Myungsoo Kim x Seyun Han
----{ F I C L E T }----
Kim Myungsoo, apa kamu tidak tahu betapa aku mengkhawatirkanmu?
*Agak nggak jelas tapi mohon dinikmati saja yaa. Bikin ni ff superngebut.
Berulang kali Seyun menengok benda elektronik layar 6 inch's di genggaman tangannya. Diejanya setiap kata yang membentuk frasa ‘20 missed calls’ menari-nari di atasnya.
Iya, Seyun telah memanggil seseorang di seberang sana sebanyak 20 kali dan 20 kali pula ia menggeretakkan giginya sebal.
Setelah mendengar sebuah kabar yang dibawakan oleh unnienya, Soojung, Seyun tentu saja tidak bisa untuk tidak memikirkannya.
Apa salah jika Seyun khawatir?
Namjachingunya baru saja diguyur oleh seember air es padahal baru sehari ia sembuh dari sakitnya.
“Dasar..Jika memang sedang tidak sanggup mengapa tidak bilang saja. Kan masih ada yang lainnya.” Kalimat sebal kembali meluncur dari bibir manis milik Seyun. Benda kotak yang sedari tadi menjadi pusat perhatiannya kini ia banting ke atas kasur dan tak lama, ia ikut membantingkan badannya ke atas kasur.
“Kim Myungsoo, apa kamu tidak tahu betapa aku mengkhawatirkanmu?” gumam Seyun sembari menatap ke arah langit-langit. Bayangan wajah Myungsoo tergambar di sana, hanya di dalam pikiran Seyun tentu saja.
Ia kembali mengingat masa-masa hubungannya dengan Myungsoo.
Ketika suara Seyun terdengar sedikit parau, Myungsoo pasti sudah khawatir seakan-akan Seyun akan sekarat saja. Ketika ia melihat wajah Seyun sedikit pucat, ia akan pusing tujuh keliling dan memberi Seyun ceramah panjang mengenai makan tepat waktu.
“Kamu begitu perhatian kepada orang lain tetapi tidak kepada dirimu sendiri. Apa susahnya untuk menolak?” Kini Seyun menggerutu sembari memiringkan badannya ke sisi kanan kasur.
Baru kali ini Myungsoo tak mengindahkan panggilan darinya dan sepertinya, ia sudah tahu jawaban dari hal tersebut.
Seyun tahu saat itu adalah saat istirahat bagi Myungsoo sehingga ia datang dengan pemikiran yang ia yakini sedari tadi.
Myungsoo sengaja untuk tidak mengangkat telepon darinya karena takut suara meriang dan batuknya akan terdengar. Myungsoo begitu takut Seyun resah hingga ia melakukan itu semua.
Setelah menghempaskan nafasnya kasar, Seyun mengambil kembali benda kotak di samping tubuhnya dan menulis sebuah pesan.
“Ya! Gwaenchana? Kamu baru saja pulih dari flu-mu dan kamu berani mengambil resiko untuk menerima tantangan itu?! :/”
Sent!
Setelah sebuah notifikasi yang tampak dari layar ponselnya, Seyun memejamkan matanya lalu guling-guling di kasur. Mungkin bagi orang lain apa yang ia rasakan adalah hal yang berlebihan tapi menurutnya, mengingat Myungsoo dalam keadaan sakit sangat menyiksanya.
“Seyun-aa.. Makanlah. Eunjung eonnie membelikanmu jjajangmyun.” Suara Soojung terdengar setelah sebuah suara ketukan di pintu. Yang tentu saja tak dialihkan oleh Seyun, hanya ditanggapi dengan sebuah “Nae” kosong dan sebuah janji untuk menyusul mereka dalam beberapa menit lagi.
Sebelum ia mengangkat tubuhnya dari kasur, benda kotak itu berdering. Seyun langsung terhenti dari langkah terbangunnya. Tentu saja. itu adalah ringtone pesan khusus yang ia setting untuk seseorang yang ia kasihi.
Kim Myungsoo.
Tanpa sebuah keraguan lagi, ia menyambar dengan kilat ponselnya dan membuka kunci layar.
Dibacanya sebuah pesan dari Myungsoo.
Seyun mengerjapkan matanya berulang kali.
Perasaan ingin memeluk Myungsoo sesegera mungkin datang begitu saja ketika ia membaca pesan darinya.
Pesan yang tidak begitu panjang namun tak berhenti terngiang di dalam kepalanya.
“Gwaenchana, Seyun-a. Hanya saja, sepertinya aku butuh tantangan yang lain.
Bukan tantangan seperti Ice Bucket Challenge, tapi...
Love bucket challenge darimu. Apakah itu mungkin?
Yeouido Cherry Blossom
Tomorrow, 10.00 AM.”
Satu hal yang Seyun benci dari Myungsoo.
Myungsoo bisa memudarkan rasa kesalnya hanya dengan beberapa kata yang ia rangkai.
_______________________________