnya sambil menutup matanya dan memegang dadanya merasakan degub jantungnya.
***
Mereka sampai didepan rumah Taecyeon. Wooyoung membantu Taecyeon keluar dari dalam mobil.
“gweonchana, aku bisa sendiri .. kau temani saja dia” ujar Taecyeon dengan mengarahkan matanya pada Jooyeon yang sudah berjalan jauh dari depan rumah Taecyeon.
Wooyong menatap Jooyeon yang terus melihat sekelilingnya. Wooyoung menurut pada Taecyeon dan perlahan mendekati Jooyeon.
“nunna ..” panggil Wooyoung pada Jooyeon yang terus berjalan menelusuri jalan itu.
Jooyeon menoleh kebelakang “wooyoung~ah” Jooyeon tersenyum dengan cantiknya membuat Wooyoung sekali lagi terpesona dengan kecantikannya “aku merindukan tempat ini” lanjut Jooyoen “oo .. itu bukankah pohon tempat kau terjatuh dulu? ternyata masih ada” Jooyeon langsung berlari menuju pohon yang ditunjuk tadi.
Wooyoung mengikuti Jooyeon dari belakang. Wooyoung tersenyum senang, karena ternyata Jooyeon tak pernah melupakan tempat mereka menghabiskan masa kecil mereka dulu.
“aku senang, nunna tak pernah melupakan tempat ini” ucap lembut Wooyoung setelah berdiri didekatnya
Jooyeon menoleh pada Wooyoung “bagiamana bisa aku melupakannya, aku ingat kau jatuh dari pohon ini dan menangis karena lukamu yang sekecil ini” Jooyeon menujukan ujung jari kelingkingnya bermaksud mengejek kekonyolan Wooyoung dulu.
Wooyoug tertawa malu mengingat masa kecilnya itu.
“apa sekarang kau masih suka menangis?” goda Jooyeon
Wooyoung menatap wajah Jooyeon “aku sudah 18 tahun nunna .. “
“arrayo ..” Jooyeon mengacak lembut rambut Wooyoung
Wooyoung terkejut dengan perlakuan tangan Jooyeon, Wooyoung pun langsung meraih tangan Jooyoen saat akan terlepas dari rambutnya.
“bogosipda nunna ..” tulus Wooyoung dengan pandangan mata penuh sirat pada Jooyeon dan menggenggam erat tangan Jooyoen yang diraihnya tadi.
“wooyoung~ah ..” Jooyeon sedikit terkejut tapi sekaligus senang mendengar kata-kata manis yang terdengar sangat tulus ditelinganya itu.
***
Sudah jam 6 sore, Suzy masih setia menunggu didepan gerbang sekolah Wooyoung. Ia tau, Ia juga sadar Wooyoung pasti sudah tak ada lagi didalam gedung sekolah itu. Tapi dia masih duduk menunggu meratapi sakit hatinya karena Wooyoung meninggalkannya.
“ini bukan pertama kalinya, kenapa kau harus merasa sakit Bae Suzy” gumamnya sendiri dalam kesedihannya.
Saat itu juga hujan tiba-tiba turun. Suzy menyadarinya dan segara membuka tasnya untuk mengambil payung, lama ia mengacak isi tasnya, tiba-tiba sebuah payung melindunginya dari rintikan hujan. Suzy perlahan menoleh siapa yang memberikan payung itu. Seorang pemuda berseragam sudah berdiri dihadapan Suzy dibawah payung yang melindungi tubuh mereka berdua dari basahnya air hujan.
“tumben tidak membawa payung” ucap pemuda itu dengan senyumannya
“jonghyun~ah ..” kejut Suzy
“dia sepertinya sudah pulang“ ucap pemuda bernama Jonghyun itu
“arra ..” jawab Suzy datar
“lalu kenapa kau tetap menunggunya?” Suzy tak menjawab pertanyaan Jonghyun “kajja!” ajak Jonghyun yang mengerti kalau pertanyaan itu tak akan pernah bisa dijawab oleh Suzy karena Ia tak akan pernah menemukan jawabannya.
“jonghyun~ah ,,” panggil Suzy sebelum mereka pergi
“eoh ..” sahut Jonghyun
“kau tak punya payung lain?” tanya Suzy datar
Jonghyung tertawa kecil mendengarnya “obsso .. kalau kau tidak mau pulang satu payung denganku, baiklah aku pulang sendiri” Jonghyun mulai menjauhkan payungnya dari atas kepalanya Suzy.
“aah andwae ..” Suzy segera berlari berlindung dibawah payung Jonghyun.
Jonghyun tersenyum lucu melihat kelakukan Suzy.
“tapi bagaimana kau bisa ada disini?” tanya Suzy saat mereka mulai berjalan meninggalkan gerbang sekolah itu.
“kau masih bertanya?”
Suzy menoleh pada Jonghyun, dia mengerti maksud Jonghyun, “kau seharusnya mencari perempuan lain yang menyukaimu”
“bagiamana denganmu, kau juga seharusnya mencari pria lain yang menyukaimu”
“neon !” tegas Suzy tak terima kata-kata Jonghyun
“kita lihat saja, pada siapa cinta akan berpihak”
“ya Jonghyun~ah .. aku tidak bisa mencintaimu”
“arra .. “ senyum Jonghyun
“kalau kau tau kenapa masih mengejarku juga?”
“kau bagaimana? Kenapa masih mengejarnya kalau kau tau dia tidak pernah mau melihatmu”
“YA!” kesal Suzy yang hanya ditanggapi dengan senyuman santai dari Jonghyun. Suzy terdiam, dia kesal karena kata-kata Jonghyung benar, dan pertanyaan Jonghyun itu sangat menyakitkan. Tapi Jonghyun tetap tersenyum santai.
“kalau kau sudah menemukan jawabanmu, kau juga bisa tau jawabanku atas pertanyaanmu” ujar Jonghyun yang membuat Suzy menoleh padanya dan diam seribu bahasa setelah mendengarnya.
***
Wooyoung tersenyum dalam lamunannya mengingat kejadian manis tadi siang bersama Jooyeon. Dia berbaring diatas sofa Taecyeon dengan bayangan wajah Jooyeon yang menghiasi ruang pikirannya.
“kemana anak itu kenapa belum pulang juga?” Taecyeon sejak tadi mondar-mandir didepan pintu menunggu Suzy dengan cemasnya.
Wooyoung langsung tersadar saat mendengar suara Taecyeon. Dia langsug teringat saat terakhir kali melihat Suzy siang tadi.
“solma ...” gumam Wooyoung yang berpikir bahwa Suzy mungkin saja masih menunggu didepan gerbang sekolahnya.
Wooyoung langsung bangun dari posisinya dan melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul 7 malam, dia kemudian menoleh keluar jendela saat baru menyadari kalau saat itu sedang hujan.
“kau tak bertemu dengannya hari ini?” tanya Taecyeon sangat cemas
Wooyoung terdiam , dia tak berani harus bicara jujur pada Taecyeon.
“aku akan mencarinya” seru Wooyoung yang langsung berdiri dan meraih mantelnya diatas sofa.
“kenapa harus kau yang mencarinya? aku adalah kakaknya” balas Taecyeon menghalangi jalan Wooyoung didepan pintu
Wooyoung terdiam karena terkejut mendengar kalimat Taecyeon, tapi sesuatu mengalihkan pandangannya “Suzy!” seru Wooyoung saat melihat Suzy yang baru saja datang bersama Jonghyun.
Taecyeon langsung membalikkan badannya, dan memasang wajah lega saat melihat Suzy kembali dengan selamat. Suzy dan Jonghyun berjalan mendekati pintu rumah Suzy.
“kemana saja kau?” tegas Taecyeon ada Suzy yang sudah berdiri didepan pintu, mata Taecyeon kemudian melihat kearah Jonghyun, pemuda yang pertama kali dilihatnya.
Jonghyun menyadari dirinya diperhatikan oleh Taecyeon “annyeonghaseo..” sapa Jonghyun sambil menundukan kepalanya.
“dia Jonghyun, temanku” sahut Suzy, tapi kemudian pandangannya teralihkan pada Wooyoung yang berdiri didekat Taecyeon. Dia semakin merasa kecewa karena ternyata benar Wooyoung pergi menjemput Taecyeon tanpa mengajaknya.
“oppa kapan kembali dari rumah sakit?” tanya Suzy pada Taecyeon
“untuk apa kau tau? bahkah menjemputku saja kau tidak mau” kesal Taecyeon
Suzy sedikit kesal mendengarnya “memangnya lukamu separah itu? lihat saja sekarang kau bisa berdiri dengan tegak, tanpa dijemputpun kau bisa pulang sendiri kan?” kesal Suzy
“ya Suzy!!” sahut Wooyoung tak terima dengan kata-kata tak sopan Suzy pada Taecyeon kakaknya sendiri,
Suzy terdiam mendengar gretakan Wooyoung. “jonghyun~ah, gomawo, aku masuk dulu, sampai besok” seru Suzy pada Jonghyun dan langsung masuk kedalam rumahnya menghantam tubuh Taecyeon yang berdiri dengan raut wajah kecewanya.
Jonghyun pun menurut dan langsung membungkukkan badannya untuk berpamitan dengan Taecyeon dan Wooyoung. Setelah itu Ia mulain pergi meninggalkan rumah Suzy.
Wooyoung mengerti perasaan Taecyeon, dia kemudian menepuk bahu Taecyeon.
“dia mungkin ada masalah” sahut Wooyoung
“mungkin masalahnya adalah kau” jawab Taecyeon sambil membalikan badannya menghadap Wooyoung “sepertinya hari ini dia menunggumu lagi, tapi ternyata kau sudah ada dirumah bersamaku”
Wooyoung terkejut mendengar tebakan Taecyeon yang tepat itu.
“taecyeon~ah ..”
“kenapa harus kau laki-laki yang diidamkannya? Kenapa harus sahabatku sendiri, kenapa harus kau yang hatinya sudah terisi dengan orang lain, kenapa harus kau wooyoung~ah”
Wooyoung semakin terpatung mendengakan kata demi kata yang dilontarkan Taecyeon.
“mian .. terimakasih buat hari ini, aku akan beristirahat sebentar” ujar Taceyeon yang menyadari kalau kata-katanya tadi bisa menyakitkan Wooyoung, tapi dia memang tak bisa meredam kekecewaannya. Taceyeon menepuk pundak Wooyoung sebelum dia beranjak meninggalkan Wooyoung menuju kamarnya.
Wooyung terdiam ditempatnya. Dia benar-benar bingung, apa yang seharusnya dilakukannya. Ia tak pernah berpikir kalau Taecyeon menyimpan kekecewaan seperti itu selama ini. Tapi apa yang bisa dilakukanya kalau dia juga memiliki pertanyaan yang sama seperi Taecyeon ‘kenapa harus aku pria yang diidamkan Suzy? kenapa harus adik sahabatku sendiri?’ dia juga memiliki pertanyaan itu dalam hatinya sejak pertama kali mendapat pengakuan cinta dari Suzy.
To be continue...............................................
***