Mentari pagi terasa begitu hangat. Perlahan Heechul membuka matanya. Tubuhnya terasa susah untuk digerakkan. Ternyata Heeshi masih tidur dengan memeluk pinggangnya. Heechul menatap detail setiap lekuk wajah Heeshi yang bercahaya karena pantulan sinar matahari. Heechul baru menyadari kalau Heeshi benar-benar gadis yang manis, wajahnya saat tidur sangat cantik. Heechul menundukkan kepalanya membuat jarak wajahnya dan wajah Heeshi semakin dekat. "kenapa wajahnya seperti tidak asing bagiku?" kata Heechul dalam hati.
Heeshi menggerakkan sedikit kepala, membuat Heechul langsung menarik kepalanya. Dengan jarak sedekat ini bisa saja gadis itu berpikir Heechul hendak berbuat macam-macam.
"umm... Sudah jam berapa ini?" Heechul melirik jam tangannya. "mwo? Jam 8!!! Ya! Ireona Cho Heeshi!"
Gadis itu tidak bergeming sedikit pun. Padahal suara Heechul cukup keras. "aigoo~ dia tidur atau mati? Baiklah aku akan menyadarkan sekaligus memandikanmu." ucap Heechul sambil tersenyum miring. Ia membopong tubuh Heeshi.
Heechul membawa Heeshi ke halaman belakang rumahnya. Disitu ada sebuah kolam, ia berdiri tepat di bibir kolam. Heechul bersiap-siap menceburkan gadis itu kedalam kolam. "Cho Heeshi-ssi, apa kau tidak mau bangun juga, oeh?!" teriak Heechul.
Heeshi menggeliat kecil dan perlahan membuka matanya. Ia sempat tersentak karena kaget dengan tubuhnya yang kini tengah di gendong Heechul. "Oppa! Apa yang kau lakukan? Turunkan aku!"
"akhirnya kau sadar juga. Hampir saja aku menceburkanmu kedalam sana." ucap Heechul sambil memonyongkan mulutnya ke arah kolam.
"mwo?! Oppa! Palli turunkan aku!" Heeshi berontak berusaha turun dan membuat Heechul kehilangan keseimbangan. Akhirnya mereka berdua malah tercebur ke dalam kolam itu.
*****
"Ige. Pakailah. Ini baju HeeJin noona." Heechul menyodorkan dress berwarna putih gading pada Heeshi.
"Apa tidak ada celana?"
"Ada. Tapi, apa muat kalau kau memakai celana noona ku dengan badanmu yang seperti liliput ini?" cibir Heechul
"Aish! Ini semua karenamu. Kau ingin balas dendam karena aku dulu pernah menyirammu, eoh? Kekanakan sekali!"
"Yaa!! Kau sendiri kan yang bergerak-gerak tak karuan makanya kita terjatuh."
Heeshi mengambil dress itu dengan kasar. "Kau sangat menyebalkan Kim Heechul!" lalu segera pergi.
"Aish! Dasar gadis tidak sopan, gadis aneh. Dia bahkan lebih menyebalkan dari kemarin-kemarin." gerutu Heechul.
Berkali-kali Heeshi menarik dress yang dikenakannya agar sedikit menutupi lututnya. Heeshi benar-benar tidak nyaman dengan dress itu karena ia memang terbiasa memakai celana panjang. Memakai rok dan sejenisnya membuatnya tidak bebas untuk bergerak.
"Yaa!! Kau mau merobek dress itu, eoh?" tanya Heechul.
"Aniyo... Hanya saja ini terlalu pendek."
"tsk, terlalu pendek apanya? Itu belum apa-apa di bandingkan dengan hotpants SNSD. Kau ini yeoja. Biasakan memakai pakaian yeoja." Heechul menatap Heeshi dari kepala hingga kaki dan berhasil membuat gadis itu salah tingkah.
"kakimu bagus juga. Dress ini ternyata cocok untukmu." puji Heechul.
"Eoh, geuromnyo. Makanya aku suka memakai celana panjang. Aku takut banyak namja yang terpesona dengan kaki indahku ini." tiba-tiba saja setan narsis merasuki Heeshi. Heechul hanya bisa melongo, "seharusnya aku tidak mengatakan itu. Kajja kita kembali ke Seoul."
*****
Heechul tiba lebih dulu di kantor SM karena mereka berangkat dengan mobil masing-masing.
Manajer Kim menyambut Heechul dengan tampang sesangar-sangarnya.
"Kemana saja kau Kim Heechul? Kau sudah membuat semua jadwal jadi berantakan." semprot manajer Kim.
"Jeongseohamnida hyung. Jeongmal jeongseohamnida." Heechul berkali-kali menundukkan kepalanya.
Tiba-tiba ada suara ketukan pintu, "masuk" ucap manajer Kim.
"Annyeong haseo." sapa Heeshi.
"Kau juga. Kemana saja kau? Aku kan menyuruhmu mencarinya. Malah kau juga tidak ada kabar seharian." omel manajer Kim.
"Maaf manajer Kim. Aku benar-benar minta maaf. Aku..."
"jangan salahkan dia hyung. Ini semua kesalahanku." potong Heechul.
"Geure. Kali ini aku memaafkanmu. Untung saja pihak SBS tidak menuntut, mereka hanya meminta kau syuting di episode berikutnya. Hari ini jadwalmu free. Tapi jangan lupa, lusa kau harus syuting untuk mv f(x)."
"Yeh, algyeseumnida hyung."
"Kau juga bisa pulang Heeshi-ssi."
"Ne, manajer Kim."
*****
Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba Heeshi teringat dimana ia menaruh cincin pemberian si flower prince. Heeshi menambah laju kecepatan mobilnya agar cepat sampai ke rumah.
Sampai di rumah, Heeshi mengobrak-abrik isi lemarinya.
"Aigoo~ Dimana kotak itu? Jangan-jangan masih tertinggal disana?" Heeshi mendadak lemas, jatuh terduduk.
"Akhirnya kau pulang juga. Kemana kau semalam Hee... Omoo! Kau kenapa sayang?" tanya ibunya dan langsung menghampiri putri semata wayangnya itu.
"Eomma!" ucap Heeshi lirih.
"No waegere chagiya?"
"Kotak itu ketinggalan eomma." jawab Heeshi dengan tatapan kosong.
"kotak apa?"
"kotak musik berisi cincin pemberian temanku saat di panti dulu."
"Maksudmu tertinggal di Aussie?"
Heeshi menganggukkan kepalanya, "Aigoo~ sekarang cepat kau telepon tunanganmu?"
"untuk apa?" tanya Heeshi bingung.
"Aihh~ kenapa kau jadi mendadak lemot seperti ini? Saat di Aussie kau tinggal dimana?"
"Di rumah uncle Kim"
"Uncle Kim itu siapa?"
"Ayahnya.... Ah.. Arratta eomma!"
Heeshi mengambil ponselnya lalu segera menelepon tunangannya itu,
"Oppa! Kau dimana sekarang?"
".........."
"syukurlah. Aku bisa minta tolong padamu kan?"
".........."
"tolong kau cari kotak musik berwarna sapphire blue di lemari pakaianku dulu. Mungkin ada di laci bagian bawah. Kalau sudah ketemu tolong segera kirim kesini ya. Dan kalau perlu pakai paket ekspres yang dalam 1 hari bisa sampai."
".........."
"Geuromnyo. Kotak itu sangat penting."
"........"
"Gomawo oppa"
*****
Jam masih menunjukkan pukul setengah sembilan malam, tapi Heeshi sudah bersiap-siap memejamkan matanya. Namun matanya kembali terbuka saat mendengar panggilan ibunya, lebih tepatnya teriakan ibunya yang langsung saja masuk ke kamar Heeshi.
"Waeyo eomma?"
"Ige ada paket untukmu"
"Paket?"
"Eoh, jangan-jangan itu paket yang di kirim dari Aussie?"
Mata Heeshi berbinar-binar seketika. Tanpa basa-basi ia merobek bungkusan paket itu.
"Eomma, ige... Ini belum satu hari kan? Kenapa sampainya cepat sekali? Tadi aku meneleponnya sekitar jam 11 siang dan sekarang..."
"Karena dia sangat menyayangimu. Dia tidak ingin kau terlalu lama menunggu. Kau beruntung punya calon suami seperti dia chagi. Ya sudah, eomma keluar dulu."
Heeshi mendadak terpaku. Rasanya sedikit aneh mendengar kalimat itu. Calon suami? Benarkah aku punya calon suami? Batin Heeshi. Hatinya seakan tidak terima kalau ia sudah punya calon suami.
*****
Sekitar pukul 8 pagi Heeshi sudah tiba di dorm SuJu. "Untuk apa kau kemari Heeshi-ya?" tanya Kyuhyun.
"Tentu saja untuk menjalankan tugasku seperti biasa. Bukankah aku asisten kalian?"
Kyuhyun menyentuh dahi Heeshi dengan punggung tangannya, "Kau tidak sakit kan? Ini hari minggu dan diantara kami tidak ada jadwal apapun dan tidak ada latihan. Kau tidak memeriksa skejul?"
Hesshi mengerjapkan matanya. Sungguh, ia benar-benar lupa, tidak memeriksa skejul terlebih dahulu karena ia terlalu bersemangat untuk bertemu dengan Heechul agar bisa menunjukkan cincin bukti pemberian flower prince-nya itu.
"semakin hari kau semakin aneh Heeshi-ya. Keunde, aku heran. Dari kemarin kau berubah. Jadi lebih ekspresif. Jangan-jangan kau mau menikah ya? Makanya tampangmu itu selalu berbinar-binar. Dan kau kembali ke Seoul karena mau menikah disini. Ia kan? Woah, chukae Heeshi-ya." Kyuhyun memeluk adik sepupunya itu.
Tubuh Heeshi mendadak lemas. Menikah? Bahkan ia tidak pernah memikirkan itu sama sekali. Kenapa dari kemarin orang-orang selalu membahas hal itu. Pertunangan itu bukanlah kemauan Heeshi dan bukan juga karena perjodohan yang sering menjadi tema fan fiction. Tapi Heeshi sendiri tidak menolak ataupun mengiyakan lamaran putra dari teman ayahnya sekaligus temannya selama di Aussie itu. Hanya saja saat itu Heeshi memang tidak terlalu memperdulikan hidupnya. Lamaran itu tidak ia tolak ataupun diterima. Heeshi hanya diam dengan tatapan kosong dan datarnya. Jadi mereka mengambil kesimpulan sendiri bahwa Heeshi menerima lamaran itu.
"Woah! Kebetulan kau kemari Heeshi-ya. Kajja kita pergi" ajak Heechul sambil berjalan menuju Heeshi dan Kyuhyun. Heeshi tersadar dari lamunannya. Dan Kyuhyun juga melepas pelukannya.
"Kau mau kemana Hyung dengan pakaian seperti ini?" Tanya Kyuhyun.
"Kemana saja. Ini kan hari minggu. Aku ingin jalan-jalan. Kau mau menemaniku kan Cho Heeshi-ssi?"
"Ne.. oppa, keunde kenapa kau memakai pakaian yeoja? Wajahmu juga penuh make-up. Kau juga memakai wig"
"Penyamaran. Kau lupa siapa aku, eoh? Ah, jangan lupa panggil aku eonni. Arra?"
Heeshi terlihat bingung, "Aigoo~ jangan bingung seperti itu. Kajja!" Heechul langsung menarik lengan gadis itu.
"Saengideul, na kalkke!" Heechul pamit pada Kyuhyun dan Hyukjae yang baru keluar dari kamarnya.
"Tadi itu siapa Kyu?"
"Siapa lagi kalau bukan cinderella Super Junior."
"Satunya lagi?"
"Heeshi"
"Ne? mereka mau kemana?"
"Meolla. Kau terlalu banyak bertanya Hyuk-ah."
"Biasanya kalau Heenim berpakaian yeoja dan pergi dengan seorang gadis berarti mereka sedang berkencan."
"Mwo? Berkencan? Maldo andwae!"
"Kenapa tidak mungkin? Segala sesuatu bisa saja terjadi. Apa lagi, yang ku dengar waktu Heenim tidak pulang selama 2 hari, Heeshi menginap di rumahnya di Wonju. Mungkin saja mereka..."
"Aish, buang pikiran yadong mu itu monyet amazon. Heeshi bukan gadis seperti itu" Kyuhyun terlihat gusar.
"Yaa! Memangnya kenapa kalau mereka berkencan?"
"Heeshi akan segera menikah! Jadi mereka tidak mungkin berkencan." Kyuhyun langsung pergi dari hadapan Eunhyuk.
Eunhyuk mengerjapkan matanya, lalu mencerna apa yang baru saja evil magnae itu katakan, "mwo? Menikah? Jeongmal?"
*****
Ditempat lain Heechul terlihat menikmati jalan-jalan weekend bersama Heeshi. Heechul membelikan Heeshi beberapa baju dan sepatu juga mengajak gadis itu ke salon untuk di make over.
"Nah, kalau seperti ini kan bagus. Kita akan jadi gadis tercantik di mall ini." Ucap Heechul sambil berpose layaknya model.
"Oppa! Aku..."
"Ya! Aku kan sudah bilang padamu panggil aku eonni. Nanti orang-orang curiga." Kata Heechul dengan sedikit berbisik.
"Ah. Yeh, eonni. Aku pakai bajuku yang tadi saja ya? Dan sepatu ini membuatku pegal."
"Andwae! Tolong sekali ini jangan membantah Heeshi-ya. Pliss" pinta Heechul dengan tampang sok melas.
Heeshi tidak tega dan dengan terpaksa menganggukkan kepalanya.
"Geure. Aku lapar. Kajja kita makan." Ajak Heechul.
Mereka memasuki sebuah restoran dan memesan bibimbap.
"Op..eonni, kenapa tidak dimakan?" tanya Heeshi.
"Nanti saja. Aku tidak suka makanan yang masih panas. Kau makan duluan."
"Aniyo. Kita makan sama-sama saja. Aku ini paling cepat menghabiskan makanan. Nanti sebelum kau makan, punyaku sudah habis duluan. Dan aku pasti akan memesan lagi"
"kau suka makan?"
"Geuromnyo. Aku akan memakan apapun yang terasa enak dilidahku."
"Jinjja? Keunde, kenapa badanmu bisa seliliput ini. Jangan-jangan semua makanan yang kau lahap dimakan cacing."
"Ne, whatever what do you say. I dont care about that." ucap Heeshi sambil mempoutkan mulutnya.
"Woah. Logat mu cukup bagus."
"Of course! Kau lupa, aku kan tinggal lama di Aussie" Heeshi teringat dengan cincin itu, "eonni, ada sesuatu yang ingin ku tunjukkan padamu."
"Mwonneyo?"
"chankaman" Heeshi merogoh tasnya.
Tiba-tiba ada seorang yeoja menghampiri mereka dan menepuk pundak Heechul.
"Oppa!"
Heechul menoleh dan hampir tersedak, "Bae Ji Hee?"
"Ah, yeh. Ternyata benar kau Kim Heechul."
"Tolong pelankan suara mu Ji Hee-ya."
"Nde. Op.. Eonni. Boleh aku duduk disini?"
"Eoh." Heechul mendadak tidak bersemangat dengan hadirnya gadis bernama JiHee itu. JiHee mengambil tempat duduk disamping Heechul.
"Mian kalau aku mengganggu kencan kalian." katanya sambil menatap Heeshi.
"Aniyo. Aku bukan pacarnya." bantah Heeshi. Heeshi tidak jadi mengambil cincin dari tasnya.
"Jeongmalyo?" JiHee terlihat bersemangat.
"JiHee kenalkan ini Cho Heeshi dan Heeshi ini Bae Ji Hee."
"Annyeonghaseo" sapa mereka.
"Aku pikir kalian sedang berkencan karena biasanya kau akan berpakaian dan berdandan seperti ini saat berkencan, seperti kita dulu."
Mendadak perasaan Heeshi jadi tidak menentu.
"Itu cuma masa lalu." jawab Heechul ketus.
Ji Hee memegang tangan Heechul "Mianhe eonni. Aku menyesal atas sikapku dulu. Aku menyesal tidak memilihmu. Aku harap kita bisa..."
"Mian, aku ketoilet sebentar." Potong Heeshi, ia segera pergi. Rasanya ia malas mendengar percakapan sepasang mantan kekasih itu.
Cukup lama Heeshi di toilet. Ia sengaja berlama-lama di dalam. Heeshi merasa tidak nyaman dan tidak suka dengan kehadiran mantan kekasih Heechul, entahlah ia sendiri tidak tau kenapa bisa seperti itu.
Heechul khawatir Heeshi belum kembali juga. Heechul menyusul Heeshi ke toilet. Dengan dandanan seperti itu tentu saja tidak masalah bagi Heechul untuk ke toilet yeoja.
Tok! Tok!
Pintu toilet tempat Heeshi sembunyi di ketuk.
"Heeshi-ya, apa kau di dalam?" tanya Heechul.
Pintu itu terbuka, "Kenapa kau lama sekali?" tanya Heechul.
"Tadi perutku sakit op..eonni."
"Jinjja? Apa kau perlu ke dokter?"
"Aniyo. Obseo, sekarang sudah tidak apa-apa."
"Ya sudah. Ayo kita pulang."
*****
"Bisakah kalau kau saja yang menyetir Heeshi-ya?" Pinta Heechul.
"Nde."
Sepanjang perjalanan pulang mereka lebih banyak diam. Apalagi dengan tampang Heechul yang terlihat tidak enak. Sepertinya ada sesuatu yang menganggu pikirannya..
"Heeshi-ya" panggil Heechul.
"Yeh?"
"Umm.. Aku ingin ke rumahmu. Boleh tidak?"
"Nde? Ah, yeh. Bo..boleh. Eonje (kapan)?"
"Jigeum (sekarang)."
"Jigemnyo?"
"Eoh"
"Baiklah" Heeshi memutar setir ke kanan.
Ditengah jalan Heechul membeli beberapa botol soju dan minuman kaleng. Heechul melepas wig dan menghapus make-up-nya. Ia juga mengganti baju dan celananya tentu saja Heeshi harus keluar dulu dari dalam mobil.
Tak lama mereka sampai di kediaman Heeshi. Dari tampak depan sudah terlihat jelas Heeshi berasal dari keluarga kaya raya. Heechul tak berkedip menatap rumah Heeshi. "Ayo masuk oppa." ajak Heeshi.
Mereka duduk di ruang tengah. Lalu seorang pembantu membawa minuman dan beberapa makanan ringan.
"Ahjumma, eomma dan appa mana?" tanya Heeshi.
"Mereka sedang pergi ke undangan pernikahan."
"Geuresso? Ya sudah."
Hwang Ahjumma pun pamit ke belakang.
"Heeshi-ya, kau berasal dari keluarga kaya. Kenapa kau mau jadi asisten?" tanya Heechul heran sambil menenggak soju langsung dari botolnya.
"Memangnya kenapa? Yang kaya itu kan appaku. Aku harus berusaha sendiri kalau ingin sukses seperti appa. Tidak mengandalkan jabatan dan kekuatan appa."
"Daebak! Aku kagum padamu." Heechul tersenyum, tapi Heeshi yakin itu adalah senyum palsu. Lagi-lagi Heechul menenggak arak beras itu.
"Keumanhe oppa, nanti kau mabuk."
"Aniya. Nan gwenchanna. Kau tau, otakku sangat kacau. Gadis itu benar-benar membuatku kacau. Bisa-bisanya dia memintaku kembali menjadi kekasihnya setelah dulu dia meninggalkanku. Dia tidak memilihku ataupun namja itu. Dia malah memilih namja lain. Nan eotteokeh? Haruskah aku menerimanya kembali?"
Heeshi diam, ia bingung harus bagaimana. Rasanya apa yang dikatakan Heechul membuatnya ia takut kehilangan namja itu. Tapi, kenapa harus takut? Heechul hanya temannya, jadi apa yang harus ia takutkan.
"Nan eotteoke Heeshi-ya?" tanya Heechul lagi dan menyadarkan lamunan Heeshi.
"umm.. Kalau menurutku terserah oppa saja. Kalau oppa masih...mencintainya kalian bisa kembali bersama seperti dulu...."
"keunde, aku menyukai orang lain Heesha-ya" potong Heechul
Pernyataan itu malah membuat Heeshi semakin tidak rela. Ia menundukkan wajahnya, kecewa! Dan lagi-lagi Heeshi tidak mengerti kenapa harus kecewa.
Heechul membalikkan tubuhnya sehingga berhadapan dengan Heeshi yang masih menunduk. Heeshi tidak menyadari hal itu.
"Heeshi-ya." suara Heechul sangat jelas dan dekat sehingga membuat Heeshi tiba-tiba mengangkat kepalanya.
Heeshi kaget mendapati wajah Heechul yang kini benar-benar dekat dengan wajahnya. Aroma alkohol pun menusuk indra penciuman gadis itu. Detak jantung Heeshi pun semakin tidak bisa dikendalikan.
"aku menyukai orang lain." Heechul mengulang pernyataannya.
"n..nugu?" tanya Heeshi tergagap. Sebenarnya Heeshi sudah tidak sanggup berkata-kata lagi.
Heechul semakin mendekatkan wajahnya dan membuat hidung mancungnya menyentuh hidung mungil Heeshi. Perlahan bibir mereka saling bertemu. Heechul menutup matanya, sedangkan Heeshi hanya bisa melongo dengan mata yang membulat sempurna. Heechul memegang tengkuk Heeshi tapi tiba-tiba ada seseorang menarik kerah baju Heechul dan...
Bugh!
Sebuah pukulan mendarat di wajah mulus Heechul.
"oppa!" teriak Heeshi melihat Heechul yang jatuh lemas di sofa. Heeshi mengalihkan tatapannya pada orang yang memukul Heechul. Heeshi sangat terkejut dengan kehadiran orang itu.
"Opp..oppa?" kata Heeshi tergagap, "kau.."
"Ne, nae ya (ini aku) Heeshi-ya."
...TBC...