Disneyland, Tokyo
AUTHOR POV
‘’ Jadi bagaimana? Sudah kenyang? ‘’, kata Sehun sambil menatap Dasom yang sedang duduk dihadapannya, bersandar dan menepuk perutnya sendiri, ketika Sehun bertanya Dasom hanya mengangguk dan memperlihatkan senyum polosnya. ‘’ Gadis ini sungguh menggemaskan’’, batin Sehun.
Maksud Sehun membantu Dasom adalah pergi ke Disneyland Tokyo dan menurut perkiraannya membawanya bermain akan membuat hatinya sedikit lebih tenang dan mengurangi bebannya. Sebelum menaiki wahana terdengar suara gaduh yang berasal dari perut Dasom yang menandakan bahwa cacing di perutnya tengah mengadakan konser dan kemudian terdengar juga dari perut Sehun, merekapun langsung tertawa malu. Sehun membawa Dasom kesebuah restaurant yang berada dikawasan Disneyland Tokyo dan mulai memanjakan perut mereka.
Sehun tidak percaya bahwa kadar kelaparan gadis ini melebihi dirinya. Dia menghabiskan 3 piring nasi kari. Saat Dasom makan, mata Sehun tidak lepas darinya, ia selalu memandangi bagaimana cara gadis itu makan dan setelah menghabiskan 1 porsi piring nasi kari, ia mengeluarkan jurus aegyo ke Sehun demi mendapatkan izin menambah nasi kari. Setelah mereka selesai makan Sehun melihat ada noda kari yang tertempel di sudut bibir Dasom, sesaat sebelum Sehun memajukan posisi duduknya dan mengulurkan tangannya bermaksud membersihkan noda tersebut Dasom terlebih dahulu menyadarinya. Sial.
‘’ Jadi, wahana apa yang akan kita naiki? ‘’, ucap Dasom. Sehabis menikmati makan siang, akhirnya mereka memutuskan untuk memulai petualangan wahana.
‘’ Roller Coaster? ‘’, ucap Sehun dengan wajah polosnya.
‘’ Bodoh. Kita baru saja memasukan makanan dan kau ingin mengeluarkannya lagi dengan menaiki wahana itu? ‘’
‘’ Hey, kau memanggilku apa tadi? Bodoh? ‘’, dengan nada yang dibuat-buat marah sambil mencubit pipi Dasom. Entah darimana adanya nyali itu untuk mencubit pipi gadis itu.
‘’ Ahh appo, iya memang kenapa? ‘’, geram Dasom sambil mengelus pipi yang tadi menjadi target cubitan Sehun yang sebenarnya menutupi rona merah yang tiba-tiba datang karena perlakuan Sehun tadi.
‘’ Terserah, bagaimana kalau kita menaiki Western River Railoard? ‘’
‘’ Okay, Joah!! ‘’
Karena mereka pergi bukan dihari libur, tidak usah menunggu terlalu lama dan mereka sudah mendapatkan giliran untuk menaiki wahana tersebut. Wahana kereta berjalan ini hanya memutari daerah western buatan. Sehun yang sedari tadi melihat bagaimana Dasom menikmatinya dengan iseng Sehun mulai berbuat ulah dengan kamerannya dan-
KLIK!
Bingo. Sehun mendapatkan gambar Dasom yang sedang menikmati wahana tersebut dengan wajah yang berserseri dan rambut yang sedikit terkibas karena angin. Pemandangan ini lebih indah.
‘’ Yaa!!! Apa yang kau lakukan? ‘’, pekik Dasom saat mengetahui bahwa Sehun telah mengambil foto dirinya tadi.
‘’ Memotret objek yang indah, apa lagi? ‘’, kata Sehun dengan senyum polosnya.
BLUSH~
Karena ucapan Sehun tadi, Dasom menunduk dan mencoba untuk menyembunyikan rona merah di pipinya. ‘’ Sial, ia selalu saja membuatku seperti ini ’’, batin Dasom.
‘’ Hey, masih ingin menunduk? Perjalanan sudah selesai ‘’, kata Sehun sambil terkekeh.
Dasom hanya menatap Sehun sebal dan langsung turun dari kereta itu kemudian pergi meninggalkan Sehun, seketika sadar ia ditinggal oleh Dasom ia pun langsung mengejarnya.
Akhirnya, mereka sampai di wahana Dumbo the Flying Elephant. Sehun sedikit mengerutkan dahinya, untuk apa Dasom membawanya ke wahana yang terlihat lebih cocok untuk anak-anak dan bukan orang dewasa seperti mereka.
‘’ kajja!! ‘’, kata Dasom sambil menarik lengan Sehun.
Tidak menunggu terlalu lama akhirnya mereka dapat menikmati wahana gajah terbang yang berlangsung selama 3 menit ini. Sehun sedikit tidak menikmatinya karena image kerennya sudah hilang karena menaiki wahana ini. Tapi semua itu terbayar saat melihat gadis disebelahnya tertawa dan berteriak saat gajah yang mereka naiki mulai terbang dan melihat senyum gadis ini, Sehun tidak berfikir panjang dan langsung saja mengambil foto Dasom sebanyak mungkin. Dasom tidak menyadari bahwa sedari tadi ada seseorang yang mengamatinya dan mengambil fotonya, ia terlalu sibuk dengan dunianya sendiri dan Sehun sungguh mendapatkan hasil yang benar-benar memuaskan.
Setelah wahana itu selesai, mereka tidak tahu harus menaiki wahana apa lagi terlalu banyak wahana disini dan lumayan ramai. Akhirnya, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan. Kecanggungan mulai menghampiri mereka, Sehun dan Dasom hanya saling melirik dan saat mereka berdua mengetahui bahwa mereka melirik satu sama lain mereka hanya tertawa dan menunduk malu.
‘’ Jadi, kau hanya berlibur disini? ‘’, kata Dasom sambil memakan permen kapas yang tadi Sehun belikan untuknya.
‘’ Ne, aku direkomendasikan oleh temanku untuk mencari objek-objek menarik di Tokyo ‘’, ucap Sehun sambil memakan permen kapas miliknya.
‘’ Jadi kau seorang Photographer? ‘’, dan Sehun hanya mengangguk karena terlalu sulit membalas dengan ucapan karena ia sedangmenhunyah permen kapas yang ada dimulutnya.
‘’ Kau berkuliah disini berapa tahun? ‘’, Tanya Sehun.
‘’ Tidak bisa dibilang lama, baru sekitar 1 tahun lebih ‘’
‘’ Ahh, lalu kau tadi menangis kenapa? Kau dikucilkan oleh teman-teman universitasmu? ‘’, ledek sehun dengan tawannya.
‘’ Apa? Tidak! Bukan itu ishh kau ini ‘’, kata Dasom sambil memukul pelan lengan Sehun dan Sehun pura-pura merintih kesakitan.
‘’ Masih tidak ingin bercerita? ‘’, tawar Sehun.
Lelah berjalan akhirnya mereka memutuskan untuk duduk di kursi panjang sambil tetap memakan permen kapas. Sehun masih terus mencoba untuk membuat Dasom menceritakan apa yang membuatnya menangis saat di Ueno Park tadi, bukannya Sehun ingin tahu ia hanya ingin gadis yang sedang bersamanya ini terlihat senang dan bahagia bukannya berjalan-jalan bersama hal-hal yang masih membuat gadis itu gelisah. Dengan segala macam cara untuk meluluhkan Dasom, akhirnya Dasom-pun bercerita, mungkin benar kat Sehun itu akan membuat hatinya sedikit lebih tenang.
Dasom menceritakan mulai dari awal pertemuan ia dengan mantan pacarnya sampai bagaimana ia dipermainkan. Sehun yang mendengar cerita Dasom mulai geram ” bagaimana bisa lelaki bodoh itu mempermainkan gadis semanis dan secantik dia? Bahkan mempermainkannya sampai membuatnya jatuh cinta. Bodoh! ‘’, batin Sehun. Demi kenyamanan Dasom bercerita akhitnya Sehun memutuskan untuk bersikap tenang dan sesekali mengelus punggung tangan gadis itu. Ia tidak bermaksud untuk membuat gaid situ bersedih saat mengingat kembali bagaimana Dasom dipermainkan.
‘’ Jadi, kau sudah melupakannya? ‘’, tanya Sehun dengan kesan dinginnya.
‘’ Sedang dalam masa percobaan, kau tahu? Susah melupakan seseorang yang telah bersama kita dengan waktu yang tidak sebentar dan mencintainya, pada akhirnya kau disakiti. Kenangan itu pasti selalu menjadi kenangan terhebat dalam hidupku ‘’, sambil menundukkan kepalanya dan menahan air matanya, Dasom hanya tersenyum getir.
Sehun hanya memandang sedih gadis yang ada disampingnya itu. Jika kau melihat gadis yang kau sukai dan kau melihatnya sedang sedih, cobalah untuk memeluknya dan menyalurkan rasa hangatmu, itu akan membuatmu lebih tenang, kata-kata dari temannya itu tiba-tiba ada didalam pikirannya. Sehun yang notabenya belum pernah mermeluk seorang perempuan kecuali ibunya mulai dselimuti rasa takut, bagaimana jika gadis itu menolaknya? Atau menamparnya karna sudah memeluknya dengan lancing.
Sehun mulai menepis jarak diantara mereka, wangi sabun Sakura langsung menusuk hidungnya saat memeluk Dasom dari samping, membawa kepala gadis itu ke bidang dadanya dan menyalurkan rasa hangat dan sayang pada gadis yang baru dikenalnya itu, mengusap kepalanya sesekali menepuk pundak gadis itu untuk menyadarkannya untuk tidak bersedih lagi. Sehun menundukkan kepalanya, mendekatkan mulutnya pada telinga Dasom dan membisikan, ‘’ Biarkan aku untuk menjadi pengganti lelaki bodoh itu ‘’. Setelah mengatakan itu Dasom terlonjak kaget dan langsung menegakkan tubuhnya dan melihat Sehun tidak mengerti, Sehun juga membalas Dasom dengan tatapan tidak mengerti. Mereka berdua sama-sama tidak mengerti.
Lama beratatap-tatapan, mereka-pun tersadar karena adanya bunyi musik yang keras dari arah kanan. Mereka langsung berdiri dan melihat suara keributan musik apa yang menyadarkan mereka.
‘’ Astaga! Sehun liat itu ada parade! Ayo kita lihat ‘’, dengan senangnya Dasom langsung lari dan masuk dalam rombongan orang-orang yang ingin melihat parade itu.
‘’ Hey tunggu!! ‘’, Sehun sudah mulai tenang, sekarang gadis itu sudah kembali seperti normal. Hyperactive.
Sehun kaget dalam sekejap gadis itu sudah hilang dari pandangannya, ia pun bingung dan memaksakan dirinya untuk melawan orang-orang didepannya. Setalah mencari kebarisan-barisan ia menemukan Dasom, dan ternyata gadis itu ada dibarisan paling depan dengan melambaikan tangannya ke pemain parade, tidak mau hilang dari gadis itu Sehun memaksakan dirinya untuk memaksakan dirinya berada disebelah gadis itu. Setelah mendapat posisi di sebelah Dasom, Sehun mulai menggenggakm tangan kiri Dasom menggunakan tangan kanannnya dan tangan kirinya memposisikan dikamerannya untuk mengambil beberapa foto dari parade terasebut. Dasom tidak menyadari bahwa sekarang ada tangan yang sedang menggenggamnya karena ia terlalu sibuk menikmati parade tersebut.
‘’ Jadi, wahana apa yang kau lagi selanjutnya? ‘’, tanya Dasom. Setelah menikmati parade itu sampai selesai mereka memutuskan untuk berkeliling mencari wahana yang lainnya, Dasom masih tidak menyadari bahwa tangan Sehun masih menggenggam tangannya dan dengan tidak sadar Dasom membalas genggaman Sehun.
‘’ Lihat! Big Thunder Mountain. Aku rasa makanan kita tidak akan keluar saat menaiki wahana itu bagaimana? kau tadi yang mengajakku bukan,Oh Sehun? ‘’, selidik Dasom.
‘’ Cihh, kau menantangku Dasom-san? Baiklah! ‘’, tantang sehun kembali.
Permainan ini cukup diminati banyak pengunjung disini jadi mereka harus menuggu sekitar 15 menit untuk bisa menikmatinya.
SEHUN POV
Gadis ini benar-benar polos, aku tidak menyangka bahwa ia lebih tua dariku setahun gaya dan style-nya serta sifatnya mencerminkan bahwa ia jauh lebih muda dibandingkan aku. Menggenggam tangannya-pun memeberikan kesan tersendiri untukku ia tidak memberontak ataupun menolak saat ku genggam tangannya, justru ia malah mengenggam balik tanganku sungguh ini menjadi pengalaman terbaikku di Jepang. Aku masih heran sudah lebih dari setengah hari kita berjalan-jalan tapi wangi Sakura masih benar-benar melekat di tubuhnya juga kulit yang halus dan lembut.
‘’ Lihat! Big Thunder Mountain. Aku rasa makanan kita tidak akan keluar saat menaiki wahana itu bagaimana?kau tadi yang mengajakku bukan,Oh Sehun? ‘’
Astaga gadis ini ternyata benar-benar menantangku
‘’ Cihh, kau menantangku Dasom-san? Baiklah! ‘’, ucapku dengan nada menantang untuk menghilangkan rasa takutku. Sebenarnya tadi aku hanya bercanda untuk menaiki roller coaster dan ternayata ia benar-benar masih ingat dengan ucapanku tadi dan sebagai lelaki yang pemberani-maksudku-terkadang, aku harus naik wahana ini. Tuhan jangan biarkan aku mati
Sekarang kami sudah duduk sudah duduk, untuk menghilangkan rasa gugup akupun tiba-tiba menggenggam tangannya dan sabuk pengaman besi sudah terbasang dengan kuat.
DASOM POV
Aku mulai sedikit tertarik dengan lelaki ini, sifatnya yang dewasa, kelakuannya yang terkadang lucu dan menyebalkan, berbanding terbalik dengan ‘dia’. Aku baru menyadari saat parade tadi telah selesai Sehun menggenggam tanganku aku langsung tertunduk untuk menyembunyikan rona merah diwajahku, saat ini aku tidak bisa memberontak atau menolak dan akhirnya kubalas genggaman tangannya. Genggaman ini….hangat.
Setelah lama berjalan akhirnya aku baru tersadar, sebelumnya ia mengajak untuk bermain roller coaster. Baiklah ini waktu yang tepat untuk bersenang-senang, sudah lama aku tidak menaiki wahana itu dan aku ingin menantang dia apakah ia berani atau tidak.
‘’ Lihat! Big Thunder Mountain. Aku rasa makanan kita tidak akan keluar saat menaiki wahana itu bagaimana?kau tadi yang mengajakku bukan,Oh Sehun? ‘’, tantangku.
Setelah berkata begitu aku melihat perubahan ekspresi wajahnya, terlihat sedikit ragu dan gugup.
‘’ Cihh, kau menantangku Dasom-san? Baiklah! ‘’, balas Sehun yang menurutku nada bicaranya menutupi rasa gugup atau takutnya, akupun hanya terkekeh geli. Lelaki ini mencoba untuk berani rupanya.
Kami-pun sudah berada di barisan kedua dari depan, saat sabuk besi mulai diturunkan tiba-tiba aku merasa tangankku digenggam erat lalu kutengokkan kearah Sehun dan ternyata ia sedang gugup, aku hanya tertawa kecil saat melihat ekspresi mukanya yang tegang dan menggenggam tanganku sangat erat.
‘’ Tenanglah Sehun, kau tidak akan mat-aakhh! Sakit jangan terlalu keras ‘’, kataku sambil sedikit berteriak karena saat roller coaster ini mulai berjalan Sehun mengeratkan genggamannya.
‘’ M-maaf ‘’, katanya sambil terbata.
Wahana ini mulai menaiki sebuah bukit, aku semakin tertawa melihat ekspersi tegang Sehun, dan saat wahana mulai turun dan mempercepat kecepatannya Sehun hanya menyembunyikan mukanya disela pundakku dengan genggaman yang semakin erat dan memejamkan matanya, padahal semua orang disini berteriak dan tertawa bahkan mengangkat tangan mereka keatas sambil menikmatinya. Aku ingin melakukan sama seperti yang mereka laukan, tapi apa daya kedua tanganku sudah menjadi milih Sehun.
‘’ Jadi, bagaimana sensasinya? ‘’, ledekku.
‘’ Benar-benar tidak lucu ‘’, ucap Sehun sambil mengerutkan bibirnya.
‘’ Hahaha, maafkan aku baiklah-baiklah aku akan mentraktirmu ice cream bagaimana? ‘’
‘’ Tidak! Sekarang sudah cukup aku ingin keluar dari tempat ini ‘’, katanya dengan nada sebal.
‘’ Apa? Tidak tidak! Kita baru menaiki beberapa wahana disini ‘’, tolakku dengan mentah-mentah sambil melipat kedua tanganku di dada. Bagaimana tidak, kita hanya menaiki beberapa wahana dan dengan seenaknya ia mengajakku pergi dari sini. Tidak.
Aku cukup kesal dengannya hari ini, dengan cepatnya ia menarik tanganku keluar dari Disneyland, aku mencoba untuk memberontak tapi tenaganya jauh lebih kuat dibandingku dan saat aku mencoba lebih keras memberontak ia mengancamku akan menggendong keluar dari sini, tentu saja aku pasrah dan mengikuti kemauannya dari pada aku harus menanggung malu dan pipi yang merah seperti kepiting rebus.
Aku hanya diam sambil melipat kedua tanganku di atas dada, tidak mempedulikannya yang sedang membujukku. Aku hanya membuang mukaku, dia tetap tidak menyerah untuk menggodaku sekali-kali ia menggelitik pinggangku dan terkadang mencubit pipiku bahkan menarik-narik lengan bajuku layaknya anak kecil yang sedang merengek dengan ibunya. Dengan menjaga image maraku, aku memutuskan untuk tetap diam dan tidak memperdulikannya.
‘’ Hey, kau masih berhutang budi padaku! ‘’, seru Sehun dengan tiba-tiba.
‘’ Eoh? ‘’, aku langsung menolehkan kepalaku dan menatap dai dengan tajam. Hutang apa? Apa aku harus membayar ganti rugi 3 piring nasi kari dan permen kapas yang tadi dia belikan untukku?
‘’ Kau tadi sudah membawaku menaiki wahana yang hampir membuatku mati, dank au sekarang harus membawaku ke tempat yang paling indah dan bagus cocok untuk photographer tampan sepertiku ‘’, katanya dengan tampang percaya diriya.
‘’ Cihh, tidak mau! Aku masih marah denganmu ‘’
‘’ Ayolaah, aku tourist disini! Aku mohonn ‘’, ucapnya dengan sedikit rengekkannya.
“ Baiklah-baiklah, aku akan membantumu, aku tahu tempat yang cocok untuk photogtapher yang terlalu percaya diri sepertimu ‘’, ledekku.
Aku langsung mengajaknya pergi dari sini dan mulai menuju tempat yang cocok untuknya. Tempat yang indah dan cantik. Sekarang kami sudah berada dikereta bawah tanah, sambil menunggu kamipun duduk. Aku mengeluarkan sesuatu dari tasku dan mulai mengaplikasikannya pada kulitku. Setelah selesai aku langsung memasukkan kedalam tasku dan mulai berdiri bersamaan dengan Sehun yang menatapku bingung.
‘’ Apa? ‘’, tanyaku heran.
‘’ Kau pakai apa barusan? ‘’, tanyannya sambil mendekatkan dirinya padaku. Sontak aku kaget dan mundur secara perlahan. Apa yang akan ia lakukan? Astaga! Ini tempat umum.
‘’ Sehun! ‘’
‘’ Kau pakai apa barusan? ‘’, tanyanya dengan nada ketusnya.
‘’ Aku hanya memakai Body Lotion, apa salah? ‘’
‘’ Yaa! Salah besar, lihat lelaki yang ada disekelilingmu melihat kearahmu sekarang! Bahkan lelaki tua yang sedang membaca koran disebelahmu, tidak focus dengan korannya melainkan denganmu’’, katanya sambil mengerutkan bibirnya.
Apakah ia cemburu?
‘’ Lalu, apa itu salahku? ‘’, tanyaku dengan polos.
‘’ Tentu! Lihat semua lelaki yang berada didekatmu, mereka mendekatimu secara perlahan karena bau Sakura tadi! ‘’, Sehun langsung menggenggam tanganku dan mendekatykan tubuhku padanya.
Aku hanya tersenyum malu, memang benar katanya lelaki disekitarku mulai mendekatiku perlahan dan ada raut kesal ketika Sehun merapatkan jarak diantara kami. Aku langsung menunduk malu untuk menyembunyikan rona merah diwajahku.
‘’ Apa itu yang menjadi rahasia kulitmu yang lembut dan halus juga wangi sepanjang hari? ‘’, tanya Sehun saat kita sudah memasuki kereta.
Aku hanya mengangguk, sedikit takut dan malu untuk menjawab pertanyaannya.
‘’ Kalau begitu, jangan coba untuk memakainya ditempat umum seperti ini, aku tidak suka. Ingat. ‘’, katanya sambil membisikkan kalimat itu. Aku hanya mengangguk lagi dan kurasakan genggaman tangannya semakin erat menggenggamku.