home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Kim Myungsoo Fanfiction

Kim Myungsoo Fanfiction

Share:
Author : natadecocoo
Published : 05 Jul 2014, Updated : 27 Jun 2015
Cast : Kim Myungsoo and YOU
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |32840 Views |3 Loves
Kim Myungsoo Fanfiction
CHAPTER 2 : Love At The First Sight

Main cast: Kim Myungsoo and Park Aerin

Author: natadecocoo

Genre: Romance,Slice of Life,Fluffy

Length: Oneshot

Rating: PG 13

 .

.

“I’m actually not the type of person who easily fall in love but suddenly, just with a very simple thing done by her, I know how it feels ‘love at the first sight’.”

-          Kim Myungsoo

 .


Kim Myungsoo sebelumnya

“Ini adalah hil yang mustahal. Cinta tidak akan datang semudah itu. Bolehkah aku mengatakan bahwa cinta pada pandangan pertama itu tidak mungkin terjadi?”


 

Kim Myungsoo yang sekarang

“ Jadi...Mengapa aku merasakan bahwa aku masih ingin berurusan dengannya setelah ia melakukan hal tadi itu kepadaku? Mengapa aku menjadi penasaran terhadap sosoknya dan apapun yang akan dia lakukan? Mengapa aku tidak bisa berhenti berpikir mengenai dirinya? Aku benci untuk mengakuinya tapi, mungkinkah aku sesungguhnya menyukainya dan mengalami apa yang namanya ‘Love at The First Sight’?”


 

“Love is actually simple, dont make it be complicated.”

 

__________

Annyeong~ Tahan di sini dulu ya. Author cuma mau nyapa readers dulu sebentar. Hehe

Aku mau bilang kalo ff ini terinspirasi dari Komik Detektif Conan Chapter 900 (dengan berbagai macam tambahan dan perubahan). Yang belum baca, boleh baca *bukan promosi

At last, Enjoy Reading~~ :)


 

Kisah dimulai dari adegan ranjang—dalam arti, Aerin yang bergerak ke sana dan ke sini serta guling sana dan guling sini ketika ia menyadari bahwa ia sudah terbangun dari tidur cukup panjangnya. Dimana dia sudah ‘wake up’ akan tetapi belum juga ‘get up’ karena rasa malas dan kantuk sehingga ia masih ingin bermesraan dengan kasur empuknya. Dan,ngomong-ngomong, hari ini jam kuliahnya kosong seharian, sehingga sepertinya hubungannya dengan kasur akan menjadi lebih intim hari ini , setelah semalaman menghabiskan waktu yang seharusnya ia gunakan untuk tidur,ia gunakan untuk nonton drama hingga pukul 03.00.

Melirik ke arah jam meja yang berada di meja samping tempat tidurnya, Aerin akhirnya memutuskan untuk tidur kembali ketika ia mendapatkan bahwa jamnya tersebut menunjukkan angka digital 08.00.

“Aah baru 5 jam!” erangnya, kemudian mengambil selimut lalu menutupnya kembali hingga ia tampak seperti kepompong.

Tatkala ia berusaha menutup mata dan kembali ke alam mimpinya—walaupun mungkin tidurnya tidak bermimpi---, sebuah dering smart phone yang menderu-deru memaksanya untuk bangun dari kasur empuknya dan berjalan ke arah meja belajar yang berada di seberang kasurnya tersebut. Ya, dia sengaja meletakkannya di sana agar ia dapat benar-benar terbangun ketika alarm pagi berbunyi.

“Yo..bo..se..yoo?” jawabnya malas. Ia lalu mengucek-ucek matanya sambil menatap ke cerAerin yang berada di sebelah meja belajarnya tersebut lalu mengutuk rambutnya yang telah berubah menjadi ‘rambut singa’.

“Aerin-ah, ayo pergi ke karaoke!” sebuah suara yang terdengar dari seberang sana terdengar begitu keras sehingga Aerin memberi jarak antara telinga dengan smart phone nya tersebut.

“Eungh? Karaoke?” ucap Aerin, masih dengan suara lemahnya. Ia kemudian menjeda sebentar lalu otaknya mulai me-loading semua jadwalnya hari ini. setelah selesai, ia kemudian menjawab tawaran berkaraoke dari temannya tersebut.

“Aku hari ini bebas, jadi...Okay! Call!” jawab Aerin dengan penuh semangat karena yeoja ini memang selalu semangat dengan yang namanya karaoke.

__________

            Myungsoo membolos kuliah hari ini, lagi. Membolos kuliah sudah menjadi rutinitasnya selama sepekan ini. Jika ditanya, ia pasti akan menjawab dengan alasan yang cukup singkat “Aku malas.” Padahal alasan sebenarnya yaitu karena ia masih belum bisa melupakan mantan kekasihnya, Lee Daeun. Dia masih belum terima bahwa 2 tahun hubungan asrama mereka harus kandas karena sang kekasih lelah akan yang namanya Long Distance Relationship. Iya, mereka bersekolah di sekolah yang berbeda sekarang, dengan jarak yang cukup jauh. Setiap hari, Myungsoo hanya bisa merenungi nasibnya dan mengingat masa-masa indahnya bersama Daeun dan hari ini, Myungsoo telah bertekad untuk menyatakan cintanya untuk yang kedua kalinya ke Daeun.

Karena kendaraan yang cepat membawanya ke kampus Daeun adalah kereta, ia memutuskan untuk naik kereta. Setibanya di stasiun, ia membeli tiket,menunggu kereta dan akhirnya menaiki kereta dengan tujuan yang sama dengan apa yang tertuliskan di tiketnya.

Beruntung ia menaiki kereta pada jam sibuk sehingga kereta yang ia naiki memiliki banyak kursi kosong. Ia mencari salah satu kursi kosong lalu melepaskan hembusan nafas yang cukup panjang karena kelelahan yang menderanya. Yah,meskipun Myungsoo sudah membolos selama satu Aeringgu, ia tidak pernah lupa akan tugasnya. Tugas esai misalnya. Ia telah merelakan jam tidur malamnya untuk mengerjakan esai hingga pukul 05.00 pagi dan bangun pukul 07.00 yang berarti ia hanya tidur 2 jam saja. Wajar saja hal itu membuat matanya seperti lampu 5 watt yang tiba-tiba tertutup dan tiba-tiba terbuka sendiri.

Terbuka. Tertutup. Terbuka. Tertutup. Dan begitu seterusnya hingga tanpa ia sadari, matanya tertutup penuh.

Dua jam telah berlalu, Myungsoo akhirnya tersadar dan terbangun dari tidur-tidak- sengajanya.

Matanya terbuka pelan-pelan ketika ia merasakan guncangan di bahu kanannya dan tak lama, matanya pun akhirnya terbuka penuh. Ketika matanya terbuka penuh, ia akhirnya menyadari bahwa sebenarnya ia sedang meletakkan kepalanya di bahu seseorang dan hal pertama yang ia lihat ketika terbangun adalah sebuah senyuman hangat dari seorang yeoja.

“Hey, sudah bangun?” tanya yeoja tersebut. Myungsoo yang nyawanya belum penuh terisi di tubuhnya hanya bisa mengangguk manis.

“Oh Tuhan, kamu pasti sangat lelah. Lihatlah air liurmu membasahi sweaterku.” Ucapnya yang diikuti oleh tawa kecil.

Sedetik kemudian, Myungsoo akhirnya sadar bahwa ia seharusnya Aerinta maaf kepada yeoja tersebut karena ia telah menyandarkan kepalanya—secara tidak sengaja—ke bahu yeoja tersebut. Menjadi namja yang baik, ia kemudian berdiri lalu membungkukkan badan untuk meAerinta maaf.

“Ya Tuhan! Mianhae! Jeongmal Mianhae! Apakah aku tidak sengaja menyandarkan kepalaku saat aku tidak sengaja tertidur?” Ucap Myungsoo sambil terus membungkuk untuk menutupi wajahnya yang malu.

Sang yeoja mengangguk pelan sambil kemudian tertawa kecil “It’s okay.” Ucapnya dalam bahasa Inggris.

“Maaf telah membangunkanmu, tapi, bukankah kamu seharusnya turun di sini?” tanya yeoja tersebut. Lalu, tanpa menunggu konfirmasi dari Myungsoo, yeoja tersebut memegang pergelangan tangannya dan menggiringnya menuju ke pintu kereta yang telah terbuka sejak tadi. “Ayo! Sebelum pintunya tertutup!” Mereka lalu menerobos kerumunan dan akhirnya turun dari kereta.

“Ah matta! Aku memang seharusnya turun di sini. Tapi, bagaimana kamu tahu?” tanya Myungsoo setelah yeoja yang secara tak langsung baru saja menolongnya tersebut melepaskan genggaman tangannya dari pergelangan tangannya.

“Dari tiket yang ada di genggaman tanganmu, tentu saja.” jawabnya singkat.

Myungsoo lalu melihat ke arah kedua tangannya dan benar saja, ia menemukan bahwa tangan kanannya sedang memegang tiket kereta dengan tujuan stasiun tempat ia turun sekarang. “Aah..”

“Sepertinya aku harus pergi sekarang. Bye!” pamitnya setelah ia melihat ke arah jam tangan warna beige nya. Ia kemudian berlari meninggalkan Myungsoo yang membatu di tempat.

Myungsoo pun tercengang dan hanya bisa melihat punggung yeoja tersebut yang semakin menjauh. Ia belum sempat mengucapkan terima kasih, gomawo atau kamsahamnida kepada yeoja tersebut tetapi yeoja tersebut sudah pergi begitu saja. Myungsoo lalu memutuskan untuk mengejar yeoja tersebut dan mengucapkan terima kasih. Tetapi ketika ia mengikuti yeoja yang telah menolongnya tersebut, ia menemukan sesuatu yang janggal. Yeoja yang baru saja ia temui bukannya melangkah ke arah EXIT (Pintu Keluar) melainkan ke arah LOKET TIKET dan membeli sebuah tiket.

Myungsoo akhirnya terus mengikuti yeoja tsb sambil ragu-ragu untuk menentukan waktu kapan ia harus mengucapkan terimakasih. Ia mengikuti terus hingga ia tidak sengaja mendengarkan percakapan yeoja itu.

“Yoboseyo..Park Aerin,di sini. Omona! Mianhae Soojung-ah~ Sepertinya aku tadi ketiduran sehingga terlewat sekitar 4 sampai 5 stasiun.” jawab yeoja bernama Aerin tersebut kepada teman yang memanggilnya lewat telepon selulernya. Kemudian terdengar oleh Myungsoo tawa getir yang keluar dari mulut Aerin.

“Tapi jangan khawatir,Soojung-ah.Aku telah membeli tiket untuk kembali. Tunggu aku,nae?!”

Setelah itu, Aerin menutup panggilan dan memasukkan benda kotaknya tersebut ke dalam tas sampingnya. Myungsoo yang baru saja mendengarkan percakapan Aerin hanya bisa membuka mulutnya lebar-lebar saking tercengangnya. Namun tak lama, dengan keberanian yang ia kumpulkan, ia berbicara, mencegah Aerin untuk melanjutkan perjalanannya yang tertunda.

“Jadi..kamu menunggu begitu lama karena aku?!” tanya Myungsoo,yang kini sudah berada 2 meter di belakang Aerin,keras-keras.

Aerin kemudian menengokkan kepalanya ke arah Myungsoo yang sedang memasang wajah tidak percayanya dan menyadari bahwa namja yang baru saja tidak sengaja tertidur di bahunya itu masih berasa di belakangnya.

Saking terkejutnya, Aerin hanya menanggapinya dengan “eh?”

“Meskipun jelas-jelas kita sudah melewati stasiun tujuanmu, apakah kamu memilih untuk tidak turun dan menunggu karena tak mau membangunkanku?” lanjut Myungsoo,masih dengan wajah tidak percayanya yang bercampur aduk dengan rasa ingin tahunya.

“Nae, kamu terlihat sangat kelelahan sehingga aku tidak tega untuk membangunkanmu. Lihatlah mata pandamu itu!” Aerin berbalik dan memberi Myungsoo sebuah jawaban. Jawaban yang cukup mencengangkan bagi Myungsoo. Jawaban yang membuat Myungsoo hanya bisa mengerdipkan matanya tidak percaya. Ini pertama kali baginya, seseorang begitu peduli padanya meskipun dia bukan siapa-siapa bagi yeoja tersebut. Yeoja yang juga bukan siapa-siapa baginya. Dia bukan temannya,saudaranya ataupun kekasihnya. Dia hanyalah orang asing.

“Selain itu, kamu terlihat sangat lucu ketika tertidur.” Lanjut Aerin, menunjukkan Myungsoo kedua senyumnya. Eyesmile dan lipsmile.

Myungsoo yang mendengarnya tak dapat dihindari lagi merasakan kedua belah pipinya memanas. Sangat panas hingga mungkin bisa digunakan untuk merebus telur (hanya majas).

Her smile is beautiful. Batin Myungsoo dalam hati sambil mengontrol jantungnya yang sedang melakukan aktivitas akrobatiknya setelah mendengar kata-kata yang terluncur dari mulut Aerin.

She’s beautiful.

            She’s beautiful, in and out.

            Untuk yang kedua kalinya aku merasakan perasaan ini. perasaan yang sama ketika Lee Daeun menerimaku sebagai kekasihku, perasaan yang sama ketika aku membelai rambutnya dan perasaan yang sama ketika aku jatuh cinta dengannya.

___________________

Setelah mengucapkan terimakasih dan membungkuk kepada Aerin, Myungsoo keluar dari stasiun karena,tentu saja, tujuan utamanya adalah Lee Daeun. Tujuannya adalah untuk kembali menjalin hubungannya dengan Lee Daeun. Tetapi entah, semakin ia keluar dari stasiun,semakin ia merasakan ada sesuatu yang janggal pada dirinya. Ia tidak se-excited sebelumnya. Semangatnya seperti telah hilang terbawa angin yang berhembus kencang ke arahnya.

Ada apa denganku?batinnya pelan.

Dia berulang kali meyakinkan dirinya sendiri bahwa tujuan utamanya adalah untuk bertemu mantan kekasihnya, Lee Daeun tetapi, sesuatu di dalam dirinya mengatakan bahwa ia ingin kembali ke dalam stasiun dan bertemu dengan yeoja yang ia temui tadi.

Hal itu lantas membuat Myungsoo memukul-mukul kepalanya pelan karena senyum sang yeoja belum juga terlepas dari pikirannya. Hal itu berlangsung terus menerus hingga ia menghentikan sebuah bus dan menaikinya.

Myungsoo berpikir di dalam bus nanti ia akan bisa melupakan semuanya, tetapi tidak. Senyum sang yeoja terus menerus berputar di kepalanya. Dan bagaimanapun juga, kebaikan yang telah yeoja tersebut lakukan menyentuh hingga ke relung hatinya.

“Myungsoo-ah~ Astaga! Pasti ada yang salah dengan dirimu.Kamu seharusnya berpikir mengenai Daeun bukan yeoja itu.Kamu ingin dia kembali menjadi kekasihmu,bukan?”

Tapi,nihil. Hanya sepersekian detik saja Daeun berada di ingatannya,lalu setelahnya kepalanya terus menerus mengingat yeoja yang ia temui di kereta tadi.

Ia pun mengingat apa yang semua temannya katakan kepadanya ketika ia begitu jatuh cinta kepada Lee Daeun.

 

“ Jika dia terus menerus berada di ingatanmu, itu tandanya kau menyukainya!”

 

“Otak dan logika selalu menipumu tetapi tidak untuk hati. Otak dan logika akan selalu berkata berlawanan dengan apa yang hatimu katakan, tetapi untuk masalah cinta, kamu harus mengikuti apa kata hatimu!”

 

Myungsoo menggosok-gosok rambutnya frustasi.Mungkinkah aku jatuh cinta kepadanya sehingga aku terus menerus memikirkannya?   

Tak lama, ia kemudian juga mengingat apa yang temannya telah katakan ketika ia bertengkar dan akhirnya putus dengan Daeun.

 

“Yah! Dia tidak lagi memperdulikanmu, jadi mengapa repot-repot memikirkannya? Apa kamu mau cintamu hanya bertepuk sebelah tangan?”

 

“Lupakan dia. Dialah yang telah memutuskan untuk mengakhiri hubungan kalian. Dia telah memutuskan, itu berarti dia tidak lagi mencintaimu. Atau mungkin, sudah ada namja lain yang menempati hatinya?”

 

“Ya, Kim Myungsoo. Lupakan dia dan carilah yeoja yang mengerti dan peduli kepadamu!”

 

__________

Membeli tiket di loket, Myungsoo kemudian memasuki kereta dengan tujuan yang sama dengan yang ada di tiket yang ia beli.

Yeah, Myungsoo telah memutuskan. Jauh-jauh ia telah berlari dari tempat ia menghentikan bus hingga ke tempat ia berada sekarang. Itu semua karena ia telah memutuskan. Ia menyadari sesuatu. Ia menyadari bahwa bumi terus berputar dan dia tidak bisa berhenti di satu titik saja. Ia menyadari bahwa ia harus bergerak dan menghampiri apa yang ia inginkan.

Untungnya, saat ini adalah jam sibuk sehingga kereta tidak begitu penuh terisi. Myungsoo mencari dan mencari, hingga ia menemukannya,seseorang yang akan segera mengubah alur hidupnya. Beruntungnya lagi, kursi di sebelah seseorang yang ia cari kosong , sehingga ia duduk di kursi panas tersebut.

“Hey, kamu kembali?” Aerin yang akhirnya menyadari keberadaannya, memberinya sebuah pertanyaan.

Myungsoo mengangguk sambil tersenyum.

“Kenapa?” tanya Aerin lagi.

Myungsoo kemudian memasang senyum mautnya lagi. “Tadi aku...mengambil jurusan yang salah.” Dia kemudian tertawa kecil.

“Aku menyadari tujuanku yang sebenarnya sekarang. Tujuan yang benar-benar ingin aku tuju.”

Setelah mengatakannya, Myungsoo menatap dalam ke sepasang mata hazel milik Aerin, membuat Aerin menjelajahi mata hitam Myungsoo untuk beberapa detik kemudian. Lalu  ia kembali ke bumi dan berhenti menatapnya.

“Oh..” jawabnya ringan.

Dan setelah sekitar 10 menit, kereta akhirnya mulai berjalan. Myungsoo lalu mengambil langkahnya.

“Hey, bukankah ini tidak adil jika aku tidak membalas budi apa yang telah kamu lakukan terhadapku? Aku merasa sangat berhutang kepadamu.” Kata Myungsoo sambil kembali melihat ke arah Aerin.

“Uhm?”

“Kamu...dapat melakukan apa yang telah aku lakukan kepadamu sehingga aku tidak akan merasa berhutang budi lagi.” lanjut Myungsoo melihat ke arah depan.

Aerin kemudian sadar apa yang telah Myungsoo katakan “Omo~ Kamu tidak perlu melakukannya. Aku baik-baik saja dan aku juga tidak mengantuk.”

Myungsoo lalu menatap ke arah yeoja tersebut, menatap ke arah Aerin.

“Kamu tidak perlu mengantuk..karena...” Myungsoo menggantungkan kalimatnya karena saat ini,ia sedang mengumpulkan banyak keberanian untuk mengucapkan kalimat selanjutnya. Setelah keberaniannya terkumpul dan ia siap untuk mengatakannya, ia melihat dalam ke manik hazel milik Aerin. Tatapan seriusnya kembali membuat Aerin terkejut.

“Aku ingin kamu berada di pundakku selamanya.”

Tepat setelah Myungsoo mengatakannya, ia menggosok lehernya malu. Telinganya tampak begitu merah.

Waktu tampak seperti membeku bagi mereka. Ucapan Myungsoo, membuat Aerin terkejut tiada main. Aerin akhirnya menyadari apa maksud dari perkataan Myungsoo, membuat wajahnya memanas dan darahnya berdesir sangat kencang.

Kedua insan manusia tersebut lalu tertawa kecil.

 



 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK