Yura Pov
aku melihat tulisan china di layar ponsel. Ya Tuhan , tidak salah lagi di samping tulisan china itu terdapat nama Han, Ini pasi Luhan
‘One message from Luhan’
kubuka pesan darinya, isinya adalah Foto kita malam itu ditaman! Aku membalas pesannya “ Xie Xie Luhan gege ^^” aku berharap dia membalas lagi pesanku, namun ku tarik harapanku, mengalami hal seperti ini saja benar-benar aku merasa sebagai fans yang beruntung sedunia.
Jauh dari lubuk hatiku yang paling dalam aku ingin berbasa-basi, seperti menanyakan kabarnya hari ini atau sekedar mengingatkannya untuk makan seperti yang seringku lakukan jika dia mengupdate instagramnya, namun aku wajib hukumnya ingat kata-kata dia semalam ‘Hubungi aku kalau terjadi apa-apa denganmu’ aku tau maksud dia apa, aku hanya boleh menghubunginya ketika terjadi sesuatu denganku yang berhubungan dengan luka-luka di tubuhku akibat kejadian semalam, contohnya jika kakiku ini harus di operasi, atau jika memar di kening menyebabkanku gegar otak, selain hal itu aku tidak boleh menghubunginya. Sebagai fans yang baik aku akan menuruti apa yang dia katakan. Aku harus jadi fans yang tau diri!
“Heh! kenapa senyum-senyum sendiri ?” Sakura mengagetkanku.
“Lihat nih !” aku menunjukan sebuah foto di layar ponsel.
satu detik…. Sakura mengangkat alis kebingungan….
dua detik…. Matanya melebar membentuk huruf O…
tiga detik ….”Kyaaaaaaaaaaaaaaaaa…. omoooooo…… jadi ? jadi semalam benar kamu tertabrak oleh luhan? How Lucky you !!!!!!!” Ia terperanjat kaget, berteriak dengan kerasnya.
“IYAAA, AKU TIDAK BOHONG KAN!” aku membalas berteriak kegirangan, tidak mau kalah dengan suaranya.
Pecahlah suara di kamar Hotel itu. Ketika aku menceritakan semua peristiwa tadi malam.
“AAAAAA KAMU BERUNTUNG MEMANG BERUNTUNG, TAPI KENAPA KAMU TIDAK SEKALIAN BAWA MASUK MEREKA KE HOTEL !!!! TERUS FOTO BARENG SAMA BAEKHYUN DAN KYUNGSOO, BODOOH!” komentar sakura, tidak santai ia menepuk-nepuk kedua tangannya.
“Segitu juga sudah beruntung bisa di gendong Luhan dan bertemu mereka dari dekat, hehe gak berharap lebih ah!” Ujarku dengan senyum yang teruz mengembang.
Luhan PoV
Setelah latihan aku membuka tasku untuk mengambil ponsel aku lihat dilayar ponsel ku tertulis one message. Aku membukanya, dari gadis yang semalam aku tabrak, Yura.
Xie Xie Luhan gege ^^
Oh, aku menutup pesan dari gadis itu. Aku ingin membalas pesannya untuk menanyakan kabarnya, tapi ku urungkan niatku, aku takut apa yang dikatakan baekhyun terbukti, takut dia menghujaniku dengan pesan-pesan seperti seorang fans yang pernah terjadi dulu.
….
Selama beberapa hari ini aku memikirkan perkataan Baekhyun, dugaan dia atas gadis itu tidak terbukti, walaupun gadis itu tahu Line ku tapi sampai saat ini dia tidak pernah menerorku dengan pesan-pesan yang tidak penting “bukannya seorang fans biasanya mengucapkan selamat pagi, menanyakan kabar idolanya, biasanya di weibo dan Instagram para fans melakukan hal itu, kenapa dia tidak sih? apa dia bukan benar-benar seorang fans?” batinku dalam hati, heran. Ah aku seharusnya bersyukur dia bukan fans yang anarkis, bukan merasa aneh seperti ini. Lagi pula gadis itu sudah kuperingatkan untuk menghubungiku hanya jika dia kenapa-kenapa.
Malam hari setelah beraktivitas hari ini aku mengunggah sebuah foto di instagram, belum sampai lima menit, komentar di Instagramku sudah mencapai seribu. Tiba-tiba aku melihat sebuah komentar memakai bahasa korea, yang usernamenya sepertinya familiar dimataku. Aku penasaran apa maksud dari pesan ini.
Yura : Terimakasih Luhan gege, kau sangat baik. Sebagai fans aku tidak akan mengecewakanmu, aku akan menjaganya.
Aku membuka profil gadis itu, benar saja ini gadis yang kemarin aku tabrak, username Instagramnya sama dengan username Linenya. Dia mengunggah banyak sekali foto. Ada foto waktu dia membeli album EXO Mama sampai album EXO overdose kemarin, ada juga foto pada saat dia menonton konser kami di Indonesia beberapa bulan yang lalu. Aku melihat fotonya yang di unggah beberapa saat yang lalu, di Seoul Tower. Apa? dengan kaki yang seperti itu dia masih bisa kemenara seoul? aku membaca tulisan pada foto itu, bahasanya tidak kumengerti aku membuka aplikasi google translate, kurang lebih artinya seperti ini. “Rasa sakit tidak akan menghalangiku untuk mengelilingi Seoul! goooo !”.
Apakah dia baik-baik saja? aku jadi merasa bersalah pada gadis itu, aku merusak acara liburannya. Brukkk.. dentuman benda yang jatuh kekasur membuyarkan lamunanku tentang gadis itu, kyung soo menghempaskan tubuhnya di kasur bersebelahan denganku.
“Hyung, Foto siapa itu yang kau lihat?” kyungsoo mengintip layar handphoneku.
“Gadis yang kemarin” Jawabku.
“oh” komentarnya datar.
“Aku merasa aneh dengan dia, dia mengaku fans berat kita tapi dia sama sekali tidak menggangguku walaupun dia punya id lineku, bukannya seorang fans biasanya mengucapkan selamat pagi, menanyakan kabar idolanya, biasanya di weibo dan Instagram para fans melakukan hal itu, kenapa dia tidak sih? apa dia bukan benar-benar seorang fans, bahkan saat aku mengirimkan pesan kepadanya, dia hanya berucap terimakasih” aku bertanya pada kyungsoo.
“Loh? bukannya bagus ya hyung? jadi dia tidak menggangu. Kau kan bilang? ‘Hanya kalau terjadi apa-apa dia boleh menghubugimu’ kalau sampai saat ini dia tidak menghubungimu, berarti dia tidak apa-apa. Itu artinya gadis itu menuruti apa yang kau katakan.” ujar kyungsoo.
“Iya sih, tapi…”
“Kok kesannya seperti hyung ingin diganggu olehnya?” kyungsoo memotong pembicaraanku, mengernyitkan alisnya.
Aku tertohok mendengarnya, benar juga kata kyungsoo, kenapa aku seperti ini? padahal dia jelas-jelas menuruti apa yang aku katakan. Kenapa rasanya aku ingin di hubungi gadis itu.
“Kyungsoo-ya, apa boleh aku mengirimkan pesan menanyakan kabarnya ?” aku berbisik.
“Loh? terserah kau hyung. Jangan tanyakan aku” Kyung soo mengerutkan kening.
Aku terdiam. Akhirnya, Aku mengirim pesan menanyakan kabar gadis itu.
Yura PoV
Lusa adalah hari terakhir aku disini, ingin ku perpanjang waktu, belum puas menikmati indahnya korea selatan. Aku membaringkan tubuhku diatas kasur, di sebelahku sakura sedang asik memainkan tab nya, besok adalah hari terakhir sakura di negeri ini karena memang kita berbeda jadwal penerbangan baik pergi maupun pulangnya, artinya besok malam aku akan tidur sendirian di kamar ini sebelum pulang ke Indonesia. “Ra sudah packing untuk besok?” tanyaku.
“eoh? sudah kok.”
“besok penerbangan jam berapa?”
“sore, tapi aku berangkat jam 9 dari sini, tidak apa-apa kan aku pulang duluan?” ia berbalik bertanya.
“ iya”
“Makanya dari awal sudah kubilang pesan tiketnya bareng saja, jadinya kita tidak terpisah begini, pergi dan pulangnya” sesalnya.
“Tiket penerbangan pesanan mu mahal, aku kan cari yang promo, yang pentingkan disini nya kita bareng-bareng hehe.. lagian Cuma beda satu hari” ucapku. Tiba-tiba ponselku bergetar, aku membuka pesan masuk.
Luhan: Hai, apakah kau baik-baik saja? tidak ada masalah kan dengan kakimu?
Aku kaget setengah mati, ada pesan dari luhan. Deg! Ubun-ubunku serasa ditiup oleh udara kutub. Jantungku berdegup. Aku kira Luhan sudah menghapus Id Line ku karena urusan kita sudah selesai.
Tanganku bergetar, “hey kenapa?” sakura heran. “Ini dari Luhan, aaaaa gimana ini aku harus balas atau bagaimanaaaa?” lonjakku kegirangan. “Kyaaa, Mwo ? bagaimana bisa? ku kira kau hanya berfoto bersama pada saat itu tanpa saling bertukar kontak! ternyata… dia tahu kontak mu ? balas ayo balas apa isinya aku lihat?” Sakura merebut ponsel dari tanganku
“Ya, balas ! bilang kalau kau tidak baik kakimu masih bengkak dan kau butuh dia untuk bertanggung jawab!” suruhnya,
“ tapi dia sudah bertanggung jawab” jawabku datar. Aku bingung harus menjawab apa, otakku berpikir bagaimana caranya agar obrolan ini bisa berlanjut. Sebelum benar-benar aku menemukan cara, tangan ku tanpa sadar mengetik
‘iya tidak ada masalah dengan kakiku, aku sudah bisa berjalan dengan normal ^^ terimakasih’
dan mengirimkannya kepada luhan. Aku mengggaruk-garuk kepala, Luhan driving me insane ,tonight! Okay, aku tak mengharapkan dia membalasnya lagi. ‘Tarik napas dan hembuskan, ini sudah keberuntungan yang kesekian kalinya mendapatkan pesan dari luhan dan jangan mengharapkan lebih!’ batinku.
“Bagaimana kamu membalas apa?” Tanya sakura, “Aku bilang aku baik-baik saja”.
“Yah kau ini, eh ngomong-ngomong aku boleh minta id line nya Luhan tidak?” pintanya.
“Tidak, maaf aku tidak bisa, aku sudah berjanji tidak akan memberikan linenya kepada siapapun, aku juga tidak akan mengirimkannya pesan-pesan yang tidak penting, ia memberikan line nya kepadaku dan membiarkan aku menghubunginya hanya jika luka di tubuhku bertambah parah”
“Yah, tinggal bilang kalau lukamu kambuh, gampang kan?”
“ck, tidak tidak! jangan berbohong, aku mau jadi fans yang baik! aku mohon satu hal padamu sakura, tolong rahasiakan tentang kejadian aku dan Luhan di seoul, hanya kita berdua yang tahu!” aku memohon kepada sakura. Seharusnya aku membiarkan saja pertemuan aku dan Luhan diketahui oleh orang-orang, supaya aku bisa pamer kepada para fans EXO di Indonesia dan juga teman-temanku, dan sebenarnya aku juga berniat memposting foto Luhan di Instagram, tapi kok rasanya lebih baik kejadian ini biar aku Luhan, kyungsoo, baekhyun dan Sakura saja yang mengetahui.
“hmmm, memang kenapa?”
“Pokoknya rahasiakan aja, yah yah yah! ku mohon! janji ya!”
“Tapi nanti belikan aku album SHINEE ya kalau mereka comeback” sakura mengedipkan mata.
“Hah? hmm yasudah deh.. janji dulu jangan bilang siapa-siapa!” sial, ujung-ujungnya sakura minta imbalan.
“Janji deh!” sakura mengeluarkan jari kelingkingnya dan menarik kelingkingku.
Luhan Pov
Gadis ini membalas pesanku, oh ternyata dia baik-baik saja syukurlah. Lalu aku menanyakan sudah kemana saja selama ini dia di Seoul, akhirnya tak terasa percakapan kami berlangsung panjang, dan kami saling bercerita tentang bagaimana pengalaman pertama kali tinggal di Seoul. Gadis ini menyenangkan, dia fans tapi tingkah lakunya tidak berlebihan seperti sasaeng fans. Entah mengapa aku ingin menemui gadis itu lagi. Oh iya, mungkin gara-gara sepatunya tertinggal di mobil kyungsoo. Sepertinya aku harus mengembalikan sepatu gadis itu.
To Yura:
‘Boleh aku menemuimu lagi? kau masih di seoul kan? lusa aku ada waktu, aku ingin mengembalikan sebelah sepatumu yang tertinggal di mobil kyungsoo’
Kutunggu jawabannya, dan terpaku di depan layar ponsel.
From Yura:
‘Maaf aku tidak bisa, lusa aku pulang, pesawatnya sekitar jam 9 malam, aku tidak mungkin membatalkan penerbangannya hehe. Terima kasih banyak ^^ sepatu nya kau buang saja hehe’
Lusa dia tidak bisa? okay bagaimana kalau besok. Besok aku punya waktu.
Yura Pov
Tak terasa aku dan Luhan sudah berbicara panjang lebar, dengan kata-kata indah apa lagi dapat kuungkapkan perasaan bahagia ini, Luhan betul-betul seorang idola yang baik hati, ramah.
‘Boleh aku menemuimu lagi? kau masih di seoul kan? lusa aku ada waktu. aku ingin mengembalikan sebelah sepatumu yang tertinggal di mobil kyungsoo’
Aku tidak salah baca kan? Luhan mengajak bertemu, lusa. sekali lagi aku ingin berteriak girang, tapi sebisa mungkin kutahan, biar hati kecilku saja yang berteriak bahagia. Sakura tidak boleh tau, nanti dia iri lagi hehe. Lagi pula lusa aku sudah harus pulang, hatiku bahagia sekaligus kecewa, aku tidak mungkin membatalkan penerbangan dan membeli tiket untuk pulang di hari lain, uangku terbatas. Ku tolak tawaran Luhan.
“Luhan, membalas pesanmu lagi tidak?” Tanya sakura. Kukira Sakura sudah tidur, padahal tadi dia sudah menutup wajahnya dengan selimut
“Tidak, haha mana mungkin , dia sudah tau aku baik-baik saja, urusan kita sudah selesai. Cepat tidur ! sudah malam besok katanya mau berangkat ke bandara pagi-pagi” ucapku berbohong.
“eoh? iya oke deh.”
Luhan membalas pesanku lagi
Kalau besok bisa? besok aku ada waktu jam 8 malam, bisakah kau menemuiku? di taman kemarin saja, aku cuma ingin memengembalikan sepatumu.
Ya Tuhan, dia mengajakku bertemu besok? meskipun tujuannya untuk mengembalikan sepatu, aku tidak berharap sejauh ini, aku kira setelah dia tahu aku tidak bisa bertemu dengannya lusa, dia akan membiarkannya begitu saja. Dia begitu baik! langsung saja pesannya ku jawab YA! Aku mau! sepertinya malam ini aku tidak akan bisa tidur, memikirkan bagaimana pertemuanku dengan Luhan esok. Aku berjingkrak di samping tempat tidur.
.........
-Tbc