Langit tampak begitu kelam. Tidak ada bintang maupun bulan sebagai hiasan di atas sana. Angin pun bertiup lumayan kencang. Seorang namja berambut coklat mengeratkan jaketnya ketika keluar dari mobil ferrari metalik. Ia menggeret koper yang lumayan besar menuju sebuah rumah mewah milik keluarga Cho. Senyum selalu menghiasi wajah tampannya. Namun senyum itu lenyap ketika mendapati tunangannya tengah berciuman dengan seorang namja. Tanpa basa-basi namja blasteran Korea-Inggris itu langsung menarik kerah baju namja itu dan melayangkan tinjunya ke wajah mulus Heechul.
"Hey, you!" _(The ring)
"Opp...oppa!" ucap Heeshi terbata-bata karena terkejut melihat tunangannya yang tiba-tiba muncul.
"Ne, nae ya (ini aku) Heeshi-ya"
Heeshi kembali fokus pada Heechul yang sudah tidak sadarkan diri.
"Apa yang kau...."
"Ini tidak seperti yang kau lihat oppa. Dia mabuk. Ya, ampun dia berdarah. Eotteoke oppa?" tanya Heeshi.
Arthur yang notabene adalah seorang sarjana kedokteran memeriksa kondisi Heechul. Mengobati mulut Heechul yang sedikit berdarah. "Dia baik-baik saja. Hanya pingsan. Aku akan mengantarnya pulang. Dimana rumahnya?"
"Aku ikut, aku akan menunjukkan dimana apartemennya."
"Tidak usah."
"Kau ikuti aku dari belakang. Aku membawa mobilku. Dan kau dengan mobilnya. Ini sudah malam oppa. Nanti bagimana kau pulang kalau tidak denganku. Kau juga baru tiba di Seoul kan."
*****
"Omoo! Heechul hyung kenapa?" tanya Donghae saat membuka pintu dan mendapati Heechul yang tengah dipapah Arthur.
"Bawa masuk dulu oppa. Nanti aku jelaskan." jawab Heeshi.
Mereka pun membawa Heechul ke kamarnya dan membaringkan namja itu di kasur. Lalu membiarkan Heechul beristirahat.
"Tadi Heechul oppa terjatuh karena terlalu banyak minum." jelas Heeshi.
"Bukankah kau Arthur? Tunangannya Heeshi?" tanya Kyuhyun yang tiba-tiba muncul.
"Nde." jawab Arthur.
"Kapan kau datang?"
"Baru saja."
"Keunde, ada apa kalian malam-malam datang kemari?"
"Kami tadi mengantar Heechul oppa. Dia pingsan karena terjatuh dan pengaruh alkohol." jelas Heeshi.
"Geureso? Ada masalah apa lagi dia sampai mabuk-mabukan." gumam Kyuhyun.
"Baiklah kami pulang dulu oppa." kata Heeshi
"Ah yeh. Aku tunggu undangan kalian ya?"
"Nde?" Arthur terlihat bingung.
"Aish, tidak usah berpura-pura. Semua sudah jelas sekarang. Bahkan kau sudah tiba di Seoul. Chukkaeyo."
"Na, kalkke oppa. Annyeong!" pamit Heeshi sambil menggamit lengan Arthur. Ia tidak mau mendengar ocehan lebih jauh lagi dari evil magnae itu.
*****
Sepanjang perjalanan pulang mereka tidak mengeluarkan sepatah katapun, hingga akhirnya Heeshi berkata, "Mian oppa"
"Ne, nado mianhe membuatmu terkejut tadi."
"keunde, kenapa kemari tidak menghubungiku dulu? Aku kan bisa menjemputmu."
"it's surprise honey. Umm...apa kotak musikmu sudah sampai?"
"sudah. Gomawoyo."
"Cheonmaneyo. Aku membawanya saat ke Seoul."
Heeshi menatap Arthur bingung.
"Saat kau bilang sangat membutuhkan kotak itu aku terpikir kenapa aku tidak sekalian ke Seoul. Lagipula aku sedang libur dan sudah lama sekali tidak kemari. Jadi, aku putuskan sekalian kesini."
"Jadi kau sudah tiba disini sejak kemarin malam?"
"Eoh. Heeshi-ya, ini benar-benar dirimu kan?"
"Mwosseun?"
"Belum sampai seminggu disini kau benar-benar berubah" jawab Arthur sambil melirik Heeshi sekilas. "Kau semakin cantik dan lebih ekspresif. Aku tidak melihat wajah datarmu lagi."
Heeshi tertunduk, ia sendiri bingung kenapa bisa berubah. Apakah ini semua karena Heechul? Batinnya.
"Mian, aku tidak bermaksud menyinggungmu." ucap Arthur.
"Gwenchanna. Kau benar sepertinya aku memang berubah. Mungkin suasana disini yang mengubahku."
Tidak terasa mereka sudah tiba di rumah Heeshi. Heesshi masuk duluan segera menuju kamarnya di lantai 2.
Saat hendak memutar kenop pintu tiba-tiba Arthur memeluknya dari belakang dan meletakkan dagunya di bahu Heeshi. Heeshi sontak terkejut dan ingin melepasnya.
"Sebentar saja seperti ini. I miss you. Bogosipho." ucap Arthur. Heeshi pun membiarkannya. Gadis itu heran, karena Arthur tidak pernah seperti ini. Sebenarnya walaupun status mereka sudah bertunangan, Arthur tidak pernah sedikitpun menyentuh Heeshi. Ini pertama kalinya Arthur memeluk Heeshi dan bisa sedekat ini dengannya.
Lalu Arthur membalik tubuh Heeshi sehingga menghadapnya lalu mencium dahi Heeshi dengan lembut. Lagi-lagi Heeshi terkejut dengan sikap Arthur yang tidak biasa.
"tidurlah. Kau pasti lelah. Jaljayo." ucap Arthur.
'Aneh. Kenapa perasaanku biasa saja di dekatnya? Berbeda saat aku bersama Heechul oppa. Nan waegere?' batin Heeshi.
*****
Esok paginya, Heeshi panik. Ia kehilangan tasnya, dan di tas itu ada cincin pemberian flower prince a.k.a Heechul dulu.
'Omoo! Jangan-jangan tasku tertinggal di mobil Heechul oppa' batin Heeshi.
Heeshi buru-buru mandi dan bersiap-siap ke dorm SuJu.
"Kau mau ku antar?" tawar Arthur.
"Ya sudah, kebetulan aku sedang terburu-buru oppa."
Mereka tiba di apartemen SuJu.
"Nanti aku akan menjemputmu. SMS saja dimana lokasinya."
"Ah, yeh oppa. Keunde, apa yang akan kau lakukan hari ini?"
"Tentu saja menikmati liburanku. Aku akan keliling Seoul."
"Geureyo. Kalau kau tersesat hubungi saja aku. Arratchi?"
"Ne. Keunde, ponselmu dari kemarin aku hubungi tidak kau angkat."
"Itu...karena...aku men-silent-nya. Nanti aku akan mengubahnya oppa." padahal ponsel itu ada di dalam tasnya yang tertinggal di mobil Heechul.
"Geurom. Na kalkka." pamit Arthur.
*****
"Oppa, mana Heechul oppa?" tanya Heeshi pada Siwon yang membukakan pintu.
"sudah pergi 1 jam yang lalu. Hari ini kan dia harus syuting mv f(x)"
"mwo?"
"Waeyo? Kau tidak tau? Bukankah kau sudah tau jadwal-jadwal kami"
"Aniyo. Hanya saja, sepertinya tas ku tertinggal di mobil Heechul oppa. Jadi aku tidak tau jadwal hari ini. Bisakah kau memberi tahuku dimana tempat syutingnya?"
"Keunde, sebentar lagi kami harus latihan di studio. Kau tidak ikut kami?"
"Setelah mengambil tasku. Aku akan segera kembali ke studio."
"Baiklah."
*****
Heeshi celingak-celinguk mencari Heechul di sebuah bangunan tua tempat lokasi syuting.
"Maaf agassi. Kau tidak boleh disini. Kita sedang syuting." larang seorang kru yeoja.
"Ah, jeongseohamnida. Aku ingin bertemu Kim Heechul. Kalau boleh tau, dimana dia?"
"Nuguseo?" tanya kru itu dengan tatapan curiga.
"Aku asistennya."
"Jeongmalyo?"
"Ne, eonni."
"Aku tidak percaya. Bisa saja kau seorang sesaeng fans."
"Eonni, aku benar-benar asisten Super Junior. Aku ada keperluan dengan Heechul oppa. Setelah itu aku akan langsung pergi. Member yang lain sedang menungguku di studio."
Sementara itu di sisi lain. Heechul baru selesai pengambilan gambar kedua. Diperbolehkan istirahat sebentar. Heechul memandang lekat-lekat cincin yang ia temukan di tas milik Heeshi. Sungguh, Heechul benar-benar ingin bertemu dan minta penjelasan gadis itu darimana ia mendapatkan cincin itu. Tapi percuma, bukankah tas gadis itu beserta isinya ada padanya. Heechul tidak sengaja menemukan cincin itu saat hendak mengambil tas Heeshi yang ada di jok belakang, cincin itu terjatuh.
Heechul samar-samar seperti mendengar suara Heeshi dari balik tembok. Lalu ia berjalan mendekati sumber suara. Ternyata benar, itu memang Heeshi.
"Heeshi-ya!" panggil Heechul.
"Oppa!" Kru tadi segera pergi saat tau ternyata gadis itu memang asisten SuJu karena Heechul mengenalnya.
"Apa kau melihat tasku yang tertinggal di mobilmu oppa?" tanya Heeshi.
"Ne. Dan aku juga menemukan ini." Heechul mengacungkan cincin di depan wajah Heeshi dengan wajah sedikit menyeramkan menurut Heeshi.
"Oppa.."
"Dari mana kau mendapatkannya?"
"Itu..."
"Aku tanya dari mana kau mendapatkannya?"
"Itu punyaku. Dulu ada seseorang yang memberikannya padaku."
"Nugu?"
"Mulla. Aku tidak tau namanya."
"Kapan?"
"Mungkin 14 tahun yang lalu. Saat aku masih di panti asuhan."
"Kau si bocah bisu itu?"
"Ne, ini aku oppa."
"Tidak mungkin, kau kan tidak bisa..."
"Aku tidak bisu oppa. Waktu itu aku trauma karena penculikan."
Heechul langsung memeluk Heeshi. "Dasar gadis busuk. Kenapa kau tidak mengatakannya padaku. Kenapa kau menyembunyikannya dariku?"
"Mianhe Oppa. Aku juga baru tau beberapa hari yang lalu saat kau berpakaian seperti yeoja malam itu. Aku mengingatmu saat dulu kau menghiburkan dengan berpura-pura jadi yeoja waktu di panti."
"Jadi, makanya saat itu kau tersenyum saat melihatku."
"Nde, tapi aku masih belum yakin kalau itu adalah kau. Karena kau sangat galak. Jadi, aku melihat dulu foto-foto masa kecilmu di internet. Ternyata memang benar itu kau. Tapi, aku lupa dimana cincin itu. Tanpa cincin itu tidak mungkin kau percaya padaku dan kau pasti marah karena aku tidak menjaga cincin itu dengan baik."
Heechul melepas pelukannya. "pantas saja sikapmu tiba-tiba berubah padaku. Aku senang bisa melihatmu lagi Heeshi-ya."
Heechul memeluk gadis itu lagi. Heeshi mengangkat tangannya dan membalas pelukan Heechul. Pelukan Heechul terasa hangat dan nyaman, berbeda dengan pelukan Arthur kemarin.
Heeshi segera kembali ke studio karena berkali-kali manajer Kim menghubunginya.
*****
Latihan hari ini sudah selesai. Member SuJu dan Heeshi bersiap-siap pulang namun mereka terkejut karena tiba-tiba Heechul sudah di ambang pintu.
"kenapa kemari Hyung? Kami sudah selesai." kata Ryeowook.
"Memangnya kenapa? Aku ingin pulang bersama seseorang." ucap Heechul sambil menatap Heeshi.
"Aku pulang dulu oppa. Annyeong!" ucap Heeshi.
Heeshi langsung keluar begitu saja pura-pura tidak memperdulikan Heechul. Heechul mengomel tak jelas lalu mengikuti gadis itu dari belakang, "Yaa!! Cho Heeshi." Heechul berhasil menangkap lengan gadis itu.
"Waeyo?" tanya Heeshi.
"Kau tidak mau ku antar pulang?"
"Tidak usah, nanti aku merepotkanmu."
"Aniyo."
Sementara itu Arthur tiba di gedung SM. Ia melihat Heeshi di lobi dan langsung menghampirinya.
"Heeshi-ya!" Panggilnya.
Heeshi menoleh, "Oppa"
Heechul terlihat sedang mengingat sesuatu, ia merasa pernah melihat namja ini sebelumnya.
"Kau mau pulang kan? Kajja." Ajak Arthur.
"Dari mana kau tau aku disini Oppa?"
"Aku sudah menghubungi ponselmu tapi tidak aktif, aku khawatir jadi aku menghubungi Kyuhyun"
"Dia siapa?" tanya Heechul.
"Kenalkan oppa dia..."
"Annyeong haseo Kim Arthur imnida. Aku tunangannya Heeshi."
Mendadak wajah Heechul berubah, "Eoh, Kim Heechul imnida."
Perasaan Heeshi sendiri jadi tidak menentu dengan ucapan Arthur tadi.
"Geure, aku duluan ya.." pamit Heechul.
"Oppa!" JiHee tiba-tiba muncul dan bergelayut manja di lengan Heechul. Heeshi terlihat gusar.
"Untuk apa kau kemari?" tanya Heechul.
"Aku ingin mengajakmu makan malam." JiHee menatap Heeshi lalu, "Eoh, bukankah kau gadis yang waktu itu."
"Ah, yeh. Annyeong haseo" Heeshi tersenyum lebih tepatnya senyum palsu. Ia muak melihat gadis itu sok bermanja-manja dengan Heechul.
"Kenapa kau ada disini?" Tanya JiHee.
"Aku bekerja dengan SuJu. Aku asisten mereka."
"oh begitu. Yang disebelahmu itu pasti pacarmu. Kalian serasi sekali." puji JiHee.
"Annyeong haseo. Kim Arthur imnida. Lebih tepatnya aku calon suaminya" sapa Arthur ramah.
"Woah! Chukkaeyo. Bae JiHee imnida."
"Dia pacarku." sambung Heechul. Heeshi menatap Heechul, seakan tidak percaya apa yang baru saja Heechul katakan.
"Oppa" mata JiHee terlihat berbinar.
"Ya sudah, ayo kita pergi chagi." sambil merangkul bahu JiHee.
"Chankaman oppa. Bagaimana kalau kita double date. Pasti menyenangkan." usul JiHee.
"Ide yang bagus. Kebetulan aku baru tiba di Seoul. Aku ingin tau tempat makan yang enak disini." Arthur menyambut ajakan JiHee. Heeshi terlihat tidak suka dengan rencana itu. Tapi ia tidak punya alasan untuk menolak.
...TBC...