Sinar matahri menembus ranting-ranting pohon dan menimpa wajah ara.
“uhmm...uwaah..” Nara terbangun dari tidurnya. Ia melihat kesamping.
“hyaaaa!”
BRUK!
“ung..aww..?!” teriak V terjatuh ke tanah saat di dorong Nara. “kau kenapa hah?” tanya V
“kenapa kau tidur di samping ku? Dasar kau...”
“hah? Maksudmu? Hey, kau harus berterimakasih, dasar gadis aneh”
“aneh? Maksudmu apa?”
“aish..kau tau, semalam hujan, kau sedang demam, maka itu aku memelukmu supaya kau tidak makin paas. Jangan salah paham.” Ucap V panjang lebar.
“ah..aku minta maaf. Tapi terimakasih” Nara menunduk
“yah..tidak apa. Sshh” ringis V sambil melihat sikunya berdarah.
“V-ah..sikumu berdarah, pasti karena duri yang disampingmu itu” tunjuk Nara
“oh, ini tidak apa hanya lecet”
V membersihkan luka kecilnya. Tanpa sengaja Nara melihat sobekan di telapak tangannya.
“Omo! Telapak..tanganmu...ada luka sobekan” V melihatnya
“ini? Sudah tidak apa..” ucapnya sambil menggigit bibir bawahnya.
“hey aku tau kalau itu tidak mungkin tidak apa-apa. Dasar pembohong. Sini aku obati”
Nara mengambil obat luka di tas nya. Ia mengambil kain kecil yang ia bawa dari tasnya dan membalutkannya ke telapak tangan V. Sedangkan yang diobati hanya menatap Nara dalam.
“selesai”
“terimakasih” V mengacak rambut Nara
“yyak! Rambutku kusut! Padahal tadi masih rapi! Kau ini!” omel Nara. V hanya tertawa melihat tingkahnya.
V mengelus pipi Nara dan tentu saja pipi Nara merona hebat
“hey? Wajahmu memerah. Hahah. Jangan salah sangka. Aku hanya membersihkan tanah yang menmpel di pipimu ini.hanya membalas kebaikanmu saja” ucap V
***
“Jimin dan Junghwa sampai babak terakhir. Panitia tampak heran dengan mereka berdua
“kenapa kalian ada dua orang? Mana yang lain?”
“itu..teman kami yang namanya V, ia ada urusan, semalam ia sudah kembali kerumah. Yah..urusan pribadi. Kalau Nara..”
“Nara semalam mendapat telfon dari saudaranya kalau Ibunya sakit” sambung Junghwa.
“ya..Ibunya..Ibunya sakit” gugup Jimin.
“ooh, kalau begitu kalian silahkan ke sana, berkumpul dengan yang lain” tunjuk panitia.
“baiklah..terimakasih” ucap Jimin.
Jimin berjalan disamping Junghwa. “woah..untung kau tau harus berbicara apa chagi~ . kalau tidak, hh.. habislah kita”
“haha..sebenarnya aku hanya mencobanya, ternyata berhasil. Semoga saja mereka tidak kenapa-kenapa” dibalas dengan anggukan Jimin.
Mereka berdua berjalan menuju Minhyuk Saem dan memberitahunya kalau V dan Nara pulang karena sutau urusan.
“oke, karena kalian sudah menyelesaikan gamesnya, perkelompok maju kedepan, dan ambil enam angka diantara satu sampai sembilan” ucap Minhyuk Saem.
Mereka sudah memilihnya dan berdiri di depan papan tulis masing-masing.
“jadi kalian gunakan simbol yang kalian temukan di hutan dan kalian atur hingga hasilnya menjadi satu” perintahnya
“Saem, bukankah itu seperti permainan RunningMan?”
“iya, ayo, siapa yang selesai cepat dan tepat, hadiah dari saem”
Mereka semua sibuk mengaturnya.
“hh...andai Nara disini, pasti seru” gumam Junghwa
***
V dan Nara mencari jalan keluar hingga akhirnya mereka berhenti di tepi sungai.
“ahh..aku lapar sekali” ucap Nara memegang perutnya.
“tangkap”
HAP
“apa ini?”
“itu roti. Aku membawanya dari rumah”
“apa ini masih baik untuk dimakan?”
“hey..kau yang benar saja. Jika sudah kadaluwarsa, mana mau aku bawa. Memangnya tampangku seperti penjahat apa?” V mengelus dagunya
“maencurigakan sepertinya” ucap Nara datar “tapi, terimakasih ya” V melamun.
TUK!
“aww! Kenapa!?”
“aku bilang terimakasih, dasar aneh!” ucap Nara sambil mengambil batu kecil untuk melempar V kedua kalinya jika ia masih melamun.
“iya iya, bawel!”
V bermain di sungai sambil menangkap ikan. Tapi tidak berhasil
“uhmm..kau mencari apa?”
“ikan..aku hanya iseng saja. Hey Nara-ah, kesini sebentar”
Nara berjalan menuju V, ia berdiri menghadap V. “ada apa?”
BYUR!
“hwaa..basah! awas kau V!”
Akhirnya mereka bermain air dan membuat diri mereka sendiri menjadi basah. V berhenti dan duduk di sebuah batu besar.
“uhh..ini sangat melelahkan” V mengeluarkan ponselnya. Ada satu pesan. Tapi ia tidak membalasnya. Ia merasa itu tidak penting. Ia masih melihat Nara bermain air, sesekali mencoba menangkap ikan kecil di sekitarnya.
“uwah! V! Aku menangkapnya!” teriak Nara samil melihatkan seekor ikan ke atas. “yah..lepas” terlihat raut kekecewaan di wajahnya
“haha..mukamu lucu!” tunjuk V
“terserah apa katamu”
Drrtt...Drrtt..
V mematikan telfonnya. Ia tidak ingin mengangkatnya.
“kenapa tidak kau angkat?”
“aku malas”
“bisa jadi itu pentingkan?”
“tidak. itu sangat tidak penting bagiku”
Tiba-tiba V mengambil jepit rambut yang dipakai Nara.
“kembalikan..akh..kembalikan V!”
“ambil saja kalau bisa” V mengangkat jepit rambut tersebut keatas
“kau curang! Kau itu tinggi! Akh..kembalikan” Nara berusaha melonca. Ia berhenti sebentar karena kecapekkan
“ahahaha..ambil saja kalau mau” V berlari di sungai dangkal tersebut. Itu memahkannya untuk berlari.
Nara mengejar V dengan sekuat tenaganya. V berhenti dan membalikkan badannya, hanya beberapa langkah lagi Nara akan sampai di tempat V berdiri.
“kembalikkan V..akkh..”
HAP!
Dengan cepat V menangkap tubuh Nara hingga mereka terjatuh di sungai. Nara kaget karena ia terpeleset menginjak batu licin, dan sekarang..ia bersandar pada dada bidang V.
V memeluk Nara erat. Mereka terdiam cukup lama
‘DEG! Kenapa aku diam? Ayolah bergerak’ rutuk Nara
‘DEG! Aku..aku rasa aku menyukainya..kenapa setiap di dekatnya..aku merasa berdebar? Aku..tidak tahu. Tapi kumohon, tetaplah seperti ini’
V makin mempererat pelukannya pada Nara
“ehhm..V-ah..katidak apa-apa?”
V segera tersadar dan menangkup wajah Nara. “ah..kau tidak terluka kan? Apa ada yang sakit? Bagian mana?” paniknya dan melepaskan pelukkannya tadi
“tidak..HAP! dapat! Hahaha..aku hanya bercanda. Pura-pura terjatuh!”
“benarkah?” tanya V
“tapi..aku benar-benar tidak tau kalau akhirnya akan seperti ini. Aku minta maaf” sesal Nara
“baiklah...sebagai tanda maaf, kau harusmencium pipiku!”
“apa?! Bagaimana dengan......”
“dengan apa?”
‘gawat! Kalau aku sebut Yura, pasti dia marah’ batin Nara
“kenapa kau diam? Ahha, aku hanya bercanda. Ayo cepat, kita cari jalan keluar.
***
Hari sudah sore. Jimin dan Junghwa berjalan mengelilingi desa bersama anggota lain.
“aku rasa kau perlu mengirimi V pesan”
“oh! Kau benar juga!” Jimin mengambil ponselnya dan mengirimi pesan ke V
“apa mereka dapat keluar?”
“tenang saja. Doa kan saja semua cepat selesai” Jung Hwa mengangguk
Drrtt..Drrtt..
From : V
Aku bersama Nara. Kami sedang mencari tempat berteduh untuk malam nanti. Jangan khawatirkan aku
To : Jimin
“ia bilang ia sedang mencari tempat berteduh. Hh..ini sudah jam 5 sore”
***
“ini sudah gelap”
“untung kia selesai membuatnya. Kau hebat membuat tempat berteduh”
“hehe..aku hanya mencobanya” ujar V.
Mereka duduk di depan api unggun. Sesekali Nara memasukkan ranting kecil kedalam api.
“mau?”
“oh? Terimakasih” ucap Nara meminum teh kotak yang di berikan V.
Drrtt...Drrtt..
V menoleh ke arah Nara seakan apa-boleh-aku-mengangkatnya-sebentar?. Nara hanya menangguk.
V berjalan menajuh. Ia mengangkat telfon tersebut
'hh..kurasa hari ini sangat menyenangkan. entah kenapa aku suka cara dia memperlakukan ku. apa aku sangat mencintainya?' gumam Nara. ia berdiri dan berjalan menuju V
Drrtt..Drtt..
“halo”
“halo sayang”
“sayang? Bisakah kau tidak memanggilku dengan sebutan itu?”
“tapi kan kita sudah bertunangan?”
“apa? Tunangan? Kalau kau tau, kenapa waktu itu kau bersama seorang pria di caffe sedang berciuman?”
“apa? Mana mungkin”
“aku ada bukti”
“aku...aku bisa jelaskan”
“aku muak denganmu Yura. Aku rasa cukup sampai disini. Aku ingin membatalkan pertunangan ini”
“tapi V..”
Tiit... telfon mati.
V kembali ke tempat semula.
“Nara...oh?! Nara-ah! Kau dimana?!
please gimme your love and comment ^^