home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > The Last Day

The Last Day

Share:
Author : Gendis_227
Published : 18 Jul 2014, Updated : 21 Jul 2014
Cast : Jung Eunji (Apink), Jung Yunho, Oh Sehun (EXO K), Park Chorong (Apink),Hyolyn (SISTAR)
Tags :
Status : Complete
2 Subscribes |173934 Views |3 Loves
The Last Day
CHAPTER 3 : End Of The Day

TIIIIIINNNNNNNNNNN…

TIIIIIINNNNNNNNNNN…

 

Terdengarlah bunyi klakson yang cukup memekakkan telinga. Siapa lagi kalau bukan Oh Sehun pelakunya?  Ya, pria itu telah sampai beberapa menit yang lalu di halaman apartemen Eunji. Untunglah letak apartemen Jung Eunji berada di lantai 3, jadi dia mendengar suara klakson mobil yang sudah dihafalnya.

 

Tampak seorang pria terlihat bersandar di pintu mobilnya dan melambai kearah jendela Eunji sambil berkedip genit, sangat keren, dengan setelan casual dan rambut sedikit berantakan yang justru menambah kesan sexy. Sehun tampil rapi memakai kemeja biru dengan beberapa kancing bagian atasnya yang terbuka.

Tak seperti biasanya, yang hanya akan memakai hoodie, topi, dan celana pendek. Benar-benar nampak dewasa. Dan hal itulah yang sedikit membuat mulut Jung Eunji terngaga.

“ Se-sehun ah? Apa benar ini kau?” lirih Eunji tepat dihadapannya.

“ Tentu saja, kau pikir siapa lagi,hm?” jawab Sehun seraya menyunggingkan senyum manisnya.

“ Aku pikir kau sudah lupa denganku dan mencari wanita Jepang yang jauh lebih cantik dariku! “ ujar Eunji. Gadis itu tampak sedikit kesal dengan kedatangan Sehun yang tiba-tiba.

“ Tadinya sih aku berpikir seperti itu!” sahut Sehun dengan tampang polosnya.

“NEO! AISSHH….JINJJA!

Eunji pun bersiap melayangkan pukulannya ke bahu pria itu. Namun dengan cepat, tangannya segera dicekal Sehun.

“ Simpan energimu, aku akan membawamu jalan-jalan seharian ini, bagaimana cantik?”

.

Hening…

.

“Arraseo, kalau memang tidak mau, aku akan pulang saja.” Sehun berbalik dan menarik handle pintunya.

Ooo…Tidak, tidak, dia tidak boleh pergi. Aku harus menghukumnya..ujar Eunji dalam hati.

“ Aiish, namja pabo ini! Apa kau tak lihat aku sudah berdandan rapi,eoh? Bisa-bisanya pergi begitu saja!” sahut Eunji sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

Sehun tersenyum lagi, senyum yang dapat memikat siapapun yang melihatnya.

“Padahal kau sudah membuatku menunggu hampir sebulan lebih.” Cetus Eunji lagi.

Raut wajah Sehun yang tampak berbinar beberapa detik lalu, berubah sedih. Sehun pun mendekatkan dirinya pada Eunji seraya menggenggam kedua tangannya.

“ Mianhae chagi, aku tak bermaksud begitu. Bukankah aku sudah mengatakan bahwa ponselku rusak, dan aku juga lupa nomor ponselmu. Oiya, kudengar kau hampir setiap hari datang ke apartemenku,hmm?”

“ Itu benar, aku mencarimu. Rasanya aku hampir gila karena mencarimu.”

Sehun menarik Eunji lembut ke dalam pelukannya dan Eunji pun balas memeluknya erat.

“ Kenapa kau semakin kurus,pabo?” Tanya Eunji dengan kalimat mengejeknya.

“ Aku kurus karena merindukanmu,sayang.” godanya sembari mencium puncak kepala sang yeojachingu, sangat lembut dan penuh kasih sayang.

“ Aissh…sudahlah jangan menggodaku lagi! Ayo kita pergi!” ucap Eunji seraya melepaskan pelukkannya dengan Sehun.

“ Ne…ne..kajja tuan putri! Silahkan masuk!” ujar Sehun seraya membukakan pintunya untuk Eunji.

 

 

Sehun POV

Aku sangat merindukannya, Jung Eunji, kekasihku. Gadis yang sangat cantik bagiku. Selalu ceria, ketus,cerewet dan sangat perhatian.

“Kau mau kita pergi kemana hari ini,chagi?” tanyaku sambil tetap fokus menyetir.

“…”

“ Bagaimana kalau Lotte world?” tanyaku lagi yang kini tengah menatapnya.

“…”
Namun, masih tak ada jawaban. Kulihat nampak Eunji yang membuang muka dan tak mempedulikanku. Hah..rupanya dia masih marah denganku. Aku pun mencoba untuk bertanya kembali padanya.

“ Mau ke pantai? Bukankah kau selalu ingin mengajakku kesana?”

Kali ini nampaknya bujukanku berhasil. Yah, walaupun tampangnya sama sekali tidak mengiyakan pendapatku.

“ Terserah, kau saja… aku akan menemani kemana pun yang kau mau.” Jawabnya.

“ Jinjja? Kau yakin mau menemaniku kemana saja?” tanyaku sekali lagi untuk meyakinkannya.

Karena selama seharian penuh ini aku benar-benar akan mengajaknya berkeliling kota,pikirku dalam hati.

“ Asal tidak membawaku ke tempat aneh2mu! Awas saja kau membawaku ke game center atau tempat fitness kesayanganmu itu!! Arraseo??” ucapnya yang kini tengah menatapku tajam.

Hahahaha… wajahnya benar-benar lucu ketika sedang kesal seperti ini. Bibirnya terlihat mengerucut imut, jidatnya mengkerut, pipinya sedikit digembungkan, dan mata sipitnya memicing mencoba terlihat galak. Kekehku dalam hati.

“ Aku ada ide bagus.” Sekilas aku melirik ke arahnya, dan tersenyum penuh arti.

“Apa?”

“Bagaimana kalau kita ke pantai, lalu ke Lotte World, kemudian ke Namsan Tower, setelah itu kita makan malam di restoran Italy dan  bla…bla…mmpppphh…. Tiba-tiba tangannya terjulur lalu membekap mulutku dengan erat. Nafasku sedikit tersengal. Aku pun mencoba melepaskan tangannya.

“Diam dan menyetir saja! Kau tak mau mobil kita menabrak pembatas jalan kan?” ujarnya dengan pandangan menatap lurus ke depan.

 

 

Pantai Eurwangni 

Menjadi tempat favorit liburan saat musim panas. Dekat dengan Seoul dan Incheon. Dikelilingi dengan pohon-pohon pinus dan batu-batuan yang sangat indah.

Pantainya terkenal juga dengan kerang-kerang di pasir putihnya, tapi hati-hati kalau berjalan tidak memakai alas kaki.

 

“KYAA… aku senang, sudah lama aku tidak kesini,terima kasih Pabo..” Jung Eunji berjalan disamping Oh Sehun dengan pundak yang berada di rengkuhan kekasihnya itu.

“ Anginnya sejuk ya? Kajja, kita kesana!”

“Hmm…” gumam Eunji seraya menganggukkan kepalanya bersemangat.

Mereka pun berjalan beriringan menyusuri Pantai……Tampak Sehun yang tersenyum tipis melihat Eunji yang bermain air di bibir pantai. Kemudian mereka berdua berjalan mendatangi toko aksesoris di sekitar situ.

“Sehun, kau suka tidak?” Tanya Eunji sambil mengambil sebuah kacamata hitam yang bertaburan permata-permata kecil di gagangnya.

 “ Itu terlalu norak…coba lihat yang ini!” sahut Sehun sembari memakai kacamata  berlensa besar dengan garis-garis kuning di kacanya, yang dapat kita bayangkan bahwa kacamata itu jauh lebih norak dari apa yang Eunji tunjukkan sebelumnya.

“Pffftt….BWAHHHAAAA….”
Tawa Eunji lepas begitu saja dan membahana begitu kerasnya. Dia tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.
Sehun yang melihatnya hanya tersenyum manis penuh arti. Tatapannya tak pernah lepas barang sedetikpun melihat tingkah kekasihnya yang kini tengah menertawakannya tanpa ampun.

“ Hahahaha… Sehun-ah..kau tampak seperti orang bodoh jika memakai kacamata itu! Seleramu benar-benar buruk! Ujar Eunji disela-sela tawanya.

“  Dan sayangnya, kau sangat mencintai orang bodoh itu! Ahahahah…” balas Sehun dengan tawa nistanya.

Eunji hanya melirik tajam kearah Sehun. Dia pun kembali menyibukkan dirinya memilih kacamata yang cocok untuknya.

“ Ah..chagiya! Coba kau pakai ini! Sahut Sehun seraya membawa kacamata aneh di tangannya yang kini tengah berada disamping tubuh Eunji.

“ Tidak mau, aku pasti akan terlihat sangat bodoh, kecantikanku akan berkurang benda aneh seperti itu.”

“ Ayolaaahh….pakai ne? Jebal…” Puppy eyes attack ON.

“  Shireo…Aku jadi tidak cantik lagi nanti…”

“ Tentu tidak, kau pasti akan sangat lucu. Jebal Chaggiii” Sehun mengeluarkan jurus andalannya, matanya yang tajam itu kini terlihat memelas bagai anak kucing yang kelaparan.

“ Nde..nde… berhubung ini kencan special kita, aku akan memakainya.”

“Hahahaha…sini ku pakaikan. “

Akhirnya dengan sangat terpaksa Eunji membiarkan kekasihnya itu memakaikan kacamata aneh itu padanya.

“ Aigoo. Kyeopta! Aku akan memakai yang kuning ini. Kita berfoto ya?! Seru Sehun sembari mengeluarkan ponsel hitamnya dari dalam saku celana.

 “ Shirreo” tolak Eunji.

“ Ohh…ayolah…kau bilang ini kencan special kita kan?? Aku ingin membuat kenangan indah ini bersamamu untuk yang terakhir kalinya…jebal ne?! mohon Sehun  dengan sepenuh hatinya.

“ Kau bicara apa sih?! Baiklah…aku mau!” seru Eunji dengan raut wajah yang sedikit dipaksakan.

Seketika itu juga Sehun merangkul mesra bahu Eunji dan merapatkan tubuhnya…lalu

Klikkk…

Sehun tersenyum lebar, Eunji juga. Dalam hatinya ia sangat bahagia. Ini adalah pertama kalinya mereka mengambil selca di tempat umum. Dan mungkin untuk yang terakhir kalinya juga.

“ Gomawo,Eunji ah…. Aku senang bisa berfoto denganmu. Pasti foto ini akan kucetak lalu ku bingkai dan meletakkannya di kamar.”  Sehun memeluk Eunji dengan mesra dan penuh kehangatan. Seolah dia tidak ingin berpisah dengan sang kekasih.

“ Cheonma…Sehun ah! Kau bisa berfoto denganku kapan saja, karena kau adalah kekasihku…” jawab Eunji seraya tersenyum riang.

“Tapi mungkin ini untuk ter-“

“ Jangan pergi lagi, kumohon.” Potong Eunji tiba-tiba. Entah mengapa hatinya sedikit merasa tak tenang.

“ Kau juga, jangan pernah berhenti mencintaiku, apapun yang terjadi nanti.” Ucap Sehun yang semakin mengeratkan pelukannya.

“ Apa maksudmu?” Eunji memandang wajah kekasihnya tak mengerti.

“ Aniya..hehehe. Kka kita duduk dulu disitu! Apa kau haus?”

“Nde…belikan aku sebotol minuman dingin!” jawab Eunji langsung.

“ Arraseo…kau tunggu disini ya!” ujar Sehun seraya melangkahkah kakinya ke sebuah kios yang tidak jauh dari tempat itu.

.

.

Sesaat kemudian Sehun kembali dengan dua botol minuman dingin di kedua tangannya.

“ Minumlah..”

“ Nde…gomawo”

Tanpa basa-basi lagi, Eunji segera mengambil minuman yang disodorkan padanya. Melihat hal itu, Sehun hanya terkekeh kecil. Bisa-bisanya wanita disampingnya ini minum dengan tidak elitnya. Padahal wanita normal lainnya, jika sedang bersama namjachingunya mereka akan menjaga sikapnya. Termasuk cara makan dan minum.

“ Pelan-pelan chagi! Kau bisa tersedak kalau minum seperti itu.“ sahut Sehun menasehati.

Eunji hanya menatap datar apa yang ada di depannya. Kemudian dia mengalihkan pandangannya pada Sehun yang duduk di sebelahnya.

“ Ehemm… Sehun ah… kau harus berjanji untuk tidak meninggalkanku sendiri lagi. Apa kau tak tahu betapa kesepiannya aku,eoh?” Tanya Eunji tiba-tiba.

“ Aku tidak bisa berjanji soal itu,Eunji. Kau tahu kan aku bukan tipe orang yang selalu menepati janji.”

“Ah, kau ini menyebalkan sekali. Apa kau tidak mencintaiku,eoh?  Ketusnya.

“Bukan begitu,chagiya… Aku bahkan sangat sangat mencintaimu. Lebih dari apapun itu,percayalah ne?” ucap Sehun dengan lembut. Dia mengelus pelan surai kecoklatan milik Eunji. Terasa lembut dan sangat halus.

“ Aku tahu. Tapi tidak bisakah kau berjanji saja?” mohon Eunji dengan tatapan  memelasnya.

“ Bagaimana kalau tiba-tiba aku pergi meninggalkanmu? Atau bahkan mati,eoh? Apa aku tetap bisa memegang janji itu,hmm? tanya Sehun. Dirinya menatap sendu Jung Eunji. Entah apa yang harus dia katakana padanya. Pikirannya begitu kalut, takut kalau-kalau dia salah bicara.

 Jung Eunji tertegun, menghela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

“ Kau takkan mungkin begitu saja meninggalkanku. Apa kau mau membuatku menangis sepanjang hari?”

“ Tapi itu bisa saja terjadi. Tidak ada hal yang mustahil,Eunji ah. Aku sangat mencintaimu dan aku takkan pernah membuatmu menangis sepanjang hari. Kau tahu? Seandainya aku  mati lebih dulu, aku mau kau hidup bahagia meskipun tanpaku. Kau harus kuat, tabah dan tersenyum bahagia demi aku,arra??” ujar Sehun seraya memeluk tubuh kekasihnya dengan erat. Tak lupa ia memberikan kecupan  singkat di keningnya.

Dada Eunji sesak mendengarnya, entah mengapa rasanya ia ingin menangis. Sehun yang telah melonggarkan pelukannya menatap iba sang kekasih. Bagaimana pun juga cepat atau lambat dirinya akan pergi.

“ Eunji ah…bagaimana kalau kita sekarang ke Lotte World saja? Mumpung belum terlalu sore.” Tanya Sehun seakan ingin mengalihkan topik pembicaraann yang membuat hatinya sedikit berderit perih.

“ Tidak…aku lelah. Bagaimana kalau kita langsung ke Namsan Tower saja? tawar Eunji yang mulai bersemangat lagi.

“ Eoh? Kau yakin tidak mau ke Lotte World? Bukankah-

Belum sempat perkataan Oh Sehun selesai, dengan cepat gadis itu memotongnya dan berkata..

“ Aish, dasar pabo! Kita kan sudah pernah kesana berkali-kali. Aku bosan tahu! Ayolah…kita ke Namsan Tower saja,,nde? Kau kan belum pernah mengajakku kesana..”

 Eunji dengan kasar menarik tangannya supaya Sehun segera bangun dari bangku itu.

.

Eunji POV

 Hari ini Oh Sehun sangat berbeda, meskipun masih bawel dan manja, tapi entah mengapa ia benar-benar mengajakku berkencan sesuai yang kuinginkan selama ini. Pertama Pantai Eurwangni, lalu Lotte World #eeh salah coret tidak jadi. Dan sekarang kami dalam perjalanan menuju ke Namsan Tower. Jaraknya dari sini kembali ke Seoul cukup memakan waktu. Kulihat raut kelelahan terpampang jelas di wajah tampannya. Wajah dan bibirnya sedikit pucat, apa karena ia lelah menyetir?

“Gwenchana Sehunnie?”

“Ne, nan jeongmal gwenchana.” Sebersit senyum manis tersungging di bibir yang pucat itu, senyum sangat menawan.

“ Apa kau lelah? Kau tampak pucat Sehunnie. Lebih baik kita pulang saja. Lain kali saja kita pergi ke Namsan Tower” ujarku yang nampak mengkhawatirkannya.

“Keundae Chagi, aku khawatir tidak akan ada lain kali.” Ucapnya pelan tanpa mengalihkan pandangannya ke depan.

“ Ck…bicara apa kau ini? Kalau begitu sebelum kita dari Namsan Tower, kita makan dulu saja. Kau belum makan apa-apa kan?”

“ Baiklah, my princess…kau ini cerewet sekali sih?!” Candanya.

.

Sehun POV

Kurasakan tubuhku yang mulai berkeringat dingin, kepalaku pusing dan pandangan mata yang sedikit kabur. Aku harus kuat, aku harus membahagiakannya, Jung Eunji. Sepertinya penyakitku kambuh lagi, dan sialnya aku lupa membawa obat penghilang rasa sakit ini.

“ Sehunnie, kita pulang saja ya?” Dia kembali menanyakan pertanyaan yang sama berulang-ulang.

“ Aku tidak  akan marah…” lanjutnya.

“ Tidak, kau ingin ke Namsan Tower kan?” Tatapanku masih fokus ke jalan yang ada di depan seraya menggelengkan kepalaku kasar untuk menghilangkan rasa pusing yang semakin menyerang kepalaku.

“ Tidak usah hari ini, kau tampak tidak sehat. Pasti lelah seharian menyetirkan?”

“Sudahlah, aku tidak apa-apa. Jangan bicara lagi, atau kau ingin mobil kita menabrak pembatas jalan karena kau sibuk menceramahiku terus?” ujarku dengan datar.  Kulirik dengan sudut mataku, tampak Eunji yang kini tengah bungkam. Aku mengerti akan sikapnya yang begitu mengkhawatirkanku. Tapi aku tidak ingin rencanaku gagal begitu saja.

Tak berapa lama, kami sampai di area Namsan Tower, sebelum itu kami menyempatkan makan malam di restoran Italy di daerah situ.Yeah, kami sampai disini tepat pukul 6 waktu Seoul. Aku langsung menggandeng tangan Eunji dan mengajaknya masuk ke restoran. Matanya tampak berbinar lucu, aku rasa dia belum pernah masuk ke restoran semewah ini.

Ya, aku sangat tahu mengenai kondisi keuangannya. Dia yang hanya bekerja sebagai pelayan café, mungkin tidak akan rela menghabiskan uangnya hanya untuk makan makanan di restoran mewah seperti ini.

“ Apa kau suka, Eunji ah??” Tanyaku seraya memandangi wajahnya yang tersenyum lebar.

“Ne…aku sangat suka! Ini pertama kalinya aku makan di restoran seperti ini..” sahutnya riang. Tampak Eunji, kekasihku yang tengah melahap spaghetti special restoran ini. Aku hanya mengulum senyum tipis tanpa menyentuh makananku sedikitpun. Melihatnya yang tersenyum bahagia membuatku kenyang seketika. Padahal selama perjalanan tadi, cacing-cacing di perutku tak henti-hentinya berdemo. Namun, rasa lapar itu kini menghilang entah kemana.

“Sehunnie…kenapa kau tidak memakan makananmu? Kau bisa sakit nanti! Ucapnya dengan nada sarat akan kekhawatiran.

Aku hanya mengulas senyum. “ Aku sudah kenyang.”ujarku santai.

“Aishh…kau ini! Jangan karena kau kaya, kau bisa membuang makanan beegitu saja…apa kau tak kasihan dengan orang yang kelaparan? Mencari uang saja sudah susah apalagi mencari makan dan bla…bla…bla..bla” ocehnya tanpa henti.

Aku pun hanya membiarkannya terus mengoceh. Mungkin ini terakhir kalinya aku bisa melihat Eunjiku cerewet seperti itu. Tanpa kusadari, kini tangannya yang memegang garpu tengah terlulur padaku bermaksud untuk menyuapi.  

“Cha…makanlah! Aku tahu kau pasti lapar! Cepat habiskan. Aku ingin cepat-cepat ke Namsan Tower! ujarnya.

.

.

Setelah menghabiskan makan malam kami yang sangat menyenangkan, aku langsung mengajaknya menuju lift dimana akan membawa kami ke menara atas. Melihat gadis itu tersenyum, aku pun ikut tersenyum. Pemandangan kota Seoul di malam hari memang sangat indah. Tapi, sungguh senyuman kekasih cantikku ini jauh lebih indah.

Begitu sampai di puncak menara, sejaun mata memandang adalah pagar dan rangkaian besi menyerupai pohon cemara yang dipenuhi oleh gembok berwarna-warni dan berbagai macam ukuran.

Sementara Eunji berdecak kagum, aku mencoba menggegam tangannya yang kini tengah berjalan berdampingan di sampingku.

‘DEGH!’

Sakit. Kenapa begitu tiba-tiba? Kepalaku sakit sekali, seperti ribuan jarum menusuk-nusuk, kepalaku serasa ingin pecah. Aku mohon Tuhan, jangan sekarang. Jangan hari ini dan jangan dihadapan Eunji.

“Sehun??”

“Ne chagi..” Aku menariknya ke dalam pelukakanku, ku angkat dagunya perlahan. Ketika kurasakan nafasnya bersatu denganku, semua seperti sulit kutahan. Air mataku jatuh begitu saja, aku lihat ia tampak kebingungan. Aku kecup bibirnya perlahan penuh cinta, aku sesap bibir tipis itu lebih dalam, manis.   

Tuhan aku mohon, sekali saja, aku ingin hidup untuknya. Bibir kami masih berpautan, aku tak mau melepaskannya meskipun nafasku mulai tersengal-sengal.

 

Eunji POV

Oh Sehun tiba-tiba mencium bibirku,aku kaget, tapi ada yang berbeda dari ciuman ini, rasanya sangat manis tapi juga asin dan pedih. Ia menciumku dengan penuh kelembutan dan cinta, lama-kelamaan ciuman itu terasa lebih dalam dan menuntut. Aku merasakan pipiku yang basah karena air matanya. Mengapa ia menangis? Ada apa dengannya? Oh Sehun menangis?? Tapi kenapa?? Tanyaku dalam hati.

Bibir kami masih berpautan, aku tak sanggup melepasnya. Perasaanku mengatakan ketika aku melepasnya maka aku tak akan pernah merasakannya lagi meskipun nafas kami sudah memendek, tapi tiba-tiba..

Ciuman kami terlepas begitu saja, tubuhnya ambruk ke pelukanku.

“ Sehun?” Aku masih memeluknya, tapi kurasakan tubuhnya lemas dan jatuh begitu saja dihadapanku. Sepertinya dia pingsan.

“Sehunnie? Waeyo? Kau bilang kau tidak apa-apa? Kau kenapa? Irreona,palliwa juseyo!”Aku terus mengguncang-guncangkan tubuhnya, pucat, sangat pucat bibir yang barusan menciumku kini terkatup begitu saja. Aku mulai menangis sesenggukan dan mengenai pipinya yang pucat. Kurasakan ada sebuah pergerakan dari tubuhnya. 

“ Eun-Eunji ah…uljima,ne?” Suaranya terdengar begitu pelan dan lirih. Aku nyaris tak mendengarnya. Tangannya kini terulur dan mencoba mengahpus air mataku yang kian deras.

“ Sehunnie… ada apa denganmu,eoh? Kenapa kau seperti ini? Kita ke rumah sakit,ya?! Ujarku dengan sedikit panic dan kegelisahan yang melanda hatiku.

“ Aniya… aku tidak apa-apa,chagiya. Kau jangan khawatir,nde? Aku sangat mencintaimu. Jangan menangis lagi, jebal…uljima.”

Aku hanya diam sembari menatap matanya yang kelam dan  kini mulai berkaca-kaca. Tampak ekspresi wajah Sehun yang begitu menyedihkan.

“ Gomawo…jeongmal gomawo untuk hari ini. Aku sangat bahagia bisa menghabiskan waktuku denganmu. Eunji ah..kau jangan sedih,ne? Bukankah aku sudah mewujudkan semua impianmu,hm? Sekaramg biarkanlah aku pergi…Saranghae jeongmal saranghae chagi. Eunji-ah aku akan selamanya mencintaimu. Dan mianhae aku tak bisa bersamamu selamanya…mianhae. Yeongwonhi saranghae,Eunji-ah.” Ucapnya lemah dan kini mulai menutup matanya kembali. Nafasku tercekat, genggaman tangannya yang barusan menggegam tanganku, kini terlepas begitu saja. Aku tak sanggup. Sungguh tak sanggup kehilangan dirinya. Air mataku tumpah ruah, aku memeluknya erat seolah tak mau kehilangan dia.

.

.

Author POV
(Flashback 2 hari sebelum kencan)

“ Dokter Jung, hari ini saja ku mohon.” Sehun memasang wajah memohonnya kepada dokter yang menangani penyakitnya,kanker otak.

“ Tidak bisa Oh Sehun, kau tidak akan sanggup. Tubuhmu itu terlalu lemah bahkan untuk sekedar keluar kamar ini, apalagi kau minta izin keluar rumah sakit.”

Dokter Jung atau yang bernama lengkap Jung Yunho itu, kakak dari Jung Eunji yang memang sangat over protektif terhadap pasiennya yang satu ini. Ia tetap bersih kukuh melarang Sehun untuk pergi.

“ Kumohon, hyung. Kali ini saja. Aku sudah hampir sebulan kau kurung di ruangan steril ini, kau ini dokter atau petugas penjara sih?”

“Bagaimana mungkin kau minta izin keluar Sehun?! Fungsi kerja otakmu terus menurun, kalau sampai berhenti, maka seluruh organ tubuhmu akan berhenti bekerja juga. Dengan kata lain, kau akan meninggal,Oh Sehun.” jelas Sang Dokter yang kini tengah mengkhawatirkannya.

“Aku sudah tidak peduli,hyung! Ini semua sungguh membuatku lelah. Berfungsi atau tidak kalau aku terus berada disini aku bisa mati karena kesal, sama saja kan?! Aku janji akan langsung kembali kesini, setelah menemui adikmu.”

“ Baiklah, besok aku akan ikut denganmu terbang ke Seoul. Aku tidak mau mengambil resiko lagi. Lusa, kuberi kau waktu setengah hari, aku akan menunggumu di Seoul Internasional Hospital. Ingat kau harus kembali ke Seoul Internasional Hospital. Pastikan sebelum kepalamu sakit lagi dan tubuhmu ambruk, kau sudah harus kembali ke rumah sakit,Arra?”

“Tap-tapi…hyung. Bagaimana dengan pasienmu yang la-“

“ Kau satu-satunya pasienku saat ini. Ini perintah,jangan membantah. Dan kau harus menerimanya Sehun ah! Potong Dokter Jung.

Sang dokter yang memang mengetahui penyakit yang diderita namjachingu adiknya itu, sengaja merahasiakannya dari sang adik agar dirinya tidak khawatir. Ia tidak mau membuat satu-satunya keluarga yang ia miliki bersedih hanya karena soal penyakit kekasihnya.

“Hmmm…baiklah.” Ujar Sehun setuju.

Sebuah senyum terkembang di wajah tampan nan manis Sehun saat itu.

.

.

.

Janji tinggal janji, Oh Sehun terus memaksa tubuhnya yang kian lemah untuk memenuhi semua keinginan kekasihnya. Karena ia sudah yakin bahwa kesempatan itu adalah kesempatan terakhirnya untuk membahagiakan wanita yang sangat penting baginya itu.

.

Kediaman Oh Sehun

Suasana rumah mewah itu diliputi duka tergambar dari mendung yang melingkupi seluruh langit pada hari itu. Chorong menunggu kedatangan Eunji dan belum akan masuk memberikan penghormatan terakhir sebelum dia melihat Eunji.

Hari ini adalah hari dimana Sehun akan dimakamkan. Eunji sendiri baru saja sampai ketika tiba-tiba dia melihat Hyolyn melintas di depan sana. Eunji buru-buru turun dari taksinya dan memanggil Hyolyn. Hyolyn menatap Eunji sedih dan mereka pun berpelukan.

“ Apa kau sedih? “ Tanya Hyolyn yang kini telah melepaskan pelukannya.

“…” Eunji hanya terdiam tanpa berniat menjawab pertanyaan yang dilontarkan teman dekatnya itu. Hatinya merasa pilu mengetahui kenyataan pahit ini. Sejenak dia memandang langit memohon kekuatan dan tebaran mukjizat dari malaikat yang sedang menaburkan kebaikan di dunia. Eunji mendesah panjang.

“Kajja kita masuk…kau harus kuat,Eunji!” ucap Hyolyn seraya menggandeng tangan Eunji memasuki halaman rumah mewah milik kekasihnya.

.

.

“ Aku yakin dia sudah bahagia di langit sana. Kau jangan bersedih terus,Eunji. Bagaimana kalau Sehun melihatnya? Dia pasti akan ikut bersedih juga” ujar Chorong mencoba menyemangati.

Park Chorong berdiri disamping Eunji setelah memberikan penghormatan terakhir pada arwah Sehun. Eunji memandang sendu foto Sehun yang diberi bunga dan pita. Tidak seharusnya dia menangis seperti ini. Benar apa yang dikatakan Park Chorong, bahwa Sehun seharusnya sudah berbahagia di langit.

Tapi bagaimanapun juga, Eunji adalah seorang wanita yang mencintai Sehun, sangat mencintainya. Bagaimana perasaanmu jika ditinggalkan oleh seorang yang kau cintai? Sakit, sangat menyakitkan. Begitulah perasaan Jung Eunji saat ini.

“ Dasar bodoh! Wae? Kenapa kau tak bilang padaku kalau kau sedang sakit,eoh? Kau mau terus membohongiku sampai akhirnya kau pergi seperti ini? Jawab aku Sehun-ah! Kenapa kau diam saja,hm? Jangan tidur seperti ini! Ppali ireona! Ini sudah siang,Sehun! Hiks..”

Sehun, pria itu kini terbujur kaku dengan balutan tuxedo mahalnya di dalam peti mati. Eunji terus memandangi sosok Sehun. Pertahanannya runtuh, air matanya terus-menerus mengalir membasahi pipinya yang kian memucat. Bibir tipis yang kemarin merona merah kini juga ikut pucat. Susah payah ia bekap mulutnya sendiri agar tangisnya tidak mengeluarkan suara. Detik berikutnya Umma Sehun memeluknya, dan menngusap-ngusap lembut rambutnya.

“Uljima,Eunji. Sehun pasti tidak akan suka melihatmu menangis.” Dihapusnya butiran bening yang mengalir dari kedua mata bening Eunji.

“ Maafkan aku Umma, karenaku Sehun kollaps. Karena menuruti keinginanku dia jadi…hiks”

“Bukan, ini semua bukan salahmu, Sehun memang divonis menderita penyakit mematikan itu 4 bulan yang lalu, maafkan dia, karena tidak memberitahumu. Ia tidak mau membuatmu khawatir. Sudahlah hapus air matamu, jangan membuatnya bersedih di alam sana.” Ujar Umma Sehun.

“Hiks…SEHUNNIEEE…KAJIMA…JEBAL KAJIMA..hiks..”

Eunji ambruk dipelukan calon ibu mertuanya yang menagis hebat melihat kekasih putranya histeris.

.

.

“ Kau takkan mungkin begitu saja meninggalkanku. Apa kau mau membuatku menangis sepanjang hari?”

“ Tapi itu bisa saja terjadi. Tidak ada hal yang mustahil,Eunji ah. Aku sangat mencintaimu dan aku takkan pernah membuatmu menangis sepanjang hari. Kau tahu? Seandainya aku  mati lebih dulu, aku mau kau hidup bahagia meskipun tanpaku. Kau harus kuat, tabah dan tersenyum bahagia demi aku,arra??”

Ia memandang langit malam sejenak, tanpa perasaan takut Eunji nekat berdiri di tengah jalan raya yang terlihat cukup ramai. Pikirannya kalut, sejak pulang dari pemakaman Sehun, dirinya berjalan-jalan tidak jelas. Sampai akhirnya, karena keputusasaan dan cintanya yang mendalam pada Sehun, dirinya nekat bunuh diri.

“Aku akan ikut denganmu,Sehun…”

Brakk..krakk

Koor pekikan manusia-manusia yang menjerit ngilu terdengar bersamaan dengan suara derak besi yang mengerikan.

Flasback Off

 

Sirat pedih terpancar disana, menyerukan kekosongan akan batin yang tertinggal sendirian. Mata bening itu tak seindah seperti dulu, kini terlihat memerah kelam menjabarkan rasa sakit yang tak terkira.

Awan mendung berarak terbawa angin melewati bersamaan dengan nafas penuh beban yang ia hela. Gadis itu menunduk, begitu dalam seolah dengan begitu ia dapat menyemnbunyikan kenyataan pahit yang ia lihat.

“Hahaha…bahkan ini sudah sebulan berlalu” Siapa yang akan menduga jika satu tawa mengalun dengan begitu pedihnya, seharusnya gadis itu menangis, atau mungkin meraung keras setelah sebelumnya menampakkan mimik yang terlihat begitu menyedihkan.

Eunji, bahunya terguncang pelan..disaat bersamaan tawanya semakin mengeras dan terdengar semakin tak waras.

“Ini tidak mungkin,haha…Sehun-ah! Cepatlah kembali! Nan-jeongmal bogoshiposo..”

Kalimat ringan terdengar dilirihkan, dengan tawa yang terdengar sumbang, begitupun dengan bibirnya yang terangkat mengulas senyum pedih. Wajah itu semakin terlihat menyedihkan dengan lelehan liquid bening yang kini tengah  mengaliri pipinya. Semakin mengeras tawa yang terdengar semakin air mata mengalir gencar.

“Tidak mungkin,haha~ tidak mungkin Oh Sehun..TIDAK MUNGKIN!”  Dan setelahnya tubuh itu merosot jatuh, dengan bahu terus terguncang hebat, gadis itu terisak begitu memilukan.

BRAKKK…

Terdengar debuman pintu terbuka yang sangat keras. Jung Yunho datang tergopoh-gopoh ke kamar adiknya. Mata musangnya menelusuk tajam setiap sudut kamar tersebut. Dan GOTCHA! Dia menemukan adiknya yang kini terduduk sambil memeluk lututnya di balkon kamar.

“Tidak mungkin…” lirihnya pelan.

“Katakan ini tidak benar! Bagaimana mungkin…” kalimat itu tak sanggup ia lanjutkan, sesuatu seolah tengah mencekat kerongkongannya, membuat suaranya terdengar semakin serak dan memberat.

Kekasihnya..
Sehun-nya…
Bagaimana mungkin ia telah…mati
Gadis itu – Eunji masih tidak mempercayainya..

Jung Yunho tampak kalut melihat bahu adiknya yang bergetar hebat. Dengan gerakan cepat ia berjongkok dan memeluk adiknya erat.
“Ssst..tenanglah..Eunji-ah…oppa disini..” ujar Yunho mencoba menenangkan adiknya.

“DIA TIDAK MUNGKIN MATI OPPA! SEHARUSNYA AKU MATI SAAT ITU JUGA!”

Eunji berteriak histeris, kedua tangannya memukul kencang bahu sang kakak. Dirinya tengah terisak keras di dada Yunho.

“Kembalikan Sehun-ku..” lirihnya terus memandang langit.

“Cepat kembalikan Sehun-ku.”

Hening…

“KEMBALIKAN! KEMBALIKAN SEHUN-KU OPPA!  Ucapnya kini semakin histeris.

“ Eunji-ah…tenanglah..oppa mohon! Uljima ne?! Oppa mohon kau jangan seperti ini terus. Kau bisa sakit lagi nantinya. Lupakanlah Sehun!” sahut Yunho pelan.

Eunji berdecih, kata-kata menenangkan dari bibir Yunho sudah tidak berguna lagi baginya. CUKUP! Sudah ccukup baginya ia merasakan hampa yang begitu menyiksa selama ini. Sebulan, padahal sudah sebulah lebih semenjak kematian Oh Sehun. Namun, gadis itu tetap tidak bisa melupakannya.

“ Aku tahu, aku sangat tau itu oppa! Mianhae..tapi aku tidak bisa melupakannya,oppa..” Dan kembali gadis itu merasa kesal dengan segala-galanya, lagi-lagi menangis. Dia mengusap matanya dengan kasar. Dan dengan segera melepaskan pelukannya dengan Yunho.

Yunho hanya diam sambil menatap sendu adiknya. Tanpa disadari olehnya, Eunji berjalan kemudian duduk diatas pembatas balkon menghadap Yunho yang berdiri tak jauh darinya. Gadis itu menghela nafas, lalu memejamkan matanya erat.

“Aku mencintaimu Oh Sehun, aku mencintaimu Oppa! Mianhae…aku sudah tidak sanggup lagi.”

Kemudian hembusan nafas terdengar bersamaan dengan jatuhnya tubuh itu. Seolah menerjang lapisan udara yang tak terlihat, tubuhnya seperti benda yang jatuh terbawa arus gravitasi. Dan setelahnya…derakan tuklang yang hancur terdengar begitu mengerikan.

“ANDWAEEEE…!!!”

Tidak mungkin…

Jung Eunji…

Pria itu terlambat…Jung Yunho tidak dapat menyelamatkan adiknya.

 

~THE END~

 

 

Gomawo for all readers yang udah baca! Mohon love dan reviewnya di kolom komen ya?! Cerita ini hanya fiktif belaka. Kalau ada kesamaan mungkin hanya sebuah kebetulan. Maaf kalau ceritanya pasaran…dan typo bertebaran dimana-mana. hehehe

Sekali lagi jeongmal gomawo ^^

#ShinzuiWhiteConcert #Putih itu SHINZUI #shinzuibodycleanser #shinzuibodyscrub #shinzuibodylotion

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK